World Water Day adalah perayaan Hari Air Sedunia yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya air bersih. Pada tahun 2022, United Nation mengangkat tema “Groundwater: Making The Invisible Visible”. Tema ini diangkat karena pentingnya air tanah sebagai penopang kehidupan manusia tetapi sering kali diabaikan kualitas serta kuantitasnya karena keberadaannya yang tidak terlihat. Perlu diketahui bahwa air menduduki hampir 70% di bumi, 98% diantaranya merupakan air asin dan 2% air segar, dan dari 2% air segar tersebut, 30% merupakan air tanah. Meski sebagian besar bumi merupakan air, namun hanya sebagian kecil yang dapat dikonsumsi manusia.

Aktivitas manusia, perubahan iklim yang cepat, menipisnya lapisan ozon, serta polusi yang serius memberikan dampak yang serius bagi air khususnya air tanah. Faktor-faktor tersebut meningkatkan tekanan pada air tanah sehingga berpengaruh pada kualitas dan kuantitas air tanah. Bahkan beberapa negara mengalami krisis air bersih karena musim kemarau yang berkepanjangan akibat perubahan iklim. Oleh karena itu untuk memperingati World Water Day yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya air bersih dan menjaga kualitas serta kuantitas air tanah, akan diselenggarakan Campaign dengan tema “Saving Groundwater With Healthy Lifestyle”. 

Tujuan diadakannya acara ini yaitu untuk Mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDG) nomor 4 yaitu Clean Water and Sanitation Selain itu dengan diadakannya webinar diharapkan pengetahuan serta ilmu yang disampaikan dapat menyebar. Yuk jadi bagian agen of change untuk misi penyelamatan air tanah!

EveryoneCanDoGood

Merayakan Hari Air Dunia dan mendukung tercapainya SDGs nomor 4 yaitu Clean Water and Sanitation.

Terpublikasi

Demi mencegah penyebaran COVID-19, pembatasan sosial dilakukan di hampir semua sektor, termasuk kegiatan belajar mengajar di sekolah. Siswa-siswi diwajibkan belajar secara daring dari rumah. Namun, belum semua anak di Indonesia bisa menjalani kegiatan sekolah daring dengan layak, baik karena kurangnya sarana seperti gawai dan paket data internet maupun kurangnya pendampingan dari orang tua. Hal ini turut terjadi di tiga komunitas binaan Project Child Indonesia yaitu masyarakat bantaran Sungai Code, Sungai Winongo, dan Sungai Gajahwong.

Menanggapi hal ini, Project Child Indonesia berinisiatif untuk untuk mengadakan kegiatan pendampingan belajar yang dinamakan program Online Learning Assistance bagi peserta program Sekolah Sungai. Materi yang diajarkan berupa matematika, sains dan bahasa inggris yang disesuaikan dengan level kelas masing-masing peserta. Dengan adanya program ini kami berharap adik-adik di sana tetap semangat bersekolah di tengah banyaknya tantangan dan situasi yang tidak menentu ini.

Kami ingin mengajakmu untuk turut menebarkan kata-kata positif untuk adk-adik Sekolah Sungai agar semakin bersemangat menjalani hari-hari sekolah daring mereka.