Berdasarkan data Survei Status Gizi Nasional (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia di angka 21,6%. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 24,4%. Walaupun menurun, angka tersebut masih tinggi, mengingat target prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14% dan standard WHO di bawah 20%. Untuk mengentaskan stunting, perlu kolaborasi bersama semua komponen yang ada di masyarakat. 

Oleh karena itu 1000 Days Fund dan Campaign menginisiasi kampanye #CegahStunting. Kampanye sosial ini menggandeng kelompok mahasiswa untuk membantu menyebarkan informasi terkait stunting agar masyarakat semakin memahami terkait persoalan stunting.  Dalam hal ini tim mahasiswa akan menggelar screening film berjudul Indonesia’s Silent Emergency: Stunting in Rural Populations dan meluncurkan Challenge di aplikasi Campaign. Kamu juga bisa mendukung kampanye ini dengan menyelesaikan Challenge di kampanye #CegahStunting.

CegahStunting

Kampanye ini bertujuan untuk memutus rantai kemiskinan dan malnutrisi yang menjadi faktor stunting

Hi teman-teman!<div>Terima kasih yang sudah mengikuti aksi baik #cegahstunting. Masih ada 18 hari lagi bagi yang belum menyelesaikan challenge, dan kami masih butuh banyak partisipasi dari yg lainnya. Ayo ajak teman-teman yang lain ya!</div>

18 hari lagi!

Kesehatan dan juga fasilitas kesehatan merupakan hak asasi manusia. Bukan berarti seorang anak yang lahir di pelosok, layak tertinggal dari mereka yang ada di kota besar.

Di Indonesia terdapat 30.8% anak stunting bahkan angka ini berkisar di angka 40% atau lebih jika kita melihat ke bagian Timur Indonesia. Sekitar 14 ribu anak lahir tiap harinya di Indonesia. Dari sebanyak itu, ada sekitar 5 ribu anak yang mengalami stunting, atau gagal tumbuh karena masalah gizi kronis yang salah satunya ditandai tinggi badan anak yang berada di bawah rata-rata ideal.

Seribu hari pertama kehidupan anak terhitung dari masa kandungan sampai usia 2 tahun adalah waktu yang sangat penting dan menentukan dalam perkembangan mereka hingga dewasa. Sebanyak 500 ribu neuron dibentuk setiap jam-nya dalam tahap ini.

Akibatnya dalam jangka panjang, anak 10 kali lebih mudah sakit, cenderung lebih sering absen hingga drop out dari sekolah, bahkan terdapat kemungkinan memiliki pendapatan yang lebih rendah pula saat mereka masuk usia bekerja dibanding rekan sebayanya yang tidak stunting.

Sebanyak 80% perkembangan otak terjadi pada periode ini. Jika pada rentang waktu 1000 hari ini sudah tertutup, maka tidak bisa untuk dikembalikan jika anak sudah mengalami stunting. Nasi sudah menjadi bubur.

Tapi, stunting masih bisa dicegah! Berdasarkan penelitan Gates di Zambia, adanya pengukur badan yang dilengkapi dengan informasi nutrisi dan tinggi badan ideal di tiap rumah, dapat menurunkan tingkat stunting sebesar 22%.

Kami dari 1000 Days Fund, ingin mewujudkan Indonesia yang bebas stunting. Tentu hal ini adalah tugas besar dan tidak mudah. Kami mau memberikan edukasi kepada para ibu di berbagai pelosok Indonesia melalui pemasangan alat ukur tinggi badan (height chart) bahwa stunting bisa dicegah dengan pola asuh, pola makan dan juga sanitasi yang baik.