Periode challenge telah berakhir dan penerima grant telah ditentukan.

The challenge has been completed and the grant has been awarded.

Mendukung jurnalis perempuan untuk menyuarakan isu HKSR di era AI agar tetap tangguh serta berdampak

Supporting female journalists to voice SRHR issues in the AI era to remain resilient and impactful


Dukung Jurnalis Perempuan Melalui #MediaFreedomInAIEra untuk Suarakan Isu HKSR di Era AI

Gabung kampanye #MediaFreedomInAIEra bersama Campaign for Good! Bantu jurnalis perempuan suarakan isu HKSR di era AI & berdampak nyata.

1. Mengapa Kebebasan Media Penting untuk HKSR di Era AI?

Tahukah kamu? Di Indonesia, jurnalis memegang peran penting dalam membuka akses informasi yang sehat dan inklusif. Namun, bagi jurnalis perempuan, tantangan berlipat ganda. Mereka harus menghadapi tekanan sosial, ancaman digital, disinformasi, dan kini, ancaman baru berupa penyalahgunaan teknologi seperti deepfake atau manipulasi informasi yang semakin marak di era AI.

Isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) sering kali masih dianggap sensitif, padahal sangat krusial untuk kesejahteraan masyarakat. Laporan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) juga menunjukkan bahwa ada peningkatan kasus ancaman terhadap jurnalis yang meliput isu-isu hak dan kesehatan masyarakat, termasuk intimidasi dan kekerasan berbasis gender. Di tingkat global, UNESCO melaporkan lebih dari 70% jurnalis perempuan mengalami pelecehan online, yang sering memengaruhi keberanian mereka untuk meliput topik penting seperti HKSR.

Tanpa dukungan yang memadai, suara mereka bisa teredam, informasi penting tak tersampaikan, dan hak masyarakat untuk tahu pun terancam.

2. Tentang Kampanye #MediaFreedomInAIEra

Kampanye #MediaFreedomInAIEra hadir untuk memperkuat suara jurnalis perempuan yang ingin terus menyuarakan isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) di era digital dan AI.

Inisiatif ini digagas untuk memberikan dukungan nyata melalui:
- Pendanaan
Setiap kelompok jurnalis perempuan akan menerima grant sebesar Rp 1.500.000 untuk mendukung liputan mereka.
- Pelatihan dan Mentoring
1 kelompok jurnalis terbaik akan mendapatkan pelatihan eksklusif dari RNW Media, organisasi internasional yang berpengalaman dalam kebebasan berekspresi dan media yang inklusif.
- Akses teknologi dan keamanan digital
Penyediaan panduan dan dukungan keamanan untuk melindungi karya dan identitas mereka di dunia maya.

3. Dukungan untuk Kelompok Jurnalis Perempuan

Melalui kampanye ini, para jurnalis akan memperoleh dukungan berupa:
Modal liputan untuk mengangkat cerita-cerita HKSR yang sering terabaikan.
Bimbingan profesional untuk memperkuat kualitas konten dan keamanan liputan.
Kesempatan membangun jejaring dengan sesama jurnalis dan pegiat media.

Dengan dukungan ini, kita memastikan bahwa suara perempuan dalam media tetap kuat, berani, dan berdampak.

4. Mari Berkontribusi dalam Challenge #MediaFreedomInAIEra

Sekarang waktunya kamu untuk mendukung kebebasan pers dan kesehatan informasi yang inklusif. Dengan mengikuti Challenge #MediaFreedomInAIEra, kamu bisa:
Mendukung kebebasan suara jurnalis perempuan di isu HKSR.
Membantu menciptakan akses informasi yang aman dan berkualitas untuk masyarakat.
Menjadi bagian dari gerakan media yang lebih inklusif dan berdaya di era AI.

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, selesaikan semua Challengenya sekarang juga dan jadilah bagian untuk memilih jurnalis yang akan mendapatkan dukungan dari RNW Media untuk masa depan media yang bebas, aman, dan penuh harapan!


1 jurnalis terbaik akan mendapatkan pelatihan dari RNW Media berupa Capacity Building

1 best journalist will receive training from RNW Media in the form of Capacity Building

MediaFreedomInAIEra

Dukung Pendidikan Seksual Komprehensif bagi 100 Remaja Putri di Jakarta

Dukung 500 Anak Muda di Jakarta Belajar HKSR Lewat Media Digital yang Inklusif

Wujudkan 30 Konten Edukasi Anti Kekerasan untuk Mahasiswa Jawa Barat Lewat 100 Aksi Nyata

RNW Media

Sebagai Changemakers, kita tahu betul bahwa media punya kekuatan besar di era digital ini. Bukan hanya menyebarkan informasi, tapi juga membentuk cara kita memandang dunia. Namun, pernahkah kamu merasa ada topik penting yang justru jarang muncul di media, atau malah diberitakan dengan cara yang salah?Salah satunya adalah isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR). Padahal, HKSR juga menyangkut keselamatan dan martabat setiap orang. Sayangnya, hingga kini isu ini masih dianggap tabu, bahkan sering diberitakan dengan bahasa yang menyudutkan korban.Nah, menjawab tantangan tersebut, RNW Media bersama para jurnalis perempuan Indonesia untuk meluncurkan Challenge dalam kampanye sosial #MediaFreedomInAIEra di platform aksi sosial Campaign for Good. Challenge ini mengajak media, jurnalis muda, hingga mahasiswa untuk menciptakan konten edukatif yang lebih empatik, bebas stigma, dan berpihak pada korban.Yuk, langsung saja kita berkenalan dan simak harapan dari dua sosok di balik gerakan ini yaitu Mega (Perempuan Threads) dan Siti Resa Mutoharoh (BandungRaya.id &amp; PULIH CENTER) dibalik Challenge ini! &nbsp;1. Mega, Perempuan Threads: “Isu HKSR harus dekat dengan keseharian perempuan”&nbsp;Bagi Kak Mega, jurnalis sekaligus pengelola media alternatif Perempuan Threads, isu HKSR bukan sekadar teori, tapi pengalaman sehari-hari yang nyata dialami perempuan.“Sebagai jurnalis perempuan kita perlu memahami isu ini karena sangat dekat dengan pengalaman sehari-hari, tapi sering banget diabaikan atau dianggap tabu. Dengan ngerti HKSR, kita bisa nulis berita yang lebih empatik, nyambung sama realita perempuan, dan sekaligus bantu buka ruang obrolan yang sehat,” jelas Kak Mega kepada tim Campaign for Good.Namun, Kak Mega juga jujur mengungkapkan bahwa tantangan terbesarnya adalah audiens.“Konten HKSR sering susah naik karena orang nganggepnya ‘berat’, tabu, atau nggak relevan. Padahal justru penting banget dibahas. Jadi PR-nya gimana bikin narasinya relatable, ringan, dan dekat dengan keseharian.” pungkas Kak Mega.Harapannya? Kak Mega <a href="https://campaign.com/challenge/HKSR-Mega-Sep-2025">ingin media berani konsisten mengangkat isu HKSR</a>&nbsp;tanpa takut dianggap tabu.&nbsp;Ia percaya, jurnalisme bisa jadi jembatan untuk ngobrol hangat soal pencegahan pernikahan anak, kehamilan tidak diinginkan, dan isu tubuh lainnya dengan cara yang ramah dan mudah dipahami semua kalangan.<a href="https://campaign.com/updates/17199/Yuk-Intip!-Pelajaran-Penting-dari-Seminar-Jurnalisme-Inklusif-Era-AI-untuk-Isu-HKSR">Baca juga: Yuk Intip! Pelajaran Penting dari Seminar Jurnalisme Inklusif Era AI untuk Isu HKSR</a> 2.&nbsp;Resa, BandungRaya.id: “Media harus jadi ruang aman, bukan ruang victim blaming”Kak Siti Resa Mutoharoh, seorang jurnalis perempuan di BandungRaya.id sekaligus pendiri PULIH CENTER, serta penggerak organisasi perempuan muda ini juga menegaskan bahwa HKSR bukan sekadar isu kesehatan, tapi hak dasar setiap orang.“Sayangnya, isu ini sering diberitakan dengan cara sensasional atau bahkan menyalahkan korban. Kalau jurnalis paham HKSR, berita bisa lebih empatik, berpihak pada korban, dan jadi sumber edukasi publik.” ungkap Kak Resa kepada Tim Campaign for Good.Namun, jalan menuju media yang benar-benar empatik bukanlah hal mudah. Kak Resa menuturkan bahwa isu HKSR masih sering terbentur tabu dan sensor internal karena dianggap “tidak pantas” dibicarakan secara terbuka. Selain itu, jurnalis juga berhadapan dengan risiko victim blaming apabila penggunaan bahasa dalam berita tidak hati-hati, yang justru bisa semakin menyudutkan korban.&nbsp;Tantangan lain datang dari minimnya data valid dan sulitnya akses narasumber, mengingat banyak korban enggan bersuara akibat trauma atau stigma, sementara lembaga resmi pun kerap lambat dalam membuka informasi. Di sisi lain, framing pemberitaan juga menjadi ujian besar, karena pemilihan kata yang keliru bukan hanya melemahkan pesan, tapi juga bisa memperkuat stigma di masyarakat. Semua ini menunjukkan bahwa membangun media yang empatik dan berpihak membutuhkan kesadaran, kepekaan, serta komitmen jangka panjang.&nbsp;Harapannya, <a href="https://campaign.com/challenge/HKSR-Ressa-Sep-2025">lewat challenge ini</a>&nbsp;media tidak hanya memberitakan kasus, tapi juga menjadi medium pencegahan.“Kalau mahasiswa ikut bikin konten, berarti kita sedang melatih generasi baru jurnalis dan komunikator yang punya perspektif gender. Harapannya lahir karya jurnalistik yang mendorong empati, membuka dialog, dan menciptakan perubahan sosial nyata.” tambah Kak Resa.​<a href="https://campaign.com/updates/17221/Social-Impact-Program:-Cara-Perusahaan-Bangun-Dampak-Nyata-dengan-Keterlibatan-Komunitas">Baca juga: Social Impact Program: Cara Perusahaan Bangun Dampak Nyata dengan Keterlibatan Komunitas</a> 3. Kini Giliranmu, Changemakers!Dua jurnalis perempuan ini sudah lebih dulu membuka jalan lewat Challenge #MediaFreedomInAIEra, dan kini giliranmu sebagai Changemakers untuk ikut berkontribusi dalam aksi ini. Kamu bisa mulai dengan menyuarakan pentingnya HKSR melalui konten yang ramah dan empatik, menulis atau membagikan cerita tanpa stigma, hingga membantu menjadikan media sebagai ruang aman bagi korban, bukan ruang victim blaming. Sebab pada akhirnya, kebebasan media di era AI bukan hanya tentang teknologi, tapi juga tentang keberanian kita menjaga kemanusiaan.Yuk, langsung meluncur ke platform Campaign for Good dan <a href="https://campaign.com/MediaFreedomInAIEra">selesaikan semua Challenge #MediaFreedomInAIEra</a>sekarang juga!

Buka Isu Tabu! Inilah Dua Jurnalis Perempuan di Balik Challenge #MediaFreedomInAIEra

Dukung Jurnalis Perempuan Melalui #MediaFreedomInAIEra untuk Suarakan Isu HKSR di Era AIGabung kampanye #MediaFreedomInAIEra bersama Campaign for Good! Bantu jurnalis perempuan suarakan isu HKSR di era AI &amp; berdampak nyata. 1. Mengapa Kebebasan Media Penting untuk HKSR di Era AI? Tahukah kamu? Di Indonesia, jurnalis memegang peran penting dalam membuka akses informasi yang sehat dan inklusif. Namun, bagi jurnalis perempuan, tantangan berlipat ganda. Mereka harus menghadapi tekanan sosial, ancaman digital, disinformasi, dan kini, ancaman baru berupa penyalahgunaan teknologi seperti deepfake atau manipulasi informasi yang semakin marak di era AI.Isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) sering kali masih dianggap sensitif, padahal sangat krusial untuk kesejahteraan masyarakat. Laporan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) juga menunjukkan bahwa ada peningkatan kasus ancaman terhadap jurnalis yang meliput isu-isu hak dan kesehatan masyarakat, termasuk intimidasi dan kekerasan berbasis gender. Di tingkat global, UNESCO melaporkan lebih dari 70% jurnalis perempuan mengalami pelecehan online, yang sering memengaruhi keberanian mereka untuk meliput topik penting seperti HKSR.Tanpa dukungan yang memadai, suara mereka bisa teredam, informasi penting tak tersampaikan, dan hak masyarakat untuk tahu pun terancam. 2. Tentang Kampanye #MediaFreedomInAIEra Kampanye #MediaFreedomInAIEra hadir untuk memperkuat suara jurnalis perempuan yang ingin terus menyuarakan isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) di era digital dan AI. Inisiatif ini digagas untuk memberikan dukungan nyata melalui: - PendanaanSetiap kelompok jurnalis perempuan akan menerima grant sebesar Rp 1.500.000 untuk mendukung liputan mereka. - Pelatihan dan Mentoring1 kelompok jurnalis terbaik akan mendapatkan pelatihan eksklusif dari RNW Media, organisasi internasional yang berpengalaman dalam kebebasan berekspresi dan media yang inklusif. - Akses teknologi dan keamanan digitalPenyediaan panduan dan dukungan keamanan untuk melindungi karya dan identitas mereka di dunia maya. 3. Dukungan untuk Kelompok Jurnalis PerempuanMelalui Kampanye Ini Para jurnalis akan memperoleh dukungan berupa:Modal liputan untuk mengangkat cerita-cerita HKSR yang sering terabaikan.Bimbingan profesional untuk memperkuat kualitas konten dan keamanan liputan.Kesempatan membangun jejaring dengan sesama jurnalis dan pegiat media.Dengan dukungan ini, kita memastikan bahwa suara perempuan dalam media tetap kuat, berani, dan berdampak. 4. Mari Berkontribusi dalam Challenge #MediaFreedomInAIEra Sekarang waktunya kamu untuk mendukung kebebasan pers dan kesehatan informasi yang inklusif. Dengan mengikuti Challenge #MediaFreedomInAIEra, kamu bisa:Mendukung kebebasan suara jurnalis perempuan di isu HKSR.Membantu menciptakan akses informasi yang aman dan berkualitas untuk masyarakat.Menjadi bagian dari gerakan media yang lebih inklusif dan berdaya di era AI.Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, selesaikan semua Challengenya sekarang juga dan jadilah bagian untuk memilih jurnalis yang akan mendapatkan dukungan dari RNW Media untuk masa depan media yang bebas, aman, dan penuh harapan!

#MediaFreedomInAIEra

Total Grant worth:

💵 1 jurnalis terbaik akan mendapatkan pelatihan dari RNW Media berupa Capacity Building

Campaign Progress

Social Impact

#MediaFreedomInAIEra

Timeline