“Tidak ada vaksin untuk krisis iklim!”

Emisi gas CO2 pada tahun 2020 lalu sempat turun secara signifikan sebesar 7% dibanding 2019, karena pandemi memaksa berbagai belahan dunia untuk mengurangi aktivitas. Namun, setelah vaksin Covid-19 ditemukan dan manusia mulai kembali beraktivitas secara normal, emisi gas yang mendukung krisis iklim menjadi melonjak cepat di tahun 2021 (Jurnal Nature Climate Change, 2021).

Peter Giger, seorang ahli dari Zurich Insurance Group memperingatkan bahwa tidak seperti Covid-19, tidak ada vaksin untuk krisis iklim, sehingga rencana pemulihan pasca pandemi harus fokus pada pertumbuhan berkelanjutan. Sederet bencana di awal 2021 ini adalah salah satu buktinya. Hingga Februari saja tercatat 386 bencana terjadi di Indonesia, yang didominasi oleh banjir, puting beliung dan tanah longsor (BNPB). Perubahan iklim juga berpengaruh terhadap pemanasan suhu bumi, kenaikan permukaan air laut, gagal panen, serta kerusakan berbagai ekosistem bagi hewan, tanaman maupun organisme lain. 

Berbagai dampak krisis iklim ini bisa dicegah dan dikurangi dengan aksi dan kontribusi dari kita semua. Nah, agar semakin banyak masyarakat Indonesia yang peduli terhadap dampak iklim, kami mengajak kalian untuk ikutan challenge Cegah Krisis Iklim dengan upload fotomu saat berkontribusi dalam mencegah dampak krisis iklim di aplikasi Campaign for Change.

Menariknya lagi jika kamu ikutan, kamu akan mendapat berbagai benefit menarik berikut:
a. GOPAY untuk 5 orang
b. Tiket webinar eksklusif
c. Eco-product menarik
d. Highlight ‘Climate Ranger’ mingguan di instagram
e. E-sertifikat sebagai ‘Climate Hero’ bagi yang menyelesaikan 7 tantangan 

Selain itu, dengan kamu menyelesaikan 7 challenge ini, artinya kamu sudah berdonasi sebesar Rp20.000 untuk project Kampung Iklim di wilayah pesisir Bandar Lampung.
