Indonesia merupakan negara penghasil limbah plastik di laut terbesar kedua. Setiap hari, Indonesia menghasilkan limbah plastik sebanyak 25,000 ton. Walaupun kita sedang aktif menghadapi permasalahan dalam manajemen limbah, negara kita hanya baru mulai mengeksplorasi cara-cara untuk mengurangi limbah. Sementara itu kampanye publik, kebijakan dan komitmen dari industri baru memasuki tahap awal.

Waste on my plate merupakan sebuah film dokumenter yang secara khusus mengandalkan dampak dari seni sinematiknya untuk mengejutkan penonton tentang kebesaran dampak dari masalah limbah di Indonesia. Dari masing-masing rumah hingga kegiatan bersama, film ini mengajak penonton untuk melihat betapa banyak limbah yang dihasilkan oleh gaya hidup biasa dari seorang warga negara Indonesia. Film ini juga memaparkan bagaimana limbah plastik yang dihasilkan oleh kegiatan manusia tidak bisa betul-betul dibuang dan akan kembali lagi sebagai ancaman bagi keamanan makanan dan minuman dari orang yang menghasilkan limbah ini sendiri.


ChangeForBetterEarth

Karena Sekecil Apapun Aksimu, Kamu Berkontribusi Menciptakan Dunia Yang Lebih Baik



Halo! Saya David Darmadi. Kalian bisa panggil saya David. Kegiatan saya sekarang menjadi seorang Film Director, Videographer, juga Editor. Saya lulusan dari Fakultas Televisi & Film Institut Seni Indonesia Padangpanjang, yang kini bekerja sesuai dengan passion saya. Dulu saya juga ikut terjun langsung mendirikan komunitas Sarueh, komunitas yang bergerak dalam studio film, video, media, dan pemberdayaan masyarakat. Film-film yang saya buat pun sudah pernah diputar di beberapa festival film internasional. Seperti 24th Images Festival Toronto di Kanada, 11th DMZ International Documentary Film Festival di Korea Selatan. Sejak kuliah sampai sekarang saya aktif di dunia perfilman. 
Dan yang terbaru tahun 2019, proyek dokumenter saya berjudul Waste On My Plate mendapatkan kesempatan untuk pitching di Good Pitch Indonesia 2019. Kamu ada pertanyaan mengenai dunia perfilman dokumenter di Indonesia? Atau ingin berdiskusi tentang bahayanya micro plastic di makanan kita? Yuk tanyakan di kolom komentar!

Ayo Pahami Pentingnya Peduli Micro Plastic Bersama David

Waste on My Plate juga menceritakan paradoks bahwa ternyata sampah yang kita anggap sudah dibuang, akhirnya kembali sebagai sebuah ancaman terhadap keamanan air dan makanan yang kita makan dan minum sendiri. Padahal sebenarnya, sampah yang kita buang kembali kepada kita dan masuk ke dalam tubuh kita.

Masih penasaran sama Waste on My Plate? Ngobrol bareng David Darmadi di kolom komentar!

Ngobrol Bareng David Darmadi Tentang Waste on My Plate, Yuk!

#ChangeForBetterEarth created

Melalui eksplorasi visual yang sinematis, Waste on My Plate menampilkan sebuah realita terburuk sebagai dampak dari cara hidup manusia modern Indonesia; seberapa masifnya kita memproduksi sampah yang tanpa disadari pada akhirnya akan kembali ke kita lagi.

Indonesia merupakan negara penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar kedua di dunia. Tiap harinya negara kita memproduksi 25.000 ton sampah plastik. Meskipun sudah cukup lama pengelolaan limbah plastik menjadi momok besar bagi Indonesia, namun berbagai upaya penanggulangan baru terdengar gaungnya beberapa tahun terakhir ini. Selain itu, kebanyakan kampanye- kampanye masyarakat, kebijakan-kebijakan, serta komitmen dari pihak industri baru di level permukaan saja.

Dengan visual yang kuat dan ekstrem, Waste on My Plate menitikberatkan dampak emosional yang akan membuka mata penonton akan masif dan mengerikannya permasalahan sampah di Indonesia. Mulai dari lingkup personal, rumah tangga, hingga kegiatan-kegiatan masyarakat seperti upacara pernikahan atau perayaan lainnya, hingga tempat-tempat umum seperti sekolah dan pasar. Film ini akan menggelitik penonton untuk melihat bagaimana gaya hidup yang dianggap biasa atau normal di kalangan masyarakat Indonesia ternyata melahirkan
 
Waste on My Plate juga menceritakan paradoks bahwa ternyata sampah yang kita anggap telah kita buang, pada akhirnya kembali sebagai sebuah ancaman terhadap keamanan air dan makanan yang kita makan dan minum sendiri.

Melalui pendekatan observasional artistik, sutradara akan membuat sebuah film dengan 3 segmen yang mempertontonkan aktivitas sehari- hari yang dekat dengan masyarakat tapi sering luput dari perhatian, dan bagaimana aktivitas tersebut ternyata berkontribusi pada produksi sampah yang masif di Indonesia.

Pada 2019, sutradara memproduksi dokumenter pendek Diary of Cattle (dirilis di Visions du
Reel (Swiss), Sheffield  Doc/Fest  (Inggris) yang mengusung gaya bercerita sinematis dan observasional. Film ini berhasil menimbulkan dampak emosional yang mendalam pada penonton yang melihat realitas kehidupan sapi yang merumput dan tinggal di tempat pembuangan akhir. Film pendek ini akan menjadi salah satu segmen dalam Waste on My Plate, dan sutradara akan memfilmkan dua segmen lainnya yang berbicara tentang sampah dalam keseharian kita, dan sampah yang berakhir di laut.

Produksi Waste On My Plate akan selesai pada Februari 2021. Rilis di festival pada pertengahan 2021.
