Membantu anak muda & pendidik menyebarkan bina damai melalui media kreatif dan experiential learning

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keragaman identitas. Namun, di tengah kekayaan tersebut kita memiliki kondisi yang rentan. Temuan dari Lembaga Survey Indonesia (LSI) tahun 2022 menunjukan bahwa lebih dari 80% masyarakat Indonesia tidak memiliki interaksi yang bermakna antar kelompok agama yang berbeda. Kondisi ini berpotensi melanggengkan prasangka yang bisa mengarah pada polarisasi, kebencian, bahkan intoleransi.

Kami menilai perlunya mempromosikan upaya untuk meruntuhkan prasangka dan menjembatani keberagaman melalui kampanye Breaking Down the Wall #Friendship4Peace. Hal ini sejalan dengan Contact Theory (Allport, 1954) yang menyatakan bahwa kesetaraan bisa diwujudkan dengan adanya kontak antar kelompok identitas berbeda untuk mencapai tujuan bersama.

Melalui kampanye ini, kami mengajak orang muda di Indonesia untuk turut serta sebagai agen dalam mempromosikan indahnya keberagaman di Indonesia. 

Friendship4Peace

Menghapus prasangka dan membangun interaksi yang bermakna antar kelompok identitas agama berbeda

Melalui aksimu, kamu telah berkontribusi untuk dunia yang lebih baik bersama

Bantu masyarakat Lampung agar saling gotong royong tanpa memandang suku dan agama, bersama-sama membangun Lampung. Semboyan kami adalah "Berani Bergaul, Berani Berperan."

Provinsi Lampung, yang dikenal dengan julukan Little Indonesia, punya keberagaman yang luar biasa berkat transmigrasi besar-besaran dari Jawa-Bali sejak zaman kolonial hingga setelah kemerdekaan. Sayangnya, ruang temu antar masyarakat yang beragam ini masih sangat sedikit. Akibatnya, kelompok-kelompok masyarakat di Lampung masih menjaga jarak dan berprasangka satu sama lain.

Donasi dari Challenge ini akan digunakan untuk mengadakan berbagai kegiatan pertemuan yang bertujuan menciptakan rasa kebersamaan dan budaya gotong royong di antara masyarakat Lampung. Yuk, ikut Challenge ini dan jadi bagian dari perubahan positif untuk Lampung!

Ciptakan Ruang Temu Lintas Suku Dan Agama Di Lampung

Thank you for contributing in this challenge. Let's keep doing actions #ForABetterWorld!

action photo type

Diverifikasi

Donasi yang sudah kamu unlock akan digunakan untuk memfasilitasi 25 orang muda lintas iman di Sumatera Utara belajar keberagaman. Lewat kegiatan temu kebangsaan, mereka bakal diedukasi tentang keberagaman beragama. Harapannya, upaya ini bisa menghilangkan prasangka dalam indahnya perbedaan.

Challenge ini diselenggarakan karena keprihatinan atas hubungan yang nggak baik di tengah keberagaman. Banyak kasus intoleransi di berbagai daerah pada tahun 2023, seperti kasus gangguan terhadap 65 tempat ibadah di Indonesia dalam catatan SETARA Institute. Untuk itu, kami ingin mengenalkan keberadaan dan perbedaan melalui proses belajar tentang pluralisme dan nilai-nilai perdamaian.

Dalam challenge ini, kamu diajak untuk ambil aksi:
(Jelaskan secara singkat apa saja aksinya)
1. Bagikan pendapatmu terkait salah satu artikel yang kamu baca dari platform KHub.
2. Upload foto dan Sharing kebersamaan dengan sobat lintas iman
3. Ceritakan "makna keberagaman melalui versiku"
Nantinya, 5 orang yang mengikuti challenge secara aktif dan konsisten akan mendapatkan insentif menarik.

Dukung Pemuda Lintas Iman di Sumatera Utara Belajar Keberagaman Agama

✅️Challenge Completed! 

🕊 Action 3 of 3 - Keberagaman adalah kekuatan melalui perbedaan yang menyatukan kita semua.

Pemena adalah kepercayaan lokal yang masih hidup di hati masyarakat suku Karo di Sumatera Utara, berarti "pertama" atau "awal" dalam bahasa Karo. Sayangnya, Pemena sering disalahpahami sebagai penyembah setan sehingga memunculkan kekerasan simbolik di Desa Kidupen, Kabupaten Karo.

Mereka pun harus  menyembunyikan aktivitas peribadatan. Stigmatisasi menjadi sebuah kekerasan simbolik yang terus menerus mereka hadapi. Wujudnya bisa berupa bahasa, gaya hidup, cara berpikir, dan cara bertindak.

Lewat peliputan media, kita berharap bisa membuka mata masyarakat tentang keindahan dan pentingnya agama lokal.

Dukung kampanye ini untuk mewujudkan liputan tentang kepercayaan lokal Pemena di Sumatera Utara yang akan dilakukan oleh Badan Otonom Pers Mahasiswa Wacana yang dikelola oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

Dana yang terkumpul akan digunakan untuk operasional peliputan, pengembangan media, dan pengembangan rumah ibadah. Dalam challenge ini, kamu diajak untuk menuliskan hal baru tentang bina damai, menuliskan opini tentang toleransi, dan pesan untuk mendukung agama lokal. Supporter yang beruntung akan mendapatkan merchandise keren berupa kaos, stiker, dan tote bag tentang keberagaman.

Bantu BOPM Wacana Suarakan Agama Lokal di Sumatera Utara

Siaran Pers SETARA Institute, 2 Desember 2021

Spanduk penolakan pembangunan Gereja HKBP terpasang di berbagai lokasi di Kota Bekasi. Penolakan pendirian tempat ibadah masih menjadi isu pelanggaran Kebebasan Beragama/Berkeyakinan yang menonjol. Di tahun 2020, penolakan mendirikan tempat ibadah menempati posisi top 3 sebagai isu pelanggaran Kebebasan Beragama/Berkeyakinan dengan 17 kasus, setelah intoleransi (62 kasus) dan pelaporan penodaan agama (32 kasus).

Praktik toleransi antar umat beragama di Sumatera Barat sejauh ini terbilang kondusif meskipun juga pernah terdapat catatan intoleransi dikeluarkan oleh pihak luar. Setara Institute for Democracy and Peace pada tahun 2022 merilis 3 Kota di Sumatera Barat sebagai Kota yang rendah toleransinya di Indonesia.

Catatan tersebut di atas tidak semestinya  disikapi secara reaktif  dan tendensius oleh pihak terkait. https://www.liputan6.com/regional/read/5268790/predikat-padang-kota-intoleran-ini-respons-bingung-wali-kota

Seyogianya catatan tersebut  justru menjadi  refleksi dan evaluasi untuk meneguhkan toleransi dan menguatkan harmoni antar umat beragama di Sumatera Barat. Sejatinya Sumatera Barat dengan penduduk terbesar beragama Islam  harus menjadi contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia dalam hal  toleransi antar umat beragama sebagai salah satu konsep dalam ajaran Islam.

Patut untuk diketahui bahwa di Sumatera Barat sendiri terdapat penduduk dengan berbagai latar belakang suku dan budaya. Meskipun secara dominan berasal dari suku Minangkabau dengan agama islam secara formal, namun juga terdapat penduduk dari suku dan agama yang lain. Hal ini menunjukkan sebaran selain pemeluk agama Islam berada dalam posisi minoritas. Untuk itu, melalui challenge ini kita bisa berpartisipasi dalam mengarustamakan nilai-nilai toleransi dan keberagaman untuk menciptakan harmonisasi antar umat pemeluk agama.

Donasi yang diterima dari challenge ini akan digunakan untuk pengembangan program kampanye toleransi beragama di Sumatera Barat melaui konten dan kegiatan reguler.

Adapun program yang dimaksud di atas meliputi:

Podcastoleran
Kegiatan ini sebagai bentuk edukasi tentang nilai-nilai toleransi melalui dialog dengan pihak yang diundang, seperti Praktisi, akademisi, maupun pribadi masyarakat langsung. Podcastoleran juga menjadi kanal bertukar pikiran tentang isu-isu terkini toleransi beragama di Sumatera Barat.

Video Pendek
Video pendek merupakan salah satu media kampanye toleransi beragama dengan berfokus kepada pelajar, mahasiswa, dan generasi muda pada umumnya. Video yang diproduksi dengan tema tertentu seperti live Q&A, Reaction atau tema lainnya. Proses produksi ini akan melibatkan kurang lebih 20 orang di Kota Padang.

Konten Caraousel
Konten caraousel adalah program reguler Padang Toleran dalam memberikan pesan-pesan informatif tentang toleransi bergama. Output konten ini akan dipublikasikan di kanal media sosial seperti Instagram dan Facebook.

Challenge ini diluncurkan karena kami memiliki concern pada isu-isu toleransi beragama di Sumatera Barat, seperti mendorong kerukungan dan kehidupan yang harmoni antar umat pemeluk agama. https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/09/01/insiden-pembubaran-ibadah-umat-kristen-di-padang-disayangkan

TOLERAKSI Aksi Toleransi untuk Harmoni Bersama Pemuda Padang

Disela kerumunan umat selesai melaksanakan salat id,  tampak tokoh agama Buddha Bhante Thitasaddho secara langsung mengucapkan selamat Idul Fitri kepada semua jemaah yang melakukan salat Idulfitri di depan Masjid yang memang jarak antara Masjid dengan Wisma Bhikku Jaya Wijaya tidak terlalu jauh kurang lebih 500 M.



Jakarta

Indonesia

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keragaman identitas. Namun, di tengah kekayaan tersebut kita memiliki kondisi yang rentan. Temuan dari Lembaga Survey Indonesia (LSI) tahun 2022 menunjukan bahwa lebih dari 80% masyarakat Indonesia tidak memiliki interaksi yang bermakna antar kelompok agama yang berbeda. Kondisi ini berpotensi melanggengkan prasangka yang bisa mengarah pada polarisasi, kebencian, bahkan intoleransi.

Kami menilai perlunya mempromosikan upaya untuk meruntuhkan prasangka dan menjembatani keberagaman melalui kampanye Breaking Down the Wall #Friendship4Peace. Hal ini sejalan dengan Contact Theory (Allport, 1954) yang menyatakan bahwa kesetaraan bisa diwujudkan dengan adanya kontak antar kelompok identitas berbeda untuk mencapai tujuan bersama.

Melalui kampanye ini, kami mengajak orang muda di Indonesia untuk turut serta sebagai agen dalam mempromosikan indahnya keberagaman di Indonesia. 

Terpublikasi

Kesetaraan

Pendidikan

Rencana penggunaan donasi berupa kegiatan peningkatan kapasitas penggerak perdamaian di Bandung, khususnya mahasiswa dengan jumlah 25 orang yang akan dilakukan selama 3 hari 2 malam.

Kegiatan peningkatan kapasitas ini akan menekankan pada: Teolog tiap agama, refleksi gerakan perdamaian, pentingnya membangun dialog lintas iman, dan strategi komunikasi dialog lintas iman. Dengan mengemas acara yang dapat menampung setiap pemikiran, sehingga memerlukan fasilitator.  

Menurut SETARA Institute per-2024, Jawa Barat memegang posisi kota paling intoleran se-Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari penolakan pendirian gereja, penolakan hari Asyura, penolakan masjid Ahmadiyah, penolakan kuburan bagi umat kristiani, pembiaran terhadap gerakan intoleran oleh aktor negara maupun non negara dan perundungan bagi umat penghayat.

Hal ini menjadi urgensi bagi penggerak perdamaian untuk menjadikan Jawa Barat—yang katanya kota intoleran, menjadi kota yang dapat merangkul semua keyakinan dengan dialog lintas iman.

Untuk mencapai konsensus tersebut, dibutuhkan penuntasan stigma, strategi dialog lintas iman, dan kegiatan yang bisa menjadi counter narasi bagi peringkat kota intoleran tersebut. Kami butuh bantuan kamu untuk bergerak bersama. Yuk, dukung Challenge ini!

Bagikan challenge kamu dan ajak supporter untuk berbagi kebaikan!

Donasi disetujui

Valid

Dukung 25 Mahasiswa Bandung dalam Pelatihan Dialog Lintas Iman

A Better World Foundation was Founded in the middle of Covid-19 Pandemic in June 2020

A Better World Foundation

Dukung kampanye ini agar teman-teman lintas agama di Kabupaten Bandung bisa beribadah dengan bebas. Donasi yang kamu buka, bakal dimanfaatkan buat kegiatan talkshow dan kampanye tentang kebebasan beragama bagi siswa dan siswi serta mahasiswa di kabupaten Bandung.

Tujuan kampanye ini untuk mengangkat masalah  intoleransi dalam beragama di kabupaten Bandung. Sebelumnya, GBI Soreang menggunakan tempat di kompleks Bumi Parahyangan Kencana, Soreang untuk memfasilitasi kebutuhan umat Kristen yang tinggal di sana untuk beribadah. Akan tetapi, beberapa kelompok masyarakat memprotes penggunaan bangunan tersebut dengan alasan itu bukan bangunan gereja, sehingga tidak layak digunakan untuk ibadah.

Miris, tapi kami optimis dapat menyelesaikan masalah ini dengan aksi diskusi, yang didukung dengan penampilan teater dan juga talkshow yang akan menjadi kampanye sosial kami dalam kebebasan beragama di kabupaten bandung.

Untuk itu, challenge ini mengajak kamu untuk Upload foto dengan genggaman tangan, foto dengan memperlihatkan tulisan tentang kuliah, dan foto aktivitas untuk menyemangati atau sadar akan kesehatan mental anak.

BANTU SAUDARA KITA BERIBADAH DI KABUPATEN BANDUNG

Forum Mahasiswa Kabupaten Bandung (Formakab) adalah organisasi kedaerahan mahasiswa yang berbentuk forum untuk menghimpun dan menjadi perkumpulan mahasiswa yang berkedudukan dan yang mengemban ilmu di Kabupaten Bandung.
Formakab bertujuan untuk menjalin komunikasi, kerjasama, mengasah dan melatih sikap intelektual demi kemajuan dan perkembangan Ilmu pengetahuan,berwawasan luas, berjiwa solutif, memiliki integritas, berkepribadian, serta berkepedulian sosial.

Dukung kampanye ini untuk membantu wujudkan pelatihan keamanan holistik bagi komunitas transpuan di Bogor. Dengan donasi yang terkumpul, 50 anggota Srikandi Pakuan akan mendapatkan pelatihan gratis tentang keamanan fisik, digital, dan psikososial. Ini akan membantu mereka lebih terlindungi dan siap menghadapi berbagai tantangan.

Kampanye ini bertujuan untuk mengatasi diskriminasi dan stigma yang sering dihadapi komunitas transpuan, terutama di wilayah Bogor. Menurut data Consortium Crisis Response Mechanism 2022, terdapat 21 kasus yang menyasar langsung kelompok ragam gender dan seksualitas di Jawa Barat. 

Diskriminasi dan kurangnya edukasi di masyarakat menjadi tantangan besar, sehingga pelatihan ini penting untuk meningkatkan kesadaran dan memperkuat komunitas transpuan.

Challenge ini mengajak kamu untuk menyelesaikan 3 aksi: upload artikel dari laman khub.id tentang keberagaman, upload foto dengan pesan dukungan untuk komunitas transpuan, dan bagikan artikel tentang pentingnya inklusi gender.

Mari bersama ciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan aman bagi semua!

Kita Semua Berhak Merasa Aman Dukungan Bagi Komunitas Ragam Gender

Dukung challenge ini untuk mewujudkan kelas gratis bagi perempuan usia di atas 20 tahun di Bandung, dengan topik konsep diri, finansial, dan kesehatan. Challenge ini terdiri dari tiga aksi utama: rutin mencatat 3 hal yang disyukuri setiap hari, menabung, dan berolahraga. Melalui aksi-aksi sederhana ini, kamu dapat mengembangkan kebiasaan positif yang memperkuat konsep diri dan mendorong perdamaian internal serta eksternal.

Perempuan di Bandung menghadapi tantangan besar terkait konsep diri, keuangan, dan kesehatan. Menurut data, sekitar 60% perceraian di Indonesia disebabkan oleh masalah keuangan (Kementerian PPPA, 2021). Peran ganda perempuan sering kali menyebabkan stres dan masalah kesehatan seperti gangguan tidur dan kelelahan kronis (BKKBN, 2020). Kelas-kelas yang akan kami selenggarakan akan membantu peserta meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam mengelola kehidupan sehari-hari secara fisik, mental, dan finansial.

Dengan mengikuti challenge ini, kamu tidak hanya berkontribusi pada kesejahteraan perempuan Bandung, tetapi juga membangun komunitas yang lebih toleran dan damai. Yuk, dukung sekarang!

Dukung Pelatihan Gratis untuk Kualitas Hidup Lebih Baik bagi Perempuan di Bandung

A community for women to grow and flourish together in achieving vibrant & fullest life! ⭐️

Dukung kampanye ini untuk mengadakan acara workshop seru dan edukatif buat anak-anak di Sanggar Anak Kita. Dari donasi yang terkumpul, kita bakal ngadain berbagai aktivitas seperti Pop Up Kit Workshop, sesi bermain peran, dan sesi diskusi tentang profesi masa depan. Penerima manfaat dari aktivitas ini adalah 50 anak-anak usia 4-12 tahun yang bakal dapet pengalaman berharga mengenal berbagai profesi secara interaktif di Bantar Gebang, Jakarta pada 28 Oktober 2024​.

Tujuan kampanye ini buat ngangkat permasalahan kurangnya pengetahuan dan imajinasi anak-anak tentang berbagai profesi yang bisa mereka tekuni di masa depan.

Berdasarkan data dari hasil observasi dari tahun 2016-2022, sebanyak 2235 responden anak usia 7-12 tahun menunjukkan bahwa kreativitas dan psikomotorik mereka berkembang optimal saat diberikan media edukatif yang tepat​. Selain itu, isu penting yang diangkat adalah Freedom of Religion and Belief serta peacebuilding.

Dengan mengenalkan anak-anak pada berbagai profesi tanpa memandang latar belakang agama atau kepercayaan, kita berupaya menciptakan lingkungan yang inklusif dan damai sejak dini. Kami percaya bahwa edukasi yang inklusif dapat menjadi langkah awal dalam membangun perdamaian dan menghormati kebebasan beragama.

Dengan dukung challenge ini, kamu turut berkontribusi dalam membangun toleransi dan perdamaian. Ayo, kita dukung masa depan anak-anak yang lebih baik dengan cara yang seru dan edukatif!

Aksi Bina Damai Bareng Bocil di Bantar Gebang

Mendukung penghormatan pada isu keberagaman dan melakukan pendampingan dan penanganan kasus kekerasan bagi Perempuan dan Anak.

Donasi yang kamu unlock bakal digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan Festival Literasi Islam Cinta yang diikuti oleh 300 orang di Bukittinggi dan sekitarnya, Sumatera Barat. Program sosial ini berfokus pada Festival Literasi yang bertujuan meningkatkan minat baca dan pemahaman tentang cinta dan perdamaian dalam Islam.

Banyak banget perpecahan sosial yang terjadi di masyarakat, seperti konflik antar suku, agama, dan perbedaan pandangan politik. Misalnya, konflik antara kelompok Muslim dan Kristen di berbagai daerah telah menyebabkan ketegangan dan kekerasan. Data dari Setara (https://setara-institute.org/) Institute menunjukkan bahwa pada tahun 2020, terdapat 180 kasus pelanggaran kebebasan beragama di Indonesia, dengan 28 di antaranya melibatkan kekerasan fisik. Konflik semacam ini tidak hanya menciptakan ketidakpercayaan antar komunitas, tetapi juga memperburuk ketidakadilan sosial dan ekonomi. Ketidakadilan ini terlihat dalam akses yang tidak merata terhadap pendidikan, pekerjaan, dan layanan publik bagi kelompok minoritas.

Khusus di Sumatera Barat, tingkat intoleransi cukup tinggi. Berdasarkan laporan Setara Institute, Sumatera Barat termasuk dalam daftar provinsi dengan tingkat intoleransi tinggi. Contoh spesifiknya adalah kasus penolakan pembangunan rumah ibadah non-Muslim yang sering terjadi di wilayah ini. Selain itu, laporan dari Kantor Berita Antara (https://www.google.com/amp/s/sumbar.antaranews.com/amp/berita/319710/sejumlah-rumah-ibadah-di-payakumbuh-belum-berizin) bahwa Sumatera Barat memiliki beberapa kasus penolakan terhadap keberadaan kelompok agama minoritas, yang menciptakan ketidakadilan dan ketegangan sosial.

Berangkat dari sini, kami inisiatif buat ngajak milenial dan Gen Z buat nyebarin cinta dengan berbagai aktivitas yang mendukung literasi dan perdamaian Islam.

Program pemberdayaan komunitas akan dilakukan melalui workshop dan capacity building, yang bertujuan membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan dalam menyebarkan pesan cinta dan perdamaian. Sasaran penerima program adalah generasi Z dan generasi Alpha, yang diharapkan bisa menjadi agen perubahan dalam lingkungan mereka.

Untuk itu, yuk ikuti aksi-aksi ini buat nyebarin cinta:
Festival Literasi Islam Cinta: Ikuti acara yang mengumpulkan berbagai komunitas untuk berbagi cerita, budaya, dan tradisi melalui sesi membaca buku, diskusi, dan pertunjukan seni.
Diskusi dan Workshop Toleransi: Ikuti sesi diskusi dan workshop yang mengajarkan nilai-nilai toleransi dan cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

Mari kita bergerak bersama dan menciptakan dampak positif di masyarakat. Kunjungi laman Gen Islam Cinta (https://www.islamcinta.co/tentang-gic) baca tentang kami, dan berikan kesan tentang Islam sebagai agama cinta yang kamu dapatkan. Tambahkan juga dalam narasi di atas dan lengkapi kalimatnya.
Jangan lupa gunakan hashtag #genislamcintasumbar di setiap aksi kamu!

Sebarkan Cinta Islam Bantu 300 Milenial di Bukittinggi Dengan Festival Literasi

Gen Islam Cinta Sumatera Barat adalah sebuah komunitas yang berfokus pada penyebaran nilai-nilai cinta, perdamaian, dan toleransi melalui kegiatan literasi dan pemberdayaan masyarakat. Beranggotakan milenial dan Gen Z, komunitas ini aktif menggelar berbagai acara seperti workshop, festival literasi, dan diskusi yang mengajak generasi muda untuk memahami dan mempraktikkan Islam sebagai agama yang menekankan cinta dan kedamaian. Melalui pendekatan inklusif dan berbasis komunitas, Gen Islam Cinta Sumbar berupaya merangkul perbedaan dan membangun harmoni di tengah keragaman masyarakat Sumatera Barat.

Nuwo Jejamo Lampung adalah komunitas yang bergerak di isu bina damai di provinsi Lampung. Kami berkomitmen untuk menciptakan ruang temu antar suku dan agama, serta turut melestarikan falsafah hidup masyarakat Lampung yaitu Piil Pesenggiri. 

Semboyan kami, "Berani Bergaul, Berani Berperan".

​Changemakers, apakah kalian tahu kompas iman? Iya, itu loh komunitas orang muda yang konsen mengajak teman-teman muda untuk menjadi bagian dari gerakan bina damai. Loh-loh, kok bina damai? Memang sedang berperang. Jadi begini, Bina damai yang di pelopori Kompas Iman merupakan ikhtiar membangun kesetaraan antar sesama dan atau memanusiakan antar manusia tidak memandang perbedaan Ras, Keyakinan, Agama, Suku, Bahasa dan entitas perbedaan yang melekat pada diri, komunitas dan budaya. Perbedaan ini harus menjadi rahmat, bukan laknat (serem banget kate nya. Hehe) sehingga ada kesadaran organik atau an-organik (melalui pelatihan) yang dapat menciptakan kesadaran saling menerima, menghormati dan menghargai. So sekecil apapun perbedaan tidak akan memunculkan konflik atau perseteruan bahkan sampai terjadi peperangan kalau kita ikut terlibat dalam membangun bina damai di Tasikmalaya. Ini kita ada contoh dimana orang tidak saling menerima perbedaan atau orang melakukan kesewenang-wenangan atas nama keyakinan dan hukum yang mereka yakini :

Sarasehan KOPI: Ikhtiar membangun Bina Damai di Tasikmalaya

#Friendship4Peace

​Hey, para pelajar keren di Tasikmalaya! Pernah gak sih ngebayangin Tasikmalaya jadi kota yang lebih damai dan penuh toleransi? Nah, saatnya kita wujudkan bareng-bareng!Sebagai generasi muda, kita punya peran penting banget dalam membangun lingkungan yang harmonis. Makanya, kita ngajak kamu semua untuk ikut serta dalam Saresehan Kopi (Komponen Penggiat interfaith).&nbsp;Acara ini tuh keren banget, soalnya kita bisa belajar langsung dari para tokoh agama dan juga teman-teman dari berbagai latar belakang. Selain itu, kita juga bisa sharing pengalaman dan ide-ide keren untuk menciptakan perdamaian di Tasikmalaya.

Peran Pelajar Dalam Membangun Bina Damai di Tasikmalaya

​Dijuluki dunia sebagai "Melting Pot of Cultures" karena latar belakang penduduk yang sangat beragam dalam suku, agama, adat-istiadat dan budaya. Menjadikan Indonesia menjadi tempat di mana berbagai tradisi dan kebiasaan hidup berdampingan, saling mempengaruhi, dan menciptakan harmoni sosial yang unik. Namun pada kenyataannya, dibalik kekayaan keberagaman seringkali terjadi sikap-sikap intoleransi seperti marginalisasi, konflik sosial, pelanggaran hak asasi manusia, disintegrasi dan radikalisasi dalam praktek kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Lantas, apa yang dapat kita lakukan untuk memastikan bahwa keberagaman bukan menjadi alasan perpecahan, melainkan sesuatu yang harus dirayakan?Berdasarkan data lembaga Setara Institute mengenai Indeks Kota Toleran (IKT) di tahun 2022, Kota Pekanbaru, Riau merupakan termasuk dalam dinamika 20 kota terendah dan berada di rangking 62 IKT tahun 2022, dari IKT 2022 ke IKT 2023, posisi Kota Pekanbaru berada pada urutan ke 88. Penurunan ini mencerminkan adanya permasalahan yang mendasar dalam hubungan sosial dan interaksi antar umat beragama di kota tersebut. Salah satu contohnya adalah gangguan terhadap tempat ibadah di tahun 2020 dengan 26 kasus yang terdiri dari penolakan pendirian rumah ibadah, penolakan pendirian pesantren, dan perusakan rumah ibadah. Selain itu baru-baru ini, salah satu Gereja Bethel Indonesia (GBI) Gihon di Pekanbaru tepatnya di Kecamatan Marpoyan Damai, mengalami penolakan dalam perizinan rumah ibadah serta penutupan sementara untuk kegiatan ibadah. Kasus-kasus ini menyoroti urgensi untuk menciptakan inisiatif yang bertujuan mempromosikan toleransi dan saling menghormati di tengah masyarakat yang majemuk sesuai SDGs ke-16 “Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh” menjadi sangat relevan. Untuk itu, dibutuhkan upaya untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya merayakan keberagaman dan bagaimana membangun harmoni dalam perbedaan.Dalam situasi ini, kampanye online melalui aplikasi campaign diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk mengatasi masalah ini. Kampanye ini tidak hanya bertujuan untuk menggalang dana, tetapi juga untuk membangun kesadaran dan mendorong dialog konstruktif mengenai pentingnya merayakan keberagaman dan membangun harmoni dalam perbedaan. Melalui platform media sosial, kami menyebarluaskan pesan-pesan positif tentang toleransi dan keberagaman, serta mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam acara "Peacetalk" yang akan diadakan.Seminar ini dirancang sebagai ruang dialog interaktif dimana peserta dapat belajar dari satu sama lain dan berbagi pandangan mereka tentang cara membangun masyarakat yang lebih inklusif. Dalam seminar ini, akan ada berbagai sesi yang difasilitasi oleh para praktisi yang fokus pada isu-isu keberagaman dan toleransi. Melalui pendekatan yang berbasis dialog, peserta akan diajak untuk berbagi cerita, mendengarkan pengalaman orang lain, dan belajar bagaimana keberagaman dapat menjadi sumber kekuatan dan harmoni. Lebih dari sekadar seminar, "Peacetalk" diharapkan dapat membangun jaringan komunitas yang berkomitmen untuk bekerja sama dalam menjaga kerukunan dan memperkuat ikatan sosial di tengah perbedaan.Jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi agen perdamaian ya! Yuk, cek detail campaignnya dan selesaikan aksi Challenge Campaign ini.Bersama kita bisa ciptakan Indonesia yang lebih toleran dan damai!

Dari Kampanye Online ke Peacetalk: Merayakan Keberagaman Melalui Harmoni Dalam Perbedaan

challenge

​Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman, namun sering kali keberagaman ini menjadi salah satu faktor pemicu adanya konflik dimana salah satunya adalah kekerasan berbasis agama. Insiden diskriminasi dan kekerasan berbasis agama di Indonesia terus terjadi sepanjang tahunnya. Tentunya hal ini menjadi tantangan yang besar bagi kita semua. Kenapa sih hal ini bisa terjadi, dan apa saja yang bisa kita lakukan untuk menciptakan lingkungan masyarakat yang lebih toleran?
Di wilayah Sumatera, khususnya di Provinsi Riau dan Sumatera Barat, insiden diskriminasi berbasis agama masih sering terjadi. Menurut Setara Institute, Indeks Kota Toleran (IKT) menunjukkan bahwa Kota Pekanbaru, Riau, mengalami penurunan drastis dalam peringkat toleransi dari urutan ke-2 pada tahun 2021 ke urutan ke-62 pada tahun 2022 dan terus menurun hingga berada pada urutan ke-88 pada tahun 2023.
Data dari Human Rights Watch juga menunjukkan bahwa di tahun 2020, di Indonesia, tercatat sudah sebanyak 200 lebih kasus pelanggaran kebebasan beragama terjadi. Dengan sebagian besar kejadian, terjadi di Pulau Sumatera. Salah satunya yaitu di Provinsi Riau dan Sumatera Barat. Di tahun yang sama, sudah 
terdapat 26 kasus gangguan terhadap tempat ibadah di Pekanbaru, Riau. Kasus-kasus ini termasuk penolakan pendirian rumah ibadah, pesantren, dan perusakan tempat ibadah. Berikut adalah contoh berita tentang bentrokan yang terjadi akibat pengeras suara mushola di Pekanbaru, yang menunjukkan betapa pentingnya dialog dan edukasi untuk mencegah konflik semacam ini.

Menumbuhkan Toleransi di Sumatera Mengatasi Diskriminasi Berbasis Agama

image

Judul Berita: “Warga Bentrok Gara-gara Pengeras Suara Mushola, Sosiolog Sebut Pentingnya Berdialog” (Sumber: Kompas, 19 Maret 2022)Jika masyarakat sendiri kurang paham tentang pentingnya keberagaman, maka konflik dan diskriminasi bisa mudah terjadi dan akan terus ada hingga ke generasi mendatang. Tak hanya di Pekanbaru saja, kasus diskriminasi ini juga terjadi di Sumatera Barat dimana terdapat sekolah di Padang, Sumatera Barat, yang harus menutup kegiatan belajar mengajar karena tekanan dari kelompok intoleran.Beberapa orang mungkin merasa bahwa isu ini tidak terlalu penting, namun perlu kita ketahui bersama teman-teman bahwa jika hal ini tidak ditangani dengan baik dan dimulai dari sekarang diskriminasi berbasis agama akan dapat merusak harmoni sosial dan memicu konflik yang lebih besar.Data dari Wahid Foundation juga menunjukkan bahwa intoleransi bisa memicu kekerasan yang lebih luas dan merusak kohesi sosial di masyarakat. Ketika intoleransi dibiarkan berkembang maka bukan hanya kerukunan yang terancam, tapi juga perdamaian dan stabilitas sosial. Oleh karena itu, penting sekali bagi kita semua untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi tentang toleransi serta keberagaman demi menciptakan masyarakat yang lebih harmonis juga toleran dengan perbedaan.

text

Ayo Bergabung dalam Gerakan Perdamaian!
Mari bersama-sama wujudkan toleransi dan harmoni di Sumatera, khususnya di Pekanbaru serta Padang. Donasi kamu akan mendukung penyelenggaraan seminar tentang toleransi keberagaman dan berbagai kegiatan inspiratif lainnya.
Bagaimana caranya?
-	Tulis hal baru tentang bina damai di media sosialmu.
-	Ambil foto keberagaman dan kebersamaan bersama teman-teman dari latar belakang berbeda.
-	Bagikan quotes favoritmu tentang keberagaman dan screenshot sebagai tanda dukungan.
Akan ada reward menarik untuk 4 peserta terbaik! Teman-teman akan mendapatkan uang tunai senilai 200k per orang, ilmu terkait toleransi dan keberagaman, rekomendasi LinkedIn dari Iyes Indonesia, voucher Cakap, serta publikasi di Instagram @Iyesindonesia.
Jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi agen perdamaian ya! Yuk, cek detail campaignnya dan selesaikan aksi Challenge Campaign ini.
Bersama kita bisa ciptakan Indonesia yang lebih toleran dan damai!

#Friendship4Peace

Menghapus prasangka dan membangun interaksi yang bermakna antar kelompok identitas agama berbeda

peacegenid

Tentang Kampanye

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keragaman identitas. Namun, di tengah kekayaan tersebut kita memiliki kondisi yang rentan. Temuan dari Lembaga Survey Indonesia (LSI) tahun 2022 menunjukan bahwa lebih dari 80% masyarakat Indonesia ...