Pentingnya Pendidikan Untuk Persaingan di Masa Depan
Kurangnya kesadaran tentang pentingnya pendidikan bagi anak adalah masalah di mana orang tua atau masyarakat tidak memahami secara penuh manfaat pendidikan dalam membentuk masa depan anak. Hal ini bisa disebabkan oleh keterbatasan informasi, tekanan ekonomi, atau tantangan dalam pendidikan formal. Diperlukan upaya edukasi dan komunikasi lebih lanjut untuk mengatasi masalah ini.

Kurangnya pendidikan di Indonesia ini dapat dilihat pada hasil penelitian tentang kualitas pendidikan beberapa negara yang telah dilakukan oleh The World Bank, World Development Report (2007), yang menempatkan posisi Indonesia pada peringkat ke-39 dari 41 negara yang diteliti.
Nah, #MeraihMimpi ingin mengubah dan memberikan edukasi kepada anak-anak tentang pentingnya pendidikan dan mewujudkan cita-cita di masa depan. 

Yuk, dukung #MeraihMimpi untuk mewujudkan cita-cita anak-anak bangsa dan menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki generasi yang unggul. 

MERAIHMIMPI

Menciptakan generasi yang unggul,untuk persaingan di masa yang akan datang.

Terpublikasi

Anak-anak Jabal Nur menyimpan impian kecil dalam hati mereka. Mereka adalah dokter, guru, pemain bola, dan astronot masa depan.Bergabunglah menjadi jembatan ke masa depan cerah anak-anak Jabal Nur.&nbsp;Dengan cinta dan dukungan kita, kita semua bisa, bersama satukan langkah pertama menuju perubahan akan kesadaran pendidikan.​#MeraihMimpi adalah sebuah ajakan untuk merayakan partisipasi kaum muda dalam pendidikan. Kurangnya kesadaran tentang pendidikan menyebabkan para generasi muda semakin kehilangan arah. Maka dari itu, yuk, dukung campaign ini untuk mewujudkan generasi muda yang lebih unggul dan Indonesia yang maju.&nbsp;“Let’s join us in making a difference! Be a part of our campaign for change. Together, we can create a brighter future."

Meraih Mimpi: Sebuah Harapan Untuk Masa Depan

​Dilansir dari JawaPos.com, fenomena putus sekolah banyak terjadi karena masalah ekonomi. Lalu, diperburuk oleh adanya wabah pandemi yang melanda Indonesia beberapa tahun silam. Selain faktor ekonomi keluarga dan wabah pandemi, tingginya angka putus sekolah di Indonesia juga disebabkan pernikahan dini. Khususnya pada anak perempuan, 12,27% pemicu putus sekolah disebabkan pernikahan dini. Hal ini terjadi karena anak perempuan dianggap aset oleh keluarganya. Sementara, anak laki-laki umumnya putus sekolah karena membantu ekonomi keluarga. Pada kenyataannya, pernikahan dini bukanlah keputusan yang bijak dan memperburuk kemiskinan.&nbsp; Menikah dini adalah pilihan yang tak selalu benar, tetapi perlu kita pahami bahwa putus sekolah bukanlah jawaban. Pendidikan adalah kunci untuk masa depan yang lebih cerah. Mari bersama-sama memperjuangkan akses pendidikan yang layak untuk semua generasi mendatang. 💪📚 #PendidikanMengubahMasaDepan#SayNoToPernikahanDini#MERAIHMIMPI________Kementerian Sosial dan LingkunganKabinet Aksa AbiramaBEM FIB UB 2023