Waste Solution Hub is a social innovation that aims to establish effective and responsible local waste collection area to the next level. Our services are divided  into four types i.e : Consult : Give win-win solution to solve common problems between waste pickers and waste collector by providing best practice knowledge that include resource and other services to improve waste collection areas; Create : Create a more systematic, integrated and sustainable waste management with ICT approach; Empower : Provide additional opportunities and soft skills to increase the  income for waste workers (pickers) for example : Center of Waste Solution (Training of Trainers, voluntary activities, craft, capacity building, etc); Solve : Build proper sanitation, environment, and health facilities. Our first project will be started  at “Kawasan Lapak Pemulung” in Tangerang Selatan, in collaboration with TMM Rumah Pohon (Movement that focus on inclusive communities in Tangerang Selatan).

WasteHub

Waste Solution Hub (WSH) aim to Establish the Effective and Responsible Local Waste Collection Area through Circular Economy Resources

Chapter 1
1. Bagaimana bertemu dengan co-founder?
Berawal dari persahabatan antara Ranitya Nurlita (Lita) dan juga Muhammad Yusuf (Yusuf) saat mengikuti program YSEALI Academic Fellow dalam bidang lingkungan hidup tahun 2014, mereka dipertemukan kembali Desember 2018 karena kesibukan masing-masing. Selama 4 tahun bersahabat, Lita dan Yusuf baru mengetahui bahwa mimpi mereka sama, yakni ingin membuat recycling center yang saling terintegrasi seperti yang mereka pernah kunjungi yaitu di Eco-cycle Boulder, Colorado. Sejak itu, Lita dan Yusuf mulai menyusun konsep ide bisnis yang akan dijalankan.

Tim utama dari Waste Solution Hub (WasteHub) terdiri dari empat pemuda dengan latar belakang yang beragam. Lita memiliki pengalaman yang kuat dalam berbagai kampanye dan aktivitas lingkungan termasuk hubungan dengan berbagai pemangku kepentingan sejak 2011, sementara Yusuf adalah profesional muda dalam bidang manajemen keberlanjutan.

Anggota tim kami yang lain, yaitu Siti Salamah (Siti) dan M. Arsad Aji Susanto (Aji). Siti adalah seorang audiolog yang memahami masalah kesehatan dan pendiri Rumah Pohon, sebuah inisiatif untuk membantu komunitas pemulung untuk mendapatkan pendekatan spiritual dan tambahan pendidikan non-formal. Aji adalah lulusan teknik informatika dengan spesialisasi dalam pengembangan digital, full stack, dan pengembang aplikasi seluler. Pada tahun 2017, Aji membantu Bank Sampah pemerintah kota Depok untuk memantau sampah dengan memberikan laporan secara berkala. 

Pada tahun 2017, Lita bertemu Siti dalam sebuah program yang disebut Youth Action Forum yang diinisiasi oleh UID (United in Diversity) Foundation. Sejak itu Siti dan Lita menjalin hubungan baik. Dari perteman tersebut, Lita mengingat bahwa dalam pengembangan sektor pengelolaan sampah, perlu melibatkan semua stakeholder dan pemulung salah satunya. Dengan membawa ide, Lita bertemu kembali dengan Siti dan memaparkan idenya. Sejak itu, dengan adanya tim kecil Lita, Yusuf, Siti, dan Aji, kami siap untuk menyelesaikan pengelolaan sampah yang terintegrasi dengan melibatkan semua pihak dan juga teknologi.

2. Perekrutan karyawan
Untuk saat ini, WasteHub merekrut karyawan yang hanya eventual, yakni pemulung yang kami bayar secara profesional untuk mengelola sampah selama kegiatan Waste Hub berlangsung. 

Dengan pengalaman Lita yang bekerja disebuah perusahaan/start up asing dan bertugas menjadi admin dimana semua dikerjakan, dan juga Siti yang berpengalaman sebagai HRD, selama ini sistem administrasi masih dikerjakan oleh Lita dan Siti. Adapaun untuk strategi bisnis adalah Yusuf, dan pengembangan teknologi dalam bentuk website dan App dikelola oleh Aji.

3. Perbedaan Jenis Kelamin dalam managerial tim
Dalam tim WasteHub, saat awal terbentuk, kami sudah memetakan kemampuan masing-masing dan perbedaan dari jenis kelamin tidak mempengaruhi kinerja dan jobdesk.

Chapter 2
1. Konsumen Pertama kami
Awalnya kami fokus terhadap pengembangan teknologi aplikasi, namun selama beberapa bulan terakhir kami sedikit menarik mundur dan mulai menggunakan teknik lain yakni mencari konsumen terlebih dahulu dengan pendekatan program. Konsumen pertama kami yakni Sekolah Swasta di Bogor dengan membuat program Duta Lingkungan Sekolah, setelah melihat bahwa pemasukan untuk mendapatkan revenue tidak dapat menutupi pengeluaran kami, kemudian kami banting stir dengan memberanikan diri mengambil market yang besar.

Awal Desember 2019, kami memberanikan diri untuk menyentuh market event dimana event di Jakarta dilakukan setiap harinya dan sampah yang dihasilkan akan berakhir di TPA. Selama ini, masih jarang komunitas, organisasi, unit bisnis yang mengelola. Dalam event ini, kami menjadi konsultan dan mengelola sampah selama acara sebanyak 2,189 ton. Sampah yang kami terima kami distribusikan ke mitra kami yang tersebar di area Jakarta. 

2. Evolusi produk - dari MVP ke pasar sekarang
Evolusinya :
1. Waste Hub menjadi konsultan Waste Management Event yang melibatkan pemulung disetiap aktivitas dengan pembayaran secara profesional. Total pengunjung yang berdampak selama event berkisar antara 19.037 pengunjung sejak tahun 2019 dan pemulung dan dibina sebanyak 1088 sejak tahun 2015.
2. Pengembangan Aplikasi dan Website terus kami kembangkan dengan mencoba perekrutan mahasiswa magang yang langsung disupervisi oleh tim IT kami.
3. Waste Hub menjadi konsultan pendampingan berbagai macam program CSR yang melibatkan hubungan baik antar perusahaan, pemerintah, dan masyarakat lokal.
4. Waste Hub menjadi sebuah perusahaan sosial yang mempunyai misi penyelesaikan permasalahan sampah dengan pendekatan pengembangan SDM yang terlibat yakni pemulung.
5. Indonesia Bebas Pemulung merupakan mimpi dari Waste Hub. Sebanyak 5 juta pemulung yang tersebar di seluruh Indonesia, harapannya tidak ada lagi pemulung, semua terintegrasi dan mendapat prioritas yang sama dalam kesejahteraan ekonomi.

3. Penggunaan Teknologi 
Penggunaan teknologi sangat berperan penting dalam pengembangan Waste Hub. Teknologi yang kami gunakan yakni dokumen penyimpanan online, serta GPS untuk menetukan mitra-mitra kami dalam bidang pengelolaan sampah secara koordinat.

Chapter 3
Dampak dan Juga Keberlanjutan
1. Tentang misi sosial
Misi Sosial kami yakni Indonesia Bebas Pemulung. Sebanyak 5 juta pemulung yang tersebar di seluruh Indonesia, harapannya tidak ada lagi pemulung yang hidup berkekurangan, semua mampu terintegrasi dan mendapat prioritas yang sama dalam kesejahteraan ekonomi.

2. Mengukur dampak sosial
WasteHub mengukur dampak dengan :
- Jumlah pemulung yang diberdayakan
- Tidak adanya anak pemulung yang putus sekolah
- Seberapa banyak pemulung yang mendapat penghasilan tetap, dan pendapatannya juga naik. Setiap event WasteHub mencoba untuk menaikkan pendapatan pemulung 500x lipat perharinya sesuai dengan jam kerja yang disepakati.
- Mitra WasteHub pendapatannya bisa naik

3. Cash flow dan keuntungan
Keuntungan yang WasteHub dapatkan yakni dari hasil fee konsultan 20-25% dari total biaya, penjualan sampah event yang dikelola ke Mitra, serta donasi pemberdayaan pemulung yang terus berputar untuk operasional.

Chapter 4
1. mencari mentor
Kami mendapatkan mentor yang sesuai dengan pengembangan bisnis kami. Ada yang mentor terkait sistem pengelolaan sampah, mentor terkait hubungan antar stakeholder, sampai mentor yang mempunyai visi yang sama dengan WasteHub dalam penyelesaian maslaah sampah dengan pendekatan ekonomi sirkular.

2. Mencari kolaborator
Salah satu misi dan nilai yang ditanamkan dari WasteHub adalah kolaborasi. Permasalahan sampah tidak akan selesai jika berjalan sendiri-sendiri, karena sampah datang terus menerus, dan yang mengelola masih sedikit. Bagi kami, semua mitra adalah kolaborator. Adapun Mitra WasteHub selama ini yakni Campaign, United in Diversity, E-Recycle, Rumah Millenials, Event organizer Sky Connection, Komunitas Muslim Terang Jakarta, Barisan Bangun Negeri, Shift Less Waste, STAN, Ekotifa, Bakrie Center Foudation, ASEAN Reusable Bag Campaign, Dede Suryana Place, Sahabat Alam Board Game, Rumah Pohon, Home Schooling kak Seto, dan sebagainya.

3. Mencari investor
Saat ini revenue kami masih mengandalkan jasa konsultan yang kami tawarkan ke berbagai macam mitra. Adapun keuntungan kami lebih kami gunakan untuk operasional perbulan, alat-alat penyediaan fasilitas sampah, dan juga manpower pemulung dalam setiap acara. Ada beberapa tawaran Angel Investor, namun untuk saat ini kami masih mempertimbangkan terkait hal tersebut.

WasteHub Coaching Class Worksheet

LEADS (leadership Experience & Development)
adalah sebuah program intensif pengembangan kepemimpinan dan penguatan kapasitas professional muda dalam menyediakan solusi permasalahan di masyarakat yang diinisiasi oleh Bakrie Center Foundation (BCF).
 
Di tahun 2019 Bakrie Center mengumpulkan 25 peserta penggiat sosial yang tersebar di seluruh indonesia dengan pengalaman minimal 3 tahun, untuk meperluas impact kepada lingkungan dan masyarakat melalui program LEAD yang selama 6 bulan peserta didampingi oleh para mentor yang professional guna mewujudkan sustainability development goals dan visi Indonesia lebih baik.

20 peserta dengan spesifikasi sebagai berikut setiap tema di pilih berdasarkan proposal dan konsep terbaik disaring menjadi 5 peserta setiap masing-masing tema. Dengan tema sebagai berikut;
-       Gerakan Lanjut kuliah untuk keluarga harapan
-       Pendampingan Pasien TBC
-       Pengelolaan Sampah oleh anak Jalanan
-       Pelatihan Uji Kompetensi Perawat

Dan kami tim Waste Solution Hub, diwakili oleh Siti Salamah menjadi 5 peserta terbaik dengan tema Pengelolaan sampah oleh anak jalanan.

Program LEAD memberikan Inkubasi selama 4 hari kepada 20 peserta terpilih sebelum para peserta focus kepada Projek dan campaign selama 6 bulan dan di bulan JULI 2020. Dengan 20 peserta akan di pilih 3 terbaik.

Selama masa Inkubasi kami peserta mendapatkan pelajaran sebagai berikut:
1.     Penguat kelembagaan komunitas By. Bapak Lutfia Kurnia -  Sekolah Relawan
2.     Becoming Sociopreneur By. Bapak Imbang - CEO bakrie Center Foundation
3.     Peluang dan Tantangan dalam pemanfaatan teknologi informasi untuk percepatan pencapaian SDG Indonesia 2030 By. Bapak Ananto - Staf ahli kementrian bidang inovasi dan daya saing kementrian pendidikan dan kebudayaan
4.     Theory Of Change By. Dessy Aliandrina – Founder & Executive Director Sociopreneur
5.     Pengantar Project Management By. Indri Ishanders & Rendra Kurniawan  – Program Lead Indonesia
6.     Project report &financial management By. mas Udhu Tri Kurnia
7.     Campaign dan branding By. Andi Primareta - ACT
8.     Content digital workshop By. Wahyu Ramadhan Wijanarko
9.     Starup Financing By. mas Robialmay Naufalmahdy – Angin
Setelah selesai masa inkubasi kami semua peserta mulai mengembangkan project kegiatan sosial kami dan memaksimalkan campaign  dan kolaborasi. Sampai final penentu pemenang di bulan Juli 2020. 

Waste Solution Hub menjadi peserta LEADS (Leadership Experience & Development) 2019

Pada tanggal 26 Desember 2019, tim WasteHub berkesempatan berdiskusi dengan Arrohman Archery terkait kerjasama untuk menambahkan keahlian memanah untuk anak pemulung jalanan, dan menambahkan kelas memanah dalam Program pemberdayaan anak jalanan yang diharapkan selama kegiatan pemberdayaan anak-anak pihak tim Archery akan menemukan anak pemulung yang berbakat dalam memanah.  
Dan kelak mampu memberikan contoh yang baik untuk anak pemulung/jalanan lainnya. 

Program Memanah Arrohman Archery X WasteHub

Selama 2020, target kami adalah membangun sistem yang terintegrasi khususnya dalam hal pengelolaan sampah organik dan anorganik. 

Pertengahan Januari 2020 lalu, mitra kami dalam pengelolaan sampah plastik berkunjung ke lapak pemulung untuk kerjasama lebih lanjut. 

Kunjungan Mitra Waste Hub di Lapak Pemulung 

#WasteTrip kami untuk belajar pengelolaan sampah selanjutnya yakni di Malang. Kami belajar sistem pengelolaan sampah di TPS 3R Mulyo Agung, Permakultur dan Cacing di RAJ Organik, magot, gaya hidup minim sampah bersama DK Wardhani serta mbak Kristin, kampung Tin, serta belajar konsep restoran #zerowaste di Retorika.

Setelah #WasteTrip ini, kami melanjutkan proses pemantapan sistem agar semua dapat berkaitan untuk mencapai ekonomi yang sirkular.

Mengenal inovasi pengelolaan sampah #WasteTrip Malang Januari 2020

Kondisi pantai sekitar Cimaja, Pelabuhan Ratu, Sukabumi yang banyak sampah plastik membuat para wisatawan terutama peselancar gerah. Salah satunya peselancar Internasional Dede Suryana. Sejak beberapa tahun lalu, Mang Dede sapaan akrabnya menginisiasi clean up di pantai Cimaja bersama peselancar dan komunitas yang lain. 

Tahun ini, menggandeng Waste Hub dan beberapa mitra lain, akan melaksanakan program Cimaja Berseri (Bersih, Sehat, Lestari) dimana beberapa programnya yakni edukasi ke sekolah SD-SMA, penyediaan infrastruktur pengolahan sampah, serta Eco Surfer.

Tanggal 1-2 Februari 2020, telah dilaksanakan bersih pantai, workshop teknik berselancar, serta bagaimana menjadi peselancar yang ramah lingkungan. Sorenya, kami berkunjung ke pemangku desa setempat untuk koordinasi terkait infrastruktur pengelolaan sampah di Desa Cikakak. 

Waste Hub x Cimaja Berseri

Coaching Class I
Lemonilo and Alpha JWC Ventures
Dalam Coaching Class I kami belajar tentang bagaimana business model, apa itu scalability, dan bagaimana menyampaikan presentasi yang baik.

Penjelasan dari Lemonilo berawal dari latar belakang mengapa Lemonilo didirikan. Masalah terbesar yakni gaya hidup sehat yang cenderung mahal. Lemonilo hadir untuk memberikan gaya hidup sehat yang sehat dan dapat dijangkau semua kalangan.

Awal yang dibuat yakni tentang MVP yang mampu menggambarkan mimpi besar dari lemonilo. Lemonilo memulai dengan pembuatan website lemonilo.com. Perekrutan pertama yakni tim IT dan product serta HR agar pengembangan produk MVP dapat maksimal. 

Selama 3 tahun, pengembangan lemonilo cukup pesat dengan penyempurnaan MVP dan juga prototyping. Saat ini lemonilo mempunyai 27 jenis produk selama 3 tahun.  

Pembicara kedua dari JWC Venture menjelaskan tentang bagaimana pendapat investor. Yang paling penting yakni terkait segmennya, jelas, fokus, dan juga efisien. 

Coaching Class II
Hara and Alpha JWC Ventures
Dalam Coaching Class II kami belajar tentang bagaimana mengetahui market, bagaimana riset ide, dan juga memahami kemampuan.

Penjelasan dari HARA diawali dengan 3 nilai yang dijunjung yakni integritas, berpikiran terbuka, dan mempunyi dampak. 

Berawal dari latar belakang mengapa HARA didirikan. Masalah yakni tentang pertanian, merupakan negara agraris namun banyak petani yang tetap miskin. HARA hadir untuk memberikan kesejahteraan petani.

Sampai saat ini, Hara telah bekerjasama dengan 28500 petani, 1800 mitra, dan 210 toko. 

Coaching Class III
Tanihub and Alpha JWC Ventures
Dalam Coaching Class III kami belajar tentang bagaimana membangun start up dengan pencarian banyak sumber pendanaan dan juga beberapa nilai mengapa untuk maju ke level selanjutnya.

Penjelasan dari Tanihub diawali dengan latar belakang untuk menaikkan taraf hidup petani. Sama dengan HARA dengan fokus ke pertanian, TaniHub juga mengembangkan market place dengan produk yang dihasilkan petani. Bermulai hanya B2C berlanjut ke B2B di Pasar Kramat Jati dan semakin meluas.

Awal yang dilakukan taniHub yakni mencari tim yang mempunyai visi sama “Agriculture for Everyone”. Saat ini TaniHub mempunyai cabang di Jakarta, Bogor, Bandung, Jogya, dan Surabaya dan akan terus berkembang seperti di Denpasar, Bali.

Hal yang paling menarik dari TaniHub mengapa mendapat investment dari JWC venture karena kepercayaan kepada founder, dan juga visi TaniHub yang sangat visioner.

Coaching Class IV
STOQO and Alpha JWC Ventures
Dalam Coaching Class IV kami belajar tentang bagaimana mempresentasikan ide bisnis ke investor.

STOQO fokus terhadap pengembangan warung tegal (warteg) dan warung nasi (warung nasi) sesuai dengan standar yang bersih. Saat 6 bulan pertama, STOQO masih memulai dari kantor dan tempat produksi yang sangat minim sampai akhirnya mempunyai warehouse yang besar dengan karyawan yang banyak.

STOQO menjelaskan hal yang membuat mereka mereka terus bertahan dengan value/nilai yakni setiap individu mempunyai ciri khas dan kemampuan yang berbeda, maka perbedaan gender tidak membuat masalah dalam kinerja tiap divisi/tim.

MVP dari STOQO yakni dimulai dengan whatsapp order, dan dilanjutkan semua dengan manual seperti database. Saat ini STOQO menggunakan banyak sofware untuk pengembangan dan semua otomatis melalui sistem software.

Coaching Class 1-4

Belajar Sampah Organik
di minggu ke 2 di bulan Januari 2020 kami tim WasteHub berkunjung ke Kota Bandung dengan tujuan untuk belajar lebih tentang pengelolaan sampah Organik yang sudah banyak di lakukan pihak pemerintah kota Bandung.

- Hari pertama tanggal 11 Januari 2020,
kami mengunjungi kediaman Ibu Dewi wanita inspiratif yang sangat fokus kepada pengelolaan sampah di Kota Bandung beliau bekerja di DLHK kota Bandung dari beliau kami belajar bagaimana pengelolaan sampah rumahan yang notabene paling banyak sampah organik. kesimpulan dari pertemuan kami dengan ibu dewi adalah sebagai berikut:
a. untuk sampah organik rumahan : bisa di kelola dengan tong komposter biasa, ember susun atau dengan wasima (wadah sisa makanan)
semuanya menghasilkan pupuk cair dan kompos dengan jarak waktu paling lama 14 hari. Berbeda jika ingin lebih cepat proses pembusukan bisa dengan menggunakan KOHE(kotoran Hewan)
b. untuk sampah kebun : ada teknik rumah daun, dan bata susun dengan tujuan agar mengembalikan sampahnya kepada asalnya, dengan tekhnik ini sampah yang di kumpulkan bisa langsung di panen komposnya setelah 14 hari.
c. Biodigester : teknik pengelolaan sampah dengan mengubah senyawa sampah menjadi energi dengan menggunakan teknik khusus/ dan mesin khusus.
d. Magot adalah larva black soldier Fly yang bisa menjadi pakan alternatif untuk budidaya perikanan. Magot memiliki kemampuan merombak limbah atau sampah organik lebih khusus sampah organik. Dengan memakan sampah organik magot bisa mengkonversikan sampah organik menjadi sumber protein yang bisa di gunakan untuk pakan ikan.

- Di hari ke 2 tanggal 12 Januari 2020
Kami mengunjungi kediaman Bapak Tatang yang merupakan aktivis lingkungan yang fokus kepada pengembangan pengelolaan sampah organik, beliau melakukan banyak eksperimen untuk menemukan metode apa yang tepat untuk bisa dilakukan langsung di sumber sampahnya. Dan membuat eksperimen—eksperimen lainnya terkait pengelolaan sampah organik yang menarik dan bisa dilakukan banyak orang. WASIMA adalah eksperimen pengelolaan sampah organik rumahan yang di kembangkan oleh bapak tatang. Dengan adanya wasima bapak tatang berharap setidaknya sudah ada beberapa sumber sampah yang melakukan pengelolaan sampah secara pribadi sehingga kapasitas pengangkutan sampah/timbunan sampah berkurang.
 
Dengan bapak tatang kami belajar teknik pengelolaan sampah  sangat banyak Mulai dari Wasima, eco enzim, teknik permaculture, mesin pencacah sederhana, budidaya magot, sampah organik menjadi pakan ternak, dan teknik pengelolaan sampah organik di beberapa pasar di kota bandung. Dan masih banyak lainnya. Beliau sangat antusis & berharap banyak anak muda yang mampu fokus kepada pengelolaan sampah organik.
 
Di bulan februari bapak tatang akan meresmikan konsep permaculture di kawasan pendopo kota Bandung.

Selain mengunjungi Pak Tatang dan Bu Dewi, kami juga menjalin hubungan baik dengan Komunitas Shift #LessWaste untuk pengelolaan masjid yang lebih baik.

Mengenal inovasi pengelolaan sampah organik #WasteTrip Bandung Januari 2020

Waste Solution Hub is social business that connects waste pickers with potential users through ICT approach. Our goal is to elevate and establish the effective and responsible local waste collection area through circular economy resources.

This year is our first year. We need you as #BeSociopreneur to support our waste pickers and also our circular economy resources every city around Indonesia. For our early programs 2020, it will more focus around Jakarta, South Tangerang, and Sukabumi.

Do you know some facts about our country?
“Indonesia is estimated to generate over 190,000 tons of waste every day, the majority of which is organic waste. Plastic constitutes around 25,000 tons per day of which at least 20 percent is believed to end up in rivers and coastal waters. Every 20 minutes, the equivalent of a 10-ton truckload of plastic is dumped into the waters around Indonesia” - The Jakarta Post 2019

Do you know your nearby recycling center? Do you know how to process your waste before end up into landfill?

Support us, we offer end-to-end waste management system that led organizers do in sustainable ways.

Waste Solution Hub, Sustainable ways for your waste!

More : wastehub.id

Vote Waste Solution Hub for YCSE Academy 2.0

Pada tanggal 2-3 Januari 2020 kami bekerjasama dengan MAN 10 JAKARTA dalam program Pengabdian masyarakat dan dari Pihak MAN 10 JAKARTA mengirimkan 10 Siswanya untuk melakukan kegiatan sosial belajar mengajar dan kegiatan sosial lainnya. 

Berikut beberapa foto kegiatan selama siswa siswi MAN 10 JAKARTA mengabdi mengajar 15 anak warga Lapak Pemulung Jalan Caraka Buana Tangerang Selatan. 

MAN 10 JAKARTA Mengabdi Mengajar

Pada tanggal 5 Januari 2020 tim WasteHub berkesempatan diundang oleh komunitas Ibu-ibu kawasan BSD DELATINOS yang memberikan nama komunitasnya SUU (sahabatUmmu Umara) – dengan maksud Program pemberdayaan anak jalanan dengan program pengelolaan sampah tidak akan berjalan maksimal jika tidak didukung dengan pemberdayaan Ibu dari anak jalanan/ pemulung tersebut. Dan Tim ibu-ibu SUU bermaksud ingin melakukan/mendukung program WasteHub terkait pemberdayaan Ibu dari anak Pemulung/jalanan yang kami bina.

SUU X WasteHub

Waste Solution Hub bekerja sama dengan Halal Expo Indonesia telah mendukung #LessWasteEvent pada tanggal 6-8 Desember 2019. Selama 3 hari sebanyak 2,189 ton sampah kami kumpulkan dan sampah organik diolah menjadi pupuk.


Waste Solution Hub mengelola sampah selama Halal Expo Indonesia

Waste Solution Hub bekerja sama dengan Terang Jakarta akan mendukung #LessWasteEvent "New Escape - A Night to Remember" pada tanggal 31 Desember 2019 di Masjid Raya Pondok Indah. Total sampah yang kami kelola yakni 201,45 kg dengan jumlah pengunjung 4037. Dari jumlah tersebut diperolah timbulan sampahnya yakni 0,050 kg.

Waste Solution Hub mengelola sampah acara ESCAPE

“Sampah di kota Depok sudah overload”, begitu bunyi halaman utama media daring lokal akhir-akhir ini. Kota Depok yang terletak di Provinsi Jawa Barat merupakan kota penyangga Ibukota Jakarta yang berbatasan langsung dengan kotamadya Jakarta Selatan di sebelah utara. Berdasarkan data yang kami himpun, setidaknya warga Depok menghasilkan sejumlah 1300 ton sampah setiap harinya, hal ini setara dengan hampir seperlima jumlah sampah yang dihasilkan warga Jakarta sebanyak 7000 ton per hari. Padahal, luas wilayah kota Depok hanya sepertiga dari luas keseluruhan provinsi DKI Jakarta. Menurut data BPS Kota Depok tahun 2017, jumlah penduduk kota Depok ialah 2.254.513 jiwa.

Hal ini melatarbelakangi Waste Solution Hub untuk menawarkan program inovasi di event Depok Innovation Week 2019.

Pada tanggal 26 September 2019, Waste Solution Hub mendapat kesempatan untuk presentasi program di Auditorium ILRC yang diwakili oleh Ranitya Nurlita dan Siti Salamah.


Waste Solution Hub menjadi 10 besar Inovasi dalam Depok Innovation Week 2019

SDG PIPE (Sustainable Development Goals Pemuda Indonesia Penggerak Perubahan) adalah program kolaborasi Go Global Indonesia bersama Campaign dan PIRAC untuk memberikan apresiasi kepada para inovator muda Indonesia yang sudah memulai gerakan maupun usaha sosial (digital dan non-digital) untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Waste Solution Hub terpilih menjadi pemenang dalam SDG Pipe tahun 2019. Salah satu pengalaman yang sangat mengesankan yakni mendapatkan workshop pengembangan bisnis mulai dari design thinking, finance, dan juga kunjungan ke Madrid, Valencia, dan Barcelona.

SDG PIPE 2019

Waste Solution Hub (WasteHub) adalah  inovasi sosial yang berfokus pada pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular di daerah urban dengan pendekatan sistem teknologi terintegrasi.

Pengembangan WasteHub diawali sejak Desember 2018 dengan menjalankan proses early assessment di Kawasan Lapak Pemulung Cipadu.

Pada tanggal 12-16 Oktober 2019, Hangzhou, China, WasteHub mendapat kesempatan untuk Pitching di event bergengsi yang bernama The 5th China College Student “Internet Plus” Innovation and Entrepreneurship Competition. China College Student “Internet Plus” Innovation and Entrepreneurship Competition telah diadakan sejak 2015 dan menjadi event penghargaan inovasi dan kewirausahaan terbesar bagi lulusan universitas di dunia. Penghargaan keempat yang diadakan pada 2018 melibatkan partisipasi 2.278 universitas dari 50 negara dan lebih dari 2,65 juta lulusan perguruan tinggi Tiongkok mendaftar untuk penghargaan ini, dengan lebih dari 640.000 aplikasi.

Pada tanggal 13 Oktober 2019, tim Waste Hub yang diwakili oleh Ranitya Nurlita dan Muhammad Yusuf melakukan kompetisi pitching di Grup International Track Final Competition dan mendapat posisi 21 dari 60 besar Internasional. Dalam malam penghargaan tanggal 16 Oktober 2019 di Zhejiang University, WasteHub mendapatkan posisi Silver Medal.

Awal yang baik bagi kami dalam proses ideation, validation dan kami banyak mendapatkankan input dari juri dan juga network baru disana.

Waste Hub mendapat Silver medal dalam The 5th China College Student “Internet Plus” Innovation 2019

Target dari Waste Solution Hub yakni :
(1) GENDER DAN USIA : Pria / Wanita berusia 17-45 tahun
(2) KATEGORI : rumah tangga, siswa (tinggal di sekitar kampus), kantor, penjual pasar di area Pasar Cipadu, Bintaro, Pemulung (Hampir lima juta orang terdata sebagai 'Pemulung' di Indonesia dan terlibat dalam sektor pengelolaan sampah informal (KLHK 2018))
(3) 3000 pengguna WSHApp dan 300 pemulung mandiri finansial.  

Perkiraan dana selama 3 tahun yakni 3 Milyar dengan meliputi berbagai macam anggaran untuk : 
(1) Personal cost(karyawan)
(2) Pengembangan Aplikasi
(3) Pengembangan dan training pemulung
(4) Pembuatan fasilitas MCK/Kesehatan/Lingkungan
(5) Pembebasan/Sewa lahan pemulung

Kami membutuhkan peran kamu agar mimpi ini bisa terwujud!

Mari Tersenyum dan Merubah Masa Depan Mereka

Waste Solution Hub adalah inovasi sosial yang bertujuan untuk membangun lapak pemulung yang efektif dan bertanggung jawab. Layanan kami dibagi menjadi empat jenis yakni (1) Consult dengan memberikan win-win solution untuk menyelesaikan masalah umum antara bandar lapak dan pemulung untuk meningkatkan area pengumpulan sampah; (2) Create dengan membuat pengelolaan sampah yang lebih sistematis, terintegrasi dan berkelanjutan dengan pendekatan teknologi; (3) Empower dengan meningkatkan pendapatan bagi pemulung. dengan memberikan peluang tambahan dan soft skill (Pelatihan, kegiatan sukarela, kerajinan, peningkatan kapasitas, dll); (4) Solve dengan membangun fasilitas sanitasi, lingkungan, dan fasilitas kesehatan yang layak. 

Saat ini, kami bekerjasama dengan organisasi-organisasi TMM Rumah Pohon, Bambu Pelangi, Al Falah STAN, Bank Sampah Induk Rumah Harum, sebagai mitra penyelenggara dengan pemulung. 

Adapun untuk beberapa program utama kami yakni (1) Feasibility Studies dengan melakukan sensus pemulung, pemetaan indikator keberhasilan inovasi, gender assessment dan action plan; (2) Pengembangan Mobile App WSH yang merupakan inovasi teknologi tentang pengelolaan sampah perumahan; serta (3) Pelatihan Intensif WSH APP : pelatihan pemulung dengan nilai pemberdayaan dan peningkatan ekonomi

Proyek pertama kami di Kawasan Lapak Pemulung dekat Pasar Cipadu, Tangerang Selatan, bekerja sama dengan TMM Rumah Pohon (Gerakan yang berfokus pada masyarakat inklusif di Tangerang Selatan). Saat ini, proyek yang sedang kami jalankan yakni penggalangan dana donasi karena lapak akan digusur bulan November 2019.

Waste Solution Hub sebuah Upaya Pengelolaan Sampah Berkelanjutan dengan Pendekatan Sosial & Ekonomi

Proyek ini masih dalam skala kecil yakni di kawasan lapak pemulung Pasar Cipadu. Bekerjasama dengan TMM Rumah Pohon, tanggal 17 Agustus 2019 lalu kami melakukan berbagai macam perlombaan dengan pemulung dan keluarganya untuk memperingati Hari Ulang Tahun ke 74 Republik Indonesia.

Mimpi Besar Kami dari Langkah yang Kecil

Waste Solution Hub merupakan inovasi yang baru kami kembangkan beberapa bulan lalu. Adapun yang sedang kami lakukan yakni (1) Feasibility Studies dengan melakukan sensus pemulung, pemetaan indikator keberhasilan inovasi, gender assessment and action plan; (2) Prototype Mobile App WSH yakni pengembangan inovasi teknologi tentang pengelolaan sampah perumahan dengan berbagai macam fitur pendukung; (3) Pelatihan Intensif WSH APP selama 3 bulan seperti pelatihan kerajinan dari sampah organik, kertas, dan plastik, pengelolaan sampah, keterampilan kewirausahaan skala mikro. 

Proyek pertama kami di Kawasan Lapak Pemulung dekat Pasar Cipadu, Tangerang Selatan, bekerja sama dengan TMM Rumah Pohon (Gerakan yang berfokus pada masyarakat inklusif di Tangerang Selatan). Saat ini, proyek yang sedang kami jalankan yakni penggalangan dana donasi karena lapak akan digusur bulan November 2019.


Aktivitas Kami

Inovasi Waste Solution Hub mempunyai beberapa capaian yakni dengan (1) Kami mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dibidang Education, Clean Water and Saniation, Decent Work and Economic Growth, sert Partnership of the Goals; (2) WSH App mudah untuk digunakan; (3) Menyelesaikan masalah sosial, lingkungan, dan sampah dalam satu wadah/platform aplikasi; (4) Memberikan kesempatan untuk donasi, kegiatan sukarela atau berkunjung; (5) Dapat diterapkan diseluruh wilayah Indonesia dan akan menjadi salah satu upaya menyelesaikan permasalahan sosial terkait pemulung

Permasalah Sampah Selesai dalam Satu Genggaman WSHApp

Sebanyak 7.400 ton sampah diproduksi setiap hari di Jakarta dan sejumlah besar pemulung (pemulung) ada di seluruh Indonesia. Masalah ini juga mengarah pada masalah sosial antara pemerintah dan pemulung. Kondisi komunitas pemulung di kawasan Bintaro, di selatan Jakarta cukup mengkhawatirkan. Mereka hidup dalam ketidaklayakan dengan rumah sementara di tanah semi ilegal dengan fasilitas sanitasi yang terbatas. Penghasilan mereka bervariasi antara 1-1,5 juta rupiah per bulan dan dapat dikatakan rendah dibandingkan dengan tingkat nasional. Kondisi ini mendorong kami untuk membuat Waste Solution Hub sebagai inisiatif untuk meningkatkan taraf hidup pemulung dengan pendekatan ekonomi dan sosial serta mengatasi masalah lingkungan, khususnya dalam pengelolaan sampah.

Selain itu, motivasi kami mengikuti SDG PIPE karena kami membutuhkan bimbingan untuk meningkatkan kemampuan tentang inovasi kami, indikator pencapaian proyek, keberlanjutan, pendanaan, kemitraan dan hal lainnya. Kami sangat percaya bahwa jaringan untuk kolaborasi dan kemitraan lebih lanjut dalam waktu dekat akan dapat kami dapatkan dengan program ini.