Masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat, memiliki budaya dan koneksi spiritual yang sangat kuat terhadap harimau. Ini bisa dilihat dari produk budaya asli masyarakat Minang, yaitu “Silek Harimau”. Tapi sayang, keberadaan harimau Sumatera di Sumatera Barat justru terancam karena habitatnya yang juga terancam. Menyebabkan harimau akhirnya berkonflik dengan manusia.

Berdasarkan data BKSDA Sumbar dan berita-berita yang dirilis beberapa media lokal di Sumatera Barat, sejak tahun 2018 hingga akhir 2023, terus terjadi konflik antara manusia dengan harimau di hampir seluruh wilayah di Sumatera Barat. Diantaranya terjadi di Kabupaten Agam, Kabupaten Solok,  Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Pasaman. Bentuk konflik mulai dari sekedar kemunculan jejak, memakan ternak warga, hingga penyerangan terhadap manusia. Dari konflik-konflik yang terjadi tersebut, setidaknya 5 individu harimau telah diamankan pihak BKSDA Sumbar, untuk kemudian diserahkan ke Pusat Rehabilitais harimau. 

Sebagai bagian dari masyarakat adat Minangkabau, kami mengajak semua pihak untuk terlibat secara aktif, dalam upaya konservasi perlindungan dan pelestarian harimau Sumatera di Sumatera Barat, dengan mengikuti kampanye sosial ini. Pasalnya, pelibatan masyarakat dalam aksi konservasi perlindungan dan pelestarian harimau, masih minim. Padahal, masyarakat yang hidup di sekitar hutan yang jadi lanskap harimau Sumatera di Sumatera Barat, memiliki pengetahuan, budaya serta kearifan lokal terkait toleransi hidup bersama harimau. 

Untuk itulah diperlukan partisipasi semua pihak untuk mendukung aksi kampanye #HarimauAdalahMinang ini. Karena dengan berupaya melindungi harimau, kita juga tengah berupaya untuk melindungi sumber penghidupan seluruh makhluk hidup di muka bumi ini. Ayo, tunjukkan kepedulianmu sekarang!

HarimauAdalahMinang

Mengajak semua pihak terlibat aktif dalam upaya pelestarian dan perlindungan harimau Sumatera.

Terpublikasi

Silek Harimau adalah salah satu aliran paling legendaris dalam seni bela diri “Silek Tradisi” asli Minangkabau. Silek Harimau dulunya hanya digunakan oleh pengawal raja-raja sebagai pelindung dan perisai diri. Karena Silek Harimau memang diajarkan untuk berperang. Kini, senasib dengan harimau yang jadi inspirasi gerakan dan jurus dari silek paling mematikan ini, juga ikut terancam punah.<div><br></div><div>Silek Harimau memiliki gerakan yang sangat indah. Dikatakan Silek Harimau, karena teknik berikut gerakan yang digunakan memang merupakan filosofi dan menyerupai gerakan harimau. Silek Harimau memiliki teknik yang gesit dan gerakan yang begitu indah. Namun, dibalik teknik dan gerakan yang indah tersebut, terdapat berbagai serangan mematikan yang diterapkan untuk melumpuhkan musuh dengan sangat cepat. Untuk mengambil gerakan Silek Harimau (Silat Harimau), sang guru biasanya akan berlatih diatas jam 12 malam. Sementara murid, tetap belajar di siang hari. Gerakan dari Silat Harimau ini tidak sebanyak gerakan silat yang diajarkan guru silat biasa.</div><div><br></div><div>Banyak nilai-nilai filosofi yang bisa diperoleh dengan mempelajari Silek Harimau. Diantaranya adalah: Pembinaan moral dan mental, Kekeluargaan dan Silaturahmi. Di Silek Harimau kita diajarkan untuk tetap memiliki hati yang lembut dan penuh keikhlasan. Meskipun kita berlatih dengan sangat keras. Ini sangat penting. Tujuannya adalah, agar siapapun yang mempelajari Silek Harimau dapat menjadi jiwa yang mandiri, berguna bagi orang lain, agama, bangsa dan negara!</div><div><br></div><div>Nilai-nilai dan filosofi yang terkandung dalam Silek Harimau ini tentu tidak terjadi dan tercipta begitu saja. Melainkan merupakan gambaran sifat dan karakter dari harimau yang merupakan satwa dilindungi asal Sumatera Barat, yang terancam punah. Untuk itu, mari sama-sama kita selamatkan Harimau Sumatera dari kepunahan. Dengan terlibat aktif dalam upaya pelestarian dan perlindungan Harimau Sumatera. Yaitu dengan mendukung aksi kampanye #HarimauAdalahMinang. Karena dengan berupaya melindungi harimau, sama hal nya dengan kita tengah berupaya untuk melindungi sumber penghidupan seluruh makhluk hidup di muka bumi ini. Ayo, tunjukkan kepedulianmu sekarang! Untuk melindungi Harimau Sumatera, inspirasi budaya kita. Karena #HarimauAdalahMinang.</div>

Silek Harimau: Bentuk Penghormatan Masyarakat Minangkabau Terhadap Harimau Sumatera

Silek, atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan Silat, merupakan seni bela diri tradisional khas beberapa etnis di Indonesia. Khususnya yang serumpun. Seperti Melayu dan Minangkabau. Seni bela diri Silek sendiri diyakini berasal-usul dari wilayah Sumatera Barat. Yang menjadi rumah bagi etnis Minangkabau. Sementara kata “Silat” diyakini berasal dari kata “Silek” dalam bahasa Minang, yang berarti “Si Liek”. Yang merujuk pada hebatnya si Pesilat dalam berkelit, serta licin seperti belut.&nbsp;<div><br></div><div>Pada dasarnya, silek menggunakan teknik pertahanan dan penyerangan. Baik menggunakan senjata, maupun tanpa senjata. “Alam Takambang Jadi Guru”, konsep universal masyarakat Minang dalam menjalankan kehidupan, juga menjadi konsep dasar dari Silek. Kata “alam” diyakini berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya sama dengan lingkungan kehidupan atau daerah. Konsep ini kemudian diterjemahkan oleh para pendiri Silek pada masa dahulunya, menjadi gerakan-gerakan silat. Maka dari itu, antara Silek dan produk budaya lain di Minangkabau, merupakan satu kesatuan filosofis. Untuk menerangkan silat, pepatah-pepatah yang biasa diucapkan dalam upacara adat, bisa digunakan.</div><div><br></div><div>Di Minangkabau, setiap nagari (sebutan untuk desa di Sumatera Barat) mesti memiliki “Sasaran Silek” (tempat berlatih silat). Ini adalah suatu keharusan. Ibarat sebuah negara yang harus memiliki angkatan perang. Karena konsep nagari di Minangkabau sama dengan konsep sebuah negara. Sementara, hubungan antar nagari sama halnya dengan hubungan antar negara. Alam Minangkabau merupakan kesatuan pengikat antar nagari-nagari, bahwa mereka merupakan satu konsep budaya.</div><div><br></div><div>Secara asasnya, silek berfungsi sebagai antisipasi pertahanan diri masyarakat Minangkabau, untuk menjaga “Nagari Bangso” (tanah Sumatera Barat) dari ancaman musuh yang bisa datang sewaktu-waktu. Karena wilayah Minangkabau di bagian tengah Sumatera, sebagaimana daerah-daerah di kawasan Nusantara lainnya, adalah daerah yang subur dan kaya. Yang menjadi produsen rempah-rempah penting sejak abad pertama Masehi. &nbsp;Tentu ancaman-ancaman keamanan bisa saja datang dari pihak pendatang ke kawasan Minangkabau, yang juga bagian dari luasnya Nusantara ini.&nbsp;</div><div><br></div><div>Secara fungsinya, Silek di Minangkabau dapat dibedakan menjadi dua. Yakni:</div><div>1. Panjago Diri (Pembelaan diri dari serangan musuh)</div><div>2. Parik Paga Dalam Nagari (Sistem pertahanan negeri)</div><div>Untuk dua alasan ini, maka masyarakat Minangkabau pada masa lampau perlu memiliki sistem pertahanan yang baik untuk mempertahankan diri dan negerinya, dari ancaman musuh kapan saja.&nbsp;</div><div><br></div><div>Sama halnya menjaga budaya dan tradisi Silek, agar tak punah dimakan jaman dan kemajuan. Seperti itu pula halnya dalam melestarikan Harimau Sumatera. Satwa kunci penghuni hutan-hutan di Sumatera Barat, dari ancaman kepunahan. Pasalnya, harimau adalah satwa yang sangat dihormati oleh para Pandeka (sebutan untuk Pesilat di Minangkabau). Karena salah satu gerakan silek yang paling disegani di Minangkabau, terinspirasi dari gerakan dan filosofi hidup harimau. Yaitu “Silek Harimau”. Maka, ayo dukung upaya pelestarian harimau Sumatera di Sumatera Barat, lewat pendekatan budaya. Caranya adalah dengan mengikuti aksi pada kampanye #HarimauAdalahMinang melalui aplikasi Campaign. Cukup dengan memposting foto berbeda setiap harinya, yang menunjukkan kalian telah belajar sesuatu tentang Harimau Sumatera, selama 7 hari berturut-turut. Kemudian beri caption: “Harimau Adalah Minang”.</div>