Tahukah kamu Pekerja Migran Indonesia (PMI) merupakan penyumbang devisa negara terbesar kedua hingga mencapai Rp 159,6 triliun setiap tahun? namun, perlindungan yang mereka miliki belum sebanding. Telinga kita seakan tak asing lagi dengan kekerasan fisik, psikis, maupun seksual yang dialami oleh para PMI, khususnya PMI perempuan. 

        Dari sejumlah besar PMI yang bekerja di luar negeri, sebagian besar adalah perempuan. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia mencatat, pada tahun 2018 70% dari 283.640 orang PMI yang bekerja di luar negeri adalah perempuan. Tapi ironisnya, mayoritas belum tentu diprioritaskan. Tak ada perlindungan hukum khusus bagi perempuan PMI walaupun mereka terbukti lebih rentan harus menghadapi permasalahan dan penindasan berlapis, karena dianggap lemah dan tak bisa membantah. Peraturan tentang perlindungan PMI terdapat pada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017. Namun, nyatanya Undang-Undang tersebut belum benar-benar mampu memenuh segala hak kelompok rentan perempuan PMI dan masih terasa buta gender. 

      Untuk itu, KPI bersama Campaign.com menginisiasi aksi "Bersama memberantas stigma dan #LindungiPekerjaMigran Perempuan Indonesia" dalam bentuk pengambilan aksi melalui aplikasi Campaign #ForChange. Aksi ini akan menjadi bukti dukungan masyarakat luas guna mendesak pihak terkait untuk memberikan perlindungan hukum bagi PMI.