Pesawat Kertas Aceh adalah komunitas sosial berbasis lingkungan yang berpusat di Kota Banda Aceh. Komunitas ini didirikan pada tanggal 25 November 2017 di Kota Banda Aceh. Komunitas ini mengajak masyarakat untuk mensedekahkan sampah kertas mereka melalui #Gerakansedekahsampah untuk diolah menjadi suatu produk kreatif dan sebagian lagi dijual untuk dana Program Beasiswa Sampah yaitu memberikan bantuan perlengkapan sekolah seperti sepatu/baju sekolah kepada anak-anak kurang mampu di Aceh. 

Ide awal muncul Program ini dilatar belakangi kondisi pendidikan aceh yang cukup memprihatinkan. Nyatanya memiliki dana otsus yang cukup besar dari pemerintah Indonesia tidak cukup membuat pendidikan aceh membaik. Hal ini terbukti dari data yang kami dapatkan, pada tahun 2016 Aceh menempati urutan 32 dari 34 Provinsi Indonesia. Banyak faktor yang menyebabkan kondisi tersebut, salah satunya adalah faktor ekonomi masyarakat. Banyak orang tua yang tidak mampu menyekolahkan anaknya ataupun membeli fasilitas sekolah anaknya. 
Melihat kondisi tersebut, maka tercetuslah ide beasiswa sampah. Yaitu program pemberian beasiswa dimana sumber beasiswa itu sendiri berasal dari sampah-sampah kertas masyarakat. Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan partisipasi publik dalam mengatasi permasalahan masyarakat disekitarnya. 

Penerima beasiswa tidak hanya mendapatkan bantuan peralatan sekolah, tetapi juga mendapatkan pembinaan pendidikan dan pelatihan pembuatan produk kreatif. Tujuan nya adalah untuk meningkatkan prestasi akademik dan mendapatkan penghasilan tambahan dari penjualan produk kreatif yang mereka buat. 

Disisi lain, kami melihat intensitas penggunaan kertas di masyarakat terutama mahasiswa, akademisi dan perkantoran setiap tahunnya meningkat. Tetapi sampah kertas yang dihasilkan seakan tidak mempunyai ujung, tidak dimamfaatkan secara maksimal bahkan sampai dibakar yang tentunya akan berdampak kepada kerusakan ozon dan lingkungan. Maka dari itu kami berinisiatif mengumpulkannya untuk dimamfaatkan menjadi produk-produk kreatif dan sebagian lagi dijual untuk membelikan perlengkapan sekolah anak-anak kurang mampu Aceh dengan harapan komunitas kami bisa menjadi pisau bermata dua yaitu tidak hanya dapat mengatasi permasalahan lingkungan tetapi juga pendidikan sekaligus.

BeasiswaSampah

Menerbangkan mimpi-mimpi anak negeri dengan sampah kertas

Kegiatan di Yakesma akan menjadi titik awal lahirnya unit usaha kreatif di Aceh. kami akan terus mengembangkan produk-produk inovasi berbahan baku sampah kertas sehingga kegiatan ini akan semakin memberikan dampak yang besar bagi masyarakat. untuk kebutuhan produksi kami memperkirakan membutuhkan dana sebesar 200 juta ditahun pertama.

semoga dengan dukungan banyak pihak, kegiatan ini bisa menjadi jalan untuk memberdayakan anak-anak kurang mampu di Aceh dan ikut bepartisipasi dalam proses penurunan angka kemiskinan aceh.

Pengembangan Menjadi Unit Usaha Kreatif

Motivasi saya mengikuti kegiatan #Sdgpipe2019 adalah untuk terlibat aktif dalam proses penyelesaian masalah dan melakukan perubahan untuk daerah saya tercinta, Aceh. 

Saya juga ingin membangun relasi dengan teman-teman peserta lain nya. Karena saya percaya bahwa pemuda yang mengikuti program ini adalah pemuda-pemuda yang sudah punya niatan besar untuk melakukan perubahan di lingkungan nya dan saya berharap suatu saat bisa berkolaborasi bersama mereka.

Motivasi lainnya adalah saya ingin berbagi pengalaman bersama peserta lainnya tentang apa yang sudah saya lakukan dan yang telah mereka lakukan. Sehingga ada proses transfer ilmu antar sesama peserta. 

Saya adalah orang yang selalu mendapatkan inspirasi dari orang-orang yang melakukan kebaikan. Dan saya berharap suatu saat nanti saya juga bisa menjadi inspirasi bagi orang lain untuk melakukan kebaikan/perubahan untuk Aceh setelah melihat apa yang saya lakukan saat ini.

Menjadi Inspirasi Bagi Pemuda Lainnya Untuk Melakukan Perubahan

#BeasiswaSampah created

1. Gerakan Sedekah Sampah
Sebuah gerakan yang digagas untuk menyadarkan masyarakat agar lebih peduli kepada lingkungan. Selain itu gerakan ini juga berharap bisa mengajak masyarakat untuk melakukan kebaikan dari hal yang paling kecil yaitu dengan bersedekah sampah kertas saja mereka sudah ikut terlibat dalam aksi penyelamatan lingkungan dan ikut berkontribusi memajukan pendidikan Indonesia.

2. Beasiswa Kertas
Memberikan bantuan peralatan sekolah (sepatu/baju sekolah/tas) kepada anak-anak kurang mampu yang ada di Aceh. Program ini lahir karna kami melihat bahwa akses pendidikan di Aceh masih sangat minim dan masih banyak sekali anak-anak Aceh yang tidak mempunyai fasilitas untuk bersekolah.

3. Rumah Kertas
Rumah Kertas adalah program pelatihan pengolahan kertas menjadi suatu produk kreatif kepada anak kecil dengan tujuan untuk menumbuhkan kreatifitas dan cinta lingkungan sejak dini. Kegiatan awal program ini sudah dilakukan di Yakesma Blang Kreung Aceh Besar melibatkan anak-anak binaan yang ada disana. Anak-anak binaan di yakesma mempunyai latar belakang sosial yang berbeda-beda, ada yang berasal dari keluarga broken home, anak-anak jalanan bahkan ada seorang ibu yang tidak dinafkahi oleh suaminya. Adapun rangkaian kegiatannya adalah Senam pagi, dilanjutkan dengan seminar motivasi bekerjasama dengan time cyrcle. Lalu masuk ke program intinya yaitu sesi pengolahan kertas menjadi produk kreatif diawali dengan pembuatan bubur kertas lalu mencetaknya kembali menjadi kertas dan ditutup dengan pemberian beasiswa berupa peralatan sekolah. Kegiatan lanjutan dari program ini yaitu kami berharap akan ada suatu produk kreatif dan bernilai jual yang dihasilkan oleh anak-anak binaan dan kami akan bantu pasarkan produknya untuk membantu perekonomian mereka.

4) Pustaka Kertas
Seringkali orang-orang yang bersedekah sampah kertas juga memberikan buku-buku bacaan Maka kami berinisiatif untuk mengumpulkan buku-buku tersebut, disortir lalu mendirikan pustaka untuk menumbuhkan minat literasi anak-anak Indonesia dan ikut membantu program pemerintah yaitu Gerakan Indonesia Membaca. Seiring berjalan nya waktu, anak-anak yang membaca di pustaka kertas semakin banyak.

Program-Program Pesawat Kertas

1. Berhasil menyelamatkan 4 ton sampah kertas yang rawan dibakar dan menyebabkan kerusakan lingkungan.

2. Berhasil menyalurkan 87 Paket bantuan perlengkapan sekolah (sepatu/seragam sekolah) kepada anak-anak kurang mampu Aceh yang tersebar di 3 daerah besar yaitu Banda Aceh, Aceh Besar dan Gayo Lues.

3. Telah menyelenggarakan beberapa kali workshop pemanfaatan sampah menjadi produk kreatif dan menghasilkan 50 produk kreatif dari sampah.

4. Mendirikan 1 Taman Baca Masyarakat (TBM) yang terdaftar secara resmi di Kemendikbud untuk mendukung Gerakan Literasi Nasional

Dampak yang telah diberikan Pesawat Kertas

Pesawat Kertas Aceh adalah komunitas sosial berbasis lingkungan berpusat di Kota Banda Aceh yang didirikan pada tanggal 25 November 2017. Komunitas ini mengajak masyarakat untuk mensedekahkan sampah kertas mereka melalui #Gerakansedekahsampah untuk diolah menjadi suatu produk kreatif dan sebagian lagi dijual untuk dana Program Beasiswa Sampah yaitu memberikan bantuan perlengkapan sekolah seperti sepatu/baju sekolah kepada anak-anak kurang mampu di Aceh. 

Ide awal muncul Program ini dilatar belakangi kondisi pendidikan aceh yang cukup memprihatinkan. Nyatanya memiliki dana otsus yang cukup besar dari pemerintah Indonesia tidak cukup membuat pendidikan aceh membaik. Hal ini terbukti dari data yang kami dapatkan, pada tahun 2016 Aceh menempati urutan 32 dari 34 Provinsi Indonesia. Banyak faktor yang menyebabkan kondisi tersebut, salah satunya adalah faktor ekonomi masyarakat. Banyak orang tua yang tidak mampu menyekolahkan anaknya ataupun membeli fasilitas sekolah anaknya. 
Melihat kondisi tersebut, maka tercetuslah ide beasiswa sampah. Yaitu program pemberian beasiswa dimana sumber beasiswa itu sendiri berasal dari sampah-sampah kertas masyarakat. Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan partisipasi publik dalam mengatasi permasalahan masyarakat disekitarnya. 

Penerima beasiswa tidak hanya mendapatkan bantuan peralatan sekolah, tetapi juga mendapatkan pembinaan pendidikan dan pelatihan pembuatan produk kreatif. Tujuan nya adalah untuk meningkatkan prestasi akademik dan mendapatkan penghasilan tambahan dari penjualan produk kreatif yang mereka buat. 

Disisi lain, kami melihat intensitas penggunaan kertas di masyarakat terutama mahasiswa, akademisi dan perkantoran setiap tahunnya meningkat. Tetapi sampah kertas yang dihasilkan seakan tidak mempunyai ujung, tidak dimamfaatkan secara maksimal bahkan sampai dibakar yang tentunya akan berdampak kepada kerusakan ozon dan lingkungan. Maka dari itu kami berinisiatif mengumpulkannya untuk dimamfaatkan menjadi produk-produk kreatif dan sebagian lagi dijual untuk membelikan perlengkapan sekolah anak-anak kurang mampu Aceh dengan harapan komunitas kami bisa menjadi pisau bermata dua yaitu tidak hanya dapat mengatasi permasalahan lingkungan tetapi juga pendidikan sekaligus.

Apa itu Pesawat Kertas ?

Permasalahan lingkungan di Aceh yaitu sampah kertas yang terus menumpuk setiap harinya bisa dijadikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan lainnya yaitu Pendidikan.

Sampah-sampah kertas yang ada dimasyarakat dikumpulkan melalui Gerakan Sedekah Sampah dan akan diolah menjadi produk kreatif. Dalam kegiatan ini Pesawat Kertas akan bekerjasama dengan Yayasan Kesehatan Masyarakat (Yakesma )  yaitu sebuah yayasan yang menampung anak-anak jalanan/kurang mampu untuk dilatih membuat produk kreatif seperti paper bag, kotak tisue dan produk kreatif lainnya.

Hasil penjualan produk kreatif akan digunakan untuk membiayai pendidikan anak-anak binaan tersebut. Harapan nya program ini bisa menjadi pisau bermata tiga yaitu tidak hanya bisa menyelesaikan permasalahan pendidikan tetapi juga ekonomi dan lingkungan sekaligus.

Anak-anak binaan juga tidak hanya menjadi objek penerima bantuan, tetapi ikut berperan aktif dalam proses tersebut.

Dampak yang ingin dicapai 
1.	Adanya unit usaha untuk anak-anak Yakesma
2.	Anak-anak terberdayakan dengan baik dan menjadi lebih mandiri
3.	Anak-anak menjadi lebih kreatif setelah mendapat kelas kreatif
4.	Anak-anak termotivasi untuk belajar lebih giat lagi dan menyadari bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah sesuatu yang dapat menghentikan mimpi mereka.
5.	Menumbuhkan inovasi anak-anak untuk memamfaatkan barang bekas menjadi produk yang lebih bernilai.
6.	Menumbuhkan sifat cinta lingkungan sejak dini
7.	Memamfaatkan waktu luang anak-anak untuk mengikuti kegiatan positif sehingga tidak lalai dengan kegiatan yang tidak produktif