Islam Nusantara bukan agama atau mazhab baru, bukan pula pengerdilan atas Islam, tidak juga representasi sikap anti Arab. Ia hadir sebagai penegasan kembali tentang corak keislaman di Nusantara yang berbudaya, ramah, toleran, moderat, mengakrabi tradisi lokal, menjunjung tinggi kemanusiaan, dan berperadaban dengan kebhinnekaan. Islam Nusantara berada di rel ajaran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang membawa spirit rahmatan lil alamin (kasih sayang bagi semesta kehidupan). Ide Islam Nusantara datang bukan untuk mengubah doktrin Islam karena ia terkait dengan<a href='http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,4-id,60458-lang,id-c,kolom-t,Maksud+Istilah+Islam+Nusantara-.phpx'> ekspresi keberagamaan</a>, bukan akidah dan fiqih ubudiyah yang qathi (pasti). Islam Nusantara hanya ingin mencari cara bagaimana melabuhkan Islam dalam <a href='http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,6-id,60985-lang,id-c,taushiyah-t,Pribumisasi+Islam-.phpx'>konteks budaya masyarakat </a>yang beragam dengan segenap kompleksitas permasalahannya. Islam diimani tanpa meninggalkan jati diri kebangsaan, justru karena Islam adalah agama universal dan disediakan untuk seluruh bangsa.