Fokus pada kasus kekerasan seksual seringkali mengambil sudut yang menyudutkan korban, seperti mengapa keluar malam, mengapa memakai baju yang terbuka, dan seterusnya. Hal ini membuat perempuan enggan melaporkan kasus kekerasan seksual, bahkan tidak mau membicarakannya dengan orang terdekat.<div><br /></div><div>Kebisuan ini sudah terlalu bising untuk tidak dihiraukan. Sudah saatnya semua orang mengambil peran dalam menurunkan angka kekerasan seksual karena apa yang terjadi pada korban tidak hanya mempengaruhi korban, akan tetapi mempengaruhi orang terdekat korban, keluarganya, komunitasnya bahkan lingkungan bekerjanya.</div><div><span style='line-height: 1.42857;'><br /></span></div><div><span style='line-height: 1.42857;'>Mulai dari keinginan untuk memulai pembicaraan mengenai kekerasan seksual, Lentera Indonesia bersama Magdalene sebagai mitra media, mengajak seluruh lapisan masyarakat, termasuk organisasi dan komunitas lainnya untuk berjejaring dan memecah kebisuan ini.</span></div><div><div><br /></div><div>Melalui kampanye MulaiBicara, diharapkan isu kekerasan seksual akan menjadi isu yang bersahabat, bukan sesuatu yang tabu untuk dibicarakan. Lebih lagi, dengan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang isu kekerasan seksual, diharapkan semakin banyak korban/penyintas yang berani bersuara.</div><div><span style='line-height: 1.42857;'><br /></span></div><div><span style='line-height: 1.42857;'>Lets break the silence and lets TalkAbout. Mari memecah kebisuan dan MulaiBicara</span></div></div>

MulaiBicara

Mari Pecah Kebisuan Untuk Hentikan Kekerasan Seksual Sekarang!

<div>EM FISIP UNTIRTA 2021 menggelar Diskusi Publik dalam agenda Puan Kelana dengan mengangkat tema “Urgensi Perlindungan Hukum Dalam Mencegah dan Menangani Kasus Kekerasan Seksual”</div><div><br></div><div>yang akan diselenggarakan pada:</div><div><br></div><div>🗓 : Rabu, 28 Juli 2021</div><div>⏰: 19.30 WIB s/d Selesai</div><div>📍 : Zoom Meeting</div><div><br></div><div>👥 Narasumber :</div><div>1. Ika Arinia Indriyany, S.IP, M.A (Dosen Fisip UNTIRTA)</div><div>2. Mumtahanah (Direktur LBH APIK Banten)</div><div>3. Selvi Sulistianj (Mahasiswa FISIP UNTIRTA)</div><div><br></div><div>👤 Moderator : Maitsa Amania (Kepala Departemen Kajian dan Aksi Strategis - BEM FISIP UNTIRTA 2021)</div><div><br></div><div>Informasi Link pendaftaran : https://bit.ly/PuanKelana</div><div><br></div><div>Atau silahkan hubungi kontak dibawah ini :</div><div>Merina Afiaty (0815-1794-6829)</div><div><br></div><div>Join with us! Agar dapat mengetahui kondisi terkini mengenai permasalahan yang bersangkutan dengan kaum perempuan serta permasalahan kekerasan seksual terhadap perempuan.</div><div><br></div><div>@bemfisipuntirta</div>

Puan Kelana: “Urgensi Perlindungan Hukum Dalam Mencegah dan Menangani Kasus Kekerasan Seksual”

<span style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(26, 26, 26, 0.301961); caret-color: rgb(38, 38, 38); color: rgb(38, 38, 38); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; -webkit-text-size-adjust: 100%; background-color: rgb(255, 255, 255);">Kejahatan seksual merupakan hal yang marak terjadi di masyarakat. Selain itu, kejahatan seksual juga bisa terjadi kepada siapa saja dan dimana saja. Jika dipikir-pikir, kok bisa ya ada orang yang mau melakukan kejahatan seksual.&nbsp;</span><br style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(26, 26, 26, 0.301961); caret-color: rgb(38, 38, 38); color: rgb(38, 38, 38); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; -webkit-text-size-adjust: 100%;"><br style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(26, 26, 26, 0.301961); caret-color: rgb(38, 38, 38); color: rgb(38, 38, 38); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; -webkit-text-size-adjust: 100%;"><span style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(26, 26, 26, 0.301961); caret-color: rgb(38, 38, 38); color: rgb(38, 38, 38); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; -webkit-text-size-adjust: 100%; background-color: rgb(255, 255, 255);">Teman-teman pasti penasaran kan dengan apa sih yang dipikirkan oleh pelaku? Apa aja sih alasan mereka melakukan kejahatan?</span><br style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(26, 26, 26, 0.301961); caret-color: rgb(38, 38, 38); color: rgb(38, 38, 38); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; -webkit-text-size-adjust: 100%;"><br style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(26, 26, 26, 0.301961); caret-color: rgb(38, 38, 38); color: rgb(38, 38, 38); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; -webkit-text-size-adjust: 100%;"><span style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(26, 26, 26, 0.301961); caret-color: rgb(38, 38, 38); color: rgb(38, 38, 38); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; -webkit-text-size-adjust: 100%; background-color: rgb(255, 255, 255);">Jangan lewatkan psyminar “Inside Sexual Offender’s Mind” dengan cara mendaftarkan diri kalian! Psyminar ini akan dilaksanakan pada:</span><br style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(26, 26, 26, 0.301961); caret-color: rgb(38, 38, 38); color: rgb(38, 38, 38); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; -webkit-text-size-adjust: 100%;"><span style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(26, 26, 26, 0.301961); caret-color: rgb(38, 38, 38); color: rgb(38, 38, 38); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; -webkit-text-size-adjust: 100%; background-color: rgb(255, 255, 255);">🗓️ 24 Juli 2021</span><br style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(26, 26, 26, 0.301961); caret-color: rgb(38, 38, 38); color: rgb(38, 38, 38); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; -webkit-text-size-adjust: 100%;"><span style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(26, 26, 26, 0.301961); caret-color: rgb(38, 38, 38); color: rgb(38, 38, 38); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; -webkit-text-size-adjust: 100%; background-color: rgb(255, 255, 255);">⏰ 15.30 WIB - Selesai</span><br style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(26, 26, 26, 0.301961); caret-color: rgb(38, 38, 38); color: rgb(38, 38, 38); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; -webkit-text-size-adjust: 100%;"><span style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(26, 26, 26, 0.301961); caret-color: rgb(38, 38, 38); color: rgb(38, 38, 38); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; -webkit-text-size-adjust: 100%; background-color: rgb(255, 255, 255);">🖥️ Via Zoom</span><br style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(26, 26, 26, 0.301961); caret-color: rgb(38, 38, 38); color: rgb(38, 38, 38); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; -webkit-text-size-adjust: 100%;"><br style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(26, 26, 26, 0.301961); caret-color: rgb(38, 38, 38); color: rgb(38, 38, 38); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; -webkit-text-size-adjust: 100%;"><span style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(26, 26, 26, 0.301961); caret-color: rgb(38, 38, 38); color: rgb(38, 38, 38); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; -webkit-text-size-adjust: 100%; background-color: rgb(255, 255, 255);">Link Pendaftaran: bit.ly/psyminarsexualoffender</span><br style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(26, 26, 26, 0.301961); caret-color: rgb(38, 38, 38); color: rgb(38, 38, 38); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; -webkit-text-size-adjust: 100%;"><br style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(26, 26, 26, 0.301961); caret-color: rgb(38, 38, 38); color: rgb(38, 38, 38); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; -webkit-text-size-adjust: 100%;"><span style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(26, 26, 26, 0.301961); caret-color: rgb(38, 38, 38); color: rgb(38, 38, 38); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; -webkit-text-size-adjust: 100%; background-color: rgb(255, 255, 255);">Sampai jumpa! Semoga seminar ini dapat menambah wawasan kita mengenai pelaku kejahatan seksual 😊</span><br style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(26, 26, 26, 0.301961); caret-color: rgb(38, 38, 38); color: rgb(38, 38, 38); font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; -webkit-text-size-adjust: 100%;">

Criminal Series: Inside Sexual Offender’s Mind 

<div>Kekerasan dalam pacaran; seberapa sering kita denger ungkapan ini di sekitar kita? Pas pertama kali denger, apa yang terlintas di kepala?</div><div><br></div><div>Scene cisgender laki-laki yang manipulatif ke pasangan perempuannya? Scene cisgender laki-laki yang abusif secara fisik ke pasangan perempuannya? Atau, scene cisgender laki-laki yang abusif secara verbal ke pasangan perempuannya?</div><div><br></div><div>Hmm, bentar-bentar. Kok scenenya semuanya cisgender heteroseksual, ya? Emang kekerasan dalam pacaran, itu cuma kejadian di hubungan antar cisgender heteroseksual aja ya?</div><div><br></div><div>Di #TMTalks oleh Transmen Talk Indonesia kali ini, kita bakal ngobrol santai bareng Mba Anita yang saat ini jadi Konselor Hukum di Rifka Annisa, nih, tentang kekerasan dalam pacaran sebenernya 'milik' siapa, sih?</div><div><br></div><div>Jangan sampe ketinggalan!&nbsp;</div><div><br></div><div>Mimin Aaron bareng Mbak Anita bakal ngobrol banyak tentang "Kekerasan dalam Pacaran, Milik Siapa?" pada:</div><div><br></div><div>🗓️ Selasa, 20 April 2021</div><div>⏰ 20.00 WIB</div><div>📱 Instagram Live @transmentalk.id</div><div><br></div><div>Sampai ketemu Selasa malam!</div>

Kekerasan Dalam Pacaran, Milik Siapa? 

<div>Pelecehan Seksual: Siapa yang Disalahkan? 🤔</div><div><br></div><div>Sudah bukan rahasia umum bahwa kebanyakan korban pelecehan seksual memilih untuk diam karena menghindari perasaan malu dan dikucilkan akibat adanya stigma di masyarakat bahwa terjadinya pelecehan seksual merupakan kesalahan korban.</div><div><br></div><div>Senat Mahasiswa Atma Jaya mempersembahkan: AHA Talks! dengan tema "Pelecehan Seksual: Siapa yang Disalahkan?" Bersama (speakers), (speakers), dan (speakers), mari kita kupas realita pelecehan seksual di Indonesia dan bersama patahkan ketidakadilan yang kerap korban terima!</div><div><br></div><div>Save the date ❗️</div><div>📅 : Sabtu, 17 April 2021</div><div>🕐 : 14:00 - End</div><div>📍 : Zoom Meeting</div><div><br></div><div>Benefits:</div><div>• Ilmu yang bermanfaat ✅</div><div>• E-certificate untuk setiap peserta ✅</div><div>• SKP untuk mahasiswa Atma Jaya ✅</div><div>• DOORPRIZE ✅</div><div><br></div><div>Registration fee:</div><div>💸 Free 💸&nbsp;</div><div><br></div><div>🔗 Registration Link 🔗</div><div>https://bit.ly/AHATalks&nbsp;</div><div><br></div><div>⚠️ Terbuka untuk umum ⚠️</div><div><br></div><div>Tunggu apa lagi? Segera daftarkan dirimu dan dapatkan ilmu bermanfaat yang akan membuka pandanganmu lebih luas dari sebelumnya! Sampai jumpa! 👋</div><div><br></div><div>For further information:</div><div>08159426757 (Nael)</div>

Pelecehan Seksual: Siapa yang Disalahkan?

<div>[DISKUSI MISKONSEPSI RUU P-KS]&nbsp;</div><div><br></div><div>Dengan bangga Women's March Jember 2021 mempersembahkan Forum Diskusi yang berjudul "MISKONSEPSI RUU P-KS, CEK FAKTANYA!"&nbsp;</div><div>dalam rangka meningkatkan wawasan masyarakat mengenai RUU P-KS yang tidak kunjung di sahkan serta memberikan pengetahuan yang komprehensif tentang RUU P-KS tidak hanya pada perempuan tapi juga semua lapisan masyarakat. Diskusi publik ini akan dilaksanakan pada:&nbsp;</div><div><br></div><div>🗓 Hari/tgl: Senin, 1 Maret 2021</div><div>⏰ Pukul: 19.00-21.00 WIB</div><div>Terbuka untuk umum via Zoom meeting</div><div><br></div><div>Dengan pembicara:&nbsp;</div><div>1. Asfinawati - Direktur YLBHI</div><div>2. Nova Wulandari - Women's March Jember&nbsp;</div><div><br></div><div>Dan akan di pandu oleh:&nbsp;</div><div>1. Zuchal MJ - Women's March Jember</div><div><br></div><div>Kuota terbatas, silahkan mendaftar di tiny.cc/Diskusi-RUUPKS atau klik link di bio Instagram Women's March Jember (@womensmarchjember).&nbsp;</div><div><br></div><div>Sampai bertemu di sana!&nbsp;</div>

Cek Fakta Tentang RUU P-KS Yuk!

<div>Kohati Hukum Brawijaya</div><div>Proudly Present</div><div>✨Sekolah Gender✨</div><div>Social Movement For Justice</div><div>“Membangkitkan Perjuangan Kesetaraan Gender Untuk Menegakkan Keadilan Masyarakat”</div><div><br></div><div>Diskriminasi berdasarkan gender masih terjadi pada seluruh aspek kehidupan.&nbsp;</div><div>Maka dari itu Kohati Komisariat Hukum Brawijaya akan mengadakan "Sekolah Gender" yang dilaksanakan selama 2 hari dengan materi yang akan dibawakan oleh masing-masing narasumber hebat yaitu :&nbsp;</div><div><br></div><div>Hukum dan Keadilan Gender : Problem Ketidakadilan dan Ekslusivitas Gender</div><div>👨🏻‍💼 Gus Aan</div><div>- Koordinator Jaringan Islam Anti-Diskriminasi</div><div><br></div><div>Women’s Right Movement : Peran Bantuan Hukum Gender Struktural Untuk Gerakan Sosial</div><div>👩🏻‍💼 Asfinawati</div><div>- Direktur YLBHI</div><div><br></div><div>Apa Itu Feminisme? : Urgensi Penerapan Feminisme di Indonesia</div><div>👩🏻‍💼 Olin Monteiro</div><div>- Aktivis dan produser dokumenter</div><div><br></div><div>Subordinasi Perempuan : Beban Ganda dan Pemisahan Ruang Privat-Publik Perempuan</div><div>👩🏻‍💼 Lini Zurlia</div><div>- ASEAN SOGIE</div><div><br></div><div>Konvergensi Feminisme dan Islam : Implementasi Nilai Feminis dan Islam dalam Perjuangan Perempuan</div><div>👩🏻‍💼 Feby Indirani</div><div>- Feminist Muslim&nbsp;</div><div><br></div><div>Sekolah Gender Kohati Hukum Brawijaya bertujuan untuk memberikan pemahaman dengan benar untuk menegakkan keadilan masyarakat.&nbsp;</div><div><br></div><div>💎Fasilitas💎</div><div>1. 💵 FREE HTM</div><div>2. 🖼️ FREE E-Certificate</div><div>3. 🎁 Hadiah untuk beberapa nominasi</div><div><br></div><div>Save the date!!! 📝</div><div>Pendaftaran</div><div>🗓️ 15-26 Februari 2021</div><div>📱Link Pendaftaran : bit.ly/pendaftaransenderkohatihukumbrwj</div><div>➖➖➖➖➖➖➖➖</div><div>Pelaksanaan Acara</div><div>🗓️ 27-28 Februari 2021</div><div>📱ZOOM Meeting : link akan dibagikan melalui group</div><div><br></div><div>📞 Narahubung :</div><div>Farah Arifah (081717716658)</div>

Bangkitkan Perjuangan Kesetaraan Gender di Event Sekolah Gender!

<div>Hai, Changemakers!&nbsp;</div><div><br></div><div>Ada anggapan karena sebagian besar korban kekerasan seksual adalah perempuan, sehingga hanya perempuan saja yang dianggap perlu bersuara melawan itu. Anggapan yang gak hanya membebani perempuan, tetapi juga membuat perjalanan menghapus kekerasan seksual makin panjang.</div><div><br></div><div>Saatnya laki-laki untuk terlibat dan bersuara, selain karena sebagian besar pelaku adalah laki-laki, laki-laki juga bisa lho jadi korban!</div><div><br></div><div>Nah makanya penting untuk kita meningkatkan awareness dan mengingatkan kesesama laki-laki, agar lingkungan kita, termasuk kampus, aman dari kekerasan seksual.&nbsp;</div><div><br></div><div>Yuk ikutan diskusi tentang hal ini di Campus Online Talkshow bertema “Ciptakan Kampus Aman, Laki-laki Perlu Kontribusi”</div><div><br></div><div>🗓 Jumat, 19 Februari 2021</div><div>⏰ Jam 16.00</div><div>📱 Zoom</div><div><br></div><div>Langsung daftar secara GRATIS di</div><div>http://bit.ly/campustalkshow3</div><div><br></div><div>Sampai ketemu disana!&nbsp;</div>

Saatnya Laki-laki Berkontribusi dalam Menciptakan Kampus yang Aman!

<div>Komnas perempuan menyebutkan kekerasan berbasis gender meningkat 75 persen pada saat pandemi Covid-19. Apa sebenarnya yang membuat kekerasan terhadap perempuan selama pandemi meningkat? dan Bagaimanakah cara kerja pendampingan yang berperspektif korban terutama dalam situasi pandemi ini? Semuanya akan dikupas secara tuntas di Dialog Sore yang bertajuk "Apa Yang Harus Kamu Lakukan Ketika Menjadi Korban Kekerasan?"</div><div><br></div><div>Pendampingan yang berperspektif korban tentunya tidak cukup hanya bermodalkan empati, dibutuhkan kemampuan-kemampuan teknis yang tentunya ada pada sudut pandang korban.</div><div><br></div><div>Bersamaan dengan memperingati 6 Tahunnya Samahita, pada kegiatan ini juga Samahita bersama LBH Bandung meluncurkan "Buku Panduan Pendampingan Dasar Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan".&nbsp;</div><div><br></div><div>Dialog Sore kali ini akan diadakan pada:&nbsp;</div><div>🗓 Selasa, 16 Februari&nbsp;</div><div>⏰ 19.00 WIB</div><div><br></div><div>Registrasi sekarang di http://bit.ly/Regis_LBHB dan&nbsp;<span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;">sampai bertemu di Dialog Sore!</span></div>

Apa yang Harus Kamu Lakukan Ketika Menjadi Korban Kekerasan?

<p>​Selamat siang!</p><p dir="ltr">
Terima kasih sudah mendukung kampanye #MulaiBicara dengan ambil aksi serta mendukung Musikal Belakang Panggung.</p>

Selamat Pemenang Tiket Nonton Musikal Belakang Panggung!

<p>​<span style="font-size: 20px;">Student Tickets dengan harga spesial telah dibuka!</span></p><p><span style="font-size: 20px;"><br></span></p><p><span style="font-size: 20px;">Lentera Sintas Indonesia mempersembahkan:</span></p><p><span style="font-size: 20px;"><br></span></p><p><span style="font-size: 20px;"><b>BELAKANG PANGGUNG</b></span></p><p><span style="font-size: 20px;">Drama Musikal tentang Kekerasan Seksual</span></p><p><span style="font-size: 20px;"><br></span></p><p><span style="font-size: 20px;"><br></span></p><p><span style="font-size: 20px;"><b>📅: 4 Maret 2020</b></span></p><p><span style="font-size: 20px;">📍: Student Special Preview</span></p><p><span style="font-size: 20px;">Institut Français d'Indonésie (IFI) Jakarta</span></p><p><span style="font-size: 20px;">Jl. M.H. Thamrin No.20,</span></p><p><span style="font-size: 20px;">Menteng, Jakarta Pusat</span></p><p><span style="font-size: 20px;">💰 : Rp 125,000</span></p><p><span style="font-size: 20px;"><br></span></p><p><span style="font-size: 20px;">Segera dapatkan Student Special di&nbsp; :&nbsp;</span></p><p><span style="font-size: 20px;">CP: Bita 085779405362 (Whatsapp only )</span></p><p><span style="font-size: 20px;"><br></span></p><p><span style="font-size: 20px;">"Di depan panggung, Rani adalah seorang bintang dalam pementasan teater "Ayodhya". Namun, di belakang panggung, dia harus menghadapi lawan main yang melecehkannya, dan sesama pemeran yang berusaha mengubur kasusnya dalam-dalam..."</span></p><p><span style="font-size: 20px;"><br></span></p><p><span style="font-size: 20px;">Kami, bersama Lentera Sintas Indonesia bertekad memecah kebisuan seputar kasus kekerasan seksual melalui karya seni pertunjukan. Mari #MulaiBicara bersama di:</span></p><p><span style="font-size: 20px;"><br></span></p><p><span style="font-size: 20px;">www.instagram.com/musikalbelakangpanggung</span></p>

Harga Spesial "Belakang Panggung" Untuk Kamu!

​Hai semua! Ada kabar gembira nih! Dalam rangka hari perempuan internasional yang jatuh pada tanggal 8 Maret. 

 Lentera Sintas Indonesia bekerja sama dengan Institut Français d'Indonésie (IFI) Jakarta dan Campaign.com, mau kasih kamu 50 tiket nonton drama musikal Belakang Panggung yang akan diadakan tanggal 4 Maret 2020.

Drama musikal Belakang Panggung menceritakan seorang bintang bernama Rani dalam pementasan “Rama dan Sinta”. 

Namun, dibalik gemerlapnya panggung pementasan, Rani harus menghadapi lawan main yang melecehkannya di belakang panggung ditambah sesama pemeran yang berusaha mengubur kasusnya dalam-dalam dan membunuh dalam senyap. 

Dapatkan Tiket Gratis Drama Musikal "Belakang Panggung" dalam Aksi #MulaiBicara

Mari berbicara tentang Toxic Relationships bersama SUBstitute Makerspace dan @surabayasoulsociety 

Umumnya, jika kita terlibat dalam sebuah hubungan, kita akan mengharapkan keuntungan bagi kedua belah pihak. Saling mendukung, saling melindungi, saling memberi manfaat.
Tetapi pada fase sebuah hubungan, kadang secara tidak sadar kita terjebak dalam kondisi yang sudah tidak menyehatkan kita. Apalagi jika hubungan itu atas dasar cinta. Awalnya yang terkena hanya psikis kita, tapi dalam kondisi yang berlarut, bukan tidak mungkin bisa berimplikasi ke fisik kita. Hal tersebut dinamakan Toxic Relationships.

Mari membahas lebih lanjut tentang Toxic Relationships, mulai dari mengenali ciri-cirinya, dampaknya, jenis kasusnya hingga apa yang bisa kita lakukan jika ternyata kita sudah berada dalam kondisi toxic relationships.

Surabaya Soul Society adalah komunitas asal Surabaya yang fokus pada kesehatan mental bagi anak muda. Materi kesehatan mental akan diadakan 1 bulan sekali di SUBstitute Makerspace setiap minggu ketiga di tiap bulannya.

Untuk info dan pendaftaran bisa melalui WA: 087855476158

Sampai jumpa!

Perdalam Pemahamanmu Tentang Toxic Relationship

Jangan lupa untuk datang ke Festival HAM, ya! Di sini kamu akan berdiskusi tentang kekerasan seksual dan politik! Seru kan?

Dicatat yaa:
🗓 Sabtu, 31 Agustus 2019
🕐 13.00-15.00 WIB
🏢 Gedung Cipta Niaga, Kota Tua, Jakarta Barat

Pendaftaran: bit.ly/MilenialBicara2019

Ditunggu kehadirannya!

[Festival 45-45] Milenial Bicara Masa Lalu

Kebanyakan orang mengira kalau pelecehan seksual hanya berbentuk pemerkosaan saja. Tapi memangnya hanya itu saja?

Kenyataannya, ada lebih banyak bentuk pelecehan seksual selain pemerkosaan. Menurut survei yang dilakukan Lentera Sintas Indonesia, bersama Change.org, Hollaback!, Jakarta Feminist Discussion Group, dan perEMPUan, bentuk pelecehan seksual yang paling banyak terjadi siulan atau suitan. Yap, siulan atau suitan biasa dikenal dengan istilah catcalling, dan sebenarnya merupakan bentuk pelecehan seksual juga loh!

Bentuk pelecehan yang umum terjadi pada setiap gender juga berbeda. Survei yang sama menunjukkan bahwa catcalling menjadi bentuk pelecehan seksual paling umum yang terjadi pada perempuan (18%). Selebihnya, pelecehan juga terjadi dalam bentuk komentar atas tubuh (12%), disentuh (10%), main mata (9%), dan komentar seksis (7%).

Sedangkan, laki-laki umumnya menerima komentar rasis sebagai bentuk pelecehan paling umum (15%), komentar atas tubuh dan disentuh (13%), diraba atau dicengkeram (11%), dan komentar seksual (7%). 

Pelecehan seksual juga terjadi pada gender lainnya. Catcalling juga menjadi bentuk pelecehan yang paling sering diterima gender lainnya (14%). Ada pula komentar seksis (11%), komentar atas tubuh (10%), komentar seksual (8%), dan komentar rasis (7%).

Data ini membuktikan ada banyak sekali bentuk pelecehan seksual, serta kenyataan bahwa pelecehan seksual enggak hanya terjadi pada perempuan. Laki-laki dan gender lainnya pun juga bisa terkena pelecehan seksual.

Nah, ada banyak nih yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi angka pelecehan seksual. Salah satunya dengan ikut mendorong pemerintah untuk mengesahkan RUU-PKS nih.

Penting Diketahui: Ragam Bentuk Pelecehan Seksual di Sekitar Kita!

"Ah, lagian pakai rok pendek. Itu mah memang minta dilecehkan!"

"Itu sih salahnya pakai baju terbuka. Kucing kalau ditawarin ikan asin ya pasti mau lah!"

Pernyataan victim blaming terhadap korban pelecehan seksual bukan lagi jadi hal yang baru. Tapi, memangnya pelecehan seksual hanya terjadi pada mereka yang menggunakan pakaian terbuka atau pendek?

Nyatanya, survei yang dilakukan Lentera Sintas Indonesia, bersama Change.org, Hollaback!, Jakarta Feminist Discussion Group, dan perEMPUan membuktikan bahwa pelecehan seksual terjadi bukan karena pakaian yang dikenakan korban.

Lebih dari 5000 responden menjawab mengenakan rok atau celana panjang dan baju lengan panjang, dan lebih dari 4000 responden lainnya menyebut menggunakan seragam sekolah saat mereka mengalami pelecehan seksual. Sekitar 17 persen dari total responden juga bahkan menyebut mengenakan jilbab saat pelecehan seksual terjadi padanya.

Artinya, pelecehan seksual memang tidak terjadi HANYA pada mereka yang menggunakan pakaian terbuka atau pendek. Pelecehan seksual terjadi bukan karena pakaian yang dikenakan korban, tapi karena adanya niat dan kemauan dari pelaku.

Toh, jika pelaku tidak memiliki niat, pelecehan seksual tidak akan terjadi meskipun ada orang yang mengenakan pakaian pendek atau terbuka kan.

Makanya, anggapan bahwa pelecehan seksual terjadi karena pakaian korban seharusnya enggak relevan lagi, dan kita perlu bertindak untuk menghapus kekerasan seksual. Salah satunya, kita bisa mendorong pemerintah untuk mengesahkan RUU-PKS nih.

Pelecehan Seksual Hanya Terjadi Sama Yang Pakai Baju Terbuka ?

Mungkin banyak dari kalian yang mengira bahwa pelecehan seksual biasanya terjadi di tempat sepi. Ternyata itu SALAH!.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Lentera Sintas Indonesia, bersama Change.org, Hollaback!, Jakarta Feminist Discussion Group, dan perEMPUan menemukan data sebagai berikut:

1. Dari 24.632 responden perempuan, paling banyak mengalami pelecehan di jalanan umum. Kemudian transportasi umum & halte juga jadi tempat favorit pelaku untuk melancarkan aksinya.

2. Bukan hanya perempuan, laki-laki juga bisa jadi korbannya. Sama seperti data sebelumnya, dari 2625 responden laki-laki, jalanan beserta transportasi umum juga jadi pilihan bagi para pelaku melakukan pelecehan seksual.

3. Tidak terbatas itu, teman-teman dari gender lainnya juga mengalami hal serupa. Meski jalanan umum masih jadi tempat favorit bagi pelaku, ternyata sekolah yang seharusnya jadi tempat aman bagi mereka justru menempati posisi kedua.

4. Temuan lainnya adalah waktu terjadinya. Dari hasil survei, ditemukan fakta bahwa siang hari dimana banyak sekali orang melakukan aktivitas, suasana ramai, dan juga teriknya matahari. Justru jadi waktu yang paling tepat bagi pelaku untuk melakukan pelecehan seksual.

5. Dari semua data tersebut, kabar baiknya ada 56% responden yang ternyata sudah berani untuk #MulaiBicara dengan mengkonfrontasi pelakunya.

Meski begitu, kita tidak hanya bisa bergantung dengan hasil survei yang ada. Kita perlu tindakan nyata untuk menghapus kekerasan seksual. Salah satunya kamu bisa terus menyuarakan tentang pentingnya pemerintah dalam mensahkan RUU - PKS.

Kata Siapa Pelecehan Seksual Hanya di Tempat Sepi? Ini Buktinya!

Hi sahabat Lentera, dalam 2 hari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) ini di sekitar 50 sekolah SMP dan SMA se-DKI Jakarta berhasil mengumpulkan aksi dukungan sebanyak 300++ aksi.

Tahu kan, kalau 1 aksimu = donasi 5000 rupiah untuk kegiatan Lentera Sintas Indonesia? Nah, coba tuh sudah berapa rupiah donasi yang kalian kumpulkan? Hebat! Kami ucapkan banyak terima kasih loh buat kalian. 

Hari ini hari terakhir MPLS, aksimu masih sangat diperlukan oleh para penyintas kekerasan seksual dan keberlangsungan kegiatan kami ya! So, jangan lupa untuk ambil aksi dan ikuti juga KUIS GIVE AWAY dari kami! Ditunggu ya!

300++ Aksimu Sudah Terkumpul!

“Kak, memangnya kalau siul-siul ke perempuan itu termasuk kekerasan seksual ya?” atau “Kak memangnya memungkinkan ya kalau orang tua ataupun orang terdekat bisa jadi pelaku kekerasan seksual?”.

Ternyata ada banyak pertanyaan seperti itu yang muncul ketika kita berkunjung  ke sekolah di hari kedua. Dan pertanyaan tersebut bisa jadi bukti bahwa isu mengenai kekerasan seksual masih sangat tabu untuk dibicarakan.

Padahal, setiap tahunnya angka mengenai kekerasan seksual selalu meningkat. Terlebih, sebagian besar pelaku adalah orang terdekat korban. Termasuk orang tua, saudara, bahkan pasangan sendiri.

Maka dari itu, besar sekali harapan kami pada program MPLS tahun ini untuk membantu menyebarkan pesan tentang pentingnya isu kekerasan seksual. Mengejutkannya, di hari ini, di salah satu sekolah menengah kejuruan daerah Jakarta Pusat, ada murid yang mengungkapkan bahwa :

“Sexual abuse selalu dipandang sebelah mata di masyarakat. Para korban banyak yang enggan membahasnya karena victim blaming. Persepsi masyarakat terhadap kekerasan seksual dianggap hal yang "biasa." Terlebih rasa insecure karena pandangan masyarakat terhadap korban abuse dianggap rendah, filthy. Gerakan awal untuk memulai keterbukaan korban sexual abuse sebaiknya meniadakan victim blaming dan pengecapan buruk di masyarakat bagi para korbannya.” - @axeljoseph

Jadi menurut kalian, apakah kekerasan seksual masih tabu untuk dibicarakan? Dan kira-kira hal apa lagi yang akan kita temukan di hari terakhir besok? Nantikan ceritanya ya!

MPLS Hari Kedua Makin Seru!

Hai teman-teman semuanya! Di hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), tim Lentera Sintas Indonesia diberikan kepercayaan untuk berkunjung ke lebih dari 20 sekolah di Jakarta dan berbagi pengetahuan tentang isu kekerasan seksual, khususnya bagi para remaja.

Lalu mengapa kami turut serta hadir di MPLS? Hal ini bukan tanpa sebab, berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada tahun 2016, didapatkan hasil bahwa 66% responden yang berusia <18 tahun sudah mengalami kekerasan seksual. Yang mana, usia tersebut adalah usia bagi para pelajar. Ini jadi bukti, bahwa tindak kekerasan seksual tidak mengenal usia, siapapun bisa jadi korban. Bahkan di lingkungan sekolah yang jadi rumah kedua bagi para pelajar untuk menuntut ilmu.

Setelah sekolahmu dikunjungi oleh tim Lentera Sintas Indonesia, hal apa yang nih yang kamu dapatkan terkait isu kekerasan seksual? komen di bawah ya dan jangan lupa berbagi ilmunya kepada teman-temanmu yang lain ya!

Siapa Yang Bertemu Kami di Sekolah Kalian ?

Berdasarkan CATAHU Komnas Perempuan Indonesia, setiap harinya ada 35 perempuan yang mengalami kekerasan seksual. Bayangkan, jika dikumpulkan dalam setahun ada berapa kasus yang terjadi? Dan ada berapa banyak perempuan yang dilecehkan? Belum lagi tidak semua kasus tersebut dilaporkan kepada pihak berwajib!

Mungkin banyak juga dari kalian yang apabila mendengar kata “Kekerasan Seksual” langsung terpikir akan sesuatu yang “menakutkan”. Iya memang benar! Takut! Dan para korban butuh dukunganmu untuk tidak lagi takut dan #MulaiBicara dengan kasus yang dialaminya.

Disini kami ingin mengajakmu untuk berbagi cerita, tentang bagaimana caramu memberikan dukungan kepada para penyintas melalui kolom komentar. Bentuk dukungan yang menurut kami paling tepat, akan mendapatkan hadiah berupa souvenir Lentera Sintas Indonesia yang pastinya keren untuk kamu gunakan!

Apa sih yang terlintas jika mendengar kata “Kekerasan Seksual” ?

Jangan heran ya kalau ternyata banyak korban kekerasan seksual yang enggan melaporkan kasusnya kepada pihak berwajib. Karena, berdasarkan data survei kita di tahun 2016, menemukan adanya stigma negatif yang justru muncul ketika seorang penyintas membicarakan kasusnya.


Mulai dari takut disalahkan, takut tidak didukung oleh keluarga, diancam/diintimidasi dan lainnya. Bahkan, temuan lainnya yang tidak kalah mengejutkannya adalah 66% responden masih berusia di bawah <18 tahun, yang mana merupakan usia sekolah.


Sayangnya, dari sekian banyak kasus hanya ada 1% kasus yang kasusnya diusut tuntas oleh pihak berwajib. 


Mengacu pada temuan tersebut, sejak tahun 2016 Lentera Sintas Indonesia bersama Campaign.com dan Magdalene berkomitmen untuk mengurangi angka tersebut melalui kampanye #MulaiBicara.


Melalui kampanye #MulaiBicara, harapannya isu kekerasan seksual menjadi sesuatu yang tidak tabu untuk dibicarakan. Sehingga memberikan efek jera bagi para pelaku dan keberanian kepada penyintas dalam bersuara melaporkan kasusnya kepada pihak berwajib.

Jangan Takut! #MulaiBicara

Hai Changemakers! Perkenalkan namaku Sophia Hage @sophia.hage dan aku Co- Founder Lentera Sintas Indonesia.


Lentera Sintas Indonesia adalah komunitas yang berfokus untuk memberikan dukungan dan pemulihan bagi para korban kekerasan seksual di Indonesia. Melalui kampanye #MulaiBicara, aku dan teman-teman di Lentera Sintas Indonesia memiliki misi untuk menjadikan isu kekerasan seksual tidak lagi tabu untuk dibicarakan di masyarakat. Dan disini, aku juga ingin mengajak kalian untuk ngobrol tentang isu tersebut, jadi jika kamu punya pertanyaan seputar kekerasan seksual bisa langsung komen disini yaa!

Ngobrol Bareng Ka Sophie Seputar Isu Kekerasan Seksual!

Hai teman-teman, kemarin siang kami melakukan briefing relawan untuk program MPLS yang akan dimulai pada Senin, 15 Juli 2019.


Melalui program MPLS, kami berharap makin banyak siswa-siswi yang teredukasi tentang kekerasan seksual, terutama tentang konsen dalam hubungan berpacaran. Dan juga, semakin banyak para pelajar yang berani ambil tindakan dengan melapor ke pihak berwajib.

Kakak-kakak relawan MPLS sudah siap nih buat ketemu dan berbagi pengetahuan tentang isu kekerasan seksual! Sampai ketemu di MPLS yaa 😊

Tunggu Kami di Sekolah kalian!

Hai teman-teman semuanya! Beberapa waktu lalu kita mengisi weekend dengan kegiatan positif, yaitu briefing relawan untuk program MPLS.

Di tahun ini, teman-teman lentera berkomitmen untuk membuat dampak yang lebih besar. Dengan target mengunjungi 150 sekolah di Jakarta, kami berharap makin banyak anak muda Indonesia yang teredukasi tentang pentingnya mengetahui batasan-batasan dalam melakukan sesuatu, terutama yang mengandung unsur kekerasan seksual.

Di acara ini, kami juga mengajak para relawan yang hadir untuk turut serta berkontribusi dalam memberikan semangat kepada para penyintas melalui tantangan #MulaiBicara.

Briefing Relawan MPLS #MulaiBicara!

Sahabat, setiap bulan Lentera Indonesia mengadakan pertemuan tertutup untuk penyintas kekerasan seksual yang sudah siap untuk #MulaiBicara di Jakarta.

Sesi selanjutnya akan dilaksanakan pada hari Jumat, 10 Agustus 2018 di Jakarta. Info lengkap mohon email; lenteraid@gmail.com (informasi lebih lengkap akan kami komunikasikan melalui email)

Mohon sebarkan pesan ini untuk membantu sesama. 

Salam hangat,
Lentera Sintas Indonesia"

Pendaftaran Pertemuan Tertutup Bulan Agustus Telah Dibuka!

Usamah bin zed, seorang relawan Lentera Sintas Indonesia bersama teman-teman relawan yang lain berusaha memutus rantai kekerasan seksual di Indonesia melalui 'Running Stop Sexual Violance'.

Lelaki yang biasa dipanggil Usam ini percaya bahwa hobi larinya bisa sekalian mengkampanyekan 'setop kekerasan seksual' pada Pocari Bandung Marathon 22 Juli nanti. Ia juga akan mendedikasikan setiap KM larinya untuk setiap penyintas kekerasan seksual di luar sana. Semua donasi dari Kitabisa ini juga akan diserahkan ke teman-teman di LBH Apik untuk pendampingan dan pemulihan korban kekerasan. 

Sahabat, maukah kamu membantu Usam menyuarakan kampanyenya?

Sahabat, Maukah Kamu Membantu Usam Menyuarakan Kampanye ini?

Sahabat, 
Setiap bulan Lentera Indonesia mengadakan pertemuan tertutup untuk penyintas kekerasan seksual yang sudah siap untuk #MulaiBicara di Jakarta. .

Sesi selanjutnya akan dilaksanakan pada hari Senin, 9 Juli 2018 di Jakarta. Info lengkap mohon email; lenteraid@gmail.com (informasi lebih lengkap akan kami komunikasikan melalui email)

Mohon sebarkan pesan ini untuk membantu sesama. 

Salam hangat,
Lentera Sintas Indonesia

Pertemuan Tertutup Kembali Hadir Untuk Kamu

Resah dengan mitos-mitos dan pembenaran mengenai pemerkosaan?

Apa sih penjelasan dari budaya pemerkosaan yang ada di Indonesia?

Punya pengalaman dan ingin bertanya mengapa Pemerkosaan kian dilanggengkan dan marak di Indonesia?

Yuk ngobrol bersama Dea dan Trinzi dalam episode Kekayaan Budaya Pemerkosaan di Indonesia HARI INI Senin 11 Juni jam 20.00 WIB
Live di IG Story @indonesiafeminis

Stay tuned, Changemakers!

Bicara Tentang Kekayaan Budaya Pemerkosaan di Indonesia

Hai, Changemakers! Ada berita terbaru untuk kamu yang aktif dan tertarik dengan isu kekerasan seksual. 

Lentera Indonesia kini telah membuka pendaftaranbagi relawan yang ingin ikut terlibat dalam Roadshow MPLS 2018!

Sama seperti tahun sebelumnya, roadshow ini akan mensosialisasikan tentang kekerasan seksual ke sekolah-sekolah menengah di beberapa daerah DKI Jakarta. 

Ayo, ambil bagian dalam mensosialisasikan kekerasan seksual kepada generasi muda ini dalam Roadshow MPLS 2018!

Pendaftaran Relawan Roadshow MPLS 2018 Telah Dibuka!

(Tulisan ini hasil terjemahan dari artikel The New York Times dengan judul ‘In Indonesia, Women Begin to Fight ‘Epidemic’ of Street Harassment’ dipublikasi pada Sabtu, 9 Desember 2017.)

Jakarta, Indonesia – Tunggal Prawestri mengatakan dirinya pernah mengalami pelecehan seksual di usia 14 tahun. Saat itu, dirinya diraba-raba di bus publik oleh oknum tidak bertanggung jawab saat dalam perjalanan menuju sekolah. 

Sementara itu, Tunggal bercerita bahwa dirinya telah terbiasa mengalami pelecehan seksual sehari-hari dalam perjalanan ke dan dari kelas – kebanyakan catcalls hingga aksi seronok lainnya saat seorang pria tiba-tiba menguasai dirinya dari belakang seraya berkata, “Saya membeku.”
“Saya tidak tau apa yang saya harus lakukan – bahkan saya pun tidak memiliki keberanian untuk berteriak saat itu,” ujar Tunggal yang saat ini bekerja untuk Organisasi Perempuan. 

Dua decade setelah kejadian menggangu itu, semakin banyak kelompok aktivis dan relawan seperti Ibu Tunggal muncul untuk menjelaskan secara tepat apa yang harus dilakukan: mengungkapkan masalah pelecehan yang telah berlangsung lama di jalan, trotoar, kereta api dan bus di seluruh Indonesia, negara dengan penduduk terpadat keempat di dunia. 

“Kejadian seperti ini sudah menjadi wabah yang menyebar, dan sayangnya saat ini Indonesia tidak memiliki perlindungan legal untuk aksi pelecehan seksual semacam itu,” jelas Yuniyanti Chuzaifah, Wakil Ketua Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, yang mengatakan bahwa dia pernah diraba-raba setelah tertidur di bus. 

Berdasarkan Report Thomson Reuters Foundation tahun 2014 menemukan bahwa Jakarta menjadi negara kelima di dunia dengan sistem transportasi public terburuk untuk perempuan, dan posisi kedua adalah New Delhi. 

Wulan Danoekoesoemo, Psikologis dan pendiri dari Lentera Sintas Indonesia yang aktif memberi konsultasi untuk para korban kekerasan seksual, mengatakan bahwa aksi kekerasan seksual di jalan di Indonesia berasal dari masyarakat patriarchal, dimana pria secara tradisional merasa dirinya memegang otoritas atas wanita. 

Baca selengkapnya di: https://mobile.nytimes.com/2017/12/09/world/asia/indonesia-sexual-harassment.html

Di Indonesia, Perempuan Berjuang Melawan Aksi Pelecehan Seksual di Jalanan

How to Help People in Dating Violence

Isu kekerasan seksual dan kekerasan terhadap pacaran sangat luas. Yang sering terlupakan adalah bahwa kekerasan rentan juga terjadi dalam sebuah hubungan pacaran. Ingin tahu sebenarnya apasih Kekerasan dalam Pacaran? Serta kalau misalnya kita menjadi korban atau teman korban apa yang bisa dilakukan? 

dr. Sophia Hage (Founder Yayasan Lentera Sintas Indonesia) dan Chicco Kurniawan (Cast POSESIF) akan berbicara tentang fakta dan polanya hingga bagaimana menerapkan prinsip-prinsip hubungan sehat.

Kamis, 7 Desember 2017
16.00 - 17.30 WIB
@america, Pacific Place Mall, Lantai 3

RSVP : http://bit.ly/BRNWorkshopLenteraSintas

Acara ini terselenggara dalam rangka 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan rangkaian Satelit Event Bulan Relawan Nasional 2017

Bicara Isu Kekerasan Seksual di Talkshow 'How to Help Friends Involved in Relationship Violence'

Hi Sahabat,

Setiap bulan Lentera Indonesia mengadakan pertemuan tertutup untuk penyintas kekerasan seksual yang sudah siap untuk #MulaiBicara di Jakarta. 

Pertemuan Tertutup akan dilaksanakan pada hari Jumat, 24 November 2017 di Jakarta. Info lengkap sahabat bisa email ke info@lenteraindonesia.org (nantinya tim dari kami akan memberikan informasi lebih lengkap terkait acara.)

Semoga sahabat bisa bantu sebarkan pesan ini untuk membantu sesama dan cegah kekerasan seksual kembali terulang. 💙

Sahabat Diundang ke Pertemuan Tertutup Lentera Indonesia

🔰 Berdasarkan data survey Lentera Sintas Indonesia pada Juli 2016 lalu menunjukan 46,7 persen dari hampir 13 ribu responden perempuan pernah mengalami kekerasan seksual. Sayangnya, kekerasan seksual ini sering kali tidak hanya di tempat tertutup, melainkan ruang terbuka seperti jalan raya seperti fasilitas umum juga rawan pelecehan. 

🔰 Perilaku tak senonoh seperti siulan, tatapan tak mengenakkan, maupun Catcalling pasti pernah dialami hamper setiap wanita di Indonesia. Data Survei juga memaparkan bahwa dari 25.123 responden yang terlibat, 58 persen pernah mengalami pelecehan dalam bentuk verbal. 

🔰 Adanya budaya patriaki yang kental di Indonesia membuat perilaku kaum lelaki yang memanggil perempuan di jalanan bagi mereka indentik dengan maskulinitas dan ajang pamer kekerenan, meskipun panggilan ataupun sapaan ini justru menggangu bagi kaum perempuan. Tidak sepantasnya melihat perempuan sebagai obyek yang bisa diperlakukan atau dipanggil-panggil seenaknya, ataupun dinilai fisiknya, hingga diganggu ruang privatnya. 

🔰 Sebab itu Cat Calling termasuk dalam kekerasan seksual ataupun street harassment yang nampaknya sering dijumpai perempuan sekitarmu. Tau kah kamu kalau 83% korban catcalling tidak memakai pakaian yang provokatif. Bahkan, mayoritas dari pelaku perkosaan tidak mengingat pakaian apa yang digunakan oleh krobannya.

Apakah Kamu Pernah Jadi Korban Catcalling?

Sebuah buku ilustrasi bergambar yang dibuat oleh teman-teman Jaringan Muda Melawan Kekerasan Seksual dan Friday The Young Feminist Fund berisikan informasi mengenai pelecehan seksual dan bagaimana kita sebagai kaum muda mampu mencegahnya.

Buku ini merupakan salah satu bentuk komitmen gerakan yang diniasiasi oleh anak muda kampus untuk mewujudkan lingkungan yang aman dan bebas kekerasan seksual. 

Sayangnya masih banyak yang menganggap pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan sekitar dan di kalangan anak muda sebagai hal sepele hingga sampai ke titik untuk menyalahkan korbannya.  

Dalam kurun waktu 2015-2017 Jaringan Muda telah melakukan aktivitas yang bertujuan untuk mendata kasus pelecehan seksual yang rentan terjadi di kalangan anak muda (kampus). 

Harapan buku ilustrasi bergambar ini bisa memberikan pembaca informasi dan pengetahuan hingga menjadi bekal untuk kita bersama mencegah tindak pelecehan seksual. Ingat langkah pertama yaitu mengenali pola dan bentuk yang sering terjadi disekitar kita.

Buku Ilustrasi Bergambar: Aku, Kamu, Lawan Kekerasan Seksual

Maraknya kekerasan seksual terhadap perempuan adalah wajah kita, cermin sakitnya keadaban sosial manusia. Fakta sudah berbicara, dan tidak untuk didiamkan. Menyalahkan masalah pada keluarga atau perempuan, hanya menunjukkan kepicikan melihat persoalan. 

Najwa Shihab adalah salah satu dari Perempuan Inspiratif Lentera yang ikut #GerakBersama dan menunjukkan kepedulian terhadap penyintas kekerasan seksual. Sebagai seorang pembawa berita atau News Anchor di Stasiun TV Swasta Indonesia, Najwa Shihab mengundang Tim Lentera Indonesia untuk berbagi awal kampanye #MulaiBicara dan juga  berbicara terkait trauma korban kekerasan seksual dan apa yang bisa dilakukan untuk pencegahan.  

"Menyalahkan masalah pada keluarga/perempuan hanya menunjukkan kepicikan melihat persoalan. Tolong jangan tenangkan kekerasan ini dengan kebisuan atau sekadar pengaturan, mari kita bicara dan menunjukkan kepedulian" - Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa

Apa Kata Najwa Shihab Tentang Isu Kekerasan di Indonesia?

Kepada Yth.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian
Jalan Trunojoyo no. 3 Kebayoran Baru 
Jakarta


Dengan hormat,

Bersama surat ini, kami atas nama tim #MulaiBicara, menyampaikan rasa terima kasih atas respon positif Bapak terhadap permohonan kami untuk memulai dialog terbuka antara Polri dan berbagai elemen masyarakat pemerhati isu kekerasan di Indonesia.

Kami sangat menghargai kesempatan duduk berdampingan dengan Bapak dan jajaran untuk membahas isu yang teramat relevan dibicarakan. Hal ini membuka kesempatan untuk memulai diskusi dengan beberapa jajaran terkait, yang memungkinkan kami berkontribusi untuk mewujudkan pemahaman yang setara mengenai pendekatan terhadap penanganan isu kekerasan, khususnya korban kekerasan seksual di Indonesia.

Ke depannya, kami mohon arahan dan izin Bapak untuk melanjutkan proses penjajakan kolaborasi ini, sehingga bersama dengan Polri, kami dapat bahu-membahu mengembangkan mekanisme penanganan korban kekerasan seksual yang mengedepankan empati dan layanan yang ramah terhadap korban.

Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih. Semoga kerjasama yang baik ini dapat terus terjalin.


Hormat kami,


Wulan Danoekoesoemo
Tim #MulaiBicara
Lentera Sintas Indonesia
Magdalene.co
CAMPAIGN.com
Change.org 


Tembusan
1. Kabareskrim Polri.
2. Kadivpropan Polri.
3. Kedivhumas Polri.
4. Dirtipidum Bareskrim Polri.

[Follow-Up Surat Terbuka]: Ucapan Terima Kasih Kepada Kapolri 

Yth. Jenderal Tito Karnavian

Pada 19 Oktober 2017, BBC Indonesia memuat wawancara dengan Bapak Tito Karnavian, yang isinya antara lain memuat pernyataan Bapak bahwa terkadang polisi harus bertanya kepada korban, apakah merasa baik-baik saja setelah diperkosa dan apakah selama pemerkosaan merasa nyaman. "Pertanyaaan seperti itu yang biasanya ditanyakan oleh penyidik sewaktu dalam pemeriksaan, untuk memastikan, apakah benar korban diperkosa atau hanya mengaku diperkosa, untuk alasan tertentu," jelas Bapak dalam wawancara tersebut.

Kami dari tim #MulaiBicara sangat khawatir dengan pernyataan tersebut. #MulaiBicara adalah sebuah kampanye yang beberapa tahun terakhir antara lain berusaha mengajak korban kekerasan untuk berani menyampaikan apa yang dialami mereka. Berani menyampaikan pada orang lain, keluarga terdekat, teman, orang tua bahkan penegak hukum agar tidak ada lagi yang menjadi korban kekerasan seksual. Agar ibu, kakak dan adik perempuan, keponakan perempuan, bahkan anak perempuan kita mulai bicara dan tidak diam, supaya mereka yang mengalami kejahatan dan kekerasan seksual dapat memperoleh dukungan dan bantuan yang semestinya. Supaya orang-orang tidak lagi menyalahkan kami, perempuan sebagai penyebab terjadinya kejahatan tersebut.

Kami ada bagi mereka yang hampir kehilangan harapan untuk melanjutkan hidupnya, mereka yang terenggut masa depannya dan melewati harinya dibalut rasa takut. Bapak Jenderal yang menjadi pelindung kami, mohon sekiranya Bapak hargai perasaan kami, teman-teman kami para korban. 

Percayalah, Pak, perjuangan mereka tidak pernah usai. Hari-hari mereka dijalani sedemikian rupa dengan mencari celah untuk bangkit, memupuk kepercayaan diri bahwa keadilan ada bersama mereka, bahwa mereka juga berhak atas perlindungan. Sangat sulit bagi teman-teman yang mengalami kekerasan seksual dan pemerkosaan untuk mendapatkan perlindungan hukum hingga keadilan. 

Pak Tito, jika berkenan, temuilah kami yang bekerja berdampingan dengan teman-teman yang pernah mengalami berbagai bentuk kekerasan seksual, termasuk pemerkosaan. Duduklah bersama kami. Satu, dua cangkir kopi rasanya tak cukup untuk menceritakan kepedihan yang mereka rasakan. Akan kami suarakan sekam amarah dan luka mereka yang terpendam. Temuilah kami, karena kami bisa bersaksi bahwa tidak pernah ada yang merasa “nyaman” ketika harga diri dikoyak, kemudian dibalut rasa bersalah, dipersalahkan dan dipinggirkan oleh hukum. Tidak perlu mengalami luka itu untuk bisa memahami pedihnya dilecehkan, dihina, bahkan diperkosa. 

Bolehkah kami meminta, di sela-sela waktu Bapak, untuk membicarakan apa yang bisa kita lakukan bersama untuk membantu mereka, melindungi mereka, dan membangkitkan kembali semangat hidup mereka? Karena tidak ada yang pernah meminta diperkosa, dan tidak ada yang pernah menginginkan untuk menjadi korban kekerasan seksual.
 
Jakarta, 19 Oktober 2017 

Salam Hormat,

Tim #MulaiBicara 

#MulaiBicara adalah kampanye bersama yang diinisiasi oleh Yayasan Lentera Sintas Indonesia, Change.org, Magdalene.co and Campaign.com. Kampanye ini mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk aktif mengambil peran dalam mendukung penyintas kekerasan seksual, menghentikan maupun mencegah kekerasan seksual atas nama para penyintas. Harapan kampanye ini supaya kasus kekerasan seksual tidak lagi menyalahkan penyintas dan isu ini tidak lagi tabu untuk dibicarakan. 

Narahubung:
Wulan Danoekoesoemo (Lentera Sintas Indonesia) 08111060772

SURAT TERBUKA UNTUK KEPALA KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA

“Kamu kenapa mau digituin?” tanya mereka, seolah-olah aku mau
.
“Salah sendiri pakaiannya seksi” seolah-olah bajuku tidak sama dengan semua pegawai di sini. “Sengaja tuh godain bos biar naik jabatan, makanya kena” seolah-olah aku bukan manusia juga
.
Teman-teman kerjaku, ibuku, suamiku sendiri. Mereka semua menyudutkanku ketika tahu bosku meraba pahaku, menaikkan tangannya ke atas rokku. Aku bekerja untuk menafkahi keluargaku. Aku tidak pernah meminta diperlakukan seperti ini! 
Ketika aku melaporkan bosku, hakim berkata bahwa bukti untuk kasusku itu belum cukup, harus ada setidaknya 2 saksi yang melihat secara langsung. Dan hukum? Hukum hanya bisa diam dan menjadi buta akan keadilan. Aku bahkan tidak dapat menuntutnya karena ia tidak pernah berhubungan kelamin denganku
.
Aku hanya bisa pasrah dan menurut ketika suamiku menyalahkanku dan membuatku berhenti bekerja. Aku hanya bisa pasrah
.

RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dapat merubah cerita ini. Dapatkan keadilan, Ayo #GerakBersama untuk #HapusKekerasanSeksual
.
#Mulaibicara  

Kenapa Kita Membutuhkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual?

Screening serta diskusi The Hunting GroundAJS Fisip UI pukul 17.00 - 21.00Lengkap dengan photo booth, instalasi seni, dan Wall of Untold Stories ini dilengkapi oleh diskusi dengan panelis Dr. Arman Nefi, S.H. M.M. Direktur Kemahasiswaan UI , dr. Sophia Hage Lentera Sintas Indonesia, Sri Lestari Wahyuningroem, S.I.P., M.A. Dosen Ilmu Politik FISIP UI

Hadiri Screening serta diskusi  The Hunting Ground

Jangan lewatkan event penutupan kampanye #GerakBersama 16 Hari Anti Kekerasan terhadap PerempuanFestival Anti Kekerasan terhadap Perempuan:Lets End Sexual ViolenceSabtu, 10 Desember 2016 pukul 10.00 - 22.00 The Warehouse, Plaza IndonesiaDimeriahkan oleh:The Sisterhoodgigs, Simponi, Jivva Band, dan Adithia SofyanSesi 1Talkshow"Berjuang Tanpa Kata Menuju Setara"10.30 - 12.30Pieter Angdika Gerkatin KepemudaanFurba Indah Jaringan Muda Lawan Kekerasan SeksualTrinzi M. Editor in Chief KawankuModerator: Rika Rosvianti PamfletSesi 2Diskusi Publik dan Peluncuran Buku"Evaluasi Penegakan Hukum Kejahatan Perkosaan di Indonesia"14.00 - 15.30Arsul Sani, S.H., M.Si. Anggota Komisi III DPR RIDr. H. Suhadi S.H.,M.H. Juru Bicara Mahkamah Agung RIAzriana Komisioner Komnas PerempuanDr. Lidwina Inge N., S.H., M. Hum. AkademisiAnugerah Rizki Akbari, S.H., M.Sc. Peneliti MAPPIModerator:Muhammad Rizaldi, S.H.Sesi 3Temu Muka Bicara Fakta TeMuKa"Perkawinan Anak"16.00 - 17.40Fadilia Dwianti Putri UNICEFKemas Achmad Mujoko Aliansi Remaja IndependenModerator:Triani Agustini Margareth Nainggolan Aliansi Remaja IndependenSesi 4Pemutara Video & Talkshow"Kenali Kekerasan Seksual, Dengarkan dan Dukung Korban"18.20 - 19.40Melanie Subono Seniman & AktivisSyaldi Sahude Aliansi Laki-Laki BaruRatna Balara Munti, S.Ag., M.Si. Direktur LBH Apik Jakarta/ PraktisiModerator:Sophia Hage Lentera Sintas Indonesia

Festival Anti Kekerasan terhadap Perempuan: Lets End Sexual Violence

Dilaksanakan di The Warehouse, Plaza Indonesia pukul 18.00 - 21.00 dengan pembicara Tiurma Veronica UN Women Indonesia, Trinzi Mulamawitri Editor in Chief Kawanku Magazine, Wulan Danoekoesoemo Lentera Sintas Indonesia, Astrid Wen Founder of PION Clinician, acara ini adalah bagian dari #WhyNot untuk memberdayakan perempuan melalui teknologi. Ayo hadiri dan mari kita #GerakBersama hapuskan kekerasan seksual

Hadiri Acara Breaking the Silence of Dating Violence

Kamu diundang untuk menghadiri acara sharing dan "hias jalan" dengan kapur untuk menghentikan pelecehan seksual di jalanan. Apakah kamu pernah mengalami pelecehan seksual di jalanan atau ruang publik lainnya? Apakah kamu ingin #MulaiBicara dan berbagi cerita dengan teman, atau ingin mendukung teman lain yang mengalami hal serupa? Yuk datang dan berdiskusi bagaimana kita dapat #GerakBersama mendukung terwujudnya Jakarta yang aman dari kekerasan seksual. Acara ini adalah bagian dari 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan diselenggarakan oleh Hollaback Jakarta, serta didukung oleh Lentera Sintas Indonesia.Hari/Tanggal: Minggu/4 Desember 2016Waktu: 08.00 - 10.00 WIB Car Free DayTempat: Taman Semanggi, JakartaAcara ini GRATISKamu juga dapat berfoto dengan speech bubles #MulaiBicara dan becak #Hollaback.Dress code: UNGU atau ORANGERegistrasi di: https://www.facebook.com/events/247711888964933/ Sampai jumpa hari Minggu

#16HAKtP: CHALKWALK - Ending Street Harassment: Minggu, 4 Desember

Kamu diundang untuk menghadiri acara pembukaan rangkaian kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang diselenggarakan oleh UNFPA, UN Women, Komnas Perempuan dan Joint Task Force..Hari/Tanggal: Sabtu/26 November 2016Waktu: 18.30 - 21.30 WIBTempat: The Warehouse, Plaza Indonesia Level 5 Jl. M.H. Thamrin Kav. 28-30 10350 Jakarta.Acara ini GRATISMenghadirkan sejumlah tokoh publik, seperti dari UNFPA, UN Women, KOMNAS Perempuan, Nova Eliza, Dimas Beck, Mukhsid Ghozali, dan Kartika Jahja..Registrasi di: http://bit.ly/GerakBersamaAyo ambil bagian dalam 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan & ungkapkan kasus-kasus kekerasan seksual yang terbungkam#mulaibicara

Ayo datang ke Launching event #GerakBersama "Telling UNTOLD Stories"

Kini speech bubbles hadir untuk semua Unduh speech bubbles di https://drive.google.com/file/d/0B2Og5LsJkPDPV2U4dEZWRG9CSTA/view?usp=sharingcetak dan gunakan untuk berfoto dengan teman teman

Unduh dan Print Speech Bubbles mu sendiri

Berdasarkan survey online yang dilakukan di Bulan Juni 2016 oleh Komnas Perempuan, Change.org, Lentera Sintas Indonesia dan Magdalene.co terhadap 25.213 netizen, 66 pemerkosaan di Indonesia terjadi saat seseorang berusia di bawah 18 tahun.Mari, #MulaiBicara dan #GerakBersama dukung perubahan. Karena kalau bukan kita, siapa lagi?

Dukung RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

Kekerasan seksual selalu mengintai perempuan yang ada dimana saja, maka dari itu ini harus mulai diperkenalkan kepada masyarakat banyak, agar masyarakat tahu karena ini isu bersama bukan hanya isu aktivis perempuan.Kekerasan seksual harus kita cegah bersama-sama. Mari kita cegah kekerasan seksual jangan sampai terjadi dilingkungan sekitar kita.

 Tya Napitupulu Memperkenalkan Isu Kekerasan Seksua

Kebanyakan anak-anak bermain dengan sebayanya merupakan hal sangat menyenangkan. Bermain di luar rumah juga dapat mengurangi kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang terdekat yang biasa terjadi didalam rumah.Berikan waktu kita orang tua untuk mendengarkan cerita sang buah hati apa saja yang ia lakukan dan kita dapat memberikan edukasi tentang kekerasan seksual.

Bermain dan Bercerita Cara Terbaik Mengakhiri Pesan Kekerasan Seksual

Semua elemen masyarakat harus berperan aktif mencegah kekerasan seksual apa pun bentuknya baik itu terhadap anak perempuan, laki-laki, dan lainnya. Untuk itulah perlu keterlibatan semua pihak.Menurut laporan dari Komnas Perempuan pada 2016, setiap jam ada tiga perempuan menjadi korban kekerasan seksual. Jadi ada 35 perempuan menjadi korban kekerasan seksual setiap harinya. Kemudian adanya mitos hanya anak perempuan yang rentan terhadap eksploitasi seksual.Baca Selengkapnya:http://banjarmasin.tribunnews.com/2016/10/21/35-perempuan-jadi-korban-kekerasan-seksual-setiap-hari-ayo-kita-peduli

Setiap Hari, 35 Perempuan Jadi Korban Kekerasan Seksual

DPR RI akan mengesahkan sekitar 16 Undang-Undang yang sebagian besar terkait kebijakan investasi. Sedangkan Rancangan Undang-Undang RUU yang terkait perlindungan maupun pemenuhan hak konstitusi warga negara masih belum juga dibahas. Salah satunya RUU Penghapusan Kekerasan Seksual.Segala bentuk kekerasan, terutama kekerasan seksual, merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan yang sangat serius serta bentuk diskriminasi yang harus dihapus dan oleh karenanya harus diatur  secara komperhensif dalam sistem hukum Indonesia.Baca Selengkapnya:http://www.konde.co/2016/10/dpr-ri-perlu-segera-bahas-ruu.html

DPR Harus Segera Bahas RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

Banyak perempuan sepertinya senang sekali berlomba membandingkan kecantikan dengan teman-teman kita sendiri, artis sinetron di televisi yang kita bahkan tidak kenal, sampai supermodel Kate Upton.Ingatlah ini, sesama perempuan, cantik adalah saat kamu menerima semua kekuranganmu dan belajar bahagia dengan dirimu sendiri. Jadi perempuan itu sudah susah, sesama perempuan tidak usah saling bikin tambah susah lagi.Baca Selengkapnya:http://magdalene.co/news-964-stop-nilai-diri-dan-perempuan-lain-dari-penampilan-fisik.html

Stop Nilai Diri dan Perempuan Lain dari Penampilan Fisik

Kebanyakan para perempuan berpikir, bahwa kesetaraan dalam rumah tangga hanya dapat dicapai jika istri juga memiliki kesempatan untuk memberdayakan dirinya diruang publik dan otonom secara finansial.Pada banyak kasus, banyak istri yang bekerja dan memiliki jabatan yang tinggi justru gerak dan suaranya terbatas ketika menghadapi suaminya di rumah. Oleh karena itu, kesetaraan dalam rumah tangga seharusnya juga dilihat menggunakan indikator kualitas hubungan antara suami dan istri, terlepas dari sang istri bekerja atau tidak.Baca Selengkapnya:http://magdalene.co/news-946-setara-dalam-rumah-tangga.html

Setara dalam Rumah Tangga

Dewan Perwakilan Rakyat DPR telah mengesahkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Perppu tentang Perlindungan Anak menjadi Undang-Undang. Namun, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera PKS dan Fraksi Gerindra menolak pengesahan Perppu tersebut menjadi UU.Namun, setelah pimpinan DPR dan Fraksi PKS memberi penjelasan akhirnya Fraksi PKS menyetujuinya dengan catatan. Sedangkan Fraksi Gerindra tetap dalam posisi menolak. Fraksi Gerindra mengaku telah menerima masukan dari sejumlah LSM yang seluruhnya menolak pengesahan Perppu tersebut.Baca Selengkapnya:http://nasional.kompas.com/read/2016/10/13/05300041/perppu.kebiri.disahkan.dpr.ini.aturan.barunya

Perppu Kebiri Telah Disahkan DPR

Amnesty internasional meminta pemerintah agar mencabut ketentuan pengebirian kimia dan hukuman mati sebagai hukuman untuk pelaku kejahatan seks. Menurut Peneliti Amnesty Internasional, Papang Hidayat, Memberikan hukuman kebiri atau eksekusi mati bagi pelaku kejahatan seks hanya menambah kekejaman lain.Papang mengatakan, peraturan tersebut juga memungkinkan bagi para hakim untuk mengelola hukuman penjara seumur hidup atau hukuman mati bagi pemerkosa. Ini menjadi kekhawatiran di kalangan aktivis HAM. Dengan disahkannya aturan ini, akan menambah kelemahan dalam sistem peradilan Indonesia dan catatan buruk terkait HAM.Baca Selengkapnya:http://www.thejakartapost.com/news/2016/10/14/halt-chemical-castration-for-sex-offenders-amnesty-international.html

Amnesty Internasional: Minta Indonesia Hentikan Pengebirian Bagi Pelaku Kejahatan Seksual

Human Rights Working Group HRWG yang berbasis di Jakarta menyesalkan pengesahan Perppu tentang perlindungan anak menjadi undang-undang oleh DPR. Direktur HRWG, Muhammad Hafiz mengatakan, pengebirian dan hukuman mati bertentangan dengan Convention against Torture Initiative CTI yang mendorong kesepakatan dengan PBB menentang penyiksaan.Mekanisme untuk melakukan pengebirian kimia terhadap penganiaya anak masih belum jelas dan Ikatan Dokter Indonesia IDI telah menolak melakukan pengebirian kimia. Hafiz mengatakan, pemerintah telah mengabaikan hak-hak si korban dengan tidak memberikan perawatan medis dan sosial, dimana pemerinta seharusnya bertanggungjawab.Baca Selengkapnya:http://www.thejakartapost.com/news/2016/10/13/rights-group-deplores-passage-of-chemical-castration-law.html

Kelompok Hak Asasi Menyesalkan Hukuman Pengebirian

Saksikan pemutaran Film The Hunting Ground sebuah film yang mendokumentasikan para korban kekerasan seksual di beberapa universitas di Amerika Serikat yang enggan melaporkan. Bahkan pihak kampus dan aparat hukum tidak percaya jika kejadian itu terjadi di lingkungan kampusnya. Berikut jadwal pemutaran film "The Hunting Ground" beserta pembicara untuk diskusi setelah pemutaran film:1. Rabu, 12 Oktober 2016Pk. 17.00 WIB@Universitas Multimedia NusantaraJl. Scientia Boulevard, Gading Serpong, Curug Sangereng, Tangerang, Banten, IndonesiaDiskusi Panel:Ferena - SGRC UIDimas - Lentera IDIrma Yuni - UMN2. Jumat, 14 Oktober 2016Pk. 12.00 WIB@STT CikiniQ Film FestivalDiskusi Panel:Wulan Danoekoesoemo - Lentera IDStephen SuleemanRain Cuaca3. Senin, 17 Oktober 2016Pk. 10.00 WIB@Universitas PadjadjaranJl. Dipatiukur No. 35, Lebakgede, Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40132, IndonesiaDiskusi Panel:Wulan Danoekoesoemo - Lentera IDNetty - P2TP2APerwakilan PadGHRS4. Kamis, 20 Oktober 2016Pk. 10.00 WIB@Binus University - Communication International FacultyJl. Hang Lekir I The Joseph Wibowo Center No.6, RT.1/RW.3, Senayan, Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10270, IndonesiaDiskusi Panel:Sophia Hage - Lentera IDExecutive DeanRain ChudoriKarina Anom

Jadwal Pemutaran Film "The Hunting Ground"

Terkait kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap YY, siswi 14 tahun, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Curup, Bengkulu, telah menjatuhkan vonis hukuman mati kepada Zainal alias Bos 23, otak dibalik kasus ini. Sementara pelaku yang masih di bawah umur diwajibkan menjalani rehabilitasi sosial.Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI memberikan apresiasi atas vonis hukuman mati kepada terdakwa pelaku kejahatan seksual tersebut. Ini merupakan kepastian hukum perlindungan terhadap anak dan menjamin rasa keadilan masyarakat, terutama keluarga korban.Baca Selengkapnya:http://www.rappler.com/indonesia/147778-pelaku-pemerkosaan-pembunuhan-yy-hukuman-mati

Otak Pelaku Pemerkosaan dan Pembunuhan YY Divonis Hukuman Mati

Banyaknya kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia dikarenakan masih banyak masyarakat yang tidak mau melaporkan kasusnya karena banyak diantara kita masih menganggapnya sebagai aib buat keluarga. Dan tidak seidikit diantara korban justru malah mendapat tuduhan lain.Untuk itu pemerintah membuka layanan Telepon untuk melaporkan kasus kekerasan seksual atau bisa juga digunakan untuk berkonsultasi terkait kekerasan yang sedang dihadapi. Layanan ini dibuka agar masyarakat lebih mudah untuk melaporkan kekerasan yang dialaminya dengan menghubungi nomor telepon 1-500-771, layanan ini tersedia selama 24 jam.Baca Selengkapnya:http://nasional.news.viva.co.id/news/read/827191-jika-terjadi-kekerasan-seksual-laporkan-ke-nomor-1-500-771

Layanan Telepon Untuk Kekerasan Seksual

Amanda Nguyen 24 adalah korban yang selamat dari pemerkosaan yang sekarang menjadi aktivis kekerasan seksual. Nguyen bergabung dengan aktris dan advokat Preity Zinta dan moderator Asha Curran, direktur Belfer Center for Innovation & Dampak Sosial di 92Y di New York City.Untuk mengatasi kekerasan seksual, Nguyen dan kawan-kawan menggunakan kisah-kisah pribadi mereka untuk menginspirasi dan memberlakukan perubahan besar-besaran untuk ribuan perempuan yang terkena dampak kekerasan setiap hari di seluruh dunia.Baca Selengkapnya:http://mashable.com/2016/09/19/violence-against-women-social-good-summit/#9pdWNCsHI5qb

Amanda Nguyen dan Preity Zinta Bergabung Untuk Atasi Kekerasan Seksual

Saksikan pemutaran Film The Hunting Ground sebuah film yang mendokumentasikan para korban kekerasan seksual di beberapa universitas di Amerika Serikat yang enggan melaporkan. Bahkan pihak kampus dan aparat hukum tidak percaya jika kejadian itu terjadi di lingkungan kampusnya.Sabtu,24 September 2016Pk. 19.30 WIB@KineforumTaman Ismail Marzuki belakang Galeri Cipta 3Jl. Cikini Raya 73, Jakarta Pusat 10330

Film  Screening "The Hunting Ground" Pada The Absence of Common Sense

Seorang pria 45 tahun diduga telah memperkosa putrinya sendiri pada Selasa dini hari yang masih duduk dibangku SMP. Kejadian itu berlangsung saat korban tinggal bersama neneknya.Seorang saksi langsung melaporkan kejadian itu ke polisi, setelah memergoki perbuat pria yang sudah menikah tiga kali ini.Baca Selengkapnya:http://www.thejakartapost.com/news/2016/09/19/greater-jakarta-man-arrested-raping-own-daughter.html

Seorang Siswi SMP di Perkosa Orang Tuanya Sendiri

Banyaknya kekerasan rumah tangga yang terjadi di Australia, membuat mantan "Australia of the Year" dan korban kekerasan dalam rumah tangga, Rosie Batty 54, mendedikasikan hidupnya untuk para korban kekerasan rumah tangga. Dia melakukan pendekatan yang berbeda untuk meningkatkan kesadaran, dengan bekerja sama dengan kosmetik asal Perancis untuk sebuah kampanye baru.Betty telah menghabiskan sebagian besar karirnya untuk mempromosikan kesadaran masyarakat tentang kekerasan dalam rumah tangga di Australia, sejak dia mengalami kekerasan oleh pasangannya, dan membunuh anak mereka Luke.Baca Selengkapnya:http://mashable.com/2016/09/18/rosie-batty-lancome/#8SkEnyI.NPqV

Wajah Baru Kampanye Kekerasan Rumah Tangga di Australia

Setelah penangkapan Gatot Brajimusti terkait kepemilikan narkotika dan senjata api, kasus demi kasus terkuak kepermukaan. Adanya pengakuan seorang wanita yang bernama CT, menuduhnya telah melakukan penipuan dan melakukan hubungan seks selama empat tahun dengan alasan spiritual dan berjanji untuk memulai karir musiknya.Pengacara Gatot, Muara Karta mengatakan, jika itu terjadi berulang kali maka itu bukanlah perkosaan. Ia mengancam agar CT tidak membuat pengakuan lebih tentang Aa Gatot atau dia akan digugat dengan tuduhan fitnah dan melanggar UU ITE.Baca Selengkapnya:http://jakarta.coconuts.co/2016/09/20/disgraced-actor-aa-gatots-lawyer-once-rape-more-asking-it

Penipuan, Narkoba dan Pelecehan Seksual Aa Gatot

Yana Mazurkevich, mahasiswi Universitas Ithaca, New York membuat dokumentasi foto tentang kekerasan seksual. Yana terinspirasi oleh kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh Brock Turner pada seorang wanita dalam keadaan tidak sadar pada Januari 2015 lalu.Pada foto-foto tersebut menunjukkan "kejadian yang benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata". Dan model pada foto tersebut bukanlah para penyintas sebenarnya.Baca selengkapnya:1.https://www.facebook.com/BuzzFeedNews/videos/1236625293025153/?hc_ref=NEWSFEED2. https://www.buzzfeed.com/kassycho/a-college-student-created-a-powerful-photo-series?utm_term=.jxp6qP8wb#.gyZAewzOo3. http://currentsolutions.co/4041-2/

Seorang Mahasiswi Membuat Dokumentasi Foto Tentang Kekerasan Seksual

Dalam upaya untuk mengatasi kekhawatiran pemerkosaan yang terjadi dikampus, Universitas Stanford memberi kebijakan baru untuk melindungi mahasiswi agar tidak terjadi perkosaan lagi dimasa depan.Studi penelitian menunjukkan bahwa laki-laki bila minum alkohol merasa terangsang secara seksual, lebih responsinf terhadap rangsangan erotis dan perempuan lebih terlihat seksual.Baca Selengkapnya:https://thinkprogress.org/stanfords-new-alcohol-policy-protects-campus-rapists-e446c158600b#.e54c6x3kl

Stanford Beri Kebijakan Baru Melindungi Mahasiswi Dari Perkosaan Akibat Alkohol

"Di Papua, beberapa orang merasa bahwa melalui mahar mereka mampu membeli perempuan. Dan wanita Papua ketergantungan pada laki-laki mereka takut ditinggal karena tidak akan bisa makan." Slamet Soebroto, Ketua anggota dan mantan Pujaprema."Banyak kasus kekerasan terhadap perempuan di seluruh Indonesia namun tidak dilaporkan, data yang terbatas tidak menggambarkan besarnya dari masalah tersebut" jelas Dr. Ir. Subandi MSc.Baca Selengkapnya:http://asiapacific.unfpa.org/news/uncovering-bigger-picture-violence-against-women-indonesia

Besarnya Kekerasan Terhadap Perempuan di Indonesia

Organisasi pemantau media Remotivi mengeluarkan beberapa panduan untuk para jurnalis dalam menulis berita kekerasan seksual. Panduan ini diterbitkan menyusul banyaknya pemberitaan yang tidak etis tentang kekerasan seksual.Isi panduan dari Remotivi diantaranya berisi penggunaan istilah yang tepat. Jadi jika orang yang melakukan kekerasan seksual masih berstatus Tersangka, baiknya media menulisnya Diduga dengan diikuti keterangan sumber yang kredibel.Baca Selengkapnya:http://www.magdalene.co/news-880-infographic-shows-media-how-to-cover-sexual-violence.html

Tips Menulis Berita Kekerasan Seksual

Pertengahan Juni lalu, saat sedang melancong sendiri, saya mengalami pelecehan seksual di Lund, Swedia. Ketika menginap di apartemen studio yang disewakan lewat Airbnb, host saya, yang juga tinggal di apartemen tersebut, dan mengaku sebagai mahasiswa Pascasarjana asal Lebanon, mengajak saya tidur bersama, dengan alasan bahwa saya akan berbagi ranjang berukuran single dengannya. Padahal, hal itu sama sekali tak disebutkan dalam iklan properti yang disewakannya. Belakangan, kepada saya, si pelaku mengakui, I cannot resist sweet girls, dan itulah yang kembali dilontarkannya ketika saya bertanya apakah ia pernah melakukan ini dengan tamu wanitanya yang lain.

Selama lima hari, relawan Lentera Sintas Indonesia mengunjungi 70 sekolah SMP & SMA di jakarta untuk bersosialisasi tentang kekerasan seksual. Beberapa dari sekolah bahkan meminta untuk diadakan acara serupa lagi, dengan jumlah peserta yang lebih banyak.Dalam roadshow tersebut, tim Lentera Sintas Indonesia mendengar cerita dari seorang siswa SMA 26, yang mengaku dirinya pernah disentuh orang asing tanpa seizinnya. Memulai percakapan tentang masalah ini bersama para remaja mengarah pada pendidikan, kesadaran, dan akhirnya mencegah.Selengkapnya:http://jakartaglobe.beritasatu.com/news/lentera-indonesia-campaigns-break-silence-surrounding-sexual-violence/

Pentingnya Bicara pada Remaja Soal Kekerasan Seksual

Sejumlah muda mudi bersama-sama memprotes kekerasan seksual terhadap perempuan di Jakarta. Mereka mendesak pemerintah untuk memastikan hukuman yang tepat untuk pelaku kekerasan seksual. Telah banyak pelaku kekerasan seksual yang lolos dari jerat hukum.Seorang perempuan bercerita tentang kejadian pemerkosaan yang menimpa dirinya dan dilakukan oleh teman dekatnya sendiri.Selengkapnya:http://www.thejakartapost.com/news/2016/07/19/survivor-wants-rapist-brought-justice-get-life-back.html

Hukum Harus Tegak Berdiri untuk Pelaku Kekerasan Seksual

Kasus kekerasan seksual terhadap anak di Indonesia belakangan ini sangat marak, bahkan tak sedikit korbannya yang dibunuh. Pemerintah Indonesia menyatakan kasus tersebut dikategorikan dalam kondisi darurat atau kejahatan luar biasa.Kekerasan terhadap anak dianggap luar biasa karena dapat menimbulkan luka fisik. Korban juga dapat mengalami gangguan psikis, seperti depresi dan gangguan jiwa serius.Selengkapnya:http://www.kemenkumham.go.id/v2/berita/789-kasus-kekerasan-seksual-harus-segera-berakhir

Efek Kekerasan Seksual Pada Anak

Hasil Survei tentang Kekerasan Seksual yang dilakukan Lentera Sintas Indonesia, Magdalene.com dan Change.org menunjukkan, 93 korban kekerasan seksual memilih tidak melaporkan kejahatan yang menimpa diri mereka.Dari total 25.213 responden, secara rinci 58 responden pernah mengalami kekerasan secara verbal, 25 mengalami pelecehan fisik, 25 dipaksa menonton konten seksual, dan 6 mengalami perkosaan.Selengkapnya:https://www.change.org/id/tentang/mulaibicarahttp://www.magdalene.co/news-871-93-persen-penyintas-tak-laporkan-pemerkosaan-yang-dialami-survei-.htmlhttp://kabar24.bisnis.com/read/20160722/15/568145/93-korban-pemerkosaan-tidak-melapor

Korban Kekerasan Seksual di Indonesia Memilih Tutup Mulut

Direktur Eksekutif Lentera Indonesia, Wulan Danoekoesoemo mengatakan mayoritas korban kekerasan seksual masih di bawah usia 18 tahun. Jika dilihat dari hasil survey, jumlahnya mencapai 1.095 orang. Mayoritas juga mengakui, pelaku pemerkosaan adalah orang dekat.Selengkapnya:https://www.change.org/mulaibicara

Anak di Bawah 18 Tahun Banyak Jadi Korban Pemerkosaan

Ketua Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan Komnas Perempuan, Azriana mengatakan ada tujuh sebab korban kekerasan seksual tidak mau melapor. Pertama, karena banyak perempuan korban pemerkosaan selalu disalahkan. Kedua, korban berpikir lebih baik menanggung sendiri, dari pada dilaporkan jadi aib.Ketiga, aparat hukum yang menganggap sepele laporan korban. Keempat, aparat hukum kerap kali malah mengorbankan si korban. Kelima, proses hukum yang tak dijalani sampai tuntas. Selengkapnya :http://www.idntimes.com/francisca-christy/7-alasan-mengapa-banyak-korban-pemerkosaan-enggan-melapor

Alasan-alasan Korban Perkosaan Enggan Melapor

Lebih dari 25 ribu orang telah berpartisipasi sebagai responden Survei Tentang Kekerasan Seksual yang diinisiasi Lentera Sintas Indonesia, Magdalene.co, dan difasilitasi oleh Change.org Indonesia. Kini saatnya kita membahas poin-poin penting apa saja yang ditemukan dalam survey, dan langkah apa selanjutnya? Kami mengundang rekan-rekan media untuk bergabung dalam konferensi pers pemaparan hasil survey tersebut yang akan diadakan pada:Hari/ tanggal: Kamis, 21 Juli 2016Waktu: 13.00  14.00 WIBLokasi: Ruang Persahabatan Lt 1. Komnas Perempuan. JL. Latuharhary No. 4B. Menteng. Jakarta Pusat.Narasumber:Wulan Danoekoesoemo - Lentera Sintas IndonesiaAzriana - Ketua Komnas PerempuanNova Eliza - Pekerja seni dan public figure Dalam KonfirmasiHera Diani - Magdalene.coModerator: Usman Hamid - Change.orgKontak media:Desma Murni - 0811793458 Sophia Hage - 081230038767 Hera Diani - 081584008025

Undangan Konferensi Pers: Survei Tentang Kekerasan Seksual

Dalam sebuah talkshow, aktor Hollywood Channing Tatum berbagi pendapatnya tentang kesetaraan gender. Ia juga menanggapi kasus kekerasan seksual  yang dijatuhi pada mantan mahasiswa Stanford Brock Turner, yang di hukum enam bulan penjara.Channing mengatakan akan sangat berbahaya jika hal itu dibiarkan. Karena pelaku tidak akan tahu kapan dia harus berhenti, dan apa yang membuatnya berhenti melakukan perkosaan. Channing setuju dengan hukuman yang diberikan pada Turner.Selengkapnya:http://www.huffingtonpost.com/entry/channing-tatum-rape-culture-is-a-very-real-thing_us_576d323de4b017b379f59fc1

Channing Tatum: Kekerasan Seksual itu Mengerikan

Selama 6 bulan terakhir telah terjadi 91 kasus pembunuhan perempuan di Indonesia. Lebih dari 50 diantaranya dibunuh pasangan.  Tentu kita jengah melihat hal ini masih banyak terjadi.Jika kita melihat orang terdekat kita mengalami kekerasan fisik, emosional, psikis, atau seksual, kita harus menolongnya. Untuk menghentikan aksi kekerasan tersebut, kita juga bisa mendesak pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual.Selengkapnya:https://twitter.com/waltonkate/status/754869288855494660

Pasangan Paling Banyak Melakukan Tindak Kekerasan Seksual

Semua orang harus belajar untuk menghargai orang lain. kini saatnya kita kritis, tidak ikut tertawa dan berani menegur orang yang melontarkan candaan yang seksis, porno, diskriminasi atau mengarah ke fisik.Seperti pramugari maskapai Garuda yang berani melaporkan penumpang pesawat yang membuat candaan seksis. Dari kebiasaan bersuara dan menegur inilah kita mulai melakukan perubahan agar perempuan dilihat sebagai manusia yang bermartabat.Selengkapnya:http://www.konde.co/2016/07/stop-tubuhku-bukan-bahan-bercanda.html

Tubuh Wanita Bukan Bahan Becandaan

Kalau kamu merasa terpanggil untuk turun tangan membantu menginformasikan isu kekerasan seksual kepada remaja, kamulah yang kami cari.Lentera Sintas Indonesia bersama rekan kampanye #MulaiBicara campaign.com akan mengadakan roadshow ke 75 SMP, SMA dan SMK di Jakarta pada tanggal 18, 19 dan 20 Juli 2016 sebagai bagian dari masa pengenalan lingkungan sekolah dulu MOS. Volunteers akan mendapatkan training pada tgl 16 Juli 2016.Bersedia turun tangan?Kontak lewat email info@lenteraindonesia.orgMari bersama kita pecahkan kebisuan ini dan hentikan kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia

#MulaiBicara Needs YOU

Kampanye #20MinutesOfAction4Change adalah sebuah kampanye yang mengajak setiap ayah untuk duduk bersama anak laki-lakinya selama 20 menit dan membicarakan tentang hak asasi perempuan, kekerasan seksual, dan menyetujui serta membantu "mengakhiri budaya perkosaan".Kampanye yang bagus dan menarin untuk #MulaiBicara tentang kekerasan berbasis gender.Selengkapnya:http://globalnews.ca/news/2785413/how-20-minutes-of-action-inspired-toronto-fathers-to-teach-their-sons-about-misogyny/

#20MinutesOfAction4Change: How men can help to put an end to rape culture

Kisah menyedihkan kembali datang dari Kediri, dimana seorang bocah berusia 2 tahun mengalami kekerasan seksual bahkan fisik yang dilakukan oleh keluarganyaSimak:http://www.thejakartapost.com/news/2016/06/29/toddler-sodomized-murdered-by-uncle-in-kediri.html

Bocah Usia 2 Tahun Disodomi dan Dibunuh oleh Pamannya di Kediri

Lentera Sintas Indonesia akan melakukan bazaar untuk galang dana bagi kampanye ?#?MulaiBicara?. Apabila ada barang yang tidak dipakai tetapi masih layak untuk dijual di bazaar ataupun mau menyumbang barang baru mohon hubungi: info@lenteraindonesia.org dengan subyek Galang Dana.Batas pengumpulan tanggal 1 Juli 2016.Hasil uang yang didapatkan dari bazaar galang dana ini akan dipakai untuk:- Diskusi dan movie screening ke universitas-universitas untuk melakukan diskusi tentang kekerasan seksual di kampus- Pengembangan modul kekerasan seksual untuk remaja- Melakukan workshop untuk media, terkait isu pemberitaan kekerasan seksual- Serangkaian kegiatan lainnya dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat terkait isu kekerasan seksualTerima kasih banyak atas bantuan teman-teman untuk menyumbang ataupun meneruskan pesan ini.Informasi tentang Lentera Sintas Indonesia dan kampanye kami dapat diakses di www.sintas.org. Tanda tangani pula Petisi kami terkait RUU kekerasan seksual di change.org/YYAdalahKita. Saat ini, petisi kami sudah mencapai lebih dari 75.000 tanda tangan dan sudah kami serahkan ke Komisi VIII DPR RI dan Kementerian Sosial.Isi dan share survey nasional kami tentang kekerasan seksual di masyarakat di change.org/MulaiBicara. Survey ini hampir mencapai angka 25.000 responden. Bantu kami mencapai lebih.

FUNnRaising: Galang Dana untuk Kampanye #MulaiBicara

Berikut ini adalah panduan untuk menangani pelecehan seksual di kendaraan/angkutan umum:http://magdalene.co/news-849-booklet-tackles-sexual-harassment-on-public-transport.htmlSangat berguna untuk para pengguna kendaraan umum dalam menangani ataupun mencegah pelecehan seksual di perjalanan.

Panduan Menangani Pelecehan Seksual di Kendaraan Umum

Maraknya praktik kejahatan seksual tidak bisa di ukur dari maju atau tidaknya sebuah negara. Film The Hunting Ground mendokumentasikan para korban kekerasan seksual di beberapa universitas di Amerika Serikat yang enggan melaporkan. Bahkan pihak kampus dan aparat hukum tidak percaya jika kejadian itu terjadi di lingkungan kampusnya.Penyintas merasa malu untuk membuka kebenaran yang ia alami. Yang diperlukan adalah aparat hukum harus lebih sensitive menangani korban kejahatan seksual. Jangan beberkan pertanyaan yang menyudutkan korban. Ucap Wulan dari Lentera Indonesia, usai pemutaran film documenter The Hunting Ground di @america, Jakarta Pusat, Kamis 23/6.Selengkapnya:https://www.facebook.com/LenteraID/?fref=photo

Di Negara Maju Pun, Kejahatan Seksual Marak Terjadi

This is why its important to address sexual violence, especially in institutions. By staying silent, we have no way of knowing the true scale of the problem. Lets ?#?TalkAboutIt?Read More:https://feministkilljoys.com/2016/06/02/speaking-out/

Lets talking about what we are not talking about

"By definition rape is not the absence of promiscuity, rape is the absence of consent, and it perturbs me deeply that he cant even see that distinction."Rape happens; and every time it happens, we are faced with people linking it to alcohol, porn and promiscuity. Rape is not casual sex Lets ?#?TalkAboutIt? and understand that rape is an act of crime.Read More:https://www.buzzfeed.com/katiejmbaker/heres-the-powerful-letter-the-stanford-victim-read-to-her-ra?utm_term=.egMWjagbaX#.dwM4m6lk6e

Here Is The Powerful Letter The Stanford Victim Read Aloud To Her Attacker

Saksikan pemutaran film dokumenter "The Hunting Ground", sebuah film yang mengungkapkan kasus perkosaan di lembaga pendidikan tinggi di AS. Pemutaran film akan berlangsung selama 60 menit, diikuti dengan diskusi panel oleh:Wulan Danoekoesoemo - Lentera IDFerena Debineva - SGRC UIEvi Mariani - The Jakarta PostModerator: Andari Karina Anom - Binus InternationalKamis, 23 Juni 2016Pk. 19.00 - 21.00 WIB@America, Pacific Place, Lantai 3

Pemutaran film dokumenter "The Hunting Ground"

BERITA DAN MEDIA- Magdalene:Sebuah online magazine yang mempublikasi mengenai isu-isu perempuan.- Institut Konde:Media berita online terkait isu perempuan.- Dialogika Podcast:Sebuah podcast antar dua teman mengenai isu terbaru di politik, masyarakat dan feminisme di Indonesia dan dunia.- Menghitung Pembunuhan PerempuanIndonesia sedang mengalami darurat kekerasan terhadap perempuan. Proyek ini menghitung semua perempuan terlapor dibunuh oleh laki-laki.- WadonMengulas feminisme dalam JawaLEMBAGA NEGARA- Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap PerempuanAdalah lembaga nasional hak asasi manusia LNHAM yang independen untuk penegakan hak asasi manusia perempuan Indonesia. Komnas Perempuan dibentuk melalui Keputusan Presiden No. 181 Tahun 1998, pada tanggal 15 Oktober 1998, yang diperkuat dengan Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2005.LSM- Samsara IndonesiaSamsara adalah layanan konseling untuk kehamilan tidak direncanakan dan kontrasepsi. Bicara dengan kami untuk perencanaan masa depanmu.- Jurnal Perempuan JP:Sebuah LSM yang menerbitkan jurnal perempuan terkait isu perempuan.- Lentera ID:Kelompok dukungan untuk penyintas kekerasan seksual- INSTITUT KAPAL Perempuan:Sejak berdiri pada 8 Maret 2000, perkumpulan Lingkaran Pendidikan Alternatif untuk Perempuan atau KAPAL Perempuan, telah dan sedang melakukan beragam kegiatan pendidikan, penelitian, dan advokasi yang melibatkan pihak-pihak seperti kelompok/organisasi perempuan, pemerintah, organisasi masyarakat lainnya, untuk mengembangkan pemikiran dan aksi bersama yang kritis, sensitif gender, dan pluralis. KAPAL Perempuan lahir dari keprihatinan dan kegelisahan terhadap perubahan politik, situasi konflik dan kekerasan yang bernuansa agama, etnis, klas, maupun kelompok tertentu yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia.- Solidaritas Perempuan:Solidaritas Perempuan adalah organisasi feminis yang didirikan pada tanggal 10 Desember 1990, berbentuk perserikatan dengan keanggotaan individu yang tersebar diseluruh Indonesia- Mitra Wacana WRCLembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di bidang pendidikan dan informasi hak-hak perempuan dan anakSENI- Kolektif Betina:Kumpulan perempuan dengan latar belakang berbeda yang berlandaskan semangat persaudarian dan saling mendukung satu dengan lainnya.- Vantianis Finger Power:Halaman Ika Vantiani dimana ia meragakan seni, hasil karyanya dan proyek lainnya.- Nangis Itu Cry:Komik untuk membantu pengetahuan tentang orientasi seksual dan identitas gender- Fabulous Pande:Komikus muda yang menggunakan karyanya untuk menanggapi isu-isu yang terkait LGBT- Institut Ungu:Ruang seni dan budaya untuk perempuanKOMUNITAS DAN GERAKAN- BumiPertiwi2045Pada tanggal 2 Mei 2016, dalam sebuah forum yang merefleksikan perjalanan gerakan perempuan masa Orde Baru di Musium Nasional, Jakarta, seratus lebih perempuan dari segala penjuru Bumi Pertiwi bersepakat bahwa sudah tiba waktunya untuk melakukan konsolidasi gerakan setelah hampir dua dasawarsa kita berjuang demi kesetaraan, keadilan dan keberagaman pada Era Reformasi. Terhitung mulai sekarang, kita punya waktu dua tahun untuk menyiapkan diri menjelang Desember 2018, yaitu 20 tahun sejak Kongres Perempuan 1998 dan 90 tahun sejak Kongres Perempuan 1928. Kita tidak bisa sekedar menengok ke belakang, tetapi harus melihat ke depan dan menyambut 100 tahun kedaulatan Indonesia: 2045. Kita berkonsolidasi untuk memastikan bahwa 100 tahun bangsa Indonesia berdaulat membawakan kedaulatan bagi seluruh perempuan di Bumi Pertiwi yang sehat dan sejahtera.- Aliansi Laki-laki Baru:Gerakan laki-laki yang lahir dari dinamika gerakan perempuan dan bertujuan untuk memperjuangkan keadilan gender di IndonesiaLAINNYA- Mengekspos MisoginisMengekspos para misoginis didunia maya yang menggunakan Kebebasan Berekspresi mereka untuk mengutarakan kebencian dan menyalahkan korban perempuan.Sumber:https://www.facebook.com/indonesiafeminis/posts/1741845286083355

Daftar institusi yang perlu diketahui terkait isu perempuan

Ketika aparat penegak hukum bahkan tidak mengetahui apa yang disebut kekerasan seksual."Setiap orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk Anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain" hal tersebut tercantum dalam UU Perlindungan Anak sebagai kejahatan.Selengkapnya:http://regional.kompas.com/read/2016/06/01/06070011/Dugaan.Pemerkosaan.Siswi.SD.oleh.21.Pria.Polisi.Sebut.Tidak.Ada.Unsur.Pemaksaan

"Tidak ada unsur pemaksaan karena dilakukan atas dasar suka sama suka dengan bujuk rayu"

?#?MulaiBicara? & ?#?TalkAboutIt? karena suaramu berarti untuk mengakhiri kekerasan seksual yang terjadi. Mari bersama luangkan waktu 2 menit untuk mengisi survey tentang kekerasan seksual ini: www.change.org/MulaiBicaraSemakin banyak data akan berguna bagi kita untuk memahami masalah dan mencari solusi terbaik untuk menghapus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di Indonesia.

Survey Kekerasan Seksual

Lets redefine what it is to be human men or women and that we are not allowed to take what is not ours.Alcohol takes down your inhibitions not your humanity Its not about promiscuity, its about respecting a human being.https://www.facebook.com/matt.lang.524/posts/10156967377345032

Its not about promiscuity, its about respecting a human being

Komnas Perempuan menyajikan fakta mengenai kondisi media Indonesia dalam memberitakan perspektif korban kekerasan seksual.Masih banyak kalimat yang terkesan menyalahkan korban.  Seperti: korbannya berparas cantik atau himbauan agar masyarakat umum tidak menggunakan pakaian mini sehingga mengundang nafsu laki-laki.Selengkapnya:http://www.konde.co/2016/06/bias-pemberitaan-media-bagi-perempuan.html

Media dalam Pemberitaan Kasus Kekerasan Seksual

Tingginya biaya visum dan stigma aib yang menghantui para korban di masyarakat membuat para korban enggan melaporkan kasuks kekerasan seksual yang dialaminya.Selengkapnya:http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160527174642-12-133939/masalah-biaya-jadi-penghambat-laporan-pelecehan-seksual/

Masalah Biaya dan Stigma Menjadi Kendala Korban untuk Melapor

Ketua Komisi Nasional Komnas Perempuan Azriana menyebut Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual menawarkan perlindungan baru terhadap korban.Selama ini perlindungan korban tak diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP, Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, dan Undang-Undang Perlindungan Anak.Selengkapnya:http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160608123407-20-136641/ruu-penghapusan-kekerasan-seksual-lebih-lindungi-korban/