Selamat datang di komunitas Change-Makers!  Terima kasih telah mengambil langkah berani untuk menjadi bagian dari perjalanan luar biasa ini untuk mengubah dunia menjadi lebih baik. Masing-masing memiliki keahlian & pengalaman menarik yang membantu gerakan dan kampanye. ForABetterWorldID bertujuan untuk menjadi informasi, berita & hub komunitas untuk Kamu..  Gunakan platform ini untuk menginspirasi dan menjadi inspirasi, memberdayakan dan diberdayakan. Ikuti & hubungkan satu sama lain dalam komunitas ini. Jangan ragu untuk mengungkapkan pemikiran dan gagasan kamu di lingkungan yang aman & peduli ini.  #ForABetterWorldID mempunyai tempat yang disediakan untuk para Changemaker atau Komunitas untuk melakukan kegiatan workshop, meeting , fgd atau seminar di #ForABetterWorldID Hub. Bagi Changemaker yang ingin menggunakan #ForABetterWorldID Hub bisa daftar di https://campaign.com/forabetterworld/hub, Tim Campaign.com akan menindaklanjuti permintaan Changemaker.  Mari lakukan aksi baik & mengubah dunia menjadi lebih baik! 

ForABetterWorldID

Memudahkan Changemaker mengorganisir kampanye menjadi lebih baik!

#SemuaBisaJadiChangemaker

Tulis Suratmu Untuk Kebahagiaan Mereka

4 Nilai Campaign #ForABetterWorld

7 Hari Hidup Sehat Tanpa Worry Yang Enggak Bikin Rugi!

7 Hari Untuk Pendidikan Indonesia Yang Lebih Baik!

Pesan Baik dari Bukuku

YDLB

​Transparansi dan akuntabilitas pendanaan sosial kini menjadi tuntutan publik yang semakin meningkat di era digital. Ini terjadi seiring dengan meningkatnya kesadaran publik akan pentingnya proses dan pengawasan. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Campaign for Good bersama Georgetown University menyelenggarakan The Roundtable on Community Vetting pada 4 Desember 2025 di Georgetown SFS Asia Pacific. Acara ini dihadiri 50 orang praktisi dari perusahaan, filantropi, NGO, komunitas, dan akademisi untuk membahas bagaimana pelibatan komunitas dapat memperkuat masa depan pendanaan sosial di Indonesia.​ ​Mengapa Kita Perlu Melibatkan Komunitas dalam Pengambilan Keputusan?Meski Indonesia dikenal sebagai negara dermawan, banyak organisasi dan funders masih mencari cara untuk mewujudkan proses seleksi yang lebih kredibel, responsif, dan dekat dengan kebutuhan nyata di lapangan. Disinilah Community vetting menawarkan pendekatan partisipatif yang mampu memberi ruang bagi komunitas, penerima manfaat, dan publik untuk ikut menilai program. Cara ini dinilai dapat meningkatkan transparansi sekaligus memperkuat kepercayaan terhadap proses pengambilan keputusan.Pertanyaan utama yang muncul dari acara ini adalah “Bagaimana ekosistem filantropi dapat memperkuat integritas, transparansi, dan relevansi program melalui pelibatan komunitas?”​​<a href="https://campaign.com/updates/17234/Why-Program-Owners-Need-Community-Vetting-to-Make-Smarter-Funding-Decisions">Baca juga: Why Program Owners Need Community Vetting to Make Smarter Funding Decisions</a><a href="https://campaign.com/updates/17234/Why-Program-Owners-Need-Community-Vetting-to-Make-Smarter-Funding-Decisions"></a>​Ruang yang Menghubungkan Pengetahuan, Empati, dan HarapanAcara dibuka oleh Aurelia Virgita (Campaign for Good) yang menekankan pentingnya proses seleksi yang lebih terbuka. Dr. Elle Wibisono (Georgetown University) juga menambahkan pentingnya pendekatan berbasis riset dan kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat integritas seleksi. Keduanya menyampaikan pesan yang sama yakni peran komunitas sangat penting untuk proses yang jujur dan berdampak.​ ​Membangun Kepercayaan Lewat Proses yang Lebih Terbuka &amp; KredibelDalam sesi panel, tiga pembicara berbagi pandangan mereka:<ul><li style="font-size:15px;color:#000000;background-color:transparent">a. Ahmad Aziz (Campaign for Good): menunjukkan bagaimana community vetting menjadi lapisan validasi tambahan dalam seleksi program.</li><li style="font-size:15px;color:#000000;background-color:transparent">b. Deviani Wulandari (Tanoto Foundation): menegaskan pentingnya mendengarkan kebutuhan penerima manfaat agar program lebih berkelanjutan.</li></ul>c. Charlie Hartono (AVPN): mengingatkan bahwa penerapan community vetting lebih ditentukan oleh kesiapan internal organisasi dibandingkan ukurannya.​Kesimpulannya sama bahwa kepercayaan tumbuh dari proses yang transparan, terstandarisasi, dan inklusif, khususnya yang didukung olehcommunity intelligence.​​Tantangan &amp; Realita yang Mereka HadapiDalam dialog terbuka ini, para peserta juga berbagi keresahan mereka, mulai dari menurunnya pendanaan, strategi menentukan komunitas yang tepat, hingga memastikan kelompok rentan tetap terlibat. Banyak peserta juga mengakui bahwa meski mereka sudah melibatkan komunitas, prosesnya sering kali masih informal dan banyak yang belum terstandarisasi.​​Interactive Group Rounds untuk Berbagai Perspektif dan Saling MenguatkanLewat sesi interactive group rounds, peserta juga diberikan kesempatan untuk berdiskusi dalam kelompok kecil. Mereka membahas tantangan seleksi saat ini, manfaat community vetting, dan langkah konkret yang bisa segera dilakukan. Banyak peserta menyadari bahwa:a. Beberapa proses seleksi masih terlalu top-down dan donor-driven, b. Pelibatan komunitas sudah dilakukan, tapi masih informal, c.&nbsp;dan kebutuhan akan mekanisme vetting yang lebih rapi sangat besar. ​Harapan Bermakna dari Peserta Pada sesi refleksi, beberapa peserta menyampaikan pandangan yang menggugah. Salah satu testimoni yang paling mengena datang dari Ahnav Bil Auvaq, ia menyampaikan harapannya bahwa: “Community vetting dapat diperluas hingga ke masyarakat lokal di wilayah terpencil atau berteknologi rendah. Skema ini juga bisa menjadi jembatan antara donor, NGO nasional, NGO regional, dan komunitas lokal untuk menjangkau kelompok yang sulit dijangkau.”Testimoni ini memperlihatkan bahwa partisipasi bukan hanya tentang metode, tetapi tentang bagaimana caranya untuk membuka jalan agar kelompok yang selama ini jauh dari pusat pengambilan keputusan dapat ikut terlibat.<div class="se-component se-image-container __se__float- __se__float-center"><figure style="width: 941px;"><img src="https://storage.googleapis.com/campaign-backend-development-bucket/updates-media/1765186860958_Imageofparticipants1.png" alt="" data-proportion="true" data-size="941px,530px" data-align="center" data-file-name="1765186860958_Imageofparticipants1.png" data-file-size="0" origin-size="1280,720" data-origin="941px,530px" style="width: 941px; height: 530px; transform: rotate(0deg);"><figcaption><div style="margin-left: 25px">Participants "The Rountable on Community Vetting"</div></figcaption></figure></div>​Peluang Kolaborasi untuk Mewujudkan Seleksi yang Lebih Baik Kegiatan ini membuka peluang yang baik bagi funders dan program owners untuk: a. Berkolaborasi dalam pilot project (grants, awards, accelerators, &amp; incubators) bersama Campaign for Good, b. Menerapkan participatory selection sebagai standar baru, c. Memperluas peran publik sebagai co-decision makers.​​<a href="https://campaign.com/updates/17235/Enhancing-the-Credibility-of-Grants,-Awards,-and-Accelerator-Programs-through-Community-Vetting">Baca juga: Enhancing the Credibility of Grants, Awards, and Accelerator Programs through Community Vetting</a>&nbsp; ​Yuk, Bangun Kepercayaan Melalui Community Vetting Bersama Campaign for Good!Roundtable ini menunjukkan bahwa ketika komunitas didengarkan, keputusan menjadi lebih bijak, kredibel, dan bermakna. Jika Anda ingin membuat proses seleksi program lebih inklusif dan tepercaya, Campaign for Good siap berdiskusi.👉 Hubungi kami melalui formulir kontak di<a href="https://campaign.com/#contact-form">https://campaign.com/#contact-form</a>.Mari wujudkan proses seleksi yang lebih transparan, manusiawi, dan berpihak pada komunitas.

Roundtable on Community Vetting: Wujudkan Proses Seleksi Program Sosial yang Lebih Terbuka & Bermakna

Why Public Engagement Can Strengthen Organizational Resilience?In recent years, social organizations, schools, communities, and mission-driven initiatives across Indonesia have begun recognizing a shared reality: public services and social programs can only remain uninterrupted when organizations are prepared for risks, disruptions, and operational uncertainty.This is where the #BusinessContinuityID movement by Infinity Continuity and Campaign for Good emerged, not as a technical campaign, but as a new approach demonstrating that resilience can be built through community participation, confident leadership, and the right ecosystem support.For program owners and initiative leaders, #BusinessContinuityID proved that resilience is not merely an internal issue; it is the foundation for social impact that is consistent, measurable, and sustainable. 1.&nbsp;A Participatory Model that Generates Measurable Impact​Through community vetting, capacity development, and transparent accompaniment, #BusinessContinuityID created real engagement and measurable readiness:​ a.&nbsp;14 organizations applied. b.&nbsp;5 shortlisted applicants&nbsp;executed Social Challenges on the Campaign for Good platform. c.&nbsp;2 grants-in-kind recipients&nbsp;selected through community vetting. d.&nbsp;820+ actions and 370+ supporters verified. ​ e.&nbsp;20 leaders joined the BCM Managers Course.​These outcomes show that organizations and communities did more than simply take part; they demonstrated commitment, readiness, and practical ability to apply business continuity principles. As Gary Ng, Director of Preparedness &amp; Resiliency, Founder of Infinity Continuity, and program owner of this campaign, stated:“This program focuses not only on risk management, but also on ensuring that every organization, large and small, can continue to serve the community and make a positive impact, even during times of crisis… We believe that true business resilience must be inclusive and relevant to the local context.”​ <div class="se-component se-image-container __se__float- __se__float-center"><figure style="width: 941px;"><img src="https://storage.googleapis.com/campaign-backend-development-bucket/updates-media/1764506152641_Landscape1200x720px311.png" alt="" data-proportion="true" data-size="941px,565px" data-align="center" data-file-name="1764506152641_Landscape1200x720px311.png" data-file-size="0" origin-size="1200,720" data-origin="941px,565px" style="width: 941px; height: 565px; transform: rotate(0deg);"><figcaption><div>Gary Ng, Director of Preparedness &amp; Resiliency, also Founder of Infinity Continuity in BCM Managers Course</div></figcaption></figure></div>​ 2.&nbsp;Why This Movement Succeeded and Should Be Expanded? ​The success of #BusinessContinuityID stems from a shared purpose shared by the program owner, shortlisted applicants, and impact-oriented collaborators:​ a.&nbsp;Credible and verifiable community engagement. b.&nbsp;Capacity building with tangible participant outcomes. c.&nbsp;A scalable model adaptable to sectors and regions. d. Storytelling that inspires public participation. e.&nbsp;Community Vetting Formula that supports long-term sustainability. ​Campaign for Good delivers the structure, methodology, and platform that ensure participation is meaningful, measurable, and impactful​<a href="https://campaign.com/updates/17235/Meningkatkan-Kredibilitas-Grants,-Awards,-dan-Program-Accelerator-melalui-Community-Vetting"></a><a href="https://campaign.com/updates/17234/Why-Program-Owners-Need-Community-Vetting-to-Make-Smarter-Funding-Decisions">Read more: Why Program Owners Need Community Vetting to Make Smarter Funding Decisions</a><a href="https://campaign.com/updates/17235/Meningkatkan-Kredibilitas-Grants,-Awards,-dan-Program-Accelerator-melalui-Community-Vetting"> </a>3.&nbsp;Strategic Insights for Collaboration and Expansion ​From the journey of #BusinessContinuityID, several key learnings emerged:​ a.&nbsp;Accompaniment accelerates readiness faster than regulation. b.&nbsp;Organizational resilience grows when people feel involved. c.&nbsp;Verified actions build legitimacy and trust. d.&nbsp;Strategic partners become impact multipliers.This is why #BusinessContinuityID is poised to expand into more sectors, including education, healthcare, banking, SMEs, disaster response, hospitality, community networks, and philanthropy.This movement is not only about preparedness, but it is also about ensuring social impact continues, no matter the challenge.​​<a href="https://campaign.com/updates/17235/Enhancing-the-Credibility-of-Grants,-Awards,-and-Accelerator-Programs-through-Community-Vetting">Read more: Enhancing the Credibility of Grants, Awards, and Accelerator Programs through Community Vetting</a>​ <a href="https://campaign.com/updates/17234/Penting!-Ini-Peran-Program-Owners-dalam-Community-Vetting"></a>​​4.&nbsp;Interested in Applying Community Vetting to Your Social Program?If your brand or organization wants to deepen public participation, design a more transparent election process, or build a truly responsive and impactful community-based program, we're open to collaboration.👉 Click the link to get started: <a href="http://bit.ly/CommunityVettingCollaboration">bit.ly/CommunityVettingCollaboration</a>&nbsp;

Community Vetting: A Proven Model That Accelerates Organizational Resilience in #BusinessContinuityID

There are many ways to spark social change, but the most human, timeless, and universal way is always the same: through stories.Across Indonesia, young people face a growing wave of emotional pressure, mental-health challenges, and daily social issues that often go unseen. But when their stories are given space, something powerful happens: the public begins to listen, and more importantly, they begin to act.This is what inspired #InspiringIndonesia, a social storytelling movement designed not as a typical film festival, but as an empathy engine and a safe, supportive space for youth voices. Powered by a community-vetting system, this initiative demonstrates that when the public is included in the decision-making process, social impact grows faster and becomes far more authentic. ​1.&nbsp;A Participatory Storytelling Model That Generates Measurable ImpactMuch like #EmpowerWomenSentani and #TumbuhBersama, #InspiringIndonesia blends emotional narratives with transparent, verifiable public engagement. And the results prove one thing clearly: that people don’t just want to “watch”, they want to shape the change.a.&nbsp;58 Micro Films &amp; 18 Best Projects submitted. b.&nbsp;14 films selected through regional curation (9 Micro Films &amp; 5 Best Projects). c.&nbsp;2,100+ supporters and 4,600+ verified actions through the Campaign for Good platform.​ d. 6 winners (3 Best Micro &amp; 3 Best Project) received development grants totaling IDR 365 million. <div class="se-component se-image-container __se__float- __se__float-center"><figure style="width: 941px;"><img src="https://storage.googleapis.com/campaign-backend-development-bucket/updates-media/1764493363280_YSF57861.jpg" alt="" data-proportion="true" data-size="941px,626px" data-align="center" data-file-name="1764493363280_YSF57861.jpg" data-file-size="0" origin-size="5716,3803" data-origin="941px,626px" style="width: 941px; height: 626px; transform: rotate(0deg);"></figure></div><div class="se-component se-image-container __se__float- __se__float-center"><figure style="width: 941px;"></figure></div><div class="se-component se-image-container __se__float- __se__float-center"><figure style="width: 941px;"><figcaption>Award Presentation to 6 #InspiringIndonesia 2025 Winners</figcaption></figure></div> This is not passive engagement; it is a form of community ownership, just like what we’ve seen in #TumbuhBersama and #EmpowerWomenSentani.&nbsp;It shows that audiences are not merely spectators.&nbsp;&nbsp;They care, they connect, and they choose to act.&nbsp;One of the Best Micro Film winners shared:“Involving the community in the selection process shows how collective participation strengthens a campaign’s impact. It’s not only about choosing my film, but it’s about building shared understanding and empathy.” — Januar David Ciu, Producer of Mania Dunia Nia (Lagi Liburan Films)​ ​​<a href="https://campaign.com/updates/17235/Enhancing-the-Credibility-of-Grants,-Awards,-and-Accelerator-Programs-through-Community-Vetting">Read more: Enhancing the Credibility of Grants, Awards, and Accelerator Programs through Community Vetting</a>​ <a href="https://campaign.com/updates/17235/Meningkatkan-Kredibilitas-Grants,-Awards,-dan-Program-Accelerator-melalui-Community-Vetting"></a>​​2.&nbsp;Why This Movement Works, and It Deserves to Grow?​The success of #InspiringIndonesia aligns with the core elements of the Community Vetting Formula:​ a.&nbsp;Proven Mobilization Capacity The public mobilizes based on trust, creating strong empathy for the films and issues they support.​ b.&nbsp;Participatory Selection Decisions come not only from the panel, but also from verified community support.​ c.Transparency &amp; Verified Actions Every support is verified, building trust among participants and program owners.​ d.&nbsp;Pre-Funding Impact​ ​Awareness, empathy, and engagement grow even before the grant is awarded.​ ​Campaign for Good ensures the process is accountable, ethical, and humane, so the public feels part of the decision, not just an audience. This is because they are also given a safe space to express themselves emotionally, which builds empathy.​ 3.&nbsp;Strategic Insights for Future Collaborations​From running #InspiringIndonesia, several insights surfaced, useful for program owners (corporations, foundations, CSR teams, philanthropy, and NGOs) exploring participatory models:​ a.&nbsp;Awareness grows when people feel represented. b.&nbsp;Empathy emerges when stories mirror lived experience. c.&nbsp;Youth engagement rises when they’re given a stage. d.&nbsp;Trust strengthens when processes are transparent. e.&nbsp;Social impact expands when strategic partners collaborate.<div class="se-component se-image-container __se__float- __se__float-none"><figure style="width: 941px;"><img src="https://storage.googleapis.com/campaign-backend-development-bucket/updates-media/1764493429265_YSF49101.jpg" alt="" data-proportion="true" data-size="941px,626px" data-align="none" data-file-name="1764493429265_YSF49101.jpg" data-file-size="0" origin-size="6048,4024" data-origin="941px,626px" style="width: 941px; height: 626px; transform: rotate(0deg);"><figcaption>Screening &amp; Awarding Day #InspiringIndonesia 2025 di Galeri Indonesia Kaya </figcaption></figure></div>Therefore, this movement is worthy and ready to be expanded to other programs and initiatives, such as thematic CSR campaigns, mental health and youth resilience programs, community storytelling and public advocacy, creative literacy and education, and philanthropy.The #InspiringIndonesia project successfully demonstrates that social change often begins with something simple: "stories that can make people feel less alone." This also demonstrates community intelligence, which is crucial in the community vetting process. ​<a href="https://campaign.com/updates/17234/Why-Program-Owners-Need-Community-Vetting-to-Make-Smarter-Funding-Decisions">Read more: Why Program Owners Need Community Vetting to Make Smarter Funding Decisions</a>​ <a href="https://campaign.com/updates/17234/Penting!-Ini-Peran-Program-Owners-dalam-Community-Vetting"></a>​<h2 style="line-height:1.38">4.&nbsp;Interested in Applying Community Vetting to Your Social Program?</h2><h2 style="line-height:1.38">Suppose your brand or organization is looking to deepen public participation, design a more transparent selection process, or build a truly responsive, community-driven program. In that case, we’d be excited to collaborate with you.</h2><h2 style="line-height:1.38">👉 Click the link to get started: <a href="http://bit.ly/CommunityVettingCollaboration">bit.ly/CommunityVettingCollaboration</a>&nbsp;</h2>

Creating Measurable Impact Through the #InspiringIndonesia Awards Program

In any social initiative, the public doesn’t just want to see the outcome. They also want to understand the process behind it, how decisions are made, who is involved, and to what extent community voices are genuinely heard. Through a community vetting system, these elements become visible and tangible, showing how naturally communities can respond positively when given a meaningful role.This is exactly what happened in #EmpowerWomenSentani, a collaboration between Kopernik, Scash, YDLB, and Campaign for Good. The program supported 10 women-led MSMEs in Sentani, Papua, enabling them to run their own social campaigns. Support didn’t only come in the form of donations, but also through community actions validated with AI + Trust &amp; Safety, ensuring that every action came from real people who genuinely cared.The challenge we posed sounded simple, but was surprisingly deep:&nbsp;“Can a strong sense of community ownership grow quickly, while staying authentic?”We knew that early-year periods are typically quiet, with declining public engagement. Yet we believed that when people feel their voices truly matter, engagement will emerge on its own. 1.&nbsp;What Happened During the Campaign? From the moment the campaign began, the community vetting model opened a space for participation far beyond simple “likes” or “shares.” The community engaged through virtual discussions and real-world actions, each carrying meaningful value in the campaign’s journey. Because every action was verified, the public could clearly and transparently see how strongly the community mobilised in support of these women-led MSMEs. ​The results:​ a.&nbsp;2,700+ supporters joined the movement in the Campaign for Good platform. b.&nbsp;6,800+ verified actions were completed. c. All women received the social funds of Rp5.000.000 each. d.&nbsp;Three top-supported women,&nbsp; Sipora Novita Serintou, Tresia Ohee, and Anthoneta Ohee, each earned an additional grant of Rp 20,000,000. <div class="se-component se-image-container __se__float- __se__float-center"><figure style="width: 1280px;"><img src="https://storage.googleapis.com/campaign-backend-development-bucket/updates-media/1764487539705_FotoBazaar21.jpg" alt="" data-proportion="true" data-size="1280px,959px" data-align="center" data-file-name="1764487539705_FotoBazaar21.jpg" data-file-size="0" origin-size="4160,3120" data-origin="941px,706px" data-rotate="" style="width: 1280px; height: 959px;"><figcaption><div style="margin-left: 0px">Bazar UMKM 10 Perempuan Setani dari Kampanye #EmpowerWomenSentani</div></figcaption></figure></div>Beyond the numbers, what stood out was this: The community didn’t just support the program; they validated it. Their participation gave every decision made legitimacy and depth.​​<a href="https://campaign.com/updates/17234/Why-Program-Owners-Need-Community-Vetting-to-Make-Smarter-Funding-Decisions">Read more: Why Program Owners Need Community Vetting to Make Smarter Funding Decisions</a><a href="https://campaign.com/updates/17234/Why-Program-Owners-Need-Community-Vetting-to-Make-Smarter-Funding-Decisions"></a>​2.&nbsp;Why This Approach Could Work and Is Worth Expanding?We see the same pattern across initiatives like #TumbuhBersama, #BusinessContinuityID, and #InspiringIndonesia. These successes are rooted in three key yet powerful factors, also known as the Community Vetting Formula:​ a.&nbsp;Proven Mobilisation Capacity​ ​When the community mobilises, it's the most tangible form of trust. Their actions provide powerful evidence, stronger than the narrative in the proposal.​ b.&nbsp;Participatory Philanthropy​ ​The community isn't simply "targeted as recipients of information." They're invited to be part of the assessment process. This creates a sense of ownership and reduces bias from top-down decisions.​ c.&nbsp;Transparency &amp; Verified Actions​ ​Every action submitted is verified. There are no exaggerated numbers, no false endorsements. This transparency strengthens public trust from both the community and program owners.​When these elements align, participation doesn’t just increase; it accelerates in the long term.​<a href="https://campaign.com/updates/17235/Enhancing-the-Credibility-of-Grants,-Awards,-and-Accelerator-Programs-through-Community-Vetting">Read more: Enhancing the Credibility of Grants, Awards, and Accelerator Programs through Community Vetting</a>​ ​ 3.&nbsp;Why This Approach Could Work and Is Worth Expanding?​#EmpowerWomenSentani reaffirmed something fundamental: Community vetting is not just a method. It is a pathway to legitimacy, shared accountability, and decisions informed by real community behaviour.&nbsp;When communities are invited into the selection process instead of spoken to, impact grows faster and more sustainably.If your organisation is exploring ways to deepen public participation, strengthen transparency, or design programs that feel genuinely rooted in community insight, we’d love to have that conversation.&nbsp;Sometimes, the strongest solutions are already in the community. We just need to give them the space to lead. 4.&nbsp;Interested in Applying Community Vetting to Your Social Program?​Suppose your brand or organisation is looking to deepen public participation, design a more transparent selection process, or build a truly responsive, community-driven program. In that case, we’d be excited to collaborate with you.👉 Click the link to get started: <a href="http://bit.ly/CommunityVettingCollaboration">bit.ly/CommunityVettingCollaboration</a>

The Real Impact of Community Vetting in the #EmpowerWomenSentani Grant Program

It was two weeks before the launch of the OECD Social &amp; Emotional Skills (SSES) Report for Kudus, a study commissioned by Djarum Foundation covering more than 6,900 students. The findings were powerful, and Djarum Foundation wanted to turn them into real action on the ground. To help activate schools at scale, Djarum Foundation partnered with Campaign for Good to integrate a community-vetting process into its grant program, ensuring selected schools demonstrated not just need but also commitment, engagement, and readiness. 1.&nbsp;Launch of the OECD SSES Report​But we had one big question: Was it even possible? It was already late November. Schools were preparing for the holidays. Engagement usually drops sharply at this time of year. Still, the team saw the report launch as a moment to mobilise principals, teachers, parents, and students to deepen understanding of Social and Emotional Learning (SEL) and spark real, community-led conversations.​ ​​<a href="https://campaign.com/updates/17234/Why-Program-Owners-Need-Community-Vetting-to-Make-Smarter-Funding-Decisions">Read more: Why Program Owners Need Community Vetting to Make Smarter Funding Decisions</a>​ <a href="https://campaign.com/updates/17235/Meningkatkan-Kredibilitas-Grants,-Awards,-dan-Program-Accelerator-melalui-Community-Vetting"></a>​2.&nbsp;What We Did and What Happened?On the day of the report launch, Djarum Foundation introduced #TumbuhBersama, powered by Campaign for Good’s Community Vetting model. And despite the timing:.&nbsp;<ul><li style="font-size:15px;color:#000000;background-color:transparent">a. 100 public schools in Kudus applied</li><li style="font-size:15px;color:#000000;background-color:transparent">b. 25,000+ verified supporters took part in the community vetting process</li><li style="font-size:15px;color:#000000;background-color:transparent">c. 110,000+ verified actions takenSchools demonstrated:a.&nbsp;Public commitment to strengthening SEL b.&nbsp;Meaningful community engagement c.&nbsp;Student voice through action, reflections, and shared experiencesThese outcomes weren’t just numbers; they also reinforced the SSES findings that Kudus students respond well to:a. Constructive teacher feedback b.&nbsp;Strong extra-curricular involvement c.&nbsp;Active adult and peer support</li></ul>​<div class="se-component se-image-container __se__float-"><figure style="width: 941px;"><img src="https://storage.googleapis.com/campaign-backend-development-bucket/updates-media/1764424777313_Screenshot20251128at20.24.251.png" alt="" data-proportion="true" data-size="941px,530px" data-align="" data-file-name="1764424777313_Screenshot20251128at20.24.251.png" data-file-size="0" origin-size="1734,976" data-origin="941px,530px" style="width: 941px; height: 530px;"></figure></div> <h2 style="line-height:1.38">3.&nbsp;What Made It Work?</h2>​While we’d love to take some credit, the real force behind this success was Djarum Foundation’s:​ <ul><li style="font-size: 15px;background-color: transparent">a.&nbsp;Deep, long-term commitment to education​<ul><li style="font-size: 15px;background-color: transparent">b.&nbsp;Trust and relationships with principals and teachers​ c.&nbsp;Strong credibility in the community​​Our role at Campaign for Good was to provide a structured, transparent community-vetting process powered by an award-winning platform and a fully dedicated team.​<a href="https://campaign.com/updates/17235/Enhancing-the-Credibility-of-Grants,-Awards,-and-Accelerator-Programs-through-Community-Vetting">Read more: Enhancing the Credibility of Grants, Awards, and Accelerator Programs through Community Vetting</a>​ </li></ul></li></ul> 4.&nbsp;What We Learned ​&nbsp;This experience showed how we can unlock the power of community intelligence:​ <ul><li style="font-size: 15px;background-color: transparent">a.&nbsp;When communities are invited to be part of the selection process, they show up with energy and ownership.<ul><li style="font-size: 15px;background-color: transparent">b.&nbsp;Verified community actions spark deeper engagement and legitimacy.</li><li style="font-size: 15px;background-color: transparent">c.&nbsp;Partners like Djarum Foundation become force multipliers, enabling rapid mobilisation and high-quality participation.​And that’s why community vetting works. When decisions are made with the community, not for them, impact accelerates.​ </li></ul></li></ul>5. Interested in Applying Community Vetting to Your Social Program?Suppose your brand or organisation is looking to deepen public participation, design a more transparent selection process, or build a truly responsive, community-driven program. In that case, we’d be excited to collaborate with you.👉 Click the link to get started: <a href="http://bit.ly/CommunityVettingCollaboration">bit.ly/CommunityVettingCollaboration</a>&nbsp;

#TumbuhBersama Grant Program Creates Collective Impact Through Community Vetting

We’re living in a moment where transparency isn’t just demanded, it’s expected. And no generation amplifies this more than Gen Z. Whether in grantmaking, award, accelerator selections, or incubator admissions, people want clarity on how decisions are made, not just the final announcement.But the real shift is deeper than transparency: It’s no longer about opening the curtain. It’s about inviting people onto the stage.The&nbsp;<a href="https://www.edelman.com/trust">Edelman Trust Barometer (2024)</a> confirms this: trust grows when individuals are involved in decision-making, not just informed, and institutions can no longer design programs for communities without designing them with communities.​This is where community vetting emerges, not as a trend, but as a structural transformation shaping the future of credible decision-making. At Campaign for Good, we’ve seen how community vetting strengthens legitimacy, deepens engagement, and produces decisions grounded in a real-world context rather than boardroom assumptions.Below is how this shift is reshaping today’s key impact program models!​ ​1. Grants ProgramsTraditional grantmaking relies on expert review, valuable but incomplete.&nbsp;<a href="https://pacscenter.stanford.edu/">Research from Stanford PACS</a> shows that community participation increases relevance, equity, and trust in resource allocation. And here’s what many won’t say aloud: Expert panels often miss real-world signals. Communities rarely do.Community vetting helps grantmakers validate proposals using grounded insight into need, readiness, and traction. With proper safeguards, including bias reduction and manipulation prevention, community inputs become a reliable layer of decision intelligence.At Campaign for Good, we design vetting flows that maintain professional standards while finally giving communities the voice they’ve long deserved.​<a href="https://campaign.com/updates/17234/Why-Program-Owners-Need-Community-Vetting-to-Make-Smarter-Funding-Decisions">Read more: Why Program Owners Need Community Vetting to Make Smarter Funding Decisions</a>​ <a href="https://campaign.com/updates/17234/Penting!-Ini-Peran-Program-Owners-dalam-Community-Vetting"></a>​​2. Awards &amp; PrizesAward culture has shifted dramatically. People now scrutinize processes as much as winners, criteria, selection bias, visibility, and representation. Pew Research’s work on trust shows that public participation increases perceptions of fairness and legitimacy.Prestige alone is no longer enough. People want to know the process.Community vetting introduces a structured form of public judgment that complements expert evaluation. It restores legitimacy that jury-only systems increasingly struggle to maintain.&nbsp;Campaign for Good bridges expert curation with community-level legitimacy, the combination modern audiences trust most. ​3. Incubators &amp; AcceleratorsAnyone who has managed an accelerator or incubator knows one uncomfortable truth: A polished pitch deck doesn’t predict who will deliver.&nbsp;Research from MIT’s entrepreneurship ecosystem echoes this: community support is a strong indicator of startup sustainability, yet most programs still over-index on charisma, presentation quality, or founder storytelling.Community vetting flips the paradigm. It gives program designers evidence of real engagement and traction, signals that a founder is committed, credible, and plugged into their ecosystem.&nbsp;Campaign for Good helps programs validate applicant readiness through community proof, making cohort selection more objective, efficient, and grounded in lived impact.<a href="https://campaign.com/updates/17232/Transformasi-Keterlibatan-Komunitas-untuk-Bangun-Kepercayaan-Program-Sosial">Read more: Transforming Community Engagement to Build Trust in Social Programs</a> Why Community Vetting Matters for Now?We’re entering an era where trust has become institutional currency. Organizations that fail to redesign decision-making around transparency and participation will increasingly lose relevance.Community vetting isn’t a “nice-to-have.” It’s a structural requirement for modern legitimacy. People trust decisions they help shape, not decisions merely explained after the fact.Community vetting is a shift in power, a redesign of trust, and a bridge between institutions and the communities they serve. And this shift is accelerating. At Campaign for Good, we help organizations adopt community vetting in ways that are ethical, secure, strategic, and future-proof.​Ready to Level Up Your Program with Community Vetting?​If your grants, awards, accelerators, or incubators must become more fair, credible, and trusted, community vetting is one of the smartest steps forward.&nbsp; Campaign for Good supports the full journey, from framework design to safeguards, implementation, and impact measurement.Let’s build something transparent, sustainable, and deeply community-rooted: 👉 <a href="http://bit.ly/CommunityVettingCollaboration">bit.ly/CommunityVettingCollaboration</a>Because the future of program credibility isn’t expert versus community. It’s the expert and the community, working together.

Enhancing the Credibility of Grants, Awards, and Accelerator Programs through Community Vetting

As a Program Owner, making funding decisions isn’t just about distributing resources; it’s about building trust, strengthening credibility, and ensuring social relevance. Through Community Vetting on Campaign for Good, you can involve communities directly in choosing programs that truly create impact. This helps your funding decisions become more inclusive, grounded, and aligned with real community aspirations. 1.&nbsp;So, Who Exactly Are Program Owners?​Program Owners are individuals or institutions that manage, oversee, or hold decision-making power in social and philanthropic programs. They can be:​a.&nbsp;Individual or institutional funders b.&nbsp;Corporations running CSR or ESG programs c.&nbsp;Foundations and philanthropic organizations​ d.&nbsp;Nonprofits and program implementers​ e.&nbsp;Government bodies or public institutions​They’re responsible for ensuring that the programs funded through Campaign for Good are strategic, accurate, and genuinely beneficial for communities. That’s why Community Vetting becomes an increasingly relevant approach in today’s landscape.<a href="https://campaign.com/updates/17227/Community-Vetting-Kunci-Transparansi-&amp;-Kepercayaan-dalam-Program-Hibah">Read more: Community Vetting as the Key to Transparency &amp; Trust in Grantmaking</a> 2.&nbsp;Why Does This Matter More in the Digital Era?Today’s public demands higher transparency and accountability, especially in how social programs are funded and evaluated. Program Owners now face the challenge of making sure their initiatives aren’t just “good on paper,” but genuinely useful and aligned with what communities actually need.However, many funding decisions still rely heavily on internal assumptions, proposals, or secondary data, without meaningful community input.According to the Filantropi Indonesia Report (2024), the national philanthropic ecosystem is shifting away from top-down decision-making toward more collaborative and community-driven approaches. Community Vetting directly supports this shift by giving people the opportunity to evaluate, validate, and select programs that matter most to them.​3.&nbsp;Practical Examples &amp; Solutions for Program Ownersa.&nbsp;Community Involvement Boosts Sustainability​ The Stanford Social Innovation Review (2019) highlights that programs incorporating community input during validation and decision-making have 20–30% higher sustainability, since the final decisions reflect real needs and local ownership. This aligns with the practices seen in initiatives such as #BantuSekolahYuk, #TumbuhBersama, and #EmpowerWomenSentani. b.&nbsp;Community Participation Strengthens Public Trust The Edelman Trust Barometer (2024) shows that younger generations (Gen Z and Millennials) trust social programs more when those programs demonstrate transparency and meaningfully involve communities in the decision-making process. In other words, community vetting isn’t just a trend; it’s a new trust standard, especially for younger audiences.​ c.&nbsp;Evaluasi Partisipatif Mendorong Rasa Kepemilikan The Deloitte Global Human Capital Trends Report (2024) notes that over 70% of organizations are adopting participatory approaches and social data to design community-based change initiatives. Adding to that, the Trust-Based Philanthropy Project (2024) found that 77% of funders adopting trust-based principles also practice participatory approaches, including involving communities in program evaluation and decision-making. This shows that global philanthropy is moving toward collaborative models, where communities are recognized as partners, not just beneficiaries. When people participate in shaping and evaluating a program, their sense of ownership deepens, and long-term success becomes more likely.​ d.&nbsp;Participatory Management as a Model for Community Empowerment Furthermore, a participatory management approach has been proven to increase citizen engagement, development quality, and the effectiveness of community programs. This aligns with the principle of community vetting, which positions the community as an active partner in decision-making.<a href="https://campaign.com/updates/17232/Transformasi-Keterlibatan-Komunitas-untuk-Bangun-Kepercayaan-Program-Sosial">Read more: Transforming Community Engagement to Build Trust in Social Programs</a><a href="https://campaign.com/updates/17232/Transformasi-Keterlibatan-Komunitas-untuk-Bangun-Kepercayaan-Program-Sosial"> </a>Ready to Become a Program Owner with Campaign for Good?In a world where impactful programs must be trusted, transparent, and community-aligned, Program Owners have a huge opportunity to lead the shift toward more inclusive decision-making.Through Community Vetting, you’re not just funding programs, you’re building human-centered collaboration with the communities you serve.👉 Want to ensure your funding truly creates meaningful impact? Let’s collaborate: bit.ly/CommunityVettingCollaborationTogether, we can ensure that every program decision begins with the community and ultimately returns to the community.

Why Program Owners Need Community Vetting to Make Smarter Funding Decisions

Changemakers pernah nggak sih berpikir, betapa besar pengaruh penglihatan terhadap kehidupan sehari-hari? Dari anak-anak yang belajar di sekolah, hingga lansia yang ingin tetap mandiri, semua bergantung pada kesehatan mata. Di Indonesia, sudah banyak organisasi sosial yang berjuang di bidang ini. Namun sering kali, kerja keras mereka tidak saling terlihat.Melalui landscape study ini, semua potongan cerita itu bisa disatukan. Inilah langkah awal dari kampanye #MelihatMasaDepan oleh Campaign for Good, upaya untuk memahami, menghubungkan, dan memperkuat ekosistem kesehatan mata di seluruh Indonesia.1. Pentingnya Landscape Study untuk Mendukung Kesehatan Mata di IndonesiaBayangkan jika kita punya peta besar yang memperlihatkan siapa yang bekerja di bidang kesehatan mata, di mana mereka berada, dan seberapa besar dampaknya. Itulah makna landscape study, sebuah pendekatan sistematis untuk memahami lanskap sosial yang kita miliki.Dalam kampanye #MelihatMasaDepan, Campaign for Good akan memetakan 35 organisasi di Indonesia yang bergerak di isu kesehatan mata, mulai dari edukasi, pemeriksaan, hingga pemanfaatan teknologi artificial intelligence (AI) dan rehabilitasi. Tujuannya sederhana tapi penting, menciptakan dasar data yang transparan untuk proses community vetting, agar pendanaan benar-benar sampai ke organisasi yang memberi dampak nyata.Menariknya, dengan ikut serta dalam landscape study ini, organisasi juga berpeluang terpilih untuk program hibah #MelihatMasaDepan, mendapatkan dukungan finansial sekaligus visibilitas di mata mitra dan donor potensial. Masalah ini mendesak. Sebuah survei Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) di 15 provinsi menemukan angka kebutaan 4,4% pada penduduk usia 50 tahun ke atas (Rif’Ati et al., 2020). Artinya, kita butuh kolaborasi yang lebih kuat dan berbasis data untuk mengatasi tantangan ini.<a href="https://campaign.com/updates/17230/Enam-Cara-Teruji-untuk-Perkuat-Keterlibatan-Komunitas-dalam-Seleksi-Program-Sosial">Baca juga: Enam Cara Teruji untuk Perkuat Keterlibatan Komunitas dalam Seleksi Program Sosial</a> <h3 style="line-height:1.7999999999999998">2. Dari Data ke Aksi Nyata: Cara Landscape Study Dijalankan</h3>Studi lanskap akan membantu kita menjawab pertanyaan-pertanyaan utama: a.&nbsp;Menentukan Tujuan dan Cakupan Program Landscape study ini bertujuan menemukan dan memetakan 35 organisasi yang aktif di bidang kesehatan mata di Indonesia. Peta ini akan membantu para program owners atau mitra, dan publik melihat siapa organisasi yang benar-benar menciptakan dampak di lapangan. b.&nbsp;Menggabungkan Data dan Human Stories Angka memberi gambaran, tapi cerita memberi makna. Seperti yang dijelaskan oleh <a href="https://jprm.scholasticahq.com/article/13196-analyzing-the-landscape-community-organizing-and-health-equity">García (2020)</a>, riset partisipatif bisa menyingkap kekuatan dan tantangan nyata di tingkat komunitas. c.&nbsp;Memvisualisasikan Ekosistem Hasil pemetaan akan divisualisasikan dalam bentuk peta dan dashboard yang mudah dibaca, menunjukkan wilayah kerja, potensi tumpang tindih, serta peluang kolaborasi. Menurut <a href="https://elib.rsmatacicendo.go.id/wp-content/uploads/2019/07/Strategic-Eye-care-Plan-in-Indonesia.Lohita-cakrawarti.pdf">Lohita Cakrawarti (2019)</a>, visualisasi data sangat penting untuk sinkronisasi strategi nasional di bidang perawatan mata. d.&nbsp;Melibatkan Organisasi secara Otentik Landscape study bukan sekadar pengumpulan data, tapi ruang kolaborasi. Organisasi diajak menjadi bagian dari proses, membagikan pengalaman dan pelajaran yang bisa memperkaya seluruh ekosistem. Widyandana et al. (2020) menegaskan bahwa pelibatan tenaga kesehatan komunitas dapat meningkatkan deteksi dini dan keberlanjutan program. e.&nbsp;Mengubah Temuan Jadi Dampak Nyata Hasil studi ini akan menjadi salah satu dasar seleksi community vetting. Tujuh shortlisted applicant akan menerima hibah mikro hingga Rp15.000.000 untuk menjalankan tantangan di platform Campaign for Good, dan tiga shortlisted applicant terbaik berpeluang mendapatkan tambahan hibah hingga Rp100.000.000. Selain itu, insight yang didapatkan juga dapat menjadi rekomendasi pengambilan kebijakan oleh pihak-pihak terkait.​<a href="https://campaign.com/updates/17232/Transformasi-Keterlibatan-Komunitas-untuk-Bangun-Kepercayaan-Program-Sosial">Baca juga: Transformasi Keterlibatan Komunitas untuk Bangun Kepercayaan Program Sosial</a> 3. Mari #MelihatMasaDepan Bersama! Oleh sebab itu, landscape study bukan sekadar proyek penelitian, tapi bentuk komitmen untuk memahami kebutuhan komunitas sebelum menentukan keputusan bersama. Melalui #MelihatMasaDepan, Campaign for Good mengajak seluruh organisasi, yayasan, dan lembaga sosial untuk bergabung dalam gerakan kolaboratif demi masa depan penglihatan yang lebih terang bagi Indonesia.📩 Daftar Open Call #MelihatMasaDepan sekarang 📆 Batas akhir: 24 Desember 2025 🔗 Tautan registrasi:&nbsp;<a href="http://bit.ly/Daftar-MelihatMasaDepan">bit.ly/Daftar-MelihatMasaDepan</a>Karena perubahan besar selalu dimulai dengan memahami lanskap, dan melihat masa depan, bersama!

Landscape Study #MelihatMasaDepan & Hibah Kesehatan Mata Indonesia

Keterlibatan komunitas kini menjadi istilah yang dianggap keren di kalangan Gen Z, tapi praktiknya juga terlalu sering berhenti di permukaan saja. Padahal, kalau dilakukan dengan tepat, keterlibatan komunitas atau community engagement bisa jadi hal yang benar-benar mengubah cara kita membangun kepercayaan dan menciptakan dampak sosial.Sekarang, di tengah cepatnya perkembangan teknologi dan budaya kolaborasi digital, cara kita berinteraksi dengan komunitas juga berubah besar.Bagi para program owners (funder, korporasi, lembaga sosial, atau investor berdampak), memahami perubahan ini bukan cuma penting, tapi krusial. Karena engagement yang kuat adalah kunci untuk menjaga relevansi dan kepercayaan publik.Berikut beberapa inovasi yang sedang mendefinisikan ulang bagaimana komunitas terlibat, dan bagaimana program owners bisa memanfaatkannya untuk menciptakan partisipasi yang lebih manusiawi, inklusif, dan autentik. 1. Digital Participation Platforms: Lebih dari Sekadar SurveiMelibatkan partisipasi publik melalui survei online memang praktis, tapi kini tidaklah cukup. Platform partisipasi modern kini harus lebih interaktif dan memungkinkan publik untuk menyumbangkan suara, ide, berdebat, ikut memutuskan, bahkan merancang keputusan bersama.Panduan terbaru dari <a href="https://www.undp.org/publications/guide-digital-participation-platforms-2025">UNDP dan People Powered (2025)</a>, platform digital kini mampu membantu program owners untuk menyesuaikan cara mambangun interaksi dengan konteks sosial dan budaya masyarakat, bukan sekadar menyalin template global. Jadi, partisipasi digital bukan cuma soal jangkauan luas, tapi juga soal kualitas dialog dan hubungan yang lebih personal.<a href="https://campaign.com/updates/17225/5-Cara-Efektif-Menjalankan-Social-Impact-Program-di-Era-AI">Baca juga: 5 Cara Efektif Menjalankan Social Impact Program di Era AI</a> 2. Community-Engaged Data Science: Dari Data ke MaknaKita semua tahu data penting. Tapi data tanpa konteks? Itu seperti mendengar lagu tanpa tahu maknanya, bahkan bisa menyesatkan. Pendekatan community-engaged data science membawa masyarakat masuk langsung dalam proses untuk membaca dan memaknai data. Mereka ikut menentukan indikator, bahkan ikut mendesain tindak lanjutnya.Penelitian oleh <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s10900-024-01377-y">Olvera et al. (2024)</a> dalam Journal of Community Health menunjukkan bahwa ketika data dipahami bersama komunitas, keputusan hibah atau kebijakan sosial jadi lebih relevan karena didasarkan pada pengalaman nyata, bukan sekadar angka di dashboard. Singkatnya, dari data-driven menjadi human-driven. 3. AI + Civic Tech Sebagai Asisten, Bukan Pengambil KeputusanKecerdasan buatan (AI) kini mulai memainkan peran dalam engagement, membantu menganalisis umpan balik publik, mengelompokkan ide, dan menyoroti prioritas publik dengan lebih cepat. Tapi AI bukan pengganti manusia. Ia hanya co-pilot yang membantu kita terbang lebih cepat dan aman. Seperti yang disampaikan Nechesov &amp; Ruponen (2024), saat AI dipadukan dengan civic tech dan tata kelola yang etis, hasilnya bisa mempercepat kolaborasi tanpa menghilangkan esensi dari empati. Teknologi bantu, manusia yang menentukan arah. 4. Task-Based Engagement: Dari Hanya Bersuara ke Aksi NyataEngagement terbaik bukan diukur dari jumlah klik, tapi dari aksi nyata yang muncul. Pendekatan task-based mendorong komunitas untuk berkontribusi langsung melalui kegiatan sosial, seperti lokakarya, kampanye edukasi, atau micro-challengesBagi program owners, tim CSR, dan brand, model ini bukan hanya membangun awareness, tapi juga menumbuhkan shared ownership. Ketika publik merasa mereka ikut berperan atau berkontribusi, maka kepercayaan pun dapat tumbuh dengan sendirinya. 5. Verification Mechanisms: Kepercayaan Butuh Bukti Di era digital, keaslian partisipasi sama pentingnya dengan partisipasi itu sendiri, dan kepercayaan tidak bisa datang begitu saja. Oleh sebab tu, mekanisme verifikasi menjadi penting.&nbsp;Menggabungkan user-generated content (UGC) dengan sistem verifikasi ganda, seperti timestamp, metadata, dan validasi mitra lokal dapat memastikan setiap aksi dan cerita publik benar-benar bisa dipertanggungjawabkan (People Powered &amp; UNDP, 2025). Bagi program owners, pendekatan ini bukan sekadar untuk tahu berapa banyak orang yang ikut, tapi benar-benar mengukur dampak nyata di lapangan.<a href="https://campaign.com/updates/17231#BersamaBerdaya:-Ruang-untuk-Bertumbuh,-Berbagi,-&amp;-Menguatkan">Baca juga: #BersamaBerdaya: Ruang untuk Bertumbuh, Berbagi, &amp; Menguatkan</a>​ 6. Equity &amp; Digital Inclusion: Tidak Semua Punya Akses yang SamaSatu hal yang sering kita terlupakan yakni tidak semua orang bisa terlibat dengan cara yang sama. Masih banyak komunitas yang terbatas aksesnya pada teknologi dan informasi. Oleh karena itu, prinsip inklusi digital wajib menjadi fondasi utama setiap strategi engagement.Laporan&nbsp; <a href="https://www.undp.org/policy-centre/singapore/publications/access-empowerment-digital-inclusion-dynamic-world">UNDP (2024)</a> dalam publikasinya yang berjudul “From Access to Empowerment: Digital Inclusion in a Dynamic World” menegaskan bahwa partisipasi yang adil memerlukan investasi pada literasi digital, akses internet, dan desain yang sensitif terhadap konteks lokal. Keterlibatan komunitas sejati dimulai ketika setiap suara, sekecil apapun punya ruang untuk didengar. 7. Mari Manfaatkan Teknologi yang Telah Mengubah Cara Kita TerhubungKini keterlibatan komunitas bukan cuma soal membuka forum atau menyebar survei. Ini tentang bagaimana caranya membangun trust, menciptakan ruang dialog yang terbuka, dan memastikan keputusan dibuat secara partisipatif.Bagi program owners, inilah saatnya untuk menggabungkan teknologi, empati, dan kolaborasi. Dengan cara ini, grants program, kampanye brand, akselerasi dan inkubasi sosial bisa benar-benar relevan, bukan hanya terlihat baik, tapi bermakna.Jadi, kalau kamu ingin tahu bagaimana mengadaptasi inovasi ini ke dalam program hibah, brand campaign, atau model kemitraan sosialmu, stay update seputar “The Community Vetting Roundtables”. Sebuah forum bagi para funders, korporasi, dan mitra sosial untuk memahami dan mendukung inisiatif berbasis komunitas.Tertarik untuk berkolaborasi? Yuk, hubungi Partnership Team kami <a href="https://share.hsforms.com/2HMFUER2-QYS9lLqFCAF_EQcvim6">disini</a>&nbsp;atau kunjungi profil kami untuk menjelajahi bagaimana kami bisa membantu organisasi kamu untuk membangun sistem engagement yang transparan, dipercaya, partisipatif, dan berdampak!

Transformasi Keterlibatan Komunitas untuk Bangun Kepercayaan Program Sosial

​Tahukah Changemakers? Banyak pekerja migran Indonesia (PMI) di luar negeri memiliki kisah perjuangan yang sebenarnya sangat layak untuk dibagikan. Melalui kampanye #BersamaBerdaya ini,&nbsp;<a href="https://aidha.org/">Aidha</a>&nbsp;dan Campaign for Good mengajak lulusan Aidha untuk menjadi Duta Berdaya, sosok inspiratif yang mampu membagikan pengalaman dan pembelajaran mereka untuk menginspirasi dan menguatkan sesama. Dengan berbagi cerita lewat media sosial, para Duta Berdaya membantu PMI lainnya untuk mendapatkan informasi, dukungan komunitas, dan rasa bahwa mereka tidak menjalani perjalanan ini sendirian.​ ​1. Apa yang Akan Dilakukan Duta Berdaya?Duta Berdaya bukan sekadar peran, tetapi perjalanan untuk terus berkembang dan memberi dampak. Mereka akan:a. Membimbing dan memotivasi sesama pekerja migran dengan semangat dan empati. b. Berbagi cerita autentik di platform seperti Facebook, Instagram, dan TikTok untuk mengangkat suara komunitas PMI. c. Mendukung kegiatan positif yang membantu pekerja migran memahami tantangan migrasi dan menemukan peluang baru. ​Program ini juga menyediakan pelatihan dan pendampingan dalam pembuatan konten, sehingga peserta bisa menyampaikan pesan mereka dengan lebih percaya diri dan efektif.<a href="https://campaign.com/updates/17226/Apa-itu-Community-Vetting?-Masa-Depan-Seleksi-yang-Transparan-dan-Inklusif">Baca juga: Apa itu Community Vetting? Masa Depan Seleksi yang Transparan dan Inklusif</a> 2. Tahapan Program #BersamaBerdaya ​Agar perjalanan ini jelas dan mudah diikuti, kampanye ini dibagi menjadi beberapa langkah:​a. Open Call Peserta mendaftar melalui tautan resmi, memastikan persyaratan terpenuhi, lalu mengikuti sesi informasi online untuk mengenal program lebih dekat. b.&nbsp;Seleksi Awal Dari seluruh pendaftar, 7 shortlisted applicants akan dipilih berdasarkan kelayakan dan keterlibatan mereka oleh tim Aidha dan Campaign for Good. c. Top 7 PMI&nbsp; 7 PMI yang berhasil menjadi shortlisted applicants mengikuti onboarding, mulai berbagi konten kampanye, dan menjalankan tantangan yang diberikan. d.&nbsp;Top 3 Duta Berdaya Tiga peserta terbaik akan mendapatkan pelatihan profesional di bidang content creation dan mentoring khusus. Mereka juga akan menuliskan dan menerbitkan cerita inspiratif yang bisa menguatkan banyak pekerja migran lainnya.​​<a href="https://campaign.com/updates/17230/Enam-Cara-Teruji-untuk-Perkuat-Keterlibatan-Komunitas-dalam-Seleksi-Program-Sosial">Baca juga: Enam Cara Teruji untuk Perkuat Keterlibatan Komunitas dalam Seleksi Program Sosial</a><a href="https://campaign.com/updates/17230/Enam-Cara-Teruji-untuk-Perkuat-Keterlibatan-Komunitas-dalam-Seleksi-Program-Sosial"></a>​3. Dukungan Finansial sebagai ApresiasiSebagai bentuk apresiasi, program #BersamaBerdaya memberikan dukungan finansial berupa hadiah hibah hingga SGD 500 untuk masing-masing dari 7 shortlisted applicants, serta tambahan hingga SGD 2.000 bagi tiga Duta Berdaya terbaik. Dukungan ini tidak hanya menjadi insentif, tetapi juga dorongan bagi para peserta untuk terus berkembang dan berkontribusi dalam memperkuat komunitas pekerja migran Indonesia.Tanggal penting:- Online Info Session: 23 &amp; 26 November 2025 - Batas akhir registrasi: 3 Desember 2025 *Online info sessioni dapat diikuti dari mana saja, termasuk luar Singapura. 4. Mari Jadi Bagian dari PerubahanKhusus bagi para lulusan Aidha Module 2 atau 3 yang aktif di media sosial dan ingin mendukung sesama pekerja migran Indonesia, Bersama Berdaya adalah kesempatan untuk bersuara dan membawa perubahan.👉🏻 Yuk, daftar sekarang juga: <a href="http://bit.ly/Register-BersamaBerdaya">bit.ly/Register-BersamaBerdaya</a>&nbsp;atau kunjungi <a href="http://bersamaberdaya.campaign.com">bersamaberdaya.campaign.com</a> untuk info selengkapnya!

#BersamaBerdaya: Ruang untuk Bertumbuh, Berbagi, & Menguatkan

Ketika program sosial, seperti hibah, penghargaan, inkubator, maupun akseleratormemberi ruang bagi komunitas untuk terlibat dalam proses seleksi, hasilnya bukan hanya lebih adil. Program juga akan mendapatkan kepercayaan publik yang jauh lebih kuat.Di bawah ini enam cara praktis yang bisa kamu terapkan untuk memperkuat keterlibatan komunitas dalam proses seleksi, sekaligus bagaimana Community Vetting Platform dari Campaign for Good membantu program owners menjalankannya secara nyata! 1. Co-Design: Libatkan Komunitas Sejak Awal&nbsp;Daripada hanya meminta pendapat, ajak komunitas ikut merumuskan kriteria, indikator, dan mekanisme penilaian.&nbsp; Ketika orang merasa dilibatkan sejak awal, mereka akan merasa memiliki. Program pun lebih relevan dengan kebutuhan di lapangan.Studi Sustainability (Anthony et al., 2024) menunjukkan bahwa program yang dibuat melalui co-design dengan komunitas memiliki tingkat keberlanjutan hingga 65% lebih tinggi dibanding pendekatan top-down. 2. Lokal Partnership dengan Organisasi Terpercaya​Keterlibatan tumbuh ketika kamu bekerja bersama pihak yang paling memahami konteks.&nbsp; Bermitra dengan organisasi atau komunitas lokal membuat data lebih autentik, representasi lebih kuat, dan kepercayaan publik meningkat. <a href="https://campaign.com/updates/17225/5-Cara-Efektif-Menjalankan-Social-Impact-Program-di-Era-AI">Baca juga: 5 Cara Efektif Menjalankan Social Impact Program di Era AI</a> ​3.&nbsp;Dorong Partisipasi Nyata, Bukan Sekadar Voting​Engagement terbaik lahir dari aksi, bukan hanya opini. Rancang aktivitas yang membuat komunitas benar-benar terlibat, berbagi cerita, mengikuti lokakarya, atau ikut kampanye kesadaran. Aksi kecil sekalipun memberi insight yang jauh lebih kaya.​ 4.&nbsp;Padukan Teknologi Digital dan Cerita Komunitas​Teknologi dapat memperluas suara komunitas jika difokuskan pada user-generated content (UGC). Ajak supporters untuk membagikan video pendek, foto, atau testimoni tentang dampak nyata di lapangan. Cara ini bukan hanya meningkatkan jangkauan, tetapi juga membuat narasi program lebih kredibel.​ ​<a href="https://campaign.com/updates/17227/Community-Vetting-Kunci-Transparansi-&amp;-Kepercayaan-dalam-Program-Hibah">Baca juga: Community Vetting Kunci Transparansi &amp; Kepercayaan dalam Program Hibah</a><a href="https://campaign.com/updates/17227/Community-Vetting-Kunci-Transparansi-&amp;-Kepercayaan-dalam-Program-Hibah"></a>​5.&nbsp;Perkuat Kapasitas dan Berikan Apresiasi​Agar komunitas bisa berpartisipasi secara bermakna, mereka perlu dukungan. Berikan workshop singkat atau toolkit digital untuk membantu mereka memahami prosesnya. Lalu apresiasi partisipasi mereka melalui micro-incentives, badge, atau sertifikat. Hal kecil, dampaknya besar.​ 6. Verifikasi &amp; Feedback Loop untuk Memastikan Integritas dan Pembelajaran​Transparansi adalah pondasi kepercayaan.&nbsp; Pastikan masukan komunitas dicatat dan tunjukkan bagaimana kontribusi mereka memengaruhi keputusan akhir. Sejalan dengan riset Kasimba (2022) di Ghana yang menunjukkan bahwa platform partisipatif dapat meningkatkan rasa keadilan dan kepercayaan dalam distribusi manfaat program.​ ​<a href="https://campaign.com/updates/17228/Bangun-Kepercayaan-Sosial-Melalui-Community-Vetting:-Masa-Depan-Tata-Kelola-Filantropi-Modern">Baca juga: Bangun Kepercayaan Sosial Melalui Community Vetting: Masa Depan Tata Kelola Filantropi Modern</a><a href="https://campaign.com/updates/17228/Bangun-Kepercayaan-Sosial-Melalui-Community-Vetting:-Masa-Depan-Tata-Kelola-Filantropi-Modern"></a>​​7. Bagaimana Campaign for Good Mendukung Ini?​Keenam prinsip di atas sudah terintegrasi dalam Community Vetting Platform dari Campaign for Good, sebuah solusi untuk membantu program owners membangun proses seleksi yang lebih transparan, kredibel, dan dipimpin oleh komunitas.Dengan partisipasi berbasis aksi dan data yang terverifikasi, platform ini membantu program hibah, CSR, inkubator, akselerator, dan penghargaan membuat keputusan yang lebih baik bersama komunitas, bukan sekadar untuk mereka.Sebagai bagian dari 2026 Partnership Drive, Campaign for Good akan berkolaborasi dengan 100 program owners yang ingin menghadirkan suara komunitas dalam proses grantmaking, CSR, dan program akselerator mereka.​📩 Hubungi Partnership Team&nbsp;kami melalui: <a href="http://bit.ly/CommunityVettingCollaboration">bit.ly/CommunityVettingCollaboration</a> atau kunjungi profil kami untuk berkolaborasi!​ ​

Enam Cara Teruji untuk Perkuat Keterlibatan Komunitas dalam Seleksi Program Sosial

Changemakers pernah terpikir nggak, seberapa banyak orang di sekitar kita yang mengalami gangguan penglihatan tapi nggak tahu harus melakukan apa? Faktanya, lebih dari 3 juta masyarakat Indonesia mengalami masalah penglihatan, sebagian besar tanpa akses pemeriksaan yang memadai.Kesehatan mata sering kali bukan prioritas, padahal dampaknya bisa besar untuk pendidikan, produktivitas, dan kualitas hidup. Oleh sebab itu, Campaign for Good menghadirkan kampanye nasional #MelihatMasaDepan, sebuah gerakan yang berawal dari satu langkah sederhana, mendengarkan suara masyarakat dan mengajak organisasi sosial untuk bergerak bersama.Melalui online community survey, masyarakat dari seluruh penjuru Indonesia diajak untuk berbagi cerita, pengalaman, dan pandangan soal kondisi serta layanan kesehatan mata di daerah masing-masing.Tujuannya? Mengumpulkan insight langsung dari lapangan agar keputusan program dan pendanaan sosial benar-benar sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat, bukan hanya berdasarkan angka di laporan. ​1. Apa Itu Community Survey dan Mengapa Penting?Banyak program sosial yang niatnya baik, tapi kadang kurang tepat sasaran karena tidak melibatkan mereka yang paling tahu kebutuhannya, yaitu komunitas itu sendiri. Oleh karena itu, Campaign for Good mengadakan community survey sebagai jembatan antara masyarakat, organisasi, dan para pendonor.Menurut <a href="https://ctb.ku.edu/en/table-of-contents/assessment/assessing-community-needs-and-resources/conduct-surveys/main">Community Tool Box dari University of Kansas,</a> community survey adalah survei yang dilakukan oleh dan untuk masyarakat, dengan tujuan memahami kebutuhan, persepsi, dan solusi atas suatu isu sosial.&nbsp;Tujuan survei ini bukan sekadar untuk mengumpulkan data, tetapi juga untuk:a.&nbsp;Memberi ruang bagi masyarakat agar suaranya didengar, b.&nbsp;Menyusun program sosial yang relevan dengan kondisi nyata, c.&nbsp;Membangun kepercayaan antara komunitas dan para pemangku kepentingan.Dengan sistem online community survey di <a href="https://campaign.com/updates/17224/Platform-Aksi-Sosial:-Kolaborasi-Gen-Z-dengan-CSR-untuk-Dampak-Nyata">platform Campaign for Good</a>, proses ini menjadi lebih terbuka, inklusif, dan mudah diakses oleh siapa pun dari berbagai daerah Indonesia.&nbsp;Seperti dijelaskan oleh <a href="https://ssir.org/">Stanford Social Innovation Review</a>, program sosial yang melibatkan masyarakat secara langsung dalam pengambilan keputusan memiliki tingkat keberhasilan hingga 30% lebih tinggi dalam hal keberlanjutan dan dampak nyata.​<a href="https://campaign.com/pressroom/pressReleases/78">Baca juga: World Sight Day 2025: Campaign for Good Luncurkan Kampanye Nasional #MelihatMasaDepan</a><a href="https://campaign.com/pressroom/pressReleases/78"></a>​​2. Dari Survei ke Aksi Nyata Lewat #MelihatMasaDepan​Kampanye #MelihatMasaDepan menjadikan community survey sebagai bagian dari proses community vetting, sebuah sistem seleksi terbuka yang melibatkan publik dalam menentukan organisasi yang layak menjadi penerima manfaat.&nbsp;Berikut alurnya:a. Isi online community survey melaui platform Campaign for Good pada Januari - Februari 2026 mendatang. b. Jawab pertanyaan seputar akses, kebiasaan, dan tantangan seputar kesehatan mata. c.&nbsp;Data dikumpulkan dan dianalisis secara transparan oleh tim Campaign for Good. d.&nbsp;Hasil survei digunakan untuk menilai dan memilih 7 organisasi kesehatan mata lokal penerima dana hibah hingga Rp15 juta.Selain itu, tiga organisasi terbaik akan berkesempatan menerima hibah tambahan hingga Rp100 juta untuk memperluas inisiatif kesehatan mata mereka. Inisiatif ini juga mendukung riset dan pemetaan program kesehatan mata berbasis komunitas di Indonesia yang berpotensi mengadopsi teknologi AI.&nbsp;Survei ini menjadi contoh nyata “how to conduct a community survey” yang partisipatif, mudah diakses, inklusif, dan berbasis empati, dimana masyarakat bukan hanya objek, tapi mitra sejajar dalam menciptakan perubahan.Pendekatan ini sejalan dengan semangat participatory grantmaking yang digagas oleh <a href="https://www.philanthropy.org.au/wp-content/uploads/2023/06/Participatory-grantmaking-Building-the-evidence_finalreport-1.pdf">Philanthropy Australia</a> dan <a href="https://www.fordfoundation.org/learning/library/learning-reflections/participatory-grantmaking-matters-now-more-than-ever/">Ford Foundation</a>. Ketika masyarakat menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan, hasilnya akan lebih adil, transparan, dan berdampak nyata.&nbsp;Selain itu, laporan AVPN dalam <a href="https://avpn.asia/wp-content/uploads/dlm_uploads/2020/10/Website-View-AVPN-Collaborative-Philanthropy-in-Asia-White-Paper.pdf">Collaborative Philanthropy in Asia</a> menunjukkan bahwa kolaborasi lintas sektor dan partisipasi komunitas adalah kunci dalam menciptakan perubahan sosial yang berkelanjutan di Asia Tenggara.​<a href="https://campaign.com/updates/17228/Bangun-Kepercayaan-Sosial-Melalui-Community-Vetting:-Masa-Depan-Tata-Kelola-Filantropi-Modern">Baca juga: Bangun Kepercayaan Sosial Melalui Community Vetting: Masa Depan Tata Kelola Filantropi Modern</a><a href="https://campaign.com/updates/17228/Bangun-Kepercayaan-Sosial-Melalui-Community-Vetting:-Masa-Depan-Tata-Kelola-Filantropi-Modern"></a>​3. Yuk, Jadi Bagian dari Gerakan #MelihatMasaDepan!Kampanye ini bukan cuma soal data, tapi tentang menyatukan suara, aksi, dan harapan. Dimana setiap jawaban dalam community survey menjadi satu langkah menuju masa depan di mana semua orang punya kesempatan yang sama untuk melihat dan hidup dengan lebih baik.Itulah kekuatan dari community survey, bukan cuma soal data, tapi tentang “connecting people with purpose”.&nbsp;Nah, sebagai Changemakers sekarang giliran kamu untuk terlibat:a.&nbsp;<a href="https://melihatmasadepan.campaign.com/">Daftar Open Call #MelihatMasaDepan</a> jika kamu mewakili organisasi, lembaga, atau yayasan yang fokus di bidang kesehatan mata dapatkan peluang menerima dukungan hibah mikro hingga Rp15 juta untuk 7 selected applicants, serta hibah tambahan hingga Rp100 juta untuk 3 best applicants. b. Atau hubungi <a href="https://campaign.com/about">Tim Campaign for Good</a> melalui email <a href="mailto:community@campaign.com">community@campaign.com</a> untuk merekomendasikan organisasi kesehatan mata yang pantas diajak berkolaborasi.📅 Deadline pendaftaran: 24 Desember 2025🔗 <a href="http://bit.ly/Daftar-MelihatMasaDepan">bit.ly/Daftar-MelihatMasaDepan</a><a href="http://bit.ly/Daftar-MelihatMasaDepan">Karena perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil, dan kali ini, langkah itu adalah suara kamu!</a>

Mengenal Community Survey #MelihatMasaDepan: Dimana Suaramu Bisa Ubah Dunia

Dalam dunia filantropi dan CSR, istilah due diligence sudah jadi makanan sehari-hari. Proses ini biasanya digunakan untuk menilai kredibilitas mitra, mulai dari aspek legalitas, kapasitas finansial, hingga reputasi organisasi. Namun, saat ini, situasinya telah berubah.Masyarakat semakin kritis, menuntut adanya transparansi dan partisipasi yang nyata. Mereka ingin mengetahui "siapa yang dipilih, mengapa mereka layak, dan apa dampaknya bagi komunitas?" Oleh karena itu, proses vetting atau seleksi kini tidak bisa lagi dilakukan secara sembunyi-sembunyi.Inilah sebabnya Community Vetting hadir, bukan untuk menggantikan due diligence, tetapi untuk memperluasnya. Pendekatan ini menambahkan satu elemen penting, yaitu suara publik. 1. Dari Due Diligence Tradisional ke Pendekatan yang Lebih InklusifDalam model tradisional, due diligence berfokus pada hal-hal teknis, misalnya dokumen hukum, laporan keuangan, dan latar belakang organisasi. Semua itu tetap penting, tapi ada satu hal yang sering terlewat, perspektif dari masyarakat yang langsung terdampak.Dengan Community Vetting, proses seleksi tidak lagi berhenti di meja panel juri. Komunitas kini ikut berperan dalam memberi sinyal kepercayaan, membagikan pengalaman, dan menilai relevansi program. Ini membuat keputusan pendanaan menjadi lebih kuat secara sosial dan lebih dipercaya publik.Langkah terbaik? Tetap jalankan due diligence seperti biasa, tapi tambahkan tahap partisipatif di akhir proses. Hasilnya, keputusan yang tidak hanya valid di atas kertas, tapi juga mendapat legitimasi dari lapangan. 2. Bagaimana Membangun Proses Community Vetting yang Efektif? Supaya integrasi community vetting berjalan lancar, ada beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan oleh tim CSR atau grantmaking:a.&nbsp;Mulai dari screening dasar. Jalankan due diligence seperti biasa, cek legalitas, keuangan, reputasi. b.&nbsp;Desain proses bersama komunitas. Ajak perwakilan internal untuk ikut menentukan kriteria seleksi. c.&nbsp;Gunakan pendekatan berbasis aksi. Calon mitra bisa mengajak pendukung melakukan aksi nyata seperti kegiatan sosial, edukasi publik, atau kampanye digital. d.&nbsp;Verifikasi data partisipasi. Gunakan sistem digital atau kombinasi verifikasi manual untuk menjaga kredibilitas. e.&nbsp;Nilai kualitas, bukan sekadar kuantitas. Bukan hanya berapa banyak dukungan, tapi seberapa bermakna dan berkelanjutan aksi tersebut. f.&nbsp;Gabungkan hasilnya. Satukan data community vetting dan due diligence untuk menghasilkan keputusan akhir yang utuh dan kredibel.Dengan cara ini, organisasi bisa memadukan objektivitas analisis dengan kekuatan empati dan kepercayaan sosial. ​<a href="https://campaign.com/updates/17226/Apa-itu-Community-Vetting?-Masa-Depan-Seleksi-yang-Transparan-dan-Inklusif">Baca juga: Apa itu Community Vetting? Masa Depan Seleksi yang Transparan dan Inklusif</a><a href="https://campaign.com/updates/17226/Apa-itu-Community-Vetting?-Masa-Depan-Seleksi-yang-Transparan-dan-Inklusif"></a>​3. Tantangan dan Cara MengelolanyaTentu saja, melibatkan publik juga membawa tantangan baru, mulai dari risiko bias, manipulasi data, atau bahkan beban administratif tambahan. Tapi semua itu bisa diatasi dengan desain yang matang.Berikut beberapa strategi sederhana yang bisa diterapkan untuk menjaga integritas proses:<ul><li style="font-size: 15px;background-color: transparent">a. Gunakan metode sampling agar partisipasi lebih representatif. b. Terapkan double verification system, misalnya seperti AI verification yang digunakan di platform Campaign for Good ditambah validasi mitra lokal. c. Jelaskan sejak awal bagaimana hasil partisipasi akan digunakan. d. Pastikan peran komunitas bersifat melengkapi, bukan menggantikan proses due diligence utama.</li></ul>Pendekatan ini sejalan dengan rekomendasi <a href="https://publications.iadb.org/en/meaningful-stakeholder-engagement-joint-publication-mfi-working-group-environmental-and-social">Inter-American Development Bank (2019)</a> yang menekankan pentingnya meaningful stakeholder engagement dimana pelibatan masyarakat tidak hanya formalitas, tetapi juga bagian dari tata kelola yang etis dan transparan. Oleh karenanya, strategi ini bisa menjaga keseimbangan antara transparansi dan akurasi tanpa kehilangan efisiensi. 4. Belajar dari&nbsp;Best Practice&nbsp;GlobalBanyak lembaga filantropi global sudah mulai bereksperimen dengan pendekatan partisipatif seperti ini. Kajian <a href="https://www.bridgespan.org/insights/philanthropic-collaborative-landscape">Bridgespan Group (2022)</a> menunjukkan bahwa kolaborasi lintas lembaga dan pendekatan partisipatif membantu donor membangun sistem pendanaan yang lebih inklusif dan efisien, arah yang juga diperkuat oleh model community vetting.Toolkit dari <a href="https://fundforsharedinsight.org/funder-tools/participatory-philanthropy-toolkit/">Fund for Shared Insight (2023)</a> dan studi oleh <a href="https://www.ncfp.org/knowledge/community-fund-a-participatory-grantmaking-case-study/">Chan Zuckerberg Initiative (2023)</a> menunjukkan bahwa participatory grantmaking dapat meningkatkan legitimasi dan memperluas jangkauan penerima manfaat yang sebelumnya kurang terwakili.Sementara itu, panduan <a href="https://www.lexisnexis.com/community/insights/professional/resources/b/checklists/posts/due-diligence-checklist">LexisNexis Risk Solutions (2025)</a> menyoroti pentingnya menyeimbangkan risiko hukum dan reputasi dalam due diligence modern.&nbsp;Hal ini membuktikan bahwa menggabungkan technical due diligence dengan social legitimacy adalah langkah logis berikutnya dalam dunia tata kelola filantropi dan CSR. 5. Mulai dari Hal Kecil: Panduan Praktis untuk Organisasi dan Korporasi Kalau organisasi atau perusahaan kamu ingin mulai beralih dari sistem filantropi tradisional ke community vetting, berikut langkah cepat yang bisa dicoba:<ol><li style="font-size: 15px;background-color: transparent">a. Audit proses seleksi yang ada dengan meliihat di tahap mana partisipasi publik bisa dimasukkan. b. Mulai dari pilot kecil dengan menguji pada program atau inisiatif tertentu agar mudah diukur. c. Libatkan mitra lokal karena mereka membantu menjaga representasi dan keaslian data partisipasi. d. Ukur dampak dan dokumentasikan, kemudian simpan insight dan pembelajaran untuk memperbaiki iterasi berikutnya.</li></ol>Ingat: Community vetting bukan sekadar metode baru, tapi cara membangun hubungan yang lebih manusiawi antara organisasi dan masyarakat.​<a href="https://campaign.com/updates/17227/Community-Vetting-Kunci-Transparansi-&amp;-Kepercayaan-dalam-Program-Hibah">Baca juga: Community Vetting Kunci Transparansi &amp; Kepercayaan dalam Program Hibah</a><a href="https://campaign.com/updates/17227/Community-Vetting-Kunci-Transparansi-&amp;-Kepercayaan-dalam-Program-Hibah"></a>​6. Mari Bangun Transparansi Filantropi Modern Bersama Campaign for GoodDue diligence akan selalu penting, tapi di era keterbukaan seperti sekarang, transparansi dan kolaborasi publik adalah faktor pembeda. Dengan mengintegrasikan community vetting, yayasan dan korporasi dapat membuat proses seleksi yang lebih kredibel, adil, dan dipercaya banyak pihak.Ingin tahu bagaimana mengadaptasikan model ini di organisasi kamu?&nbsp;Ikuti update seputar exclusive event “The Roundtable on Community Vetting, co-hosted by Campaign for Good and Georgetown University”. Sebuah forum bagi para funders, korporasi, dan mitra sosial untuk memahami dan mendukung inisiatif berbasis komunitas di Asia.Mari bersama wujudkan proses seleksi yang lebih transparan, inklusif, dan dipercaya publik.📩 Hubungi <a href="https://share.hsforms.com/2HMFUER2-QYS9lLqFCAF_EQcvim6">Partnership Team</a> kami atau kunjungi profil kami untuk mulai berkolaborasi.

Bangun Kepercayaan Sosial Melalui Community Vetting: Masa Depan Tata Kelola Filantropi Modern

Perkembangan dunia sosial dan filantropi kini semakin dinamis. Oleh karenanya, kepercayaan jadi fondasi utama setiap program hibah. Bagi banyak lembaga, korporasi, dan organisasi sosial, tantangannya bukan hanya bagaimana menyalurkan dana, tapi bagaimana memastikan dana itu bisa benar-benar sampai dan membawa dampak nyata bagi masyarakat.Di sinilah community vetting atau validasi berbasis komunitas menjadi kunci. Pendekatan ini mengajak komunitas lokal untuk terlibat, ikut menilai, memilih, dan merekomendasikan proyek atau siapa yang akan menerima hibah. 1. Mengapa Community Vetting Penting dalam Program Hibah?Selama ini, banyak business grant program berjalan dengan pendekatan top-down. Pihak donor yang sepenuhnya menentukan arah program, sehingga komunitas hanya menerima hasilnya. Tapi pola seperti ini sering kali membuat program sulit dilakukan secara berkelanjutan.Menurut laporan terbaru dari&nbsp;Stanford Social Innovation Review,&nbsp;program yang melibatkan masyarakat lokal dalam proses validasi memiliki tingkat keberhasilan hingga 30% lebih tinggi dalam hal keberlanjutan dan hasil terukur.&nbsp;Artinya, program hibah yang efektif bukan hanya tentang memberi, tapi juga tentang mendengarkan.​<a href="https://campaign.com/updates/17225/5-Cara-Efektif-Menjalankan-Social-Impact-Program-di-Era-AI">Baca juga: 5 Cara Efektif Menjalankan Social Impact Program di Era AI</a><a href="https://campaign.com/updates/17225/5-Cara-Efektif-Menjalankan-Social-Impact-Program-di-Era-AI"></a>​​2. Bukti dan Praktik Nyata di Asia dan IndonesiaKini, bukti dan praktik nyata berdasarkan riset global semakin memperkuat pendekatan ini. Laporan dari&nbsp;<a href="https://www.philanthropy.org.au/wp-content/uploads/2023/06/Participatory-grantmaking-Building-the-evidence_finalreport-1.pdf">Philanthropy Australia (2023)</a> menunjukkan bahwa participatory grantmaking (PGM) mampu membangun rasa kepemilikan, memperkuat hubungan, dan meningkatkan dampak sosial jangka panjang.Hal serupa ditegaskan oleh&nbsp;<a href="https://www.fordfoundation.org/wp-content/uploads/2017/11/participatory_grantmaking-lmv7.pdf">Ford Foundation</a> yang menyebut bahwa pendekatan partisipatif memperkuat akuntabilitas dan membuat komunitas lebih percaya bahwa pendanaan dilakukan secara adil (<a href="https://www.fordfoundation.org/learning/library/learning-reflections/participatory-grantmaking-matters-now-more-than-ever/">Ford Foundation Learning Reflection, 2020</a>).Selain itu, hasil studi dua tahun dari&nbsp;<a href="https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=3252703">GlobalGiving</a> menunjukkan bahwa organisasi yang menerapkan proses hibah partisipatif lebih mudah untuk membangun kolaborasi dan inovasi bersama masyarakat.Di Asia Tenggara, laporan AVPN dalam <a href="https://avpn.asia/wp-content/uploads/dlm_uploads/2020/10/Website-View-AVPN-Collaborative-Philanthropy-in-Asia-White-Paper.pdf">Collaborative Philanthropy in Asia</a> memperlihatkan bahwa model filantropi kolaboratif seperti ini membantu mempercepat kepercayaan terbangun diantara pemberi dan penerima hibah.Sementara itu, panduan dari <a href="https://www.thinknpc.org/blog/measuring-the-impact-of-participatory-grantmaking/">New Philanthropy Capital (2024)</a> dan <a href="https://www.centreforsocialimpact.org.nz/knowledge-base/participatory-grantmaking-guide">Centre for Social Impact (2025)</a> bisa membantu organisasi mengukur dampak partisipasi komunitas secara lebih konkret, sesuatu yang sangat penting bagi gen Z dan filantropis modern di era digital. 3. Tips Aplikasi Grant yang EfektifBagi Changemakers yang sedang mempersiapkan aplikasi untuk program hibah, berikut beberapa langkah sederhana agar proposal lebih kuat dan relevan:<ul><li style="font-size:15px;color:#000000;background-color:transparent">a. Tulis dengan transparan dan fokus, jelaskan apa yang ingin dicapai dan siapa yang akan merasakan dampaknya. b.&nbsp;Tunjukkan partisipasi komunitas dengan menyertakan bukti dukungan, testimoni, atau keterlibatan masyarakat lokal. c.&nbsp;Gunakan data dan cerita nyata, karena kombinasi keduanya membantu reviewer memahami konteks program hibah kamu. d.&nbsp;Cocokkan dengan visi funder dengan memahami nilai dan prioritas mereka sebelum mengirimkan proposal.Tips ini terlihat sederhana, tapi bisa jadi pembeda besar antara proposal yang “baik” dan yang “berdampak”.<a href="https://campaign.com/updates/17222/Kenapa-CSR-Jadi-Kunci-Keberlanjutan-Bisnis?-Ini-Manfaat-Nyata-bagi-Semua">Baca juga: Kenapa CSR Jadi Kunci Keberlanjutan Bisnis? Ini Manfaat Nyata bagi Semua</a> </li></ul> ​4. Saatnya Membangun Ekosistem yang Lebih Terpercaya!​Community vetting bukan sekadar tren, ini adalah strategi jangka panjang untuk menciptakan masa depan pendanaan sosial yang lebih baik. Dengan melibatkan komunitas dalam proses verifikasi, funder atau program owner bisa memastikan bahwa setiap rupiah digunakan dengan transparan dan berdampak langsung.Bagi funder, korporasi, maupun foundation, inilah cara baru untuk menunjukkan bahwa kamu peduli, bukan hanya pada hasil, tapi juga pada proses.🌍 Ingin tahu lebih banyak atau tertarik berkolaborasi? Mari berdiskusi dengan <a href="https://share.hsforms.com/2HMFUER2-QYS9lLqFCAF_EQcvim6">Tim Partnership Campaign for Good</a>, atau kunjungiprofil kami untuk melihat bagaimana kami membantu organisasi dan perusahaan membangun program hibah yang lebih transparan, partisipatif, dan berkelanjutan di Indonesia dan Asia.&nbsp;Karena setiap perubahan besar selalu dimulai dari kepercayaan yang tumbuh bersama!

Community Vetting Kunci Transparansi & Kepercayaan dalam Program Hibah

Di tengah meningkatnya tuntutan akan transparansi dan kepercayaan publik, organisasi sosial dan filantropi kini diharapkan bekerja dengan cara yang lebih terbuka dan partisipatif. Banyak lembaga ingin memastikan bahwa setiap program yang dijalankan benar-benar menjawab kebutuhan publik,&nbsp; bukan sekadar hasil dari rapat internal.Di sinilah Campaign for Good hadir sebagai The First Community Vetting Platform di Indonesia. Kami membawa cara baru dalam proses seleksi yang lebih inklusif, kredibel, dan berorientasi pada data komunitas. Melalui pendekatan ini, suara publik bukan hanya didengar, tapi juga menjadi bagian penting dalam pengambilan keputusan sosial.Yuk, kenali lebih dalam apa itu community vetting dan bagaimana konsep ini diterapkan di Campaign for Good! 1. Mengapa Community Vetting Penting di Era Transparansi Sosial?Menurut laporan <a href="https://www.oecd.org/content/dam/oecd/en/publications/reports/2024/06/oecd-guidelines-on-corporate-governance-of-state-owned-enterprises-2024_68fa05cd/18a24f43-en.pdf">OECD (2024)</a>, transparansi dan partisipasi publik adalah elemen kunci dalam tata kelola yang baik dan akuntabel. Dalam konteks filantropi modern, publik kini tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga ikut berperan dalam menentukan arah perubahan sosial.Tren global menunjukkan hal yang sama. <a href="https://www3.weforum.org/docs/WEF_Global_Shapers_Impact_Report_2022-23.pdf">World Economic Forum (2023)</a>&nbsp;mencatat bahwa filantropi dan CSR kini bergerak menuju model yang lebih partisipatif, dengan akuntabilitas publik sebagai nilai utama. Dengan kata lain, keberhasilan sebuah program kini diukur bukan hanya dari hasil, tetapi juga dari keterlibatan komunitas di dalamnya.Sebagai platform yang telah menjalankan lebih dari 100 kampanye di bidang pendidikan, lingkungan, kesetaraan, dan kesehatan, Campaign for Good berkomitmen menghadirkan perubahan sosial yang nyata di Asia. Sejak berdiri pada 2015 dan meraih penghargaan Google Play’s Best App for Good 2020, kami membuktikan bahwa keterlibatan komunitas bukan sekadar tren, tapi sudah menjadi kebutuhan strategis.Baca juga: Kenapa CSR Jadi Kunci Keberlanjutan Bisnis? Ini Manfaat Nyata bagi Semua 2. Bagaimana Community Vetting Membawa Kredibilitas dan Dampak Nyata?Sebelum masuk lebih jauh, yuk pahami dulu konsepnya! Jadi, Community vetting adalah proses due diligence berbasis komunitas yang mengajak publik ikut menilai, memverifikasi, dan mendukung kandidat atau organisasi yang sedang diseleksi. Pendekatan ini memberi ruang bagi masyarakat untuk menunjukkan dukungan nyata, lewat aksi seperti belajar, berbagi, atau menyebarkan pesan sosial, salah satunya melalui Campaign for Good.Dengan sistem yang transparan dan terverifikasi, setiap aksi pendukung tercatat dan divalidasi. Kini, proses verifikasi tersebut juga telah diperkuat dengan teknologi AI, sehingga hasil akhirnya adalah daftar kandidat dengan dukungan komunitas yang terukur. Data inilah yang membantu para program owner, mulai dari funder, korporasi, hingga yayasan untuk mengambil keputusan yang lebih objektif dan dipercaya publik.Pendekatan ini juga sudah digunakan di berbagai program di Asia. Contohnya dalam program <a href="https://campaign.com/pressroom/pressReleases/76">Inspiring Asia Micro Film Festival 2025 #InspiringIndonesia</a>, lebih dari 2000 orang terlibat voting dan mendukung 14 film terbaik yang lolos seleksi, dan hasil akhirnya terpilih masing-masing 3 kategori Best Micro Film dan Best Project Film yang berhak mendapatkan hibah berupa uang tunai hingga 365 juta rupiah.&nbsp;Ini jelas menunjukkan bahwa keputusan yang melibatkan komunitas mampu memperkuat legitimasi sekaligus menciptakan dampak sosial yang lebih berkelanjutan. Data dari <a href="https://avpn.asia/annual-review/2023-24/">AVPN Annual Review (2023)</a>&nbsp;juga menegaskan bahwa banyak organisasi filantropi di Asia kini menempatkan engagement komunitas sebagai faktor utama dalam pendanaan mereka. Artinya, partisipasi publik bukan hanya meningkatkan kredibilitas, tetapi juga menjadi indikator utama penentu efektivitas program sosial di kawasan Asia.​<a href="https://campaign.com/updates/17225/5-Cara-Efektif-Menjalankan-Social-Impact-Program-di-Era-AI">Baca juga: 5 Cara Efektif Menjalankan Social Impact Program di Era AI</a><a href="https://campaign.com/updates/17225/5-Cara-Efektif-Menjalankan-Social-Impact-Program-di-Era-AI"></a>​​3. Membangun Kepercayaan dan Kolaborasi Melalui Campaign for Good?Kepercayaan adalah fondasi dari setiap inisiatif sosial. Dengan Community Vetting, organisasi dapat menunjukkan komitmen terhadap transparansi, akuntabilitas, dan keterlibatan publik yang nyata.Melalui platform Campaign for Good, mitra korporasi, yayasan, dan lembaga sosial dapat:a. Meningkatkan kredibilitas dan reputasi merek, b.&nbsp;Menguatkan strategi hingga amplifikasi CSR dan ESG dengan data berbasis komunitas,​ c. Mendengarkan suara publik secara langsung untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat.Sebagai Community Vetting Platform terdepan di Asia, Campaign for Good membuka ruang kolaborasi bagi lembaga yang ingin membuat proses seleksi lebih adil dan berdampak.Ingin tahu bagaimana Community Vetting bisa memperkuat program kamu?&nbsp;Ikuti update seputar “The Campaign for Good Roundtable on Community Vetting”. Sebuah forum bagi para funders, korporasi, dan mitra sosial untuk memahami dan mendukung inisiatif berbasis komunitas di Asia.📩 Hubungi&nbsp;<a href="https://share.hsforms.com/2HMFUER2-QYS9lLqFCAF_EQcvim6">Partnership Team</a>&nbsp;kami atau kunjungi profil <a href="https://campaign.com/about">Campaign for Good</a>&nbsp;untuk berkolaborasi, dan mari bersama wujudkan proses seleksi yang lebih transparan, inklusif, dan dipercaya publik.​

Apa itu Community Vetting? Masa Depan Seleksi yang Transparan dan Inklusif

Di era AI ini, perkembangan dunia sosial tidak lagi sama seperti sepuluh tahun yang lalu. Perusahaan, NGO, filantropi, hingga pekerja sosial menghadapi tantangan baru yakni bagaimana menjalankan program sosial yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, namun tetap sejalan dengan perkembangan teknologi. Hal ini karena kehadiran kecerdasan buatan (AI) dan ekosistem digital telah membuka banyak peluang besar yang tidak terbayangkan sebelumnya.Untuk menjawab tantangan tersebut, pertanyaannya sederhana “bagaimana caranya agar social impact program tidak hanya berhenti di laporan CSR tahunan, tapi benar-benar memberi manfaat yang bisa dirasakan secara berkelanjutan?”. Jawabannya ada pada kombinasi teknologi, transparansi, dan kolaborasi. Nah, biar Changemakers tidak penasaran bagaimana cara efektif menjalankan social impact program di era AI, langsung saja kita kupas tuntas disini! 1.&nbsp;Mengandalkan Data untuk Menentukan Keputusan​Di era digital, data adalah bahan bakar utama. Berdasarkan laporan Deloitte (2025), lebih dari 70% perusahaan kini menggunakan analisis data untuk memutuskan fokus program sosial mereka. Artinya, alih-alih menebak kebutuhan masyarakat, perusahaan bisa memetakan masalah yang paling mendesak, mulai dari akses pendidikan, kesehatan, kesetaraan, perubahan iklim, hingga kesenjangan digital. Dengan begitu, setiap rupiah atau tenaga yang dikeluarkan menjadi lebih tepat sasaran.​2. Komunitas Sebagai Partner, Bukan Sekadar Penerima Program sosial yang baik lahir dari kebutuhan nyata komunitas. Menurut Filantropi Indonesia (2024), tren filantropi di Indonesia kini mulai bergeser, dari sistem top to down menjadi kolaboratif berbasis komunitas.Disinilah platform aksi sosial seperti Campaign for Good memberi ruang melalui sistem community vetting, dimana komunitas dapat terlibat secara langsung untuk menilai, memilih, atau bisa memberi masukan bahkan sebelum suatu program dijalankan atau hibah diberikan kepada penerima. Jadi, bukan hanya “dibantu”, mereka juga ikut menentukan bagaimana bantuan itu paling efektif.<a href="https://campaign.com/updates/17221/Social-Impact-Program:-Cara-Perusahaan-Bangun-Dampak-Nyata-dengan-Keterlibatan-Komunitas">Baca juga: Social Impact Program: Cara Perusahaan Bangun Dampak Nyata dengan Keterlibatan Komunitas</a> 3.&nbsp;Transparansi Real-Time Bikin Publik PercayaDi era digital ini, kepercayaan publik adalah aset yang sangat rapuh. Edelman Trust Barometer (2025) menemukan bahwa 73% Gen Z dan milenial hanya percaya pada program sosial bila ada transparansi dampak yang jelas.Disinilah teknologi menjawab kebutuhan tersebut. Dengan adanya dashboard online, laporan real-time, hingga blockchain, perusahaan atau social funders bisa menunjukkan perkembangan dari setiap program secara terbuka. Publik bisa tahu berapa nominal uang yang disalurkan kepada penerima manfaat, apa saja bentuk bantuan yang disalurkan, jumlah pohon yang ditanam, hingga siapa saja yang terlibat. Nah, transparansi inilah yang membuat kepercayaan publik bertahan. ​4. Kolaborasi Multi-Stakeholder Adalah Kunci​Tidak ada satu organisasi yang bisa menyelesaikan masalah sosial sendirian. World Economic Forum (2025) menekankan pentingnya kolaborasi multi-stakeholder: perusahaan sebagai penggerak, NGO sebagai pelaksana, komunitas sebagai penerima sekaligus mitra, dan pekerja sosial sebagai jembatan komunikasi.&nbsp;<div class="se-component se-image-container __se__float- __se__float-center"><figure style="width: 1080px;"><img src="https://storage.googleapis.com/campaign-backend-development-bucket/updates-media/1760079653220_Landscape1200x720px1.png" alt="" data-proportion="true" data-size="1080px,648px" data-align="center" data-file-name="1760079653220_Landscape1200x720px1.png" data-file-size="0" origin-size="1200,720" data-origin="815px,489px" data-rotate="" style="width: 1080px; height: 648px;"><figcaption><div style="margin-left: 25px">20 peserta dari berbagai sektor berkumpul di Kursus Manajer BCM untuk mempelajari standar BCM global &amp; simulasi krisis secara langsung dari Infinity Continuity (Dokumentasi Pribadi Tim Campaign for Good) ​</div></figcaption></figure></div>Contohnya, program kampanye #BusinessContinuityID yang digagas oleh Infinity Continuty dan Campaign for Good untuk mendorong kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan ketahanan bisnis dan organisasi di Indonesia. Dimana Infinity Continuity sebagai funders, Campaign for Good sebagai perancang dan eksekutor program, serta komunitas lokal (NGO, UMKM, dan lembaga pelayanan publik lainnya) yang terlibat aktif sebagai penerima manfaat pelatihan ketahanan bisnis senilai 1000 SGD, dan komunitas supporters yang berperan aktif sebagai voters dalam proses community vetting melalui platform Campaign for Good.&nbsp; 5. AI Sebagai Pendorong Inovasi Sosial AI sering dianggap milik dunia bisnis. Padahal, AI juga punya peran penting dalam keberlanjutan sosial, bahkan lingkungan, dan kesehatan. Benevity (2025) mencatat bahwa perusahaan kini menggunakan AI untuk:a. Memprediksi wilayah rawan bencana untuk kesiapsiagaan.b.&nbsp;Menilai efektivitas program pendidikan digital.c.&nbsp;Mengukur social return on investment (SROI) agar dampak lebih terukur.Dengan AI, social impact program bisa menjangkau lebih banyak orang dengan strategi yang lebih tepat. Contoh lainnya adalah pemanfaatan AI di platform Campaign for Good yang digunakan untuk membantu dan mempermudah verifikasi aksi sosial berbasis digital dalam proses community vetting. <a href="https://campaign.com/updates/17224/Platform-Aksi-Sosial:-Kolaborasi-Gen-Z-dengan-CSR-untuk-Dampak-Nyata">Baca juga: Platform Aksi Sosial: Kolaborasi Gen Z dengan CSR untuk Dampak Nyata</a><a href="https://campaign.com/updates/17224/Platform-Aksi-Sosial:-Kolaborasi-Gen-Z-dengan-CSR-untuk-Dampak-Nyata"></a>​​5. Teknologi + Hati = Dampak Nyata BerkelanjutanAI di era digital bukanlah sekadar soal alat baru, tapi menjadi peluang dan cara baru melihat dunia sosial. Data memberi arah, komunitas memberi makna, transparansi memberi kepercayaan, kolaborasi memberi kekuatan, dan AI memberi skala.&nbsp;Jika semua ini dijalankan, social impact program tidak hanya jadi laporan di kertas, tapi warisan nyata untuk masyarakat.Yuk, gunakan teknologi untuk kebaikan. Cari tahu bagaimana kamu bisa berkontribusi melalui <a href="https://campaign.com/about">Campaign for Good&nbsp;atau hubungi</a>&nbsp;<a href="mailto:partnership-team@campaign.com">partnership-team@campaign.com</a>&nbsp;&nbsp;untuk berkolaborasi membuat social impact program dengan AI di perusahaan kamu!

5 Cara Efektif Menjalankan Social Impact Program di Era AI

​Di era digital, bentuk aksi sosial di masyarakat tidak lagi terbatas pada kegiatan langsung yang mengharuskan untuk turun ke lapangan. Generasi muda kini lebih memanfaatkan teknologi untuk menyalurkan energi, ide, dan kepedulian nya. Di sisi lain, perusahaan semakin menyadari bahwa tanggung jawab sosial (CSR) harus lebih transparan, terukur, dan inklusif. Inilah yang melahirkan kebutuhan akan adanya sebuah platform aksi sosial yang menjadi ruang kolaborasi untuk mempertemukan berbagai pihak untuk menciptakan perubahan nyata. Yuk, cari tahu lebih dalam bagaimana kolaborasi ini berjalan!​ 1.&nbsp;Mengenal Esensi Platform Aksi Sosial​Platform aksi sosial merupakan sebuah wadah digital yang memfasilitasi kolaborasi antara komunitas, relawan, perusahaan, hingga funders untuk mewujudkan program sosial. Disini, setiap ide baik bisa bertemu dengan dukungan nyata, baik berupa dana, keterlibatan relawan, maupun dukungan media.Menurut laporan World Economic Forum (2025), generasi muda juga menilai keaslian dan transparansi program sosial sebagai faktor utama yang membuat mereka mau terlibat. Artinya, platform aksi sosial menjadi jembatan penting agar social funders atau perusahaan tidak hanya memberi bantuan, tetapi juga membuka ruang partisipasi.<a href="https://campaign.com/updates/17222/Kenapa-CSR-Jadi-Kunci-Keberlanjutan-Bisnis?-Ini-Manfaat-Nyata-bagi-Semua">Baca juga: Kenapa CSR Jadi Kunci Keberlanjutan Bisnis? Ini Manfaat Nyata bagi Semua</a> 2. Mengapa Peran Platform Aksi Sosial Berbasis Digital Penting?Tidak hanya menjadi wadah partisipasi, keberadaan platform aksi sosial juga memiliki peran yang penting dalam berbagai aspek lainnya. Berikut beberapa diantaranya:<ol><li style="font-size: 15px;background-color: transparent">a. Mendorong Transparansi dan Kredibilitas Salah satu tantangan CSR di Indonesia adalah kepercayaan publik. Berdasarkan survei Edelman Trust Barometer (2025), 73% responden muda ingin perusahaan lebih terbuka soal dampak sosial yang telah mereka klaim. Platform aksi sosial menyediakan dashboard, laporan real-time, dan dokumentasi yang membuat publik bisa memantau langsung dampak program.b.&nbsp;​Ruang Kolaborasi Multi-Stakeholder Platform aksi sosial menghubungkan social funders dengan komunitas, NGO, mahasiswa, hingga volunteers enthusiast. Contohnya, program lingkungan tidak hanya dikerjakan oleh perusahaan, tapi juga divalidasi oleh komunitas setempat dan diperkuat dengan dukungan mahasiswa.c.&nbsp;Meningkatkan Engagement Generasi Z &amp; Millennial ​Generasi ini ingin aksi sosial yang relatable, bisa diakses digital, dan memberi ruang berkontribusi. Menurut Deloitte Global Gen Z &amp; Millennial Survey (2025), lebih dari 70% responden mengaku memilih perusahaan yang aktif di isu sosial dan lingkungan. d.&nbsp;Memberi Dampak Nyata dan TerukurBukan hanya sekadar CSR sebagai formalitas, platform aksi sosial dapat mendorong social funders atau perusahaan untuk lebih fokus pada hasil. Dampak nyata (misalnya jumlah pohon mangrove yang ditanam, sekolah yang direnovasi, atau organisasi yang mendapatkan pelatihan AI) bisa dilaporkan dengan data terbuka, bahkan di media sosial.&nbsp;</li></ol> ​3.&nbsp;Campaign for Good sebagai Platform Aksi Sosial dengan Sistem&nbsp;Community Vetting ​Campaign for Good hadir sebagai contoh nyata platform aksi sosial yang didukung oleh komunitas generasi muda. Berawal dari komunitas digital, kini berkembang menjadi mitra strategis bagi perusahaan, NGO, dan funders.<div class="se-component se-image-container __se__float- __se__float-center"><figure style="width: 1080px;"><img src="https://storage.googleapis.com/campaign-backend-development-bucket/updates-media/1759915531205_Image031025at17.35.png" alt="Amplifikasi Community Vetting" data-proportion="true" data-size="1080px,637px" data-align="center" data-file-name="1759915531205_Image031025at17.35.png" data-file-size="0" origin-size="2020,1190" data-origin="815px,480px" style="width: 1080px; height: 637px; transform: rotate(0deg);"><figcaption>Amplifikasi Program Sosial di Campaign</figcaption></figure></div>Melalui sistem community vetting, program yang diinisiasi oleh para social funders bisa divalidasi secara langsung oleh keterlibatan komunitas sebelum hingga sesudah dijalankan. Contohnya, kampanye #EmpowerwWomenSentani, sebuah program CSR pemberdayaan ekonomi. Dimana dalam amplifikasi programnya berkolaborasi dengan Kopernik dan komunitas UMKM perempuan lokal di Sentani sehingga bisa memberi masukan agar kegiatan lebih relevan dan berdampak nyata. Hal ini memperkuat rasa memiliki serta meningkatkan kepercayaan publik.<a href="https://campaign.com/updates/17221/Social-Impact-Program:-Cara-Perusahaan-Bangun-Dampak-Nyata-dengan-Keterlibatan-Komunitas">Baca juga: Social Impact Program: Cara Perusahaan Bangun Dampak Nyata dengan Keterlibatan Komunitas</a> 4.&nbsp;&nbsp;Tren Aksi Sosial Melalui Platform Digital ​Berdasarkan laporan Benevity (2025), ada tiga tren utama program sosial global yang kini tengah menjadi perhatian, yakni:&nbsp;<ul><li style="font-size:15px;color:#000000;background-color:transparent">a. Climate Action, dimana perusahaan berfokus pada solusi perubahan iklim. b.&nbsp;Digital Inclusion&nbsp;untuk memberikan&nbsp;akses dan dukungan teknologi bagi kelompok rentan. c.&nbsp;Youth Engagement&nbsp;yang mana&nbsp;generasi muda dilibatkan sebagai penggerak utama aksi sosial di masyarakat.​Di Indonesia, Filantropi Indonesia (2025) juga menyoroti bahwa peran platform digital dalam mempercepat kolaborasi sosial. Perusahaan kini didorong untuk mengintegrasikan CSR dengan inovasi teknologi agar lebih inklusif dan efektif​​</li></ul>5. Mari Jadi Bagian dari Gerakan untuk Mewujudkan Dampak Nyata!​Nah, sampai sini Changemakers jadi makin paham kan? Kalau peran platform aksi sosial bukan hanya tentang memberi bantuan, tapi untuk membangun gerakan kolaboratif yang berkelanjutan. Dengan transparansi, partisipasi komunitas, dan fokus pada dampak nyata, perusahaan, generasi muda, media, dan funders bisa menciptakan perubahan yang lebih besar. Jadi tunggu apa lagi? Yuk, temukan ruang kolaborasimu dan buat kontribusi nyata di <a href="https://campaign.com/about">Campaign for Good</a>!​​

Platform Aksi Sosial: Kolaborasi Gen Z dengan CSR untuk Dampak Nyata

Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan di era digital ini tetap menjadi bagian penting dari strategi bisnis modern. Di Indonesia maupun global, CSR tidak hanya dilihat sebagai kewajiban hukum, tetapi juga sebagai kebutuhan untuk menjaga keberlanjutan perusahaan.Berdasarkan data Edelman Trust Barometer (2024) menyebutkan bahwa 71% konsumen global lebih percaya kepada perusahaan yang memiliki program sosial berkelanjutan. Hal ini menunjukkan bahwa CSR berperan langsung dalam membangun kepercayaan publik. 1. Definisi CSR: Apa Itu Tanggung Jawab Sosial Perusahaan?Program CSR adalah sebuah komitmen perusahaan untuk berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan, dengan memperhatikan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari setiap aktivitas bisnis. Program ini bisa berupa dukungan pendidikan, pemberdayaan ekonomi masyarakat, pelestarian lingkungan, hingga kesehatan.Di Indonesia, pentingnya CSR juga tercermin dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan perusahaan, terutama yang bergerak di bidang sumber daya alam, untuk menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan. 2. Manfaat CSR bagi Perusahaan yang Lebih dari Sekadar CitraTidak hanya membantu masyarakat, CSR tapi juga membawa keuntungan strategis bagi perusahaan. Yuk, kita lihat beberapa manfaat jangka panjang nyatanya di dunia bisnis!a. Meningkatkan Reputasi dan Kepercayaan Publik Manfaat utama program ini adalah membantu membangun citra positif perusahaan. Nielsen (2024) menyebutkan bahwa 66% konsumen global bersedia membayar lebih untuk produk dari perusahaan yang peduli sosial dan lingkungan. b. Menarik dan Mempertahankan Talenta Manfaat program ini juga berhubungan dengan employer branding. Berdasarkan survei Deloitte (2024) menyebutkan bahwa 77% Gen Z dan milenial mempertimbangkan nilai sosial perusahaan sebelum memutuskan tempat kerja. c. Mendukung Keberlanjutan Bisnis Tak hanya itu, program CSR yang terintegrasi dengan strategi bisnis juga membuat perusahaan lebih adaptif. Misalnya, program ramah lingkungan bukan hanya mendukung planet yang sehat, tetapi juga mengurangi biaya operasional jangka panjang.​3. Manfaat CSR bagi Masyarakat Berupa Dampak Sosial yang NyataSelain mendukung strategi bisnis, CSR sejatinya lahir untuk memberi manfaat bagi masyarakat luas. Inilah bagaimana CSR membawa dampak positif nyata.a. Memberikan Solusi atas Masalah Sosial Program CSR hadir untuk menjawab isu sosial yang ada, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga lingkungan. Program ini membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara langsung. b. Meningkatkan Kesejahteraan dan Inklusi Banyak perusahaan yang fokus pada program pemberdayaan, membuka lapangan kerja baru, hingga melatih keterampilan masyarakat. Dampaknya, tingkat kesejahteraan dan inklusi sosial menjadi lebih kuat. c. Menciptakan Kolaborasi Jangka Panjang CSR juga memfasilitasi kolaborasi antara perusahaan, pemerintah, komunitas, dan NGO. Kolaborasi ini mendorong keberlanjutan dan kepercayaan publik. 4. Tren CSR 2025: Climate Action, Digital Inclusion, dan Youth EngagementPada tahun 2025 isu-isu global dan lokal yang relevan semakin menjadi tren serta fokus perhatian masyarakat. Ada tiga tren utama yang perlu diperhatikan:a. Climate Action <a href="https://www.unicef.org/indonesia/media/22066/file/Climate%20Landscape%20Analysis%20for%20Children%20-%20Full%20report.pdf">UNICEF Indonesia (2024)</a> menyebutkan bahwa 15 juta anak di Indonesia terpapar gelombang panas dan 28 juta anak terpapar banjir pantai akibat perubahan iklim. Artinya, CSR di 2025 perlu lebih banyak menyasar program mitigasi iklim, adaptasi, dan edukasi lingkungan. b. Digital Inclusion Menurut <a href="https://www.adb.org/sites/default/files/publication/1050686/asian-development-policy-report-2025.pdf">ADB Policy Report (2025)</a>, transformasi digital inklusif dapat memperkecil kesenjangan akses layanan publik dan ekonomi digital. CSR bisa berkontribusi lewat pelatihan literasi digital, penyediaan perangkat, atau program akses internet di komunitas terpencil. c. Youth Engagement Coaction Indonesia (2024) menemukan bahwa lebih dari 70% anak muda usia 17-35 tahun tertarik pada pekerjaan ramah lingkungan setelah mengetahui definisinya. Inisiatif seperti Climate Action School Contest (IKI, 2025) menunjukkan bahwa generasi muda bisa dilibatkan langsung sebagai mitra aktif dalam menciptakan solusi sosial.​5. Contoh Program Kolaborasi Berdampak di Campaign for GoodProgram sosial atau CSR di Indonesia berkembang pesat dengan banyak contoh sukses seperti yang sudah dijalankan oleh Campaign for Good berikut ini:a. #CegahStunting Kampanye ini merupakan kolaborasi antara 1000 Days Fund dan Campaign for Good yang berfokus pada isu kesehatan masyarakat. Pelaksanaan program didukung oleh pendanaan dari Bayu Buana Travel Services dan Yayasan Dunia Lebih Baik, serta melibatkan kelompok mahasiswa sebagai agen edukasi di wilayah Indonesia Timur. Melalui kegiatan ini, masyarakat diajak untuk lebih memahami persoalan stunting sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan sejak dini.<div class="se-component se-image-container __se__float- __se__float-center"><figure style="width: 1200px;"><img src="https://storage.googleapis.com/campaign-backend-development-bucket/updates-media/1759069799308_WhatsAppImage20250220at22.20.392.jpeg" alt="" data-proportion="true" data-size="1200px,800px" data-align="center" data-file-name="1759069799308_WhatsAppImage20250220at22.20.392.jpeg" data-file-size="0" origin-size="800,533" data-origin="800px,533px" style="width: 1200px; height: 800px; transform: rotate(0deg);"></figure></div>Program Voluntip #CegahStunting di Labuhan Bajo&nbsp; (Sumber: Dokumentasi Pribadi Tim Campaign for Good)b. #EmpowerWomenSentani Selain kampanye sosial di bidang kesehatan, Campaign for Good juga berhasil berkolaborasi dengan Kopernik untuk menyelenggarakan kampanye #EmpowerWomenSentani. Program ini mendapat dukungan pendanaan dari SCash dan Yayasan Dunia Lebih Baik, dengan fokus pada penguatan ekonomi masyarakat dan bertujuan untuk memberdayakan UMKM perempuan di Sentani, Papua, agar dapat meningkatkan keterampilan usaha, memperluas akses pasar, serta mendorong kemandirian ekonomi keluarga.&nbsp;c. #TumbuhBersama Contoh lainnya yang tak kalah menarik adalah kampanye #TumbuhBersama yang merupakan kolaborasi antara Djarum Foundation dengan Campaign for Good di bidang pendidikan. Program ini secara khusus mendukung sekolah-sekolah di Kudus dalam mengimplementasikan pembelajaran berbasis sosial dan emosional, sehingga guru dan siswa dapat mengembangkan keterampilan empati, kolaborasi, serta resiliensi yang penting untuk menghadapi tantangan masa depan.Beberapa contoh nyata ini menunjukkan bagaimana CSR dapat membawa manfaat ganda yakni untuk masyarakat mendapatkan dukungan, sementara perusahaan dapat memperkuat reputasi dan keberlanjutan bisnisnya.<a href="https://campaign.com/updates/17220/Tren-CSR-2025:-Dari-Tanggung-Jawab-ke-Dampak-Nyata">Baca juga: Tren CSR 2025: Dari Tanggung Jawab ke Dampak Nyata</a><a href="https://campaign.com/updates/17220/Tren-CSR-2025:-Dari-Tanggung-Jawab-ke-Dampak-Nyata"> </a>6. Bangun Kolaborasi CSR Bersama Campaign for Good Sebagai Investasi Masa DepanNah, Changemakers jadi paham kan kalau pentingnya CSR tidak dapat diabaikan. Hal ini karena berbagai program yang dijalankan dapat memberikan manfaat nyata bagi perusahaan dalam bentuk kepercayaan publik, keberlanjutan bisnis, dan daya tarik bagi talenta. Di sisi lain, masyarakat juga menerima dampaknya dalam bentuk peningkatan kualitas hidup (kesehatan), kesempatan ekonomi, pendidikan, dan lingkungan yang lebih baik. Untuk mendukung terwujudnya berbagai program sosial bisa dikembangkan secara kolaboratif dengan dukungan teknologi dan komunitas, kunjungi <a href="https://campaign.com/funder#services-section">Campaign for Good</a> atau hubungi <a href="mailto:partnership@campaign.com">partnership-team@campaign.com</a> untuk informasi selengkapnya.

Kenapa CSR Jadi Kunci Keberlanjutan Bisnis? Ini Manfaat Nyata bagi Semua

Di era digital ini, publik tidak hanya menilai value sebuah perusahaan dari kualitas produk atau jasanya saja, terutama generasi muda yang semakin kritis dan peduli pada nilai sosial dibalik suatu merek. Mereka ingin tahu, apakah perusahaan benar-benar berkontribusi pada lingkungan, pendidikan, kesehatan, atau kesejahteraan masyarakat.Di sinilah social impact program hadir, bukan sekadar aktivitas tambahan, tetapi strategi inti yang bisa memperkuat reputasi sekaligus memberi dampak nyata. Menurut Edelman Trust Barometer (2024), 71% konsumen global lebih percaya pada perusahaan yang berinvestasi pada isu sosial ketimbang yang hanya mengejar keuntungan. Fakta ini menegaskan bahwa kepercayaan publik kini erat kaitannya dengan kontribusi sosial perusahaan.Jadi gimana? Kamu mau jadi bagian dari gerakan ini? Yuk, kita kupas terlebih dahulu seputar social impact program supaya makin paham! 1.&nbsp;Tren Social Impact Program dan Data Terbaru Dalam konteks sosial dan bisnis, di Asia Tenggara menunjukkan bahwa CSR dan social impact program tidak lagi bisa dipandang sebagai aktivitas pendukung saja. Misalnya saja di negara tetangga Singapura, berdasarkan laporan KPMG (2024), dari 100 perusahaan terbesar di negara tersebut, 84% nya sudah mengintegrasikan laporan ESG dalam laporan tahunan mereka, angka ini naik signifikan dari 68% pada 2022. Hal tersebut menunjukkan bahwa keterbukaan informasi sosial dan lingkungan kini sudah menjadi standar.Sementara di Indonesia sendiri, perkembangan serupa juga terjadi. Kao Indonesia (2025), misalnya, berhasil meraih TOP CSR Awards 2025 berkat program edukasi hidup bersih dan sehat untuk anak-anak, manajemen sampah dengan target reduksi 100 ton kemasan per tahun, serta pemberdayaan masyarakat melalui bank sampah. 2.&nbsp;Mengapa Social Impact Program Penting? Menurut Deloitte (2024), 77% Gen Z dan milenial memilih bekerja di perusahaan yang memiliki nilai sosial jelas. Sementara Nielsen (2024) mencatat bahwa konsumen di Asia kini lebih memilih merek dengan komitmen keberlanjutan.&nbsp;Selaras dengan hal tersebut, berdasarkan survei QASA Business Insights (2025), lebih dari 70% Gen Z di 10 kota besar di Indonesia juga menyatakan bahwa mereka hanya mau mendukung brand yang memiliki misi sosial atau keberlanjutan, dan tidak segan untuk memboikot brand yang dinilai tidak inklusif. Artinya, program seperti ini&nbsp;tidak hanya bermanfaat untuk masyarakat, tetapi juga menjadi strategi bisnis penting untuk menarik konsumen dan talenta terbaik.<a href="https://campaign.com/updates/16889/A-Decade-Together:-Celebrating-Our-Journey-and-Embracing-the-Future">Baca juga: A Decade Together: Celebrating Our Journey and Embracing the Future</a> 3.&nbsp;5 Prinsip Social Impact Program Community-Centered yang Efektif Berikut lima cara yang bisa perusahaan, NGO, komunitas, atau social funders terapkan agar social impact program bukan hanya aktivitas sosial, tapi benar-benar berdampak, inklusif, dan melibatkan komunitas:a.&nbsp;Libatkan Komunitas Sejak Awal (Design Co-Creation) Social impact program yang efektif dimulai dari komunitas itu sendiri. Prinsip design co-creation seperti yang diterapkan oleh Campaign for Good dalam berbagai proyek kolaborasi untuk memastikan program sesuai dengan kebutuhan nyata publik, bukan sekadar inisiatif dari perusahaan.&nbsp; b.&nbsp;Selaras dengan Strategi Bisnis dan Nilai Perusahaan Program sosial yang sukses bukan yang berdiri sendiri, melainkan yang terhubung erat dengan strategi bisnis. Dengan begitu, keberlanjutan lebih terjamin. Kao Indonesia, misalnya, menjalankan program CSR yang sejalan dengan standar ESG, ISO, serta kerangka keberlanjutan pemerintah Indonesia. Pendekatan ini membuat setiap program tidak hanya berdampak sosial, tetapi juga memperkuat posisi bisnis mereka. c.&nbsp;Transparansi dan Pengukuran Dampak Publik, terutama generasi muda, menginginkan bukti nyata. Mereka tidak puas dengan laporan seremonial. Program Aice Hari Berbagi Harapan menjadi contoh bagaimana perusahaan tidak hanya memberi bantuan, tetapi juga mengukur kepuasan penerima manfaat, tingkat partisipasi, inklusivitas, dan efek sosial jangka panjang. Transparansi semacam ini meningkatkan kepercayaan sekaligus memperkuat legitimasi perusahaan. d.&nbsp;Community Vetting: Suara Publik dalam Program Sosial Salah satu hal baru yang membedakan social impact program modern dengan CSR konvensional adalah keterlibatan publik melalui mekanisme <a href="https://campaign.com/explore">community vetting</a> dengan dukungan teknologi. Dimana publik dilibatkan untuk menilai, bahkan memvalidasi program sosial. Di platform Campaign for Good, publik tidak hanya berdonasi, tetapi juga ikut menentukan apakah sebuah organisasi layak mendapatkan dukungan dan pendanaan atau tidak. Baik itu berupa tunai maupun non-tunai. Mekanisme ini memastikan program sosial benar-benar kredibel, transparan, relevan dengan kebutuhan publik, serta dapat dipertanggungjawabkan. Salah satunya seperti Inspiring Asia Micro Film Festival 2025 <a href="https://campaign.com/pressroom/pressReleases/76">#InspiringIndonesia.</a><div class="se-component se-image-container __se__float- __se__float-center"><figure style="width: 1200px;"><img src="https://storage.googleapis.com/campaign-backend-development-bucket/updates-media/1758942817323_Foto102.JPG" alt="Sreening &amp; Awarding Day #InspiringIndonesia (Sumber: Dokumentasi Tim Campaign for Good)" data-proportion="true" data-size="1200px,798px" data-align="center" data-file-name="1758942817323_Foto102.JPG" data-file-size="0" origin-size="6048,4024" data-origin="815px,542px" data-rotate="" style="width: 1200px; height: 798px;"></figure></div>Screening &amp; Awarding Day #InspiringIndonesia&nbsp; (Sumber: Dokumentasi Tim Campaign for Good)<a href="https://campaign.com/pressroom/pressReleases/76">​</a>e.&nbsp;Adaptif dan Responsif terhadap Krisis​ Krisis ekonomi, perubahan iklim, dan situasi sosial menuntut program sosial yang fleksibel. Contohnya datang dari Great Eastern Life Indonesia. Melalui program di Desa Sirnajaya, Bandung Barat, mereka membangun infrastruktur dasar sekaligus meningkatkan kapasitas ekonomi warga. Program ini lahir sebagai respons terhadap kebutuhan mendesak masyarakat setempat. ​<a href="https://campaign.com/updates/17219/Campaign-for-Good:-Solusi-Platform-CSR-Partner-Terpercaya-di-Indonesia">Baca juga: Campaign for Good: Solusi Platform CSR Partner Terpercaya di Indonesia</a> 4.&nbsp;Tantangan dan Peluang Implementasi Social Impact Program Hingga kini, masih ada sejumlah tantangan terbesar di Indonesia, seperti pengukuran dampak dan keterbatasan pendanaan jangka panjang. Namun, peluangnya juga besar. Menurut Filantropi Indonesia (2024), yayasan korporasi kini semakin aktif sebagai mitra pembangunan berkelanjutan, bukan sekadar penyalur dana.&nbsp;Dengan memanfaatkan mekanisme community vetting seperti yang sudah berhasil dijalankan oleh Campaign for Good, perusahaan dapat memperkuat akuntabilitas, membangun kepercayaan publik, dan memastikan program benar-benar berdampak. Terlebih lagi saat ini generasi muda juga semakin kritis, semakin aktif memantau, serta terlibat secara langsung melalui media sosial. Hal ini sekaligus menjadi pengingat bagi perusahaan bahwa program sosial mereka tidak hanya untuk citra, tetapi benar-benar dinilai oleh publik. 5.&nbsp;Mari Bangun Dampak Bersama Komunitas di Campaign for Good Social impact program kini tidak hanya menjadi tren di kalangan generasi muda, melainkan sudah kebutuhan strategis bagi perusahaan untuk survive. Program yang melibatkan komunitas sejak awal, selaras dengan strategi bisnis, transparan, dan adaptif akan lebih dipercaya, dan memberikan dampak nyata.Nah, kalau kamu ingin berkontribusi dan melihat bagaimana community vetting dijalankan secara nyata, kunjungi <a href="https://campaign.com/social-organisations">Campaign for Good</a> dan temukan program sosial yang sudah tervalidasi oleh keterlibatan komunitas.

Social Impact Program: Cara Perusahaan Bangun Dampak Nyata dengan Keterlibatan Komunitas

Tahun 2025 menjadi momentum penting bagi dunia bisnis. Dengan ketidakstabilan ekonomi dunia, serta berbagai isu lingkungan dan sosial yang muncul di masyarakat, kini Corporate Social Responsibility (CSR) tidak sekadar dianggap sebagai&nbsp; “kegiatan pendukung” bagi sebuah perusahaan. Program ini telah menjelma menjadi core strategy perusahaan dalam menjawab tantangan global, mulai dari krisis iklim, kesenjangan sosial, pendidikan, kesehatan, hingga ketidakpastian ekonomi.Generasi muda sebagai konsumen, bahkan investor, kini juga semakin kritis. Mereka ingin melihat bukti nyata, bukan sekadar slogan atau kampanye sesaat. Maka, perusahaan yang berhasil adalah mereka yang mampu mengintegrasikan CSR ke dalam jantung bisnisnya. 1. Mengenal Konsep CSR di Era ModernJika dulu CSR lebih identik dengan donasi, bantuan bencana, atau kegiatan sosial tahunan, kini maknanya jauh lebih luas. CSR modern mencakup:a. Integrasi prinsip ESG&nbsp;(Environmental, Social, Governance)&nbsp;ke dalam operasional. b.&nbsp;Pengukuran dampak&nbsp;(impact measurement)&nbsp;dengan data yang transparan. c.&nbsp;Kolaborasi lintas pihak, mulai dari komunitas, NGO, pemerintah, dan sektor swasta. d.&nbsp;Komitmen keberlanjutan jangka panjang, bukan sekadar proyek musiman.Dengan kata lain, CSR bukan lagi sebatas soal memberi, tetapi tentang bagaimana perusahaan hadir dan relevan bagi masyarakat serta lingkungan. ​2.&nbsp;Tren CSR Global​Di level global, program ini sudah bukan sekadar kegiatan sosial tambahan bagi perusahaan. Justru tahun 2025 ini menjadi sebuah titik balik, dimana perusahaan dituntut adaptif, inovatif, transparan, dan berbasis data dalam menjalankan program ini a.&nbsp;CSR Sebagai Strategi Bisnis Adaptif Menurut survei State of Corporate Purpose Report yang dilakukan Benevity Impact Labs (2025), 92% perusahaan global menyatakan tetap menjaga atau meningkatkan komitmen CSR meski kondisi ekonomi tidak stabil. Hal ini menunjukkan bahwa strategi ini dipandang sebagai bagian dari future-proofing bisnis, bukan sekadar aktivitas moral. <a href="https://www.forbes.com/sites/michelletravis/2025/05/21/corporate-social-responsibility-is-adapting-survey-reveals-key-trends/?utm_source=chatgpt.com">Forbes (2025)</a> juga menegaskan bahwa CSR semakin penting untuk menjaga reputasi, menarik talenta muda, dan mempertahankan kepercayaan publik. Karyawan kini juga lebih memilih bekerja di perusahaan yang memiliki nilai sosial dan lingkungan yang jelas, bukan hanya soal gaji.b.&nbsp;Teknologi &amp; Data sebagai Pilar Baru CSR Implementasi&nbsp;CSR global semakin berbasis data. Menurut Benevity (2025), perusahaan kini menggunakan teknologi digital, AI, serta community vetting platform seperti Campaign for Good yang bisa membantu proses monitoring secara real-time untuk mengukur dampak sosial maupun lingkungan. Transparansi ini membuat publik lebih percaya, sekaligus membantu perusahaan menunjukkan hasil nyata dari investasinya.c.&nbsp;Program CSR yang Berakar pada Komunitas Tren lain adalah pergeseran CSR agar lebih kontekstual. Banyak program di dunia gagal karena tidak relevan dengan kondisi lokal. Oleh sebab itu, tahun 2025 ini jelas memperlihatkan bagaimana perusahaan mulai melibatkan komunitas sejak tahap desain program agar solusi yang dihasilkan benar-benar sesuai kebutuhan masyarakat (Forbes, 2025).d.&nbsp;Keterlibatan Generasi Muda Laporan Deloitte (2024) menunjukkan Gen Z dan milenial menempatkan isu keberlanjutan, kesetaraan, dan transparansi sebagai prioritas utama. Mereka ingin bekerja, berbelanja, dan mendukung perusahaan yang punya dampak sosial nyata. CSR pun kini menjadi alat untuk menjawab ekspektasi generasi ini.​<a href="https://campaign.com/updates/17218/Campaign-for-Good:-Transformasi-&amp;-Babak-Baru-CSR-Partner-di-Indonesia-">Baca juga: Campaign for Good: Transformasi &amp; Babak Baru CSR Partner di Indonesia</a> 3. Pergeseran Tren CSR di Indonesia ​ Sama seperti tren global, di Indonesia CSR juga sedang mengalami pergeseran besar. Perusahaan dituntut lebih adaptif, transparan, dan lebih berdampak nyata. a. CSR Sebagai Strategi Bisnis Adaptif Menurut Bisnis Indonesia (2025), ajang Bisnis Indonesia Social Responsibility Awards (BISRA) 2025 yang mengangkat tema “Transforming CSR into Meaningful Impact during Uncertain Times”, pesan utamanya jelas yakni perusahaan Indonesia dituntut untuk menjadikannya sebagai strategi adaptif di tengah ketidakpastian ekonomi, bukan sekadar formalitasb.&nbsp;Standar &amp; Pengakuan yang Semakin Ketat Kao Indonesia, misalnya, meraih TOP CSR Awards 2025 karena berhasil mengintegrasikan prinsip keberlanjutan ke dalam seluruh rantai bisnis. Program Kao bahkan menargetkan pengurangan limbah kemasan hingga 100 ton per tahun pada 2030 (Kao, 2025). Hal ini menunjukkan bahwa standar penilaian di Indonesia juga makin ketat. Perusahaan tidak cukup hanya “ada program”, tetapi harus membuktikan dampak yang terukur dan relevan.c.&nbsp;Lingkungan Jadi Salah Satu Fokus Utama Menurut LindungiHutan (2025), perusahaan dengan kontribusi CSR terbesar di bidang penghijauan tercatat berhasil menanam ribuan pohon sepanjang 2025. Tren ini memperlihatkan bahwa isu lingkungan, dari pengelolaan sampah plastik hingga restorasi mangrove, semakin mendominasi lanskap CSR di Indonesia.d.&nbsp;Inklusi Sosial dan Shared Value Aice Group (2025) juga menjadi contoh bagaimana CSR kini menggabungkan isu sosial dengan model bisnis. Mereka berhasil menjalankan program edukasi dan kegiatan inklusif bersama penyandang disabilitas, yang bukan hanya berdampak sosial tetapi juga memperkuat hubungan merek dengan komunitas.e.&nbsp;Peran Filantropi Korporasi Menurut <a href="https://filantropi.or.id/en/repository/philanthropy-outlook-2024/">Filantropi Indonesia (2024)</a>, yayasan perusahaan di Indonesia juga semakin aktif mendukung pembangunan berkelanjutan. Peran ini tidak terbatas pada amal, melainkan program jangka panjang seperti pendidikan, kesehatan, hingga pemberdayaan ekonomi lokal.<a href="https://campaign.com/updates/16889/A-Decade-Together:-Celebrating-Our-Journey-and-Embracing-the-Future">Baca juga: A Decade Together: Celebrating Our Journey and Embracing the Future</a>​ 4.&nbsp;Tantangan dan Peluang CSR di 2025 Meski trennya kini semakin kuat dan beragam, namun tantangannya juga semakin nyata. Banyak perusahaan masih kesulitan mengukur dampak, transparansi laporan belum merata, dan program sering bersifat jangka pendek. CSR kadang masih dianggap sebagai "beban anggaran tambahan", bukan dijadikan sebagai strategi inti.Namun, peluangnya justru lebih besar. Standar global seperti ISO 26000 memberi arah yang lebih jelas, kolaborasi multi-stakeholder dapat membuka ruang inovasi, serta dukungan teknologi seperti platform Campaign for Good memungkinkan perusahaan untuk menunjukkan dampaknya secara lebih transparan dan real-time.Isu strategis juga makin jelas, seperti perubahan iklim, ekonomi hijau, kesetaraan gender, pendidikan, kesehatan, dan inklusi sosial. Nah, jika berbagai isu ini digarap dengan serius, maka program ini bisa menjadi jalan bagi perusahaan untuk tidak hanya menjaga reputasi, tetapi juga menjadi agen perubahan yang berdampak nyata bagi masyarakat dan lingkungan. 5. Saatnya Setiap Program Sosial Kamu Menjadi Dampak Nyata!Nah, Changemakers jadi paham kan kalau program CSR di tahun 2025 tidak hanya tentang “apa yang bisa perusahaan berikan kepada masyarakat?”, tetapi “apa yang perusahaan lakukan agar dampak nyata terjadi dan dirasakan”. Baik di tingkat global maupun di Indonesia, tren menunjukkan bahwa publik, terutama generasi muda, mengharapkan integritas, transparansi, dan keberlanjutan.Jika perusahaan kamu ingin menjawab tuntutan zaman sekaligus membangun kepercayaan generasi muda, inilah saatnya kolaborasi dengan komunitas, NGO, dan platform yang tepat. Pelajari lebih lanjut di&nbsp;<a href="https://campaign.com/about">Campaign for Good</a> atau hubungi <a href="mailto:partnership-team@campaign.com">partnership-team@campaign.com</a>&nbsp;untuk menjadi mitra dalam desain, pelaksanaan, dan evaluasi berbagai program sosial dan CSR yang penuh makna sekarang juga!

Tren CSR 2025: Dari Tanggung Jawab ke Dampak Nyata

Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran akan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) semakin meningkat di Indonesia. Tak hanya itu, tren dan bentuknya juga kian beragam. Oleh sebab itu, generasi muda khususnya Gen Z dan milenial, bersama dengan para profesional, filantropi, hingga pegiat sosial, kini juga semakin menaruh perhatian besar terhadap isu keberlanjutan, kesetaraan, dan dampak sosia dalam berbagai aspek kehidupan. Namun, masyarakat masih sering bertanya “bagaimana menemukan platform CSR berbasis digital terpercaya di Indonesia yang bisa menjadi jembatan nyata antara perusahaan, komunitas, dan masyarakat luas?”Dari permasalahan tersebut, Campaign for Good hadir sebagai jawaban. Bukan hanya sebagai wadah kolaborasi dan program sosial berbasis teknologi dan komunitas, tetapi juga mitra strategis bagi perusahaan dalam menyalurkan program CSR secara efektif, transparan, dan berdampak jangka panjang. Nah, Changemakers ingin tahu lebih dalam tentang Campaign for Good? Yuk, langsung saja kita kupas bersama! 1.&nbsp;Campaign for Good: Platform CSR Partner Berbasis Digital &amp; Terpercaya​Campaign for Good adalah sebuah social enterprise yang sudah berdiri di Indonesia sejak 2015. Seiring waktu, Campaign for Good kini sudah bertransformasi menjadi salah satu platform CSR digital. Dimana fokusnya adalah untuk membangun kolaborasi dan program sosial antara perusahaan, komunitas, organisasi sosial, serta individu. Melalui platform ini, setiap pihak dapat menemukan cara untuk berkontribusi dalam menciptakan perubahan positif, baik melalui pendanaan, program sosial, maupun partisipasi langsung melalui berbagai aksi.Berbeda dengan platform donasi biasa, Campaign for Good memiliki sistem berbasis digital yang dirancang untuk menjadi CSR partner terpercaya di Indonesia, yang memadukan pendekatan teknologi, riset, partisipasi komunitas, transparansi, dan akuntabilitas. Hal ini memastikan setiap inisiatif 2.&nbsp;Mengapa Menjalankan CSR Lewat Campaign for Good Patut Dipertimbangkan?<h2 style="line-height: 1.38">​Program CSR kini bukan lagi sekadar tren, melainkan sudah menjadi&nbsp; kebutuhan strategis. Menurut laporan Deloitte (2023), lebih dari 70% Gen Z dan milenial di Asia Pasifik memilih bekerja di perusahaan yang memiliki komitmen kuat terhadap isu sosial dan lingkungan. Hal ini menandakan bahwa CSR kini tidak hanya bisa berdampak bagi penerima manfaat, tapi juga bisa berdampak pada reputasi, kepercayaan, dan keberlangsungan bisnis itu sendiri.&nbsp; <a href="https://campaign.com/updates/15141/Seberapa-Pentingnya-CSR-untuk-Perusahaan-dan-Masyarakat,-Terutama-Gen-Z?">Campaign for Good menjawab kebutuhan ini dengan beberapa alasan utama:</a>​</h2>a. Transparansi dan Akuntabilitas: Setiap program dilaporkan secara terbuka sehingga perusahaan dapat memantau dampaknya. b. Konektivitas: Menghubungkan perusahaan dengan komunitas yang relevan dengan visi mereka. c. Efisiensi: Mengurangi kompleksitas administrasi CSR melalui sistem digital. d. Dampak Nyata: Program dirancang agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, bukan sekadar seremonial.Berbagai program CSR yang dijalankan dengan strategi yang tepat, seperti participatory grantmaking dan community vetting yang terbukti dapat meningkatkan brand loyalty. Data dari Nielsen menunjukkan bahwa 66% konsumen global bahkan rela membayar lebih untuk produk atau jasa dari perusahaan yang memiliki kepedulian pada sosial dan lingkungan.<a href="https://campaign.com/updates/15141/Seberapa-Pentingnya-CSR-untuk-Perusahaan-dan-Masyarakat,-Terutama-Gen-Z?">Baca juga: Seberapa Pentingnya CSR untuk Perusahaan dan Masyarakat, Terutama Gen Z?</a>​ 3.&nbsp;Bagaimana Campaign for Good Membantu Menjalankan Program CSR?<h2 style="line-height: 1.38">Campaign for Good tidak hanya menjadi platform, tetapi juga mitra kolaborasi. Beberapa cara nyata yang ditawarkan adalah:&nbsp;</h2><h2 style="line-height: 1.38;margin-left: 11px">a. Kolaborasi dengan Komunitas Sosial</h2>​Perusahaan dapat menjalin kerja sama langsung dengan komunitas atau NGO yang sudah terverifikasi. Misalnya, program pendidikan untuk anak-anak marjinal atau kampanye lingkungan untuk mengurangi sampah plastik.&nbsp; b.&nbsp;Pendanaan Program Sosial Lewat sistem transparan, perusahaan bisa <a href="https://campaign.com/funder">mendanai program sosial</a> dengan laporan penggunaan dana yang akurat. Ini meningkatkan kepercayaan publik dan memudahkan proses audit internal. c.&nbsp;Platform Digital untuk Publikasi &amp; Amplifikasi Program&nbsp; Campaign for Good juga menyediakan ruang untuk mempublikasikan dan mengamplifikasikan berbagai program sosial. Hal ini membantu perusahaan menunjukkan komitmennya pada publik, sekaligus meningkatkan engagement dengan audiens, termasuk generasi muda yang kritis terhadap isu sosial. d.&nbsp;Pendekatan Berbasis Data Setiap program diukur menggunakan data real-time untuk menilai efektivitas dan dampaknya. Hal ini membantu perusahaan dalam menyusun laporan dampak (impact report) dan keberlanjutan (sustainability report) sesuai standar.<a href="https://campaign.com/updates/16889/A-Decade-Together:-Celebrating-Our-Journey-and-Embracing-the-Future">Baca juga: A Decade Together: Celebrating Our Journey and Embracing the Future</a><a href="https://campaign.com/updates/16889/A-Decade-Together:-Celebrating-Our-Journey-and-Embracing-the-Future"> </a>4. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menjalankan Program CSR&nbsp;Meski program sosial atau CSR menawarkan banyak manfaat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar program tidak sekadar menjadi formalitas:<ol><li style="background-color: transparent">a. Relevansi Program: Pastikan program sesuai dengan visi perusahaan sekaligus kebutuhan masyarakat. b. Transparansi: Hindari CSR hanya sebagai “window dressing.” Gunakan platform seperti Campaign for Good untuk menunjukkan akuntabilitas. c. Keterlibatan Generasi Muda:&nbsp;Menurut McKinsey, generasi muda Indonesia semakin kritis terhadap isu keberlanjutan. Melibatkan mereka dalam program CSR dapat meningkatkan dampak jangka panjang. d. Konsistensi:&nbsp;Program CSR yang berkelanjutan akan lebih berdampak dibandingkan program sekali jalan.</li></ol>​5.&nbsp;Saatnya Berkolaborasi Bersama Campaign for Good Di era ketika kepedulian sosial menjadi bagian dari identitas generasi baru, CSR tidak bisa lagi dianggap sebagai aktivitas tambahan. Ia adalah strategi bisnis yang menyelamatkan reputasi, membangun kepercayaan, dan membawa dampak positif nyata. Sebagai platform CSR terpercaya di Indonesia, Campaign for Good membuka ruang bagi perusahaan, komunitas, dan individu untuk bersama-sama menciptakan perubahan.Jadi tunggu apa lagi? Yuk, temukan lebih banyak insight tentang CSR dan program sosial yang berdampak hanya di&nbsp;<a href="https://campaign.com">Campaign for Good</a>, dan jadilah bagian dari gerakan kebaikan mulai hari ini!​

Campaign for Good: Solusi Platform CSR Partner Terpercaya di Indonesia

Changemakers tahu nggak sih? Ada kabar luar biasa, lho! Per 28 Juli 2025, Campaign #ForABetterWorld sudah resmi bertransformasi menjadi Campaign for Good.Perubahan ini bukan sekadar pergantian nama, tapi menandai lahirnya sebuah transformasi besar dan semangat baru tentang bagaimana cara untuk menggerakkan individu, komunitas, organisasi, dan perusahaan agar bisa bergandengan tangan menciptakan dampak sosial yang lebih terukur, transparan, dan berkelanjutan.Sejak awal, Campaign dikenal sebagai ruang bagi Changemakers untuk bergerak bersama lewat kampanye digital, volunteering, hingga aksi sosial langsung. Kini, dengan identitas dan nama baru "Campaign for Good",&nbsp;kami ingin memperluas peran dan dampak positif bagi dunia sosial.&nbsp;Nah, kamu ingin tahu bagaimana proses transformasi ini? Yuk, langsung simak perjalanan selengkapnya berikut ini! ​ 1.&nbsp;Mengenal Kembali Campaign for Good Campaign for Good merupakan sebuah platform sosial yang didukung oleh teknologi untuk menghubungkan ide-ide baik dengan aksi nyata. Bayangkan saja ada sebuah ruang dimana relawan, komunitas, dan perusahaan bisa bertemu, dan merancang berbagai inovasi program sosial, lalu mengeksekusinya dengan data, strategi, dan hasil yang terukur.​Oleh karenanya, sebagai platform sekaligus social enterprise yang sudah berdiri selama 10 tahun di Indonesia, Campaign for Good tidak ingin hanya menjadi fasilitator kampanye sosial, tapi lebih dari itu, Campaign for Good kini juga memberikan service dan pendampingan strategis bagi perusahaan yang ingin menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia dengan kredibilitas tinggi dan dampak yang lebih luas. 2.&nbsp;Kenapa Rebranding Ini Penting? Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, dunia sosial juga ikut bergerak dengan cepat. Isu-isu seperti perubahan iklim, kesetaraan, kesenjangan pendidikan, dan krisis kesehatan menuntut pendekatan yang bukan hanya penuh semangat, tapi juga berbasis riset, kolaborasi, dan transparansi.Sebuah laporan UNDP (2023) mencatat bahwa lebih dari 70% perusahaan besar di Indonesia sudah menjalankan CSR, tetapi tidak semuanya terlaksana dengan baik dan benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat. Inilah celah yang ingin diisi Campaign for Good, memastikan program sosial tidak hanya "baik di atas kertas", tapi bisa benar-benar berdampak.<div class="se-component se-image-container __se__float- __se__float-center"><figure style="width: 1226px;"><img src="https://storage.googleapis.com/campaign-backend-development-bucket/updates-media/1758257263706_Mangrove29481.jpg" alt="Penanaman Mangrove di Pesisir Jakarta oleh Tim Campaign for Good" data-proportion="true" data-size="1226px,592px" data-align="center" data-file-name="1758257263706_Mangrove29481.jpg" data-file-size="0" origin-size="5284,2552" data-origin="813px,393px" style="width: 1226px; height: 592px; transform: rotate(0deg);"><figcaption>Penanaman Mangrove di Pesisir Jakarta oleh Tim Campaign for Good</figcaption></figure></div>Sejalan dengan hal tersebut, menurut survei Deloitte (2024), mayoritas Gen Z dan milenial juga menginginkan karir yang punya makna sosial. Oleh karenanya, Campaign for Good menyediakan wadah itu mendukung karier atau pendidikan untuk terus berdampak, baik lewat volunteering di Campaign Community, kolaborasi program Doing Good for A Better World, atau&nbsp;<a href="https://campaign.com/funder">mendanai program sosial</a> lainnya.<a href="https://campaign.com/updates/16889/A-Decade-Together:-Celebrating-Our-Journey-and-Embracing-the-Future">Baca juga: A Decade Together: Celebrating Our Journey and Embracing the Future</a> 3.&nbsp;Bagaimana Campaign for Good Bekerja? Sebagai social enterprise berbasis teknologi dan komunitas, Campaign for Good juga menjalankan peran melalui beberapa cara:&nbsp;a.&nbsp;Merancang Program Sosial yang Relevan Bersama mitra, Campaign for Good mengembangkan program berbasis data, mulai dari kebutuhan lokal hingga indikator dampak, agar setiap aksi punya tujuan jelas.b. Menghubungkan Komunitas dengan Social Funders Sebagai platform CSR partner sekaligus community vetting platform, Campaign for Good menghubungkan perusahaan dengan komunitas. Contohnya kampanye #EmpowerWomenSentani sebagai program pemberdayaan UMKM perempuan di Papua yang mendapat dukungan dari Kopernik untuk pendampingan dan pendanaan dari SCash dan Yayasan Dunia Lebih Baik (YDLB).<div class="se-component se-image-container __se__float- __se__float-center"><figure style="width: 1199px;"><img src="https://storage.googleapis.com/campaign-backend-development-bucket/updates-media/1758257354466_PenyerahanDonasiHibahEmpowerWomenSentani1.jpg" alt="Penyerahan Donasi &amp; Hibah dari Kampanye #EmpowerWomenSentani" data-proportion="true" data-align="center" data-file-name="1758257354466_PenyerahanDonasiHibahEmpowerWomenSentani1.jpg" data-file-size="0" data-origin="," data-size="1199px,899px" data-rotate="" origin-size="3952,2964" style="width: 1199px; height: 899px; transform: rotate(0deg);"><figcaption>Penyerahan Donasi &amp; Hibah dari Kampanye #EmpowerWomenSentani</figcaption></figure></div>c.&nbsp;Transparansi Dampak Setiap program didokumentasikan dengan transparan, mulai dari laporan hingga testimoni penerima manfaat, sehingga publik dan funders bisa melihat hasil nyata.d.&nbsp;Mendorong Partisipasi Publik, Khususnya Generasi Muda&nbsp; Para supporters atau volunteers dari aplikasi Campaign for Good bisa ikut terlibat dalam aksi sosial secara digital, diskusi komunitas untuk meningkatkan awareness dan mengasah kepedulian sosial, dan para profesional juga bisa berkontribusi membagikan ilmunya. Sehingga semua orang punya ruang berkontribusi. <a href="https://campaign.com/updates/13617/Yuk,-Ukur-Dampak-Sosialmu-dengan-Kirpatrick-Evaluation-Model">Baca juga: Yuk, Ukur Dampak Sosialmu dengan Kirpatrick Evaluation Model</a> 4.&nbsp;Tren Social Enterprise dan CSR di IndonesiaSebagai salah satu negara yang dikenal paling dermawan di dunia, Indonesia juga menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan social enterprise tercepat di Asia. Menurut laporan More in Common: The Global State of Social Enterprise dari British Council dan Social Enterprise UK (2022) diperkirakan ada lebih dari 340.000 social enterprise aktif di Indonesia banyak dipimpin anak muda, dengan keuntungan yang diperoleh sekitar 260 miliar rupiah per tahun, meskipun hanya sebagian kecil yang telah teridentifikasi secara formal sebagai social enterprise.<div class="se-component se-image-container __se__float- __se__float-center"><figure style="width: 1200px;"><img src="https://storage.googleapis.com/campaign-backend-development-bucket/updates-media/1758257644289_DSC032041.jpg" alt="Kampanye #SuarakanCintamu" data-proportion="true" data-size="1200px,737px" data-align="center" data-file-name="1758257644289_DSC032041.jpg" data-file-size="0" origin-size="3906,2396" data-origin="813px,499px" style="width: 1200px; height: 737px; transform: rotate(0deg);"><figcaption>Kampanye #SuarakanCintamu</figcaption></figure></div>Di sisi lain, kini juga semakin banyak perusahaan yang menyadari bahwa CSR&nbsp; bukan hanya kewajiban, tapi bagian dari strategi bisnis jangka panjang untuk mendukung berbagai aspek bisnis. Ketika CSR dijalankan bersama social enterprise seperti Campaign for Good, hasilnya akan lebih inklusif dan berkelanjutan. 5.&nbsp;Saatnya Kolaborasi Bersama Campaign for GoodDisinilah momen rebranding menjadi Campaign for Good membuka peluang baru bagi siapa pun yang ingin membuat perubahan nyata. Platform ini bukan hanya rumah bagi volunteers dan komunitas, tapi sekaligus menjadi partner CSR Indonesia yang siap membantu perusahaan mendesain, menjalankan, dan mengukur dampak sosial secara transparan.Nah, bagi kamu yang ingin terlibat, ada banyak cara, mulai dari ikut volunteering melalui Campaign Community, berkolaborasi lewat program Doing Good for A Better World, atau mendukung pendanaan program sosial yang lainnya. Yang jelas, Campaign for Good percaya bahwa kebaikan akan lebih kuat jika dilakukan bersama-sama.Jadi tunggu apa lagi? Yuk, dukung, temukan program, dan ikut aksi sosial di <a href="https://www.campaign.com">Campaign for Good</a> sekarang juga. Mari kita wujudkan dunia yang lebih baik, mulai dari langkah kecil kamu!

Campaign for Good: Transformasi & Babak Baru CSR Partner di Indonesia

​ Changemakers pasti sudah tahu bahwa perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) saat ini sudah membawa dampak yang sangat besar bagi berbagai sektor, termasuk media dan jurnalisme. Di satu sisi, AI juga bisa mempermudah proses produksi dan verifikasi data. Namun di sisi lain, tantangan besar juga muncul terkait etika, inklusivitas, dan keadilan gender dalam pemberitaan.&nbsp;Menyikapi hal ini, RNW Media, bekerja sama dengan Campaign for Good dan Yayasan Gemilang Sehat Indonesia, menyelenggarakan seminar bertajuk “Jurnalisme Inklusif dan Sensitif Gender di Era AI untuk Isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR)” pada Kamis, 21 Agustus, di Hotel Menteng, Jakarta Pusat. Kegiatan ini didukung oleh program RHRN2 dan Masarouna, serta merupakan bagian dari kampanye global #MediaFreedomInAIEra.<h2 style="line-height: 1.8;margin-left: 25px"> </h2><h2 style="line-height: 1.8;margin-left: 25px">1. Sebenarnya Apa Sih Tujuan Seminar Ini? Dan Siapa Pesertanya?</h2>Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para jurnalis perempuan, aktivis, dan praktisi media dalam mengangkat isu HKSR dengan perspektif gender yang adil. Para peserta jurnalis perempuan yang hadir mencerminkan keberagaman, mulai dari jurnalis independen, pegiat media konvensional, hingga jurnalis media digital. Sehingga dari kegiatan ini diharapkan mampu membekali peserta dengan keterampilan baru, wawasan kritis, dan cara berpikir kreatif dalam mengelola konten di era digital.<h2 style="line-height: 1.8;margin-left: 25px"> </h2><h2 style="line-height: 1.8;margin-left: 25px">2. Topik Hangat yang Jadi Sorotan dalam Seminar</h2>Rangkaian acara dalam seminar ini mencakup diskusi panel, studi kasus, dan sesi praktik langsung. Beberapa fokus utama yang dibahas oleh peserta dan pemateri meliputi:a. Mengidentifikasi Bias Gender dalam Media: Peserta dilatih untuk peka terhadap bias dalam pemilihan narasumber, framing berita, dan penyajian informasi.b. Pemanfaatan AI secara Etis: Bagaimana AI dapat mendukung proses verifikasi data dan pemberitaan tanpa mengurangi sentuhan humanis yang penting dalam jurnalisme.c. Membangun Narasi yang Inklusif dan Berimbang: Mendorong media untuk menyajikan perspektif yang adil dan mewakili berbagai kelompok, terutama yang rentan.<a href="https://campaign.com/updates/12424/Stigma:-Perempuan-Di-Dunia-Kerja-Bareng-Jurnalis-Voxpop.id-%F0%9F%92%99">Baca Juga: Stigma Perempuan Di Dunia Kerja Bareng Jurnalis Voxpop.id</a><h2 style="line-height: 1.8;margin-left: 25px"> </h2><h2 style="line-height: 1.8;margin-left: 25px">3. Menghadirkan Para Pembicara Utama Profesional di Bidang Jurnalisme</h2>Tak hanya itu, seminar ini juga menghadirkan tiga pembicara profesional yang memberikan pandangan mendalam dari sisi redaksi, organisasi masyarakat, dan lapangan. 
<div><img src="https://storage.googleapis.com/campaign-backend-development-bucket/updates-item/DSC01815.JPG" alt="image" class="UpdatesDetail_img-content__Fk_gT"></div>
Berikut para pembicara dalam seminar ini:a. Aisha Shaidra (Jurnalis Tempo) yang membagikan pengalaman praktis dalam meliput isu sensitif, serta menekankan pentingnya empati dan pemilihan kata yang tepat untuk menghindari reviktimisasi.b. Purnama Ayu Rizky (Managing Editor Magdalene) yang menyoroti tantangan bias media dan pentingnya etika jurnalistik di tengah algoritma AI yang sering memperkuat stereotip gender.c. Indira Susatio (Communication &amp; Campaign Manager Yayasan Gemilang Sehat Indonesia) yang membahas pentingnya komunikasi sensitif gender dan kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat pemahaman publik mengenai isu HKSR.<a href="https://campaign.com/updates/15245/Siapa-Bilang-Jadi-Jurnalis-itu-Mudah?">Baca Juga: Siapa Bilang Jadi Jurnalis itu Mudah?</a><h2 style="line-height: 1.8;margin-left: 25px"> </h2><h2 style="line-height: 1.8;margin-left: 25px">4. Aktivitas Seru: Sesi Interaktif &amp; Workshop</h2>Selain pemaparan materi dari para pembicara, peserta juga ikut terlibat langsung dalam berbagai sesi interaktif, seperti workshop penulisan konten inklusif, review berita yang bias, dan eksplorasi penggunaan AI untuk mendukung jurnalisme yang lebih etis. Melalui pendekatan ini, peserta dapat belajar sambil mempraktikkan langsung, sehingga materi yang diterima lebih aplikatif.&nbsp;
<div><img src="https://storage.googleapis.com/campaign-backend-development-bucket/updates-item/DSC01317.JPG" alt="image" class="UpdatesDetail_img-content__Fk_gT"></div>

Menariknya, acara ini juga terhubung dengan platform <a href="https://campaign.com/">Campaign for Good</a>, yang memungkinkan peserta dan masyarakat luas untuk saling terhubung, melakukan aksi sosial secara digital, melanjutkan diskusi, dan berkontribusi dalam advokasi digital untuk isu kebebasan pers serta inklusivitas media.<h2 style="line-height: 1.8;margin-left: 25px"> </h2><h2 style="line-height: 1.8;margin-left: 25px">5. Pesan Inspiratif dari Para Pemimpin: AI Bukan Ancaman, tapi Partner Jurnalisme</h2>Seminar ini juga menghadirkan pesan mendalam dari para pemimpin organisasi yang berperan penting dalam mendorong ekosistem media yang lebih inklusif dan etis. Mereka menekankan bagaimana peran teknologi, khususnya AI, seharusnya dilihat sebagai sarana yang memperkuat nilai-nilai kemanusiaan, bukan malah sebaliknya. William Gondokusumo (CEO Campaign for Good) menegaskan bahwa teknologi hanyalah alat, sementara manusialah yang menentukan arah penggunaannya. Menurutnya, AI seharusnya bisa mempermudah kolaborasi lintas sektor, memperkuat transparansi, dan membuka ruang partisipasi yang lebih luas.&nbsp;"Teknologi harus menjadi jembatan, bukan penghalang. Kolaborasi adalah kunci untuk menciptakan ruang digital yang adil dan transparan," jelasnya.​Sementara itu, Wouter van Tongeren (CEO RNW Media) menekankan pentingnya kebebasan pers di tengah gempuran teknologi baru. Ia mengingatkan bahwa jurnalisme tidak hanya soal data, tetapi juga menyangkut nilai demokrasi dan keadilan sosial.&nbsp;“Kebebasan media adalah fondasi demokrasi. Di era AI, peluang dan tantangan sama besarnya. Kami berkomitmen memastikan teknologi digunakan untuk memperkuat suara-suara yang terpinggirkan,” ungkapnya.​Nah, seminar ini menjadi bukti bahwa teknologi dan kemanusiaan pada dasarnya dapat berjalan berdampingan. Seperti upaya yang dilakukan melalui kampanye #MediaFreedomInAIEra, RNW Media dan Campaign mendorong jurnalis, aktivis, dan generasi muda untuk lebih kritis, sensitif, dan kreatif dalam menyuarakan isu HKSR, karena kehadiran AI bukan ancaman, melainkan dapat menjadi partner untuk memperkuat jurnalisme yang lebih etis dan inklusif.​

Yuk Intip! Pelajaran Penting dari Seminar Jurnalisme Inklusif Era AI untuk Isu HKSR

​Hai, Changemakers! <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Kamu pekerja kreatif yang suka kejar deadline, cari inspirasi 24/7, dan pengen hasil karya yang makin maksimal? Di tengah dunia digital yang makin kenceng larinya, kita nggak bisa cuma andalkan tenaga sendiri. Tapi tenang, kamu nggak sendiri—karena AI (Artificial Intelligence) datang bukan buat gantiin kamu, tapi bantuin kamu!<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Menurut laporan Datareportal 2024, 98,02% pengguna internet di Indonesia udah pakai layanan berbasis AI, dari mesin pencarian sampai media sosial. Nah, gimana kalau AI juga dimanfaatkan buat bantu kamu jadi kreator yang lebih tajam, cepat, dan relevan?<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Berikut 4 rekomendasi tools AI yang wajib dicoba buat kamu para kreator konten, desainer, penulis, atau marketer. Let’s dive in!&nbsp;

Kamu Pakai AI yang Itu Aja? Coba AI Ini Biar Makin Kreatif! 🔥

​Hai, Changemakers! <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Buku memang jendela dunia tapi selain buku, kita juga bisa belajar dari berbagai platfrom dengan beragam jenis media. Nggak heran di dunia yang serba sat set ini, kita bisa menyerap ilmu dari apa yang kita baca, kita dengar dan juga kita tonton.&nbsp;<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Baru-baru ini juga Champ nonton film Inside Out 2, cerita Riley yang kini telah beranjak remaja. Film ini menggambarkan perubahan dan dinamika emosi yang lebih kompleks seiring dengan pertumbuhan Riley. Emosi-emosi utama seperti Joy, Sadness, Anger, Fear dan Disgust kembali hadir dengan tantangan baru yang lebih rumit mencerminkan perkembangan emosional dan psikologis yang dialami oleh remaja. Dari sini Champ belajar banyak, kalau emosi-emosi itu hadir dan kita harus bisa menerima hingga merayakannya.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Selain film seperti Inside Out, banyak juga film yang mengangkat isu kesehatan mental yang bikin kita semakin peka dengan isu ini. Ada film apa aja kira-kira?

Belajar Isu Kesehatan Mental dari Film Kenapa Engga? 

​Hai, Changemakers! <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Coba deh, bayangin 400 orang berkumpul di satu tempat kira-kira bisa buat perubahan apa, ya?<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Kalau ada 400 orang kalau kata ChatGPT, kita bisa membuat:<h3 dir="ltr" style="line-height:1.38;margin-top:14.0pt;margin-bottom:4.0pt;"><span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">🌱 1. Gerakan Lingkungan</h3><ul style="margin-top:0;margin-bottom:0;padding-inline-start:48.0px;"><li aria-level="1" dir="ltr" style="list-style-type: disc; ; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><span style="; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; text-wrap-mode: wrap;">Menanam ribuan pohon dalam sehari.<span style="; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; text-wrap-mode: wrap;"> </li><li aria-level="1" dir="ltr" style="list-style-type: disc; ; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><span style="; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; text-wrap-mode: wrap;">Membersihkan pantai atau sungai dari puluhan ton sampah.<span style="; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; text-wrap-mode: wrap;"> </li><li aria-level="1" dir="ltr" style="list-style-type: disc; ; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><span style="; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; text-wrap-mode: wrap;">Mengampanyekan gaya hidup ramah lingkungan yang viral secara online dan offline.<span style="; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; text-wrap-mode: wrap;"> </li></ul><h3 dir="ltr" style="line-height:1.38;margin-top:14.0pt;margin-bottom:4.0pt;"><span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">✊ 2. Aksi Sosial &amp; Solidaritas</h3><ul style="margin-top:0;margin-bottom:0;padding-inline-start:48.0px;"><li aria-level="1" dir="ltr" style="list-style-type: disc; ; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><span style="; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; text-wrap-mode: wrap;">Menjadi relawan massal untuk penanganan bencana.<span style="; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; text-wrap-mode: wrap;"> </li><li aria-level="1" dir="ltr" style="list-style-type: disc; ; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><span style="; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; text-wrap-mode: wrap;">Melakukan donor darah massal yang berpotensi menyelamatkan banyak nyawa.<span style="; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; text-wrap-mode: wrap;"> </li><li aria-level="1" dir="ltr" style="list-style-type: disc; ; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><span style="; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; text-wrap-mode: wrap;">Menggalang dana besar lewat konser amal, challenge, atau acara komunitas.</li></ul>

404 Changemakers Sudah Mendukung Kampanye Ini! Kamu? 

​Hai, Changemakers!<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Gimana rasanya kalau di sekolah kamu, selain belajar IPA dan Matematika, kamu juga diajak untuk ngerti satu sama lain dan ngobrol soal keberagaman? <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Yap, itu yang lagi dilakukan oleh Komunitas CAMAR lewat program Breaking Down the Wall (BDW) di Medan. Bareng siswa dan guru dari SMP Negeri 10 Medan, SMP Nurul Hasanah, dan SMP GKPI Pamen, CAMAR bikin ruang belajar yang isinya nggak cuma soal pelajaran, tapi juga soal menghargai perbedaan. <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Serius Tapi Asik, Persiapan Tim CAMAR<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Menurut Kak Anrickson, Ketua Komunitas CAMAR, semuanya dimulai dari diskusi internal yang super serius tapi penuh semangat. Mereka nyusun proposal, ikut pelatihan fasilitator di Bandung, dan belajar banyak banget soal metode ARKA dan FIDS yang bikin pelatihan jadi interaktif dan penuh makna.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Tim CAMAR juga menghubungi pihak Dinas Pendidikan dan LPMP Sumut supaya bisa dapat dukungan maksimal. Nggak cuma itu, mereka juga rekrut volunteer dan identifikasi sekolah-sekolah yang cocok buat jadi tempat pelaksanaan BDW di sekolah versi komunitas CAMAR <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">“Kita pengin semua prosesnya solid, nggak cuma asal jalan,” kata Kak Anrickson. Dan bener aja, hasilnya terasa banget di lapangan!

Cerita Komunitas CAMAR Sebarkan Toleransi di 3 Sekolah Penuh Makna 💙

​Hai, Changemakers!&nbsp; Dimana lagi kita bisa selesaikan Challenge dengan aksi yang bisa dilakukan di mana aja terus bisa bantu organisasi sosial mendapatkan pelatihan AI hingga financial, kalau bukan di kampanye #ResponsibleAIFutures!&nbsp;

Kampanye #ResponsibleAIFutures Diperpanjang! 📢📢 Selesaikan Kesepuluh Challengenya 

​Hai, Changemakers!&nbsp; Kamu senang bikin film sekaligus punya keinginan untuk berdampak sosial yang positif? Kamu tahu enggak, lewat film yang kamu tayangkan, kamu enggak hanya bisa berkarya, tapi juga bisa menyuarakan isu kesehatan mental yang apik buat banyak orang, lho! Melalui project Inspiring Asia Micro Film Festival 2025&nbsp;<a class="x1i10hfl xjbqb8w x1ejq31n x18oe1m7 x1sy0etr xstzfhl x972fbf x10w94by x1qhh985 x14e42zd x9f619 x1ypdohk xt0psk2 xe8uvvx xdj266r x14z9mp xat24cr x1lziwak xexx8yu xyri2b x18d9i69 x1c1uobl x16tdsg8 x1hl2dhg xggy1nq x1a2a7pz _aa9_ _a6hd" href="https://www.instagram.com/explore/tags/inspiringindonesia/" role="link" tabindex="0" style="cursor: pointer; text-decoration-line: none; overflow-wrap: break-word; outline: none; list-style: none; border-width: 0px; margin: 0px; border-style: none; padding: 0px; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box; touch-action: manipulation; background-color: rgb(255, 255, 255); display: inline; font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, &quot;Segoe UI&quot;, Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; ;">#InspiringIndonesia</a>, kami mengundang kamu buat ikutan berdampak sekarang juga melalui film. Langsung cek konten di atas buat selengkapnya, ya. Kalau ada yang mau ditanyakan, ramein kolom komentar, nanti Champ bikinin FAQs kalau udah rame.&nbsp; Ditunggu, ya! 😉 Daftar sekarang juga melalui link https://bit.ly/Daftar-InspiringIndonesia 💙

Filmmaker Merapat! Ada Kesempatan Emas untuk Kamu 📢

​Hai, Changemakers!&nbsp;<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Pernah bayangin nggak, gimana jadinya kalau sekolah bukan cuma tempat belajar Matematika atau Bahasa Indonesia, tapi juga jadi ruang aman buat ngobrolin perdamaian, keberagaman, dan toleransi? Nah, itulah yang lagi diperjuangkan sama Meti Puspitasari dan teman-temannya dari Nasyiatul Aisyiyah Lampung lewat program Breaking Down the Wall (BDW).<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Program ini hadir buat mendorong dialog antara siswa dari latar belakang agama dan budaya yang berbeda, supaya mereka bisa saling dengerin, belajar bareng, dan tumbuh jadi generasi yang penuh empati dan nggak gampang nge-judge orang lain. <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Semangat dari Proposal Hingga Pelatihan di Bandung&nbsp;<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Perjalanan Meti dan timnya dimulai dari semangat buat daftar kampanye #Friendship4Peace untuk terpilih menjadi salah satu organisasi yang mendapatkan manfaat pelatihan program BDW. Mereka nyusun proposal dengan sepenuh hati, selesaikan berbagai misi seleksi, sampai akhirnya terpilih jadi salah satu dari enam organisasi terbaik. “Kami bener-bener total,” cerita Meti.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Setelah itu, mereka ikut pelatihan fasilitator di Bandung—dan di sanalah titik baliknya. Di pelatihan ini, mereka belajar pendekatan ARKA (Aktivitas, Refleksi, Kreativitas, Aksi) dan metode FIDS (Feel–Imagine–Do–Share) yang super relatable buat anak muda. <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Mereka juga dapet bekal soal manajemen risiko, cara bikin ruang diskusi yang aman, dan teknik fasilitasi kreatif. “Pelatihan ini bikin kami makin pede turun langsung ke sekolah,” ujar Meti dengan bangga.

Cerita Nasyiatul Aisyiyah Implementasi Kegiatan Breaking Down The Wall di Sekolah yang Penuh Makna💙

​Hai, Changemakers!&nbsp;<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Kalau kamu mengira isu HAM dan teknologi seperti AI adalah dua dunia yang nggak nyambung, Imparsial hadir untuk membuktikan justru keduanya harus saling melengkapi. Lewat kampanye #ResponsibleAIFutures, Imparsial mendorong kesadaran publik tentang batas etis penggunaan teknologi, supaya AI nggak justru melanggar hak-hak asasi yang kita perjuangkan.&nbsp;<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Menurut Fikri Hemas Pratama, Campaign &amp; Media Officer di Imparsial, teknologi AI itu seperti pedang bermata dua. “AI adalah teknologi yang tidak bisa dihindari. Tapi perlu kesadaran sampai mana AI digunakan dalam kehidupan sehari-hari, supaya tidak mengganggu hak orang lain,” jelasnya. Dan dari situlah Imparsial tergerak untuk turut mengampanyekan penggunaan AI yang bertanggung jawab dan adil bagi semua.

Melek AI dan HAM bareng Imparsial Begini Caranya! 💪

​Hai, Changemakers! <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Kalau kamu pikir AI cuma bisa dipakai buat hal teknis kayak nulis caption atau bantu ngoding, Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia datang dengan bukti bahwa AI juga bisa dipakai buat hal yang paling manusiawi: memberi harapan dan semangat untuk anak-anak pejuang kanker. <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Lewat kampanye #ResponsibleAIFutures, Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia memperkenalkan tantangan berjudul “Bantu Pita Kuning Edukasi Kanker Anak Lewat AI yang Beretika dan Berempati.” Di Challenge ini, Pita Kuning mengajak masyarakat untuk mencari, menyebarkan, dan memverifikasi informasi seputar kanker anak dengan bantuan AI tapi tentu saja dengan cara yang beretika dan berempati. Karena bukan cuma informatif, tapi juga harus manusiawi. <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">“Kami ingin jadi NGO yang mengikuti perkembangan zaman, tapi tetap mengutamakan rasa. AI bisa bantu kami menyebarkan edukasi kanker anak lebih luas, asal digunakan secara bijak,” kata Desti Prasasti, Public Relations Officer Pita Kuning.

Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia Ajak Kamu Peduli Isu Kanker Anak dengan Pendekatan AI 💙

​Hai, Changemakers!&nbsp;<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Kalau kamu pikir AI cuma soal teknologi keren tanpa arah sosial, GAWIREA siap mengubah cara pandangmu! Di tengah derasnya gelombang digitalisasi, organisasi ini hadir dengan semangat yang kuat: memanfaatkan AI sebagai alat perubahan sosial secara etis, inklusif, dan berpihak pada keberlanjutan.&nbsp;<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Menurut Faizal Rohmiani, Project Officer di GAWIREA, keikutsertaan mereka dalam kampanye #ResponsibleAIFutures adalah bentuk komitmen untuk mengawal kemajuan teknologi agar tetap berpijak pada nilai keadilan sosial dan kelestarian lingkungan.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">“Sebagai organisasi yang fokus pada pemberdayaan perempuan dan komunitas marjinal, kami percaya AI bisa mempercepat perubahan sosial. Tapi harus diawasi, jangan sampai malah memperlebar ketimpangan.”<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Teknologi + Lingkungan = Aksi Bijak AI ala GAWIREA&nbsp;

Cara Unik GAWIREA Mengenalkan Isu Perubahan Iklim dengan Teknologi AI

​Hai, Changemakers!&nbsp;<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Buat kamu yang masih mikir kalau teknologi canggih kayak Artificial Intelligence (AI) itu cuma buat perusahaan besar atau sektor startup, YouthID Foundation siap kasih perspektif baru. Di tangan komunitas muda yang berbasis di Banda Aceh ini, AI bukan sekadar alat, tapi jadi penghubung buat menjangkau komunitas rentan dan mendorong perubahan sosial yang lebih inklusif.&nbsp;<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Menurut Bayu Satria, Founder YouthID Foundation, keterlibatan mereka dalam kampanye #ResponsibleAIFutures berangkat dari rasa ingin tahu sekaligus kebutuhan: “Kelas MEEL berbasis AI ini bisa mendukung keberlanjutan program dan advokasi kami. Apalagi, seluruh tim kami terdiri dari orang muda. Kami butuh strategi baru yang relevan, dan AI adalah salah satunya.”<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Challenge: Bantu Komunitas Rentan Akses Informasi Aman lewat AI&nbsp;<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Challenge dari YouthID punya nama yang sejalan dengan misinya: <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">“Bantu Komunitas Orang Muda Rentan di Aceh Akses Informasi Aman di AI.”<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> Mereka ngajak orang muda untuk berkumpul bareng komunitas, diskusi, sambil mengabadikan momen saat menggunakan AI bareng-bareng.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Menurut T Tiara Mahendra Iswada, Program Manager di YouthID, ini bukan sekadar Challenge biasa:<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">“Anak-anak muda jadi lebih terbuka berdiskusi soal isu-isu mereka, dan mulai pakai AI buat brainstorming ide bareng komunitas. Itu awal yang sangat baik.”

YouthID Foundation Gunakan AI di Beragam Kegiatan Hingga Bantu Orang Muda ❤️

​Hai, Changemakers! Selamat Idul Adha 1446 H, bagi Changemakers yang merayakan! Semoga keluarga kita selalu dalam lindungan dan rahmat Allah SWT.Di hari yang penuh makna ini, sambil kumpul bersama orang tersayang kamu juga bisa mengisi waktu dengan mendukung kampanye sosial di bawah ini untuk bantu organisasi sosial mendapatkan manfaat pelatihan. Nggak cuma itu kamu juga jadi makin paham setiap isu yang diangkat dari kampanye yang kamu dukung dan selesaikan semua Challengenya! 💪

Selamat Idul Adha 1446 H, Changemakers! 🐐

​Hai, Changemakers!&nbsp;<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Di tengah arus digitalisasi yang makin deras, dua hal makin terasa penting buat organisasi sosial: efisiensi dan akuntabilitas. Di sinilah Hoshizora Foundation organisasi yang fokus mendampingi pendidikan anak Indonesia melihat Artificial Intelligence (AI) bukan cuma sebagai tren, tapi potensi besar untuk memperkuat kerja-kerja sosial mereka.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Lewat kampanye #ResponsibleAIFutures, Dwi N Amalia (Monitoring &amp; Impact Measurement Officer) dan Dwi Ambarwati (HR Officer) dari Hoshizora sepakat: saatnya organisasi sosial ikut melek teknologi, tapi tetap bijak dan beretika.&nbsp;

Hoshizora Foundation Melihat AI Sebagai Potensi Besar Membantu Pekerjaan Mereka di Dunia Sosial 💙

​Hai, Changemakers! <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Di tengah derasnya arus digitalisasi, ada satu hal yang nggak bisa kita abaikan yaitu teknologi Artificial Intelligence (AI) terus berkembang.Tapi seperti dua sisi mata uang, teknologi ini bisa jadi alat bantu luar biasa atau malah menimbulkan risiko, terutama buat kelompok rentan seperti anak-anak.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Dari sinilah Yayasan Kampus Diakoneia Modern (KDM) melangkah maju. Lewat kampanye #ResponsibleAIFutures, Jessica Hutting, Manajer Program Penyelamatan Anak dan Penguatan Komunitas di KDM, memimpin upaya untuk menjawab satu pertanyaan besar: <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Bagaimana caranya kita menjaga ruang digital tetap aman buat anak-anak, di tengah perkembangan AI yang masif?

Cerita dari Yayasan KDM Menggunakan AI di Keseharian Mereka Hingga Bantu Perlindungan Anak 💙

​Hai, Changemakers!&nbsp;Jagoan kamu masuk klasemen nomor berapa di kampanye #ResponsibleAIFutures? Semua Challenge memang menang di hati banyak orang, tapi pasti ada satu hal yang bikin kamu kepincut banget. 🥰

Klasemen Sementara Kampanye #ResponsibleAIFutures 📢

​Hai, Changemakers!<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Ada kabar baik b<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">uat kamu si pembawa perubahan. Biar makin sat set mendukung kampanye sosial dan berkolaborasi bersama Campaign, website Campaign kini memiliki wajah baru.&nbsp;🎉🥳 <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Ada apa aja ya yang baru di website Campaign?Tampilan home minimalis disesuaikan dengan kebutuhanmu!Before

Tampilan Baru Website Campaign Bikin Kolaborasi Makin Sat Set! 🔥

​Hai, Changemakers!<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Pernah nggak sih kamu bayangin sekolah jadi tempat yang bukan cuma ngajarin rumus atau hafalan, tapi juga ngajarin kamu tentang empati, keberagaman, dan toleransi? Nah, inilah yang sedang dilakukan oleh Kak Cici Situmorang, Founder Inspiration House Cirebon, lewat program <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-style: italic; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Breaking Down the Wall<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> (BDW) yang diinisiasi oleh Peace Generation (PeaceGen) Indonesia. BDW adalah program yang bertujuan untuk mendorong dialog antar komunitas yang berbeda, baik di sekolah maupun kampus. Program ini fokus pada menciptakan pemahaman dan toleransi antar kelompok dengan latar belakang agama dan budaya yang berbeda. <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Berkolaborasi bersama Campaign #ForABetterWorld, program BDW meluncurkan kampanye #Friendship4Peace bertujuan untuk menyuarakan isu kebebasan beribadah dan berkeyakinan, 20 komunitas lokal juga berpartisipasi dalam kampanye ini dan menyebarkan semangat toleransi di daerah masing-masing.&nbsp;Ka Cici membuktikan bahwa belajar tentang perdamaian bisa banget dilakukan dengan cara yang seru, humanis, dan bikin nagih!<h3 dir="ltr" style="line-height:1.38;margin-top:14.0pt;margin-bottom:4.0pt;"><span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Tiga Bulan Persiapan, Satu Misi: Bangun Damai dari Sekolah</h3><span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">“Persiapan BDW kami lakukan bersama-sama. Kami kerja bareng tim selama kurang lebih 3 bulan, dengan peran masing-masing yang saling melengkapi,” cerita Kak Cici. Mulai dari menyusun konsep, membuat materi, menyusun jadwal, hingga ngurus logistik dan komunikasi dengan sekolah mitra semua dilakukan dengan sepenuh hati.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Prosesnya panjang dan penuh tantangan, tapi seperti yang Cici bilang, “Yang penting maju terus!” 💪

Cerita Implementasi Breaking Down The Wall yang Penuh Makna dari Inspiration House Cirebon  ❤️

​Hai, Changemakers! <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Bayangin deh, gimana rasanya kalau sekolah jadi tempat yang nggak cuma ngajarin pelajaran Matematika atau IPA, tapi juga ngajarin kamu cara berdamai, menghargai perbedaan, dan saling mendengarkan? Itulah yang sedang diperjuangkan oleh Litha Kusuma Wardhani, Founder 1001 Mimpi Bocil, lewat program Breaking Down the Wall (BDW). <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Lewat program ini, Litha dan timnya ngajak para siswa dan guru dari sekolah-sekolah dengan latar belakang agama berbeda untuk saling mengenal lebih dekat, saling cerita, dan membangun jembatan pemahaman yang kuat. Karena menurut Litha, perbedaan itu bukan tembok, tapi jendela buat saling belajar. <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Siapkan Segalanya Bareng Tim, Demi Damai yang Nyata <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">“Persiapan kegiatan BDW ini aku lakukan bersama tim. Kami menyiapkan semuanya dengan matang, mulai dari konsep acara, susunan acara, perlengkapan, hingga hadiah dan merchandise lainnya,” cerita Litha.

Aksi 1001 Mimpi Bocil Sebarkan Toleransi ❤️

​Hai, Changemakers! Selamat memperingati Hari Kenaikan Yesus Kristus bagi Changemakers yang merayakan. ✝️ Semoga iman kita semakin teguh dalam mengikuti jejak-Nya yang mulia. Kamu bisa memperingati Hari Kenaikan Yesus Kristus dengan beragam aksi baik dengan mendukung dan menyelesaikan Challenge dari kampanye di bawah ini. Dari isu pendidikan hingga stunting. Semua ada! Kamu dukung kampanye yang mana, nih? Tulis di kolom komentar, ya. 💙

Selamat Memperingati Hari Kenaikan Yesus Kristus, Changemakers! 

​Hai, Changemakers!<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Belajar isu kekerasan berbasis gender itu memang isu yang serius, tapi siapa bilang nggak bisa dibikin seru dan penuh aksi positif? Buat teman-teman MCR PKBI Jawa Barat, pengalaman belajar ini justru jadi momen menyenangkan yang menginspirasi dan menumbuhkan semangat perubahan. Melalui kampanye #NoFearWithVIVO, mereka membuktikan bahwa edukasi bisa dikemas dengan cara kreatif, interaktif, dan tentunya, berdampak.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">MCR PKBI Jawa Barat jadi salah satu dari 3 organizer yang terpilih untuk menggelar berbagai kegiatan berbasis kesadaran gender dengan dukungan dana hibah utama sebesar Rp15 juta dari kampanye #NoFearWithVIVO! Nggak tanggung-tanggung, mereka sukses merealisasikan 5 kegiatan edukatif, baik online maupun offline yang menyasar anak muda, relawan, dan masyarakat umum.

Aksi Nyata MCR PKBI Jawa Barat Sebagai Organizer Penerima Grant Kampanye #NoFearWithVIVO 💙

​Hai, Changemakers!<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Kalau kamu pikir perubahan iklim dan teknologi canggih seperti Artificial Intelligence (AI) adalah dua hal yang nggak nyambung Wastehub hadir buat membuktikan sebaliknya. Lewat kampanye #ResponsibleAIFutures dan meluncurkan Challenge <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Bersama Wastehub Pahami 3 Langkah Hidup Micro Sustainability dengan Bantuan AI.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> Wastehub mengusung konsep <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-style: italic; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Micro Sustainability<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> dengan sentuhan AI yang bijak dan penuh dampak.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Menurut Ranitya Nurlita, Founder &amp; Managing Director Wastehub, menjadi bagian dari kampanye ini merupakan kesempatan emas untuk menyatukan dua hal yang selama ini dianggap jauh: <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-style: italic; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">green lifestyle<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> dan <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-style: italic; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">smart tech<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">. “Kami ingin menunjukkan bahwa AI bukan cuma soal data dan otomatisasi, tapi juga bisa jadi alat untuk memotivasi tindakan kecil yang berdampak besar bagi bumi,” Cerita Kak Rani.

Cerita Wastehub Memadukan Teknologi AI untuk Membawa Perubahan yang Nyata 💙

​Hai, Changemakers!<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Kalau biasanya kita bahas soal AI alias <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-style: italic; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Artificial Intelligence<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> dalam konteks teknologi tinggi dan dunia industri, kali ini Champ mau ajak kamu ngelihat sisi lain dari AI—yang lebih manusiawi, lebih <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-style: italic; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">relatable<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">, dan pastinya, lebih berdampak. Lewat kampanye <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">#ResponsibleAIFutures<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">, Yayasan Teman Saling Berbagi (YTSB) meluncurkan <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Challenge AIDenganHati Untuk Guru Madrasah Meramu Kecerdasan Buatan dengan Kecerdasan Hati <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">ingin mengajak kita semua untuk bareng-bareng "meramu AI dengan hati" ✨<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Menurut data <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Datareportal 2024<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">, 98,02% pengguna internet di Indonesia sudah menggunakan layanan berbasis AI, baik lewat mesin pencari, media sosial, hingga aplikasi keseharian. Tapi, meskipun kelihatannya semua orang udah akrab sama AI, kenyataannya masih banyak banget organisasi masyarakat sipil, khususnya di akar rumput, yang belum siap menghadapi AI secara <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-style: italic; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">etis<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> dan <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-style: italic; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">strategis<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">. Nah, di sinilah peran kampanye <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">#ResponsibleAIFutures<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> dimulai!

Yayasan Teman Saling Berbagi Meramu AI dengan Hati? Gimana Caranya?? 🧐

​Hai, Changemakers! <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Pendidikan bukan hanya tentang kecerdasan otak—tapi juga kecerdasan hati. Inilah semangat yang dibawa oleh SD 3 Karangbener dalam mengikuti Kampanye #TumbuhBersama dengan meluncuran Challenge Bantu Tingkatkan Kecerdasan Emosional Murid SD 3 Karangbener Menuju Generasi yang Cerdas IQ dan EQ. Lewat wawancara bersama Bu Linda Febriliani, guru di SD 3 Karangbener, terungkap bahwa kampanye ini diangkat untuk meningkatkan dua hal penting dalam diri siswa: IQ dan EQ. <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Ibu Linda percaya, kecerdasan emosional (EQ) sama pentingnya dengan kecerdasan intelektual (IQ). Di zaman sekarang, anak-anak perlu punya kemampuan mengelola emosi, membangun relasi sosial yang sehat, serta mengenal dan menghargai diri mereka sendiri. “Kami ingin siswa kami bukan cuma pintar, tapi juga bijak dan berempati,” ujar Bu Linda.

Cerita dari SD 3 Karangbener Upaya untuk Meningkatkan EQ Peserta Didik ❤️

​Kemampuan Sosial dan Emosional Siswa atau SES, memang masih terkesan awam. Bahkan, belum ada data spesifik mengenai sekolah di Indonesia yang menerapkan SES di sekolah. Namun, survei dari OECD, Organisation for Economic Co-operation and Development, yang bekerja sama dengan Djarum Foundation, melakukan Survei Keterampilan Sosial dan Emosional (SSES) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Ada sekitar 300 sekolah yang dilakukan survei, sehingga asumsinya ada 300 sekolah yang sudah mulai menerapkan SES khususnya di Kudus. <span style="; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(102, 102, 102); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Apa Manfaat dari SES?<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Anak seusia SD–SMP sedang berada dalam tumbuh kembang. Tidak hanya fisik, tapi juga perkembangan mental dan emosional juga. Penelitian dari <span style="; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(17, 17, 17); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Yale Child Study Center, yang dipublikasikan melalui jurnal Child Development, mengemukakan bahwa SES memiliki peranan yang baik dalam tumbuh kembang anak, khususnya dalam aspek mental dan emosional. Tidak hanya prestasi yang bagus, SES bisa bantu membuat karakter anak lebih baik di usianya. Manfaatnya sebagai berikut:<ol style="margin-top:0;margin-bottom:0;padding-inline-start:48.0px;"><li aria-level="1" dir="ltr" style="list-style-type: decimal; ; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(17, 17, 17); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><span style="; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; text-wrap-mode: wrap;">Peningkatan Prestasi Akademik</li><li aria-level="1" dir="ltr" style="list-style-type: decimal; ; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(17, 17, 17); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><span style="; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; text-wrap-mode: wrap;">Kesejahteraan Mental yang Lebih Baik</li><li aria-level="1" dir="ltr" style="list-style-type: decimal; ; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(17, 17, 17); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><span style="; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; text-wrap-mode: wrap;">Peningkatan Keterampilan Sosial dan Emosional</li><li aria-level="1" dir="ltr" style="list-style-type: decimal; ; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(17, 17, 17); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><span style="; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; text-wrap-mode: wrap;">Hubungan Sosial yang Lebih Baik</li></ol> <span style="; font-family: Arial, sans-serif; color: rgb(102, 102, 102); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">SD Masehi Kudus, Menerapkan SES yang Tidak Hanya Untuk Siswa, Melainkan Orang Tua Juga.

SD Masehi Kudus Dukung Kemampuan Sosial dan Emosional Siswa Melalui LIGHT 

​Hai, Changemakers! <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Pendidikan yang inklusif dan menyeluruh bukan cuma soal akademik, tapi juga soal perasaan. Itulah yang jadi semangat utama Bu Anida Dina Alaiyya, S.Pd, wali kelas IV C dari MI NU Raudlatut Tholibin, Jepangpakis, saat bergabung di Kampanye #TumbuhBersama. Ia melihat sendiri bagaimana beragam latar belakang siswa—mulai dari faktor genetik, lingkungan, hingga neurologis—membutuhkan pendekatan belajar yang lebih peka, personal, dan empatik. <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">“Banyak dari siswa kami yang membutuhkan perhatian khusus,” ujar Bu Anida. Tapi justru dari situlah semangat untuk membangun pembelajaran yang inklusif dan berjiwa sosial muncul. Sekolah jadi tempat yang bukan hanya mendidik, tapi juga memeluk setiap perbedaan.

Bantu Siswa Disleksia Mendapatkan Pembelajaran Digital Gratis bersama MI NU Raudlatut Tholibin

​Hai, Changemakers! <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Kalau bicara soal pendidikan, kadang kita masih terjebak pada angka-angka dan nilai ujian. Tapi di SD 2 Piji, pendidikan dipandang sebagai proses membentuk manusia seutuhnya—bukan cuma soal akademik, tapi juga soal kecerdasan sosial dan emosional.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Lewat Kampanye #TumbuhBersama, Pak Tomy Satria Jatmika, Kepala Sekolah sekaligus guru kelas 5 di SD 2 Piji, membawa semangat baru dengan fokus pada peningkatan sosial emosional melalui kegiatan literasi. Yup, kamu nggak salah baca. Literasi bukan cuma soal membaca buku, tapi juga soal memahami diri sendiri dan orang lain.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Menurut Pak Tomy, kemampuan memahami informasi dari buku harus sejalan dengan kemampuan memahami perasaan dan situasi sosial di sekitarnya. “Literasi adalah fondasi, tapi karakter dan emosi adalah pondasi,” ungkapnya. Jadi, melalui pembiasaan membaca dan budaya literasi yang konsisten, siswa diajak membangun empati, belajar kerja sama, dan mengenali emosi sejak dini. <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Hal baru yang penuh harapan<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Bergabung di kampanye ini adalah pengalaman pertama bagi SD 2 Piji. “Kami tertarik karena ini hal baru yang belum pernah dicoba sebelumnya,” ujar Pak Tomy. Tapi bukan berarti tanpa tantangan. Sebagai sekolah yang berada di daerah, tantangan terbesar mereka adalah keterbatasan fasilitas. Masih banyak siswa yang belum memiliki HP Android, sehingga akses ke aplikasi dan tantangan digital menjadi terbatas. <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Meski begitu, semangat para guru dan siswa tetap menyala. Mereka tetap menjalankan kegiatan kampanye dengan berbagai aktivitas yang sudah diprogramkan. Dari kegiatan membaca bersama, diskusi ringan soal cerita inspiratif, hingga refleksi diri dalam bentuk tulisan—semua diarahkan untuk memperkuat budaya literasi sekaligus membentuk karakter siswa yang lebih sadar diri dan bijak secara sosial. <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Rencana besar dari donasi kecil <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Pak Tomy dan tim SD 2 Piji juga sudah punya rencana konkret untuk menggunakan donasi yang diterima dari Challenge yang diinisiasi SD 2 Piji yaitu Challenge Bersama SD 2 Piji Wujudkan Generasi Cerdas Literasi dan Sosial Emosional. “Kami ingin melengkapi sarana dan prasarana untuk membentuk budaya literasi di sekolah,” jelasnya. Harapannya, perpustakaan sekolah bisa direvitalisasi jadi tempat yang nyaman dan menyenangkan, agar siswa makin betah membaca dan belajar dari buku-buku yang bermakna.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">

SD 2 Piji Punya Cerita Unik Tingkatkan Literasi dan Keterampilan Sosial Peserta Didiknya 💕

​Hai, Changemakers!&nbsp; Kamu mau jadi bagian dari perubahan? Nah, sekarang waktunya! NGO + AI + kamu = combo OP 🔥 Caranya gampang banget! Kamu tinggal ikutan semua Challenge yang ada di kampanye #ResponsibleAIFutures di bawah ini, dan dapatkan tabungan digitalnya. Good luck Changemakers! 💪

Ikutan Challenge Bisa Dapat Tabungan Digital Total Rp250 ribu! 📢📢

​Hai, Changemakers!&nbsp;<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Kalau kita ngomongin tentang Hari Kebangkitan Nasional, pasti langsung terbayang semangat perjuangan dan nasionalisme, ya? Tapi kamu tahu nggak sih, kalau tonggak kebangkitan bangsa ini dimulai dari gerakan anak muda juga? <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Yup! Tepatnya pada 20 Mei 1908, organisasi Boedi Utomo didirikan oleh Dr. Soetomo dan para pelajar STOVIA di Jakarta. Gerakan ini nggak muncul begitu aja, lho. Awalnya muncul dari kegelisahan Dr. Wahidin Sudirohusodo, seorang dokter asal Surakarta, yang prihatin melihat kondisi pendidikan masyarakat pribumi saat itu. Ia punya mimpi besar: mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan! <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Dengan semangat dan nasionalisme tinggi, ide Wahidin ini kemudian didukung oleh Budi Soetomo dan rekan-rekannya. Boedi Utomo pun berdiri sebagai organisasi pertama yang mendorong kebangkitan nasional terorganisir. Jadi, nggak berlebihan kan kalau kita sebut Hari Kebangkitan Nasional ini sebagai momen bangkitnya semangat kolektif anak muda Indonesia untuk bergerak, bersuara, dan membangun?

Merayakan Hari Kebangkitan Nasional Versi Kita 

​Hai, Changemakers!<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Pernah kepikiran nggak kalau literasi punya hubungan erat banget sama keterampilan sosial dan emosional (SES)? Nah, SD 5 Kandangmas punya cerita menarik soal ini. Di bawah bimbingan Pak Syaefudin, guru kelas 5 yang penuh semangat, sekolah ini memilih isu literasi sebagai fokus utama dalam kampanye #TumbuhBersama.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">“Literasi itu bukan cuma soal membaca dan menulis, tapi juga jadi pondasi penting buat anak-anak bisa memahami emosi mereka sendiri dan berempati pada orang lain,” ujar Pak Syaefudin. Sayangnya, seperti banyak sekolah di pelosok desa, tingkat literasi siswa di SD 5 Kandangmas masih tergolong rendah. Banyak siswa yang belum terbiasa membaca, dan akses mereka terhadap buku pun terbatas.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Meski berada di desa dan sebagian besar siswa belum punya HP android untuk mengakses aplikasi Campaign #ForABetterWorld, meskipun begitu semangat SD 5 Kandangmas untuk tetap terlibat dalam kampanye ini patut diacungi jempol. Guru dan sebagian siswa ikut serta menyebarkan semangat #TumbuhBersama lewat cara-cara yang sederhana tapi bermakna—seperti diskusi di kelas, membaca bersama, hingga mengisi waktu luang dengan aktivitas literasi.

SD 5 Kandangmas Tetap Semangat Tumbuhkan Kebiasaan Membaca di tengah Tantangan 📖

​Hai, Changemakers! <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Buat kamu yang percaya bahwa karakter anak bangsa dibentuk dari hal-hal sederhana, SD 3 Wates punya cerita keren yang layak kamu simak. Lewat kampanye #TumbuhBersama, sekolah ini memilih fokus pada hal yang kerap terlupakan: membentuk karakter melalui literasi dan kegiatan berbagi. <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Di bawah bimbingan Bu Fitri Yani, S.Pd—guru kelas 5 sekaligus Ketua Kombel STIGAWA—SD 3 Wates menerapkan strategi sederhana namun berdampak besar. Setiap hari, para siswa diajak untuk membaca di pojok baca dan perpustakaan sekolah secara terjadwal. “Kami ingin menumbuhkan kebiasaan membaca sejak dini agar anak-anak cinta buku dan punya imajinasi serta empati yang luas,” ujar Bu Fitri. <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Tapi itu baru permulaan. Kampanye #TumbuhBersama juga jadi pemicu sekolah ini meluncurkan program Hari Berbagi—sebuah inisiatif yang ngajak siswa untuk belajar empati dan peduli dengan sesama lewat aksi nyata. Nggak heran kalau murid SD 3 Wates punya hati sebesar semangat mereka belajar!

Impian SD 3 Wates Tingkatkan Literasi Pelajar

​Hai, Changemakers! <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Selamat Hari Buku Nasional! Champ seneng banget di Hari Buku kali ini soalnya ada 4 rekomendasi buku dari Changemakers yang siapa tau memperkaya koleksi buku kamu dan juga memperkaya diri sendiri dengan ilmu baru. Di tengah gempuran dunia digital yang serba sat set, Champ masih percaya kita perlu duduk untuk membaca buku kapanpun dan di mana pun kita berada.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">

4 Rekomendasi Buku dari Changemakers untuk Kamu 📖

​Champ lagi HIRING orang yang jago meramal… 🔮 Eitss.. bukan meramal buat baca garis tangan ya, tapi ‘peramalan’ keuangan yang pastinya sangat bermanfaat buat perusahaan. Tapi, enggak cuma itu aja, sebagai Accounting Officer pasti akan ada task yang challenging lainnya yang bisa kamu lakuin. Penasaran ada apa aja? Cek di konten di atas ya. Kalau kamu udah cocok, yuk gaskan langsung daftar di sini: https://campaign.com/career 💙

Campaign is Hiring Accounting Officer 📢

​Hai, Changemakers!<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Kalau kamu termasuk orang yang aktif di media sosial atau seenggaknya menggunakan media sosial, pasti sadar, deh. Belakangan ini ramai pembahasan Artificial intelligence (AI) karena salah satu tokoh politik di Indonesia membahas persoalan penggunaan AI.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Harus diakui zaman sekarang menggunakan AI termasuk langkah inovatif untuk mengeskalasi pekerjaan dan membantu kebutuhan kita sehari-hari. Tapi yang jadi pertanyaan apakah kita sudah <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-style: italic; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">wise <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">atau bijak menggunakan AI?<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Belakangan juga banyak jadi pembicaraan ada seorang pelajar yang menggunakan AI untuk mengerjakan tugas akhirnya tanpa ada perubahan sedikit pun di tugasnya. Ada juga viral media yang ketahuan belum menghapus percakapannya dengan AI di salah satu portal media. <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Semua itu bermula dari penggunaan AI yang sembarangan hingga berujung kecerobohan dan menganggap AI bisa menggantikan keseluruhan pekerjaan manusia. Karena bagaimana pun, kita harus tetap mengecek kembali bahkan berhati-hati saat menggunakan AI agar nggak sembarangan memberikan data pribadi hingga melewatkan tahapan kroscek hasil pekerjaan AI.

Jangan Dihapus Fotomu! Bisa Bantu Organizer Dapat Pelatihan AI 🔥

​Hai, Changemakers! <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Banyak yang bilang pendidikan itu soal nilai. Tapi, buat SMP Negeri 2 Jati, pendidikan lebih dari sekadar angka di rapor—pendidikan adalah soal bagaimana siswa mampu bertumbuh jadi pribadi yang kuat secara sosial dan emosional.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Lewat kampanye #TumbuhBersama, SMP 2 Jati memilih fokus pada isu rendahnya keterampilan sosial dan emosional siswa, terutama dalam aspek asertivitas, tanggung jawab, dan kreativitas. Menurut Just Nurkha Habibi, S.Pd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMP 2 Jati, “Banyak siswa awalnya belum percaya diri menyampaikan pendapat, belum konsisten dalam tanggung jawab, dan belum terbiasa berpikir kreatif.” Fenomena ini muncul akibat terbatasnya interaksi sosial, minimnya kebiasaan reflektif, dan pembelajaran yang terlalu berorientasi akademik.

Bisa Kok Meningkatkan Rasa Percaya Diri Pelajar

​Banyak yang bilang pendidikan itu soal nilai. Tapi, buat MTS NU Miftahul Huda III, pendidikan adalah tentang mengenal diri dan membentuk karakter yang kuat secara sosial dan emosional.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Lewat kampanye #TumbuhBersama, MTS NU Miftahul Huda III mengangkat isu “Generasi Cerdas Sosial Emosional melalui Melek Literasi.” Menurut Suyono, Kepala Madrasah, isu ini muncul karena masih banyak siswa yang kesulitan mengenali dan mengelola emosinya, serta memahami perspektif orang lain. “Kalau mereka bisa memahami emosinya sendiri, mereka akan lebih sejahtera secara mental, mampu membangun hubungan positif, dan bahkan prestasi akademiknya akan ikut meningkat,” jelas beliau.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Makanya, madrasah ini menjalankan pendekatan yang nggak biasa-biasa aja:<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">📖 Program Literasi Emosi<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> Nilai-nilai pengelolaan emosi dimasukkan ke dalam kurikulum. Siswa diajarkan mengenali emosi, mengelola stres, hingga membangun hubungan yang sehat.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">📚 Kegiatan Membaca dan Menulis<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> Nggak sekadar menambah wawasan, kegiatan ini juga jadi cara siswa untuk mengenali perasaan mereka sendiri melalui narasi dan ekspresi tertulis.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">🗣️ Diskusi Kelompok<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> Siswa diajak ngobrol tentang hal-hal penting—mulai dari empati, konflik, sampai bagaimana cara membangun relasi yang positif.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">🤝 Program Konseling &amp; Pengembangan Karakter<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> Ada layanan konseling untuk siswa yang butuh pendampingan lebih intens. Plus, program pengembangan karakter yang tanamkan nilai integritas, empati, dan tanggung jawab.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">🎨 Ekstrakurikuler Variatif<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> Madrasah juga menyediakan kegiatan non-akademik seperti seni, olahraga, dan sukarelawan untuk membantu siswa mengeksplorasi emosi lewat aktivitas nyata.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Kenapa semua ini penting? Karena madrasah ini percaya: pendidikan bukan cuma tentang pintar, tapi juga tentang punya karakter yang bisa membawa mereka sukses di masa depan.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">

Beragam Cara MTS NU Miftahul Huda III Mengenalkan Cerdas Sosial ke Peserta Didik

​Hai, Changemakers!&nbsp; <span style="; font-family: Arial, sans-serif; background-color: rgb(255, 255, 255); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Isu degradasi karakter pada anak-anak menjadi permasalahan yang mengkhawatirkan. Di tengah kencangnya isu degradasi karakter, SD 6 Bulungcangkring memperlihatkan keseriusannya untuk membenahi masalah tersebut.&nbsp; <span style="; font-family: Arial, sans-serif; background-color: rgb(255, 255, 255); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Menariknya, SD 6 Bulungcangkring bukan hanya mengandalkan bimbingan kepada murid untuk membenahi karakter mereka.&nbsp; <span style="; font-family: Arial, sans-serif; background-color: rgb(255, 255, 255); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Raka Ady Yudistira selaku Tenaga Pendidik di SD 6 Bulungcangkring menjelaskan akan ada 6 program untuk membentuk karakter anak yang berkualitas secara sosial dan emosional.&nbsp; <span style="; font-family: Arial, sans-serif; background-color: rgb(255, 255, 255); font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Di lingkup kelas, akan diadakan Pembelajaran Berbasis Karakter di Kelas. Dalam program ini, para guru memberikan pengajaran yang mengaitkan antara pelajaran dengan nilai empati, kerja sama, kejujuran, dan tanggung jawab.&nbsp;

SD 6 Bulungcangkring Nggak Hanya Memberikan Bimbingan untuk Meningkatkan Karakter Murid

​Hai, Changemakers! &nbsp;Sabbe satta bhavantu sukhitatta, selamat Hari Raya Waisak 2569 BE bagi Changemakers yang merayakan.&nbsp; Cahaya suci Waisak adalah pengingat untuk hidup dalam cinta kasih, welas asih, dan tanpa kekerasan. Kamu bisa merayakan Hari Waisak dengan Challenge pilihan Champ di bawah untuk sebarkan kedamaian di dunia. Ada Challenge apa aja, ya?

Selamat Hari Waisak 2569 BE, Changemakers! 🪷

​Hai, Changemakers! <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Ternyata olahraga bukan hanya bertujuan untuk memperkuat fisik. Lebih dari itu, olahraga berguna untuk mengasah empati dan emosional. Itu sebabnya, MTsN 2 Kudus menjadikan olahraga sebagai alat untuk meningkatkan keterampilan sosial-emosional para muridnya.&nbsp; <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">“Olahraga dapat menjadi wadah untuk membangun hubungan sosial yang positif dengan teman sebaya. Melalui olahraga akan terbangun kerjasama tim, komunikasi antarteman, dan membangun sikap untuk menghargai perbedaan. Olahraga juga mengajarkan kedisiplinan, serta memupuk rasa percaya diri pada diri siswa,” tegas Bapak Marsum selaku Kepala Sekolah MTsN 2 Kudus.&nbsp; <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Nantinya, pihak sekolah akan memfasilitasi para murid dengan menyediakan alat-alat olahraga. Menurut Bapak Marsum penambahan alat olahraga dapat mendukung kelancaran dan keberhasilan pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">

MTsN 2 Kudus Jadikan Olahraga Sebagai Medium Keterampilan Sosial-Emosional

​Hai, Changemakers! <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Kalau ngomongin anak muda pasti identik dengan beragam kreativitas dan juga semangat yang membara. Karena di masa ini setiap di antara kita yang pernah muda pasti ingin mencoba banyak hal untuk menemukan jati diri. Bahkan banyak aksi-aksi positif di dunia yang dimulai berawal dari kelompok anak muda.&nbsp;<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Kamu pasti masih ingat aksi dari Greta Thunberg yang dikenal karena aksi aktivisme iklimnya, khususnya gerakan "Fridays For Future". Gerakan ini mengajak pelajar di seluruh dunia untuk membolos sekolah setiap hari Jumat sebagai bentuk protes terhadap kurangnya tindakan nyata dari pemerintah dan pemimpin dunia untuk mengatasi krisis iklim. Selain itu, Greta Thunberg juga aktif dalam memberikan pidato dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran publik tentang perubahan iklim.

Anak Muda Emang Cuma Bisa Rebahan Doang? 

​Hai, Changemakers!&nbsp;Setiap tanggal 3 Mei, dunia merayakan Hari Kebebasan Pers Internasional. Mengapa nilai kebebasan dalam pers begitu penting? Karena pers yang dikontrol akan melahirkan ruang-ruang jenuh dan gelap gulita. Sebaliknya, jika kebebasan pers berjalan baik, di sana wangi harum akan tercium di berbagai sudut ruangan.&nbsp;Dengan kebebasan, pers mampu menjadi pengawas bagi jalannya sebuah negara. Bukan hanya itu, pers adalah pondasi penting bagi kemajuan dan perkembangan kampanye sosial. Mengapa?&nbsp;Korelasi antara peran pers dengan kampanye sosial, dijelaskan oleh Deva Kadarosi, Public Relations &amp; Communications Officer Campaign. Deva, sapaan akrabnya, sebelum bekerja di Campaign ia sempat bekerja di TVRI sebagai news anchor. Deva memilih untuk beralih karier dari news anchor ke public relations karena ketika kuliah S2 di Belanda, mengambil mata kuliah yang berkaitan dengan public relations.&nbsp;

Pers yang Masif Menjadi Tonggak Kesuksesan Kampanye Sosial



​Hai, Changemakers!<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Pendidikan nggak melulu soal angka dan rumus. Di SD 3 Bacin, pendidikan adalah tentang membentuk karakter anak-anak agar tumbuh menjadi pribadi yang kuat secara sosial dan emosional.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Berdasarkan hasil Rapor Pendidikan 2025, terjadi penurunan signifikan sebesar 12,75% pada aspek karakter siswa. Ini jadi alarm penting bagi SD 3 Bacin, seperti yang disampaikan oleh Ibu Rumini, S.Pd, Kepala Sekolah di sana. “Kami melihat masih banyak siswa yang kesulitan mengelola emosi dan berinteraksi dengan teman sebaya. Padahal di era sekarang, kemampuan sosial dan emosional itu penting banget buat masa depan mereka,” ungkapnya.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Sebagai respon, sekolah ini nggak tinggal diam. Mereka mengintegrasikan pendekatan berbasis SES (Social Emotional Skills) dalam kegiatan rutin harian. Setiap pagi, anak-anak bergiliran mengikuti kegiatan mengaji dan sholat dhuha, sambil mengasah kemampuan literasi dan numerasi mereka. “Dengan begitu, mereka belajar nggak hanya secara akademik, tapi juga secara spiritual dan emosional,” jelas Bu Rumini.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">SD 3 Bacin juga aktif banget dalam kegiatan ekstrakurikuler, seperti drumband, taekwondo, dan pramuka—yang semuanya dirancang untuk mengembangkan rasa empati, kerja sama, dan rasa percaya diri siswa.

SD 3 BACIN Kembangkan Pendidikan Karakter untuk Peserta Didik 

​Hai, Changemakers!Membaca punya peran penting untuk meningkatkan pengetahuan dan kepekaan. Tak jauh berbeda dengan kualitas sosial-emosional yang berguna untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan keterbukaan dengan orang lain. Kalau keduanya sama-sama bertumbuh dalam diri seseorang, maka orang itu bisa cerdas secara kognitif dan sosial.&nbsp;Makanya nggak heran kalau pihak MI Darul Ulum 02 melakukan peningkatan minat baca dan sosial-emosional di kampanye #TumbuhBersama. Bapak Riyanto selaku Kepala Sekolah MI Darul Ulum 02 menjelaskan, bahwa pihak sekolah percaya dengan generasi yang gemar membaca dan terampil sosial-emosionalnya, mampu menghadapi tantangan zaman dengan bijak, kreatif, dan berempati.&nbsp;Pihak sekolah berharap dengan kebijaksanaan, kreativitas, dan kepekaan yang bersemayam dalam diri anak-anak, bisa berdampak positif bagi masyarakat dan negara.&nbsp;

MI Darul Ulum 02 Tumbuhkan Minat Baca dan Sosial-Emosional Murid dalam Satu Waktu



​Hai, Changemakers!&nbsp;AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Sayangnya, pemanfaatan AI yang bijak masih menjadi tantangan besar. Agar AI menjadi objek teknologi yang berdampak dan berkelanjutan untuk kehidupan sosial, Talenesia berkolaborasi dengan Campaign menghadirkan kampanye sosial #ResponsibleAIFutures.&nbsp;#ResponsibleAIFutures bertujuan untuk memperkuat organisasi sosial dalam memanfaatkan AI melalui pelatihan dan Monitoring &amp; Evaluation (MnE).&nbsp;Ada 10 organisasi sosial yang meluncurkan Challenge di #ResponsibleAIFutures.&nbsp;1. DUKUNG PEMUDA MANFAATKAN AI DEMI MASA DEPAN BERKELANJUTAN dari GAWIREAGAIREA mengajak kamu untuk menjadikan bumi sebagai ruang yang nyaman melalui keberlanjutan lingkungan.&nbsp;

Dorong Organisasi Sosial Ikut Berdampak Memanfaatkan AI di Kampanye #ResponsibleAIFutures


​Hai, Changemakers!&nbsp;Kelimpungan ekonomi Indonesia kian pekat setelah 7 media besar Indonesia melakukan PHK baru-baru ini. Ini menjadi kabar buruk, mengingat pekerja media punya peran penting dalam memberikan makna bagi kehidupan masyarakat. Menurut Dewan Pers, ada 1.200 pekerja media yang terkena PHK sepanjang 2023–2024. Bahkan, kata Ketua Dewan Pers, angka itu berpotensi lebih besar karena banyak kasus PHK media yang nggak terdokumentasi.&nbsp;PHK yang terjadi pada media besar baru-baru ini, hanyalah segelintir dari goyahnya perekonomian Indonesia. Sebelum-sebelumnya, PHK udah menjadi “hantu” bagi para pekerja–lajunya kencang seperti peluru yang ditembakkan. Itu sebabnya, menurut data Kemenaker ada 24.036 orang yang kena PHK dari Januari–April 2025.&nbsp;Nggak heran kalau Champ lihat di media sosial, banyak netizen yang marah mempertanyakan janji pemerintah. “19jt lapangan kerja 😂 mitos,” tulis ag****. Kemerahan netizen kepada pemerintah juga menyoroti kalau kemiskinan di Indonesia juga terjadi akibat struktural–kebijakan pemerintah nggak bisa mengakomodir kepentingan kelas pekerja.&nbsp;

Peluru PHK Itu Menghancurkan Ketenangan Masyarakat



​Hai, Changemakers!<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Banyak yang bilang, sekolah itu tempat belajar baca, tulis, dan hitung. Tapi di SD 1 Bae, sekolah nggak cuma tempat cari nilai, tapi juga tempat tumbuh—secara sosial, emosional, dan spiritual. 🌱<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Sebagai SD percontohan di Kecamatan Bae, sekolah ini udah lama jadi rujukan. Dengan jumlah siswa yang lebih banyak dari SD lain di sekitarnya dan latar belakang siswa yang beragam—dari agama, ekonomi, sampai profesi orang tua—SD 1 Bae jadi ruang belajar yang penuh toleransi dan empati.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">“Karena keberagaman inilah siswa-siswa kami tumbuh dengan kecerdasan sosial dan emosional yang baik,” ungkap Moh Arifin, Kepala Sekolah SD 1 Bae.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Dan karena nilai-nilai itu juga, SD 1 Bae langsung semangat ikut kampanye <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">#TumbuhBersama<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> dari Djarum Foundation. Menurut Pak Arifin, program ini selaras banget sama visi mereka: <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-style: italic; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">“Pelayanan Prima yang Tulus dalam Mewujudkan Mutu Pendidikan Berkualitas.”<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Empat Program, Satu Misi: Tumbuh Bersama<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">SD 1 Bae punya 4 program unggulan yang dirancang bukan cuma buat ningkatin kemampuan kognitif, tapi juga sosial dan emosional siswa:<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">📘 <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Program Trilingual<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> Anak-anak dilatih pakai 3 bahasa: Indonesia, Inggris, dan Jawa—biar mereka nggak cuma pintar ngomong, tapi juga punya kepekaan budaya.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">👥 <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Program SISWA INTI (Inti dari Kepemimpinan)<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> Layaknya OSIS versi SD, siswa kelas 5 dan 6 dibina jadi pemimpin yang bertanggung jawab, disiplin, dan peka terhadap lingkungan sekolah.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">🕌 <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Program SADARMA (Sekolah Dasar Rasa Madrasah)<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> Khusus siswa Muslim, sekolah ini punya kegiatan positif seperti Sholat Dhuha, Khotmil Qur’an, sampai Istighosah rutin. Sekolah negeri, tapi semangatnya nggak kalah religius.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">🎨 <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">11 Ekstrakurikuler Aktif<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> Mulai dari Drumband, Sepak Bola, Taekwondo, sampai Kaligrafi dan Komputer—bakat anak-anak diasah biar mereka bisa berkembang sesuai potensinya.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Tantangan: Panggung yang Belum Rampung<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Meski punya banyak program keren, ada satu masalah besar: <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">panggung kreativitas sekolah belum selesai dibangun.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> Saat ini, baru 50% jadi. Masih bata merah, belum ada atap, dan belum berlantai.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">“Pembangunannya dilakukan secara swadaya, bahkan para guru dan saya sendiri ikut ngaduk semen,” cerita Pak Arifin.

SD 1 Bae Tingkatkan Keterampilan Sosial  dengan Dukung Bakat Peserta Didik 🌱

​Hai, Changemakers!Kalau bicara soal inklusivitas dalam pendidikan, MI NU Raudlatut Tholibin di Desa Jepangpakis, Kudus, punya cerita yang bikin hati hangat dan semangat naik dua kali lipat.Lewat kampanye #TumbuhBersama, sekolah ini menunjukkan bahwa pendidikan itu bukan cuma soal baca tulis dan berhitung, tapi juga soal merangkul keberagaman dan menumbuhkan empati sejak dini. Salah satu yang paling terasa adalah bagaimana mereka mendampingi siswa dengan gangguan genetik, pengaruh lingkungan, atau hambatan neurologis agar tetap bisa tumbuh dan belajar dengan penuh semangat.Seperti yang disampaikan oleh Bu Anida Dina Alaiyya, S.Pd., Wali Kelas IV C di MI NU Raudlatut Tholibin, “Kami ingin mendukung pembelajaran yang inklusif dan pengembangan sosial emosional anak-anak. Karena memang peserta didik kami ada yang memiliki kebutuhan khusus, maka pendekatannya harus bisa dirasakan semua.”

Begini Cara MI NU Raudlatul Tholibin Buat Ruang Inklusif untuk Peserta Didik di Sekolah 🌹

​Hai, Changemakers! <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Kamu pasti tahu, zaman sekarang tantangan dunia pendidikan makin kompleks. Nggak cuma soal nilai akademik tapi juga gimana caranya bikin siswa bisa lebih berdaya, dan bahagia saat belajar. Di SD 4 Bulungcangkring, Demak, semangat ini jadi bahan bakar utama mereka dalam menjalankan kampanye #TumbuhBersama. <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Lewat arahan Bu Rihayati sebagai Kepala Sekolah, SD 4 Bulungcangkring memilih untuk fokus pada penguatan keterampilan sosial dan emosional (SES) siswa. Caranya? Dimulai dari ruang kelas—dari bagaimana guru menyusun modul ajar, memilih media, sampai menerapkan metode pembelajaran yang nggak hanya fokus pada akademik, tapi juga terselip pembentukan karakter yang halus dan menyenangkan. <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">“Harapannya, guru dan siswa bisa berpartner dengan bahagia, sehingga enjoy dalam menerima pelajaran apapun,” ungkap Ibu Rihayati. <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Sayangnya, berdasarkan rapor pendidikan tahun 2025, sekolah ini menghadapi tantangan serius: penurunan aspek karakter siswa hingga 12,75% dibanding tahun sebelumnya. Hal ini jadi alarm penting yang mendorong mereka untuk bergerak lebih cepat lewat pendekatan pembelajaran berbasis SES.

SD 4 Bulungcangkring Mulai Tingkatkan Keterampilan Sosial Pelajar dari Kelas 

​Hai, Changemakers!&nbsp;Nafas yang kita hembuskan terkadang tak pernah kita dengarkan suara udaranya. Kita terlalu fokus untuk menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk. Selesai pekerjaan satu, ada pekerjaan lain yang harus diselesaikan. Ini yang dinamakan era pragmatis–semua dituntut untuk serba cepat. Dampak dari kehidupan pragmatis, kita kehilangan keterampilan sosial dan emosional.&nbsp;Dampak mengerikan di era yang serba cepat, menjadikan pihak sekolah SMP 1 Kaliwungu mencari solusi agar anak-anak tetap memiliki keterampilan sosial dan emosional. Makanya, pihak sekolah mengikuti kampanye #TumbuhBersama.&nbsp;&nbsp;Salah satu guru SMP 1 Kaliwungu, Arnita Cahya Saputri, S.Pd., M.Pd. berharap dengan sekolahnya ikut kampanye tersebut bisa membangung lingkungan belajar yang suportif, inklusif, dan berorientasi pada perkembangan karakter. Budaya pendidikan tersebut bisa membangun individu yang tangguh, berempati, dan percaya diri.&nbsp;

SMP 1 Kaliwungu Bekali Keterampilan Sosial Emosional Para Murid di Era Pragmatis



​Hai, Changemakers!&nbsp;Dari hasil survei social and emotional skills (SES) dari OECD tahun 2023, ditemukan fakta bahwa anak perempuan memiliki tingkat ketahanan stres lebih rendah daripada laki-laki. Dalam survei tersebut, siswi MI NU Banat menjadi salah satu respondennya.&nbsp;Ternyata, hasil survei dari OECD sesuai dengan temuan dari refleksi tahunan MI NU Banat. Mengapa siswi rentan terhadap stres? Menurut temuan sekolah, terdapat kurikulum muatan lokal yang banyak. Belum lagi, para murid program fullday masih harus mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Kepadatan aktivitas para murid juga ditambah dengan adanya aktivitas lainnya berupa TPQ, diniyah, dan bimbingan belajar.&nbsp;Efeknya, membuat para murid rentan terkena stres. Agar nggak membuat efek lanjutan, MI NU Banat membangun program khusus kepada siswi agar bisa mengelola emosinya.Gimana caranya? Khamim, S.Pd.I., M.Pd., Kepala Sekolah MI NU Banat menjelaskan tentang empat program yang akan dijalankan.&nbsp;

MI NU Banat Bangun Manajemen Emosional kepada Siswinya



​Hai, Changemakers!&nbsp; <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Banyak yang mengira, nilai akademik adalah segalanya. Tapi buat SD 1 Barongan di Kudus, selain hal itu ada juga yang nggak kalah penting yaitu bagaimana karakter siswa terus tumbuh, meski jalan menuju ke sana nggak selalu mulus. <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Lewat kampanye #TumbuhBersama, SD 1 Barongan menghadapi tantangan yang cukup bikin mikir. Di tahun 2024, capaian karakter dalam Rapor Pendidikan sekolah ini berada di angka 57,28%. Sayangnya, angka ini menurun sebesar 1,33% dari tahun sebelumnya. Penurunan ini bukan tanpa sebab—transisi siswa ke jenjang kelas yang lebih tinggi ternyata cukup bikin mereka butuh waktu untuk adaptasi. Mulai dari lingkungan belajar yang baru, wali kelas yang berbeda, sampai tata ruang kelas yang nggak seragam jadi penyebab utamanya.

SD 1 Barongan Buat Kelas Senyaman Mungkin untuk Tingkatkan Perkembangan Pelajar 🌱

​Hai, Changemakers!Pendidikan gender di Indonesia masih dipandang sebelah mata. Sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Pusat Studi Gender Universitas Jember, Dr. Linda Dwi Eriyanti kepada Detik. Ia mengatakan kalau kurikulum gender di sekolah Indonesia belum berjalan maksimal. Padahal, keberadaan kurikulum gender bisa menciptakan manfaat yang setara bagi laki-laki dan perempuan.&nbsp;Di tengah rumpangnya pendidikan gender di sekolah Indonesia, SMP Taman Dewasa muncul sebagai simbol dari kesadaran kritis. Di kampanye #TumbuhBersama, SMP Taman Dewasa menginisiasikan cerdas sosial dan emosional melalui kesetaraan gender.&nbsp;Mengapa SMP Taman Dewasa mengangkat isu kesetaraan gender? Kanza Devita Adellia selaku guru sekolah bercerita jika rata-rata murid di SMP Taman Dewasa memiliki latar belakang keluarga yang nggak harmonis.&nbsp;Pihak sekolah khawatir ketika murid kehilangan figur dari orang tuanya–baik salah satu atau keduanya–dapat mengganggu perkembangan psikologis peserta didik. Pihak sekolah juga khawatir dapat membuat murid menjadi acuh pada keadilan gender. Itu sebabnya, SMP Taman Dewasa menjadikan pendidikan gender sebagai usaha preventif mencegah anak-anak tutup mata pada keadilan berperspektif gender.&nbsp;

Partisipasi SMP Taman Dewasa Menumbuhkan Kepekaan Gender pada Murid

​Hai, Changemakers!&nbsp;Pada 27 Desember 2024, Kemendikdasmen meluncurkan program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Program tersebut bertujuan untuk mencapai tujuan generasi emas di 2045. 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat terdiri dari bangun pagi, taat beribadah, rajin berolahraga, gemar belajar, makan makanan sehat dan bergizi, aktif bermasyarakat, dan istirahat cukup.&nbsp;Tujuan dari 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat diterapkan dengan bijak oleh SD 3 Barongan di kampanye #TumbuhBersama.&nbsp;Ockta Delvia selaku guru SD 3 Barongan berujar bahwa pihak sekolah mengangkat isu 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat sebagai upaya menjalankan program dari pemerintah. Di sisi lain, untuk menumbuhkan kebiasaan positif pada anak-anak dalam kehidupan sehari-hari.&nbsp;Agar bisa menerapkan program dari Kemendikdasmen itu, SD 3 Barongan melakukan berbagai upaya–mulai dari pelatihan guru. Pelatihan guru bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru agar bisa membangun metode pembelajaran yang inovatif dan berbasis data.&nbsp;

Kiat SD 3 Barongan Menjalankan Program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dari Kemendikdasmen


​Hai, Changemakers! <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Bicara soal pendidikan anak di zaman sekarang, nggak bisa lepas dari pentingnya memahami siapa mereka sebenarnya. Terlebih, saat ini anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar adalah bagian dari Generasi Alpha—generasi yang lahir antara tahun 2010 hingga 2024, generasi pertama yang tumbuh besar di era digital sepenuhnya. Mereka akrab dengan teknologi sejak lahir, tapi bukan berarti mereka otomatis punya bekal keterampilan sosial dan emosional yang cukup. Di sinilah peran pendidikan yang berfokus pada Social Emotional Skills (SES) jadi krusial, dan itulah yang sedang diupayakan oleh MI NU Baitul Mukminin lewat kampanye #TumbuhBersama. <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Belajar Kenali Potensi Lewat Kegiatan Positif<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Menurut Bu Dian Widiyastuti Wulandari, selaku guru kelas di MI NU Baitul Mukminin, kampanye #TumbuhBersama jadi momen penting bagi madrasah untuk mendorong siswa mengenal potensi dirinya baik kelebihan maupun kekurangan dan membangun keterampilan sosial yang kuat lewat berbagai kegiatan.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">“Madrasah kami ingin anak-anak berkembang bukan hanya pintar di pelajaran, tapi juga punya kemampuan komunikasi, percaya diri, dan bisa kerja sama dengan teman dan guru,” ujar Bu Dian.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Lewat program seperti diskusi kelompok, praktik <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-style: italic; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">mindfulness,<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> presentasi, serta kegiatan ekstrakurikuler dan perlombaan, siswa diajak untuk lebih aktif, berani, dan peduli terhadap sekitar. Semua ini jadi jembatan untuk bantu anak-anak tumbuh jadi pribadi yang kuat secara sosial dan emosional.

Dari Diskusi sampai Praktik Mindfulness Jadi Kegiatan Peserta Didik di MI NU Baitul Mukminin

​Hai, Changemakers!&nbsp; Selamat Hari Buruh Internasional! Tak bisa dibayangkan jika kehidupan nggak ada yang namanya buruh. Sebab, segala apa yang kita makan, minum, dan gunakan adalah hasil dari kerja keras buruh.&nbsp; Makanan cepat saji yang kita nikmati dengan lahap, tak mungkin bisa dinikmati kalau nggak ada buruh. Kendaraan yang berseliweran di jalan, tak mungkin ada kalau nggak ada buruh.&nbsp;“Eh, bentar! Bukannya mobil dirancang oleh insinyur. Terus insinyur dilahirkan dari didikan dosen. Dosen dilahirkan dari pengetahuan guru. Berarti nggak semuanya dihasilkan dari buruh kalau gitu, dong?”&nbsp;Terpecahnya Masyarakat Akibat IndustrialisasiAh… itu adalah bentuk dari logika manusia modern. Kita lupa bahwa semua yang bekerja pada orang dan menerima upah sebenarnya tetap satu: buruh. Kita lupa bahwa semenjak dunia memasuki era industrialisasi, pembagian kelas sosial tak bisa terhindarkan.&nbsp;Ketika bicara tentang kelas sosial, menjadi hal rumit karena punya sejarah panjang yang berceceran dan berserakan. Tapi tenang aja, Champ bakal meringkasnya.&nbsp;Mengapa ketika memasuki era industrialisasi, kelas sosial adalah potret yang tak bisa terhindarkan? Mengutip dari buku Mitos Inferioritas Perempuan–masyarakat pada masa berburu, tak ada yang namanya kelas sosial. Semua menjadi satu, para pekerja.&nbsp;Mereka tak saling berebut kekayaan karena saling harmoni berbagi peran. Laki-laki bertugas mencari buruan, sedangkan perempuan menyiapkan bahan untuk masakan dan menenun sembari menunggu hasil buruan tiba.&nbsp;Tapi semuanya berubah saat memasuki era industrialisasi. Perebutan ekonomi tak tertahankan. Mereka yang memiliki tanah dan modal menjadi kelompok kapital. Sedangkan mereka yang bekerja untuk mendapat upah menjadi kelompok proletar (buruh).&nbsp;Malangnya, seiring berjalannya waktu, dikotomi kelas sosial bukan semakin berjalan seimbang dan harmoni. Justru sekarang buruh terpecah-pecah. Misalnya aja di Indonesia ada yang namanya buruh, pegawai, dan karyawan.&nbsp;

Politik Bahasa Orde Baru Melahirkan Penyempitan Makna Buruh


​Hai, Changemakers!<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Champ mau bilang banyak terima kasih buat kamu yang udah mendukung kampanye dan selesaikan Challenge di aplikasi Campaign #ForABetterWorld. Soalnya sekarang sudah terkumpul 1 juta aksi dari kamu untuk dunia yang lebih baik.&nbsp;<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Beragam aksi sudah kamu lakukan berawal dari 1 foto! Dan boom! Beragam dampak baik yang sudah kita buat. Coba lihat aja aksi dari beragam kampanye-kampanye di bawah ini:

Perayaan 1 Juta Aksi dari Kita Semua 🥳

​Hai, Changemakers!Semisal ada rekor murni tentang “Pemimpin Viral Lebih dari Satu Isu”, nama Dedi Mulyadi mungkin layak disodorkan. Gubernur Jawa Barat itu dalam hitungan hari disorot atas kebijakan wajib vasektomi sebagai syarat bansos dan larangan wisuda di sekolah.&nbsp;Kedua kebijakannya punya tujuan yang sama, yakni untuk mengentaskan kemiskinan. Bagi Dedi Mulyadi, perayaan wisuda hanya menambah beban kemiskinan di Jawa Barat. Pasalnya, pria yang dikenal tegas itu sering mendengar keluhan masyarakat–banyak orang dari ekonomi bawah kesusahan mendapatkan biaya wisuda anaknya.&nbsp;Tak jarang mereka harus meminjam uang ke rentenir agar anaknya bisa ikut wisuda, sehingga nggak ngambek. Dedi Mulyadi menjelaskan ketika orang tua meminjam uang, ekonomi mereka akan terbebani.&nbsp;Dengan pengeluaran uang yang besar dalam wisuda, Dedi Mulyadi justru berharap agar penggunaan uangnya dipakai untuk yang bermanfaat–misalnya untuk pengembangan diri.&nbsp;Mengutip dari berita Tempo, Dedi Mulyadi mengatakan kalau kebijakannya itu disambut gembira oleh para orang tua.&nbsp;

Wisuda Sekolah dalam Himpitan Membangun Kesan dan Beban Uang



​​Hai, Changemakers! <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Kamu percaya nggak, kalau pendidikan yang baik itu nggak melulu menyoal prestasi akademik tapi banyak hal salah satunya keterampilan sosial? Nah, di SMP 1 Kudus, percaya bahwa pendidikan bukan sekadar soal nilai dan prestasi akademik tapi juga siswa juga perlu bekal keterampilan sosial dan emosional agar mereka mampu beradaptasi, berkolaborasi, dan tetap kreatif dalam menghadapi dunia yang dinamis. Berdasarkan pengamatan SMP 1 Kudus, tantangan terbesar yang dihadapi siswa bukan hanya pelajaran, tapi juga bagaimana mereka bisa bekerja sama, saling menghargai, dan mengekspresikan diri secara positif.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Lewat Kampanye #TumbuhBersama, SMP 1 Kudus memilih fokus pada tiga hal utama: Kerja Sama, Toleransi, dan Kreativitas. Kenapa ini penting? Karena meski siswa belajar bersama di satu ruang kelas, perbedaan latar belakang, cara berpikir, dan pengalaman bisa memicu kesalahpahaman bahkan konflik. Itulah mengapa toleransi jadi nilai penting yang harus terus dilatih. Di sisi lain, kreativitas adalah kunci agar mereka berani menyuarakan ide dan tidak takut tampil berbeda.

Gini Cara SMP 1 Kudus Meningkatkan Keterampilan Peserta Didik

​​Hai, Changemakers! <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Kita semua tahu, generasi Alpha? Anak-anak yang lahir antara 2010 hingga 2024 adalah generasi yang tumbuh barengan dengan perkembangan teknologi superpesat. Mereka adalah generasi pertama yang hidup sepenuhnya di era digital. Menjawab tantangan ini, SD 3 Terban memilih fokus pada peningkatan keterampilan sosial dan emosional (SES/SEL) melalui literasi digital lewat Kampanye #TumbuhBersama!<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Lewat kampanye ini, pelajar SD 3 Terban nggak cuma mau siswa jago teknologi, tapi juga pintar mengelola emosi, berpikir kritis, dan membangun hubungan positif. Salah satunya, SD 3 Terban kenalkan siswa dengan aplikasi Campaign, di mana mereka belajar menyelesaikan Challenge Dukung Peningkatan Karakter Emosional Generasi Alpha di SD 3 Terban <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">sambil mengasah skill sosial emosional secara<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-style: italic; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> fun<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> dan relevan.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Yang bikin kami makin semangat adalah visi besar di balik Kampanye #TumbuhBersama: membentuk generasi yang mampu mengatur pikiran, emosi, dan perilaku, sehingga siap menghadapi perubahan dunia. Sesuai banget sama harapan kami agar siswa SD 3 Terban bisa adaptif, mindful, dan berkarakter kuat di masa depan.

SD 3 Terban Peduli Meningkatkan Emosional Pelajar 

​Hai, Changemakers!&nbsp;Data sekolah SD 2 Barongan, Kudus, menunjukkan masih terjadi permasalahan sikap murid yang melanggar Standar Operasional Prosedur (SOP). Padahal, keberadaan SOP penting untuk membentuk kepribadian anak-anak untuk disiplin dan punya sopan santun.&nbsp;Dalam temuannya, masih terlihat 2–3 anak SD 2 Barongan yang datang terlambat. Bukan cuman itu, pihak sekolah juga ditemukan murid yang nggak menyapa gurunya.&nbsp;Terjadinya dekadensi sikap murid, membuat pihak sekolah bertindak tegas dan cerdas dengan fokus meningkatkan keterampilan sosial dan emosional. Agar mencapai tujuannya, SD 2 Barongan berpartisipasi dalam kampanye #TumbuhBersama.&nbsp;Siti Chalimah, S.Pd., guru SD 2 Barongan, membeberkan alasan sekolahnya tertarik mengikuti kampanye dari Djarum tersebut. Menurutnya dengan mengikuti kampanye #TumbuhBersama bisa berguna membentuk karakter murid lebih kuat dan mengajak masyarakat memahami pentingnya karakter pada anak.&nbsp;Dengan harapan besar yang dibuat, SD 2 Barongan melakukan berbagai tindakan agar punya performa baik di kampanye #TumbuhBersama–mulai dengan memanfaatkan media sosial dan sosialisasi kepada wali murid.&nbsp;

SD 2 Barongan Mendisiplinkan Anak dengan Tindakan Humanis 



​Hai, Changemakers!&nbsp;Di hari Rabu kemarin ada peringatan Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia. Di peringatan itu, Champ penasaran, bagaimana membangun minat baca, terutama kepada anak-anak? Soalnya tak jarang Champ menemukan anak-anak yang masih enggan untuk membaca buku.Sebagai upaya menemukan jawaban, di Kamis kemarin, Champ habis ngobrol sama Siti Kusnul, PIC dari ReadVolution. Kayak pernah dengar nama ReadVolution, ya? Tentu kamu pernah dengar karena ReadVolution pernah meluncurkan Challenge Baca Bareng Kawan Tingkatkan Budaya Literasi Bersama di aplikasi Campaign #ForABetterWorld.&nbsp;Setelah ngobrol langsung dengan Kak Siti, Champ makin senang karena ternyata dia suka menulis dan udah memiliki satu buku. Judul bukunya adalah A Good Change terbitan Anak Hebat Indonesia.&nbsp;

Cara Cerdas Menjadikan Anak-Anak Berteman dengan Buku


​​Hai, Changemakers!<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Tahukah kamu, menurut survei yang dilakukan OECD dan Djarum Foundation di Kudus, sekitar 14% siswa menjadi korban sekaligus pelaku perundungan, 20% menjadi korban saja, dan 6% menjadi pelaku saja. Fakta ini bukan sekadar angka—ini adalah potret nyata tentang pentingnya membangun lingkungan sekolah yang aman dan ramah untuk semua. Di SD Unggulan Muslimat NU Kudus, kami percaya bahwa solusi jangka panjang dari masalah ini adalah melalui penguatan keterampilan sosial emosional (SES/SEL) sejak dini.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Lewat kampanye #TumbuhBersama, sekolah SD Unggulan Muslimat NU Kudus mengusung program “Sekarang Aku Tahu”, “liSEnSi”, dan “DABing”—tiga inisiatif keren untuk membekali siswa dengan pengetahuan, kesadaran diri, empati, dan kemampuan mengelola emosi secara positif. Ada sesi sosialisasi dari pihak kepolisian, diskusi kelas, hingga pembentukan Duta Anti-Bullying yang bakal jadi role model untuk teman-teman mereka. SD Unggulan Muslimat NU Kudus juga menyediakan ruang konseling khusus untuk korban dan pelaku bullying, agar mereka bisa mendapatkan pendampingan yang penuh empati.

SD Unggulan Muslimat NU Kudus Upayakan Hentikan Bullying dengan Cara Ini! 

​Hai, Changemakers!&nbsp;<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Tahukah kamu? Menurut laporan OECD, keterampilan sosial-emosional (SES/SEL) adalah bekal penting untuk bertahan dan berkembang di era teknologi seperti sekarang. Nggak cuma bikin kita lebih “manusia,” tapi juga bikin kita siap menghadapi tantangan masa depan—dari tekanan sosial sampai perubahan dunia kerja yang cepat. Dan berita baiknya, SES bukan cuma soal bakat. Ia bisa dilatih dan dibentuk, sama seperti belajar matematika atau IPA.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Itulah yang jadi alasan SMP 2 Kudus mencetuskan program “SEL Bersama Kita” lewat kampanye #TumbuhBersama. Program ini dirancang untuk mengupayakan SES secara eksplisit, nggak cuma di sekolah, tapi juga di rumah. Seperti yang diceritakan oleh Bu N Setyorini, Kepala SMP 2 Kudus, “Anak-anak nggak cukup hanya diajari matematika atau bahasa, mereka juga butuh belajar memahami perasaannya, membangun empati, dan tahu cara menyelesaikan konflik.”<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Program “SEL Bersama Kita” menyasar seluruh aspek kehidupan siswa. Di kelas, pembelajaran dibuat interaktif dan menyenangkan, agar siswa bisa menyalurkan ide, bekerja sama, dan berpikir mandiri. Di luar kelas, siswa belajar lewat kegiatan P5 seperti kewirausahaan, pengelolaan sampah, hingga rekayasa teknologi. Sementara lewat ekskul Pramuka, PMR, seni musik, dan tari—mereka belajar tanggung jawab dan kedisiplinan.

Aksi SMP 2 Kudus Meningkatkan Keterampilan Sosial dan Emosional Peserta Didik Penuh Makna 🌹

​Hai, Changemakers!&nbsp;Sekolah dalam membangun prestasi murid bukan perjalanan yang mudah dan praktis. Dalam catatan kesiswaan dan guru BK SMP 3 Kudus, ditemukan bahwa masih ada murid yang terlambat sebanyak 30 orang, 15 orang melakukan tindakan bolos, dan 120 orang tak mau mengerjakan tugas serta kehilangan semangat belajar.&nbsp;Sebuah permasalahan yang muncul karena pertemanan yang tidak kondusif, keluarga yang kurang harmonis, dan minimnya motivasi belajar. Sebagai tindak lanjut, sekolah telah melakukan komunikasi dengan orang tua/ wali murid, tapi hasilnya belum maksimal.&nbsp;Meski begitu, pihak sekolah terus mencari jalan lain. Akhirnya, SMP 3 Kudus menghasilkan ide bernama “Lentera Edukasi”.&nbsp;Menurut Ibu Ida Achyani, selaku Kepala Laboratorium dan Operator Dapodik, Lentera Edukasi bertujuan untuk menyelesaikan masalah sosial-emosional murid sehingga mereka bisa mengoptimalkan prestasinya. Nantinya, akan ada kelas khusus bagi murid yang mengalami kesulitan belajar dan menghadapi permasalahan pribadi.&nbsp;Serangkaian program Lentera Edukasi bersumber dari hasil donasi kampanye #TumbuhBersama. Nantinya, hasil donasi akan digunakan untuk pengadaan buku-buku motivasi, alat tulis, dan perangkat pembelajaran interaktif.&nbsp;

SMP 3 Kudus Hadirkan Lentera Kudus untuk Menjawab Masalah Prestasi Murid


​Hai, Changemakers!&nbsp;Kamu tentu masih ingat dengan 10 perempuan hebat pelaku UMKM dari Sentani yang menjalankan kampanye #EmpowerWomenSentani. Tepat pada tanggal 15 April 2025, mereka mengikuti seremoni penyerahan donasi dan grants yang diadakan secara daring.&nbsp;Agenda seremoni penyerahan donasi dan grants bukan hanya dihadiri oleh 10 perempuan pelaku UMKM, tapi juga dihadiri CEO SCash, Michael Lee.&nbsp;

Penyerahan Donasi dan Grants Kampanye #EmpowerWomenSentani Penuh Haru!



​Hai, Changemakers!&nbsp;HP yang dianggap sebagai simbol kemajuan peradaban, justru membawa dampak mengerikan di sekolah. Yusro selaku Kepala Sekolah SMP 2 Bae, Kudus,memperlihatkan dampak negatif HP di lingkungan sekolah. Menurutnya, murid menjadi acuh dengan teman-temannya kalau sudah bermain HP.&nbsp;Itu sebabnya, di kampanye #TumbuhBersama, SMP 2 Bae mengupayakan membangun komunikasi interaktif pada murid. Bukan hanya sebatas antarteman, tapi juga komunikasi yang baik dengan guru dan orang tua.&nbsp;Soalnya, dari data yang dihimpun sekolah, masih terdapat kesenjangan relasi emosional dan sosial antara murid, guru, dan orang tua.&nbsp;

SMP 2 Bae Hapuskan Relasi Asing antara Murid, Guru, dan Orang Tua


​Hai, Changemakers!&nbsp;Bullying semakin menjadi permasalahan yang meresahkan di sekolah. Dampaknya begitu mengerikan bagi kesehatan fisik dan mental. bahkan tak jarang merenggut nyawa. Tak heran kalau guru dan orang tua khawatir atas terjadinya bullying di sekolah.&nbsp;Agar sikap bullying tak tertanam pada kesadaran anak-anak, maka MI Muhammadiyah Al Tanbih mencanangkan program edukasi.&nbsp;Ada alasan di balik tindakan MI Muhammadiyah Al Tanbih. Menurut Nunung Noor Rochmah Ismawati, S.Pd., selaku guru pengajar menjelaskan kalau di luar madrasah kerap terjadi kasus bullying. Akhirnya, muncul rasa khawatir di benak pihak sekolah–takut anak-anak terbawa arus untuk melakukan tindakan bullying.&nbsp;Rasa khawatir pihak sekolah, bukan hanya isapan jempol belaka. Buktinya, guru melihat beberapa tindakan bullying yang dilakukan murid, seperti memanggil temannya dengan nama orang tua hingga panggilan yang identik dengan anak tersebut. Meski tak semua anak melakukannya, tapi pihak sekolah berkeinginan agar semua anak bisa bersikap baik tanpa melakukan bullying.&nbsp;

Kebermanfaatan Program Anti Bullying di MI Muhammadiyah Al Tanbih 


​Hai, Changemakers!&nbsp;Dampak dari kesenjangan ekonomi begitu terasa di bangku sekolah. Dalam temuan data tahun ajaran 2024/2025 di SMP NU Al Ma’ruf, Kudus, tercatat ada 50 murid yang mengajukan keringanan biaya pendidikan.&nbsp;Dari data yang didapatkan, pihak sekolah menilai bahwa ada kemungkinan para murid yang mengajukan keringanan biaya pendidikan memiliki potensi nggak bisa melanjutkan sekolah karena hambatan ekonomi.

Langkah SMP NU Al Ma'ruf Mencegah Terjadinya Putus Sekolah


​Hai, Changemakers!&nbsp;Selamat Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia! Sebuah perayaan penting agar kita merefleksikan kembali esensi buku yang wajahnya kini memar dan lebam.&nbsp;Buku yang seharusnya menjadi latar peradaban, justru dijadikan modal penipuan.&nbsp;Kaget? Kok bisa buku dijadikan modal penipuan? Barangkali rasa kaget yang mencuat di perasaan kalian tercipta karena buku belum dianggap barang mewah, layaknya perhiasan. Sehingga isu penipuan di dunia buku tak punya arti yang “waw…”

Buku Bukan Seperangkat Alat untuk Menipu


​Hai, Changemakers!<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Tahukah kamu? Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, siswa yang memiliki keterampilan sosial emosional yang baik cenderung meraih prestasi akademik lebih tinggi dan memiliki hubungan yang lebih positif dengan teman serta guru. Fakta inilah yang menjadi alasan kuat bagi SD 1 Mijen untuk fokus pada penguatan Social Emotional Skills (SES) melalui kampanye #TumbuhBersama.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Di SD 1 Mijen, pendidikan bukan hanya soal angka dan nilai. Mereka percaya, sekolah seharusnya menjadi tempat nyaman dan aman untuk tumbuh, baik secara intelektual maupun emosional. Karena itu, seluruh proses belajar&nbsp; dirancang agar bisa membentuk siswa yang empati, bertanggung jawab, dan mampu mengelola emosi. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Sutiyono, Kepala Sekolah SD 1 Mijen, “Dengan keterampilan SES yang baik, siswa tidak hanya terhindar dari konflik dan perundungan, tapi juga jadi lebih fokus dan semangat dalam belajar.”

Cara SD 1 Mijen Meningkatkan Kecerdasan Emosional Peserta Didik 

​Hai, Changemakers!<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Tahukah kamu? Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, siswa yang memiliki keterampilan sosial emosional yang baik cenderung meraih prestasi akademik lebih tinggi dan memiliki hubungan yang lebih positif dengan teman serta guru. Fakta inilah yang menjadi alasan kuat bagi SD 1 Mijen untuk fokus pada penguatan Social Emotional Skills (SES) melalui kampanye #TumbuhBersama.<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Di SD 1 Mijen, pendidikan bukan hanya soal angka dan nilai. Mereka percaya, sekolah seharusnya menjadi tempat nyaman dan aman untuk tumbuh, baik secara intelektual maupun emosional. Karena itu, seluruh proses belajar&nbsp; dirancang agar bisa membentuk siswa yang empati, bertanggung jawab, dan mampu mengelola emosi. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Sutiyono, Kepala Sekolah SD 1 Mijen, “Dengan keterampilan SES yang baik, siswa tidak hanya terhindar dari konflik dan perundungan, tapi juga jadi lebih fokus dan semangat dalam belajar.”<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">

​Hai, Changemakers! <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Inget dong, kemarin Champ bagi-bagi THR spesial ulang tahun Campaign dengan total hadiah Rp1 juta? Nah setelah beberapa minggu berlangsung, akhirnya Champ sudah menemukan 5 pemenang terpilih di Challenge ini.&nbsp;<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Coba cek, apa ada nama kamu?

Pengumuman 5 Pemenang THR Rp1 Juta 📢📢

​Hai, Changemakers!<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Selamat Hari Bumi! Siapa yang inget sekarang Hari Bumi? Bumi selain jadi tempat tinggal, tempat bertumbuh juga jadi tempat yang harus selalu kita jaga agar terjauh dari hal yang nggak diinginkan. Karena yang namanya tempat tinggal kita pasti kita nggak ingin tempat yang kita tinggali menjadi nggak nyaman atau terlebih jadi rusak oleh tangan-tangan yang nggak bertanggung jawab.&nbsp;<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Di Hari Bumi tahun 2025 dengan tema “<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-style: italic; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Our Power, Our Planet<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">” atau dalam Bahasa Indonesia yaitu “Kekuatan Kita, Planet Kita” mengingatkan kita kalau agar bersatu dalam energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang merusak lingkungan. Pesan utama tema ini adalah bahwa <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">setiap individu, organisasi, dan pemerintah memiliki memiliki kekuatan untuk membuat pilihan yang berdampak positif untuk planet ini. <span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Peran Individu yang Melindungi Bumi<span style="; font-family: Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; font-variant-emoji: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Champ percaya kalau setiap dari kita bisa ambil peran untuk melindungi bumi terlebih Champ lihat banyak di antara kamu yang mendukung beragam kampanye baik untuk Bumi. Di antaranya adalah:

Flashback Aksi-aksi yang Kamu  Lakukan untuk Bumi 🌍

​Hai, Changemakers!&nbsp;Tepat di tahun ini, perayaan Hari Kartini sudah berusia 61 tahun. Pemerintah pada tahun 1964 mengeluarkan Keputusan Presiden RI NO. 108 Tahun 1964 yang menganugerahi Kartini sebagai pahlawan nasional. Sebuah penyematan yang tak keliru, tapi seharusnya memunculkan tanda tanya besar. Mengapa?&nbsp;Kalau Champ lihat dari regulasi syarat penetapan gelar pahlawan nasional, maka Kartini sangat pas. Salah satu syaratnya adalah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang memengaruhi pembangunan bangsa dan negara.&nbsp;Seperti yang kita ketahui kalau Kartini punya gagasan cemerlang tentang kesetaraan. Sebagai perempuan bangsawan yang hidup di masa penjajahan, gagasan Kartini mengenai kesetaraan sangat cemerlang, berani, dan gigih.&nbsp;

#ForABetterWorldID

Total Grant worth:

💵

Campaign Progress

Social Impact

#ForABetterWorldID