What is our initiative?
Stunting and malnutrition are still one of the top nightmares for Indonesian mothers and children. While we believe that every child is the future of our country, Indonesia is still struggling with more than 35% of children below 5 years old as stunting survivor, and it makes our country is labelled as country with malnutrition from WHO. 
Ikatan Dokter Anak Indonesia (or Indonesian Pediatric Society) mentioned that the biggest reason for stunting in Indonesia is caused by poor nutritional intake since the fetus still in the womb (during pregnancy), newborn until the child is two years old. 

Moringa oleifera or daun kelor are abundant in Indonesia, even moringa that grows in East Nusa Tenggara has the best quality in the world. Because it is rich in protein, vitamin A, vitamin B, vitamin C and minerals, Food and Agriculture Organizations of United Nations (FAO) highly recommends moringa leaves for pregnant, nursing mother and young children.  

Despite the challenges of nutritional intake in pregnancy that may lead to stunting, Moringa oleifera is already provided as God's grace to become a solution for this country. And that reason made us introduce #MoriMom, Indonesian Moringa oleifera processed product that is specialized to help pregnant women meet their nutrition needs.

We believe that the one who understands mother the most are themselves. So, #MoriMom comes as an social enterprise that desires to empower mothers from middle-low income to create our products for our customer: mothers, who are living in urban areas

MoriMom2Mom

Elevate local potential to build healtier mom and children by empowering Mom for Mom

Di hari kedua, kami bertemu tim dari PLUS dan Instellar. Kami belajar banyak mengenai makna sustainbility, jenis dan macam fund, mission statement dgn 8 kata untuk pitching investor dan bisa memudahkan bila bertemu orang baru yang ada kmugkinan jadi investor,belajar mengenai SMART goal, value propotition canvas,dan pitching (problem,solusi,market valid,team,bussines model,market adoption).

Mission statement kami adalah: menyediakan produk moringa untuk ibu hamil guna mencegah stunting.

Yang sangat menarik menurut kami adalah value proposition canvas. Sebelumnya kami masih bingung dan merasa bahwa value proposition produk kami tidak cukup baik. Setelah sesi dari Instellar, kami mulai bisa menyusun value proposition kami, meskipun kami masih butuh banyak perkembangan.

#Morimom #FromMomtoMom
#BeSociopreneur

Review Day 2 YSCE Academy

Tahukah kamu, 1 dari 3 anak Indonesia berpotensi mengalami stunting? 
Stunting yang disebabkan oleh malnutrisi kronis tidak hanya menyebabkan anak yang lahir bertumbuh pendek, tapi juga menghambat tingkat kecerdasan anak, kerentanan terhadap penyakit serta penurunan produktifitas. Salah satu penyebab stunting di Indonesia adalah rendahnya asupan gizi ibu sewaktu mengandung.

Morimom hadir untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil. Dengan produk-produk olahan daun Moringa (daun kelor), kami berharap angka stunting di Indonesia dapat terus ditekan seiring dengan kebutuhan gizi ibu yang tercukupi. 
Karena kandungan nutrisinya yang kaya akan protein, vitamin A, B dan C serta mineral, Food and Agriculture Organizations (FAO) dari United Nations bahkan sangat merekomendasikan daun moringa untuk dikonsumsi oleh ibu hamil!

Kami percaya bahwa sosok yang mengenal calon Ibu adalah pribadi yang telah menjadi seorang Ibu. Oleh karena itu, kami berkolaborasi dengan Ibu-Ibu dari kalangan ekonomi menengah ke bawah di Jawa Barat untuk kami berdayakan lewat produksi produk-produk Morimom. Kami berharap, kehadiran Morimom dapat menjadi berkat untuk banyak Ibu di Indonesia, sehingga Ibu yang sehat melahirkan anak yang sehat dan bebas dari stunting. Kita mungkin belum dapat melihat masa depan, tapi kami percaya tanpa stunting, kita mempunyai harapan bahwa Indonesia memiliki masa depan yang jauh lebih baik. Morimom, Moringa for Mom, kekayaan Indonesia untuk Indonesia, dibuat dengan kasih #fromMom2Mom

Do you know, 1 in 3 Indonesian children are stunting survivor?
Stunting which cause by chronic malnutrition not only causes children born to grow short, but also inhibits the level of children's intelligence, preventing disease and decreasing productivity. One of the causes of stunting in Indonesia is low nutritional intake of pregnant women.

Morimom is here to help meet the nutritional needs of pregnants. With processed products from Moringa leaves, we hope that stunting number in Indonesia may keep decrease in increasing number of adequate nutritional needs of mothers.
Because the nutrient content is rich in protein, vitamins A, B and C and minerals, the Food and Agriculture Organization (FAO) of the United Nations is highly recommend Moringa leaves to be consumed by pregnant women!

We believe that someone who knows best of mom-to-be is someone who has become a mom. Therefore, we collaborate with Moms from middle-low income in West Java to empower them through the production of Morimom products. We hope that Morimom can be a blessing to many mothers in Indonesia, so that healthy mothers give birth to healthy and stunting-free children. We may not be able to see the future yet, but we believe without stunting, we have hope that Indonesia has a much better future. Morimom, Moringa for Mother, Indonesia's wealth for Indonesia, specially created with love #fromMom2Mom
 

Vote Morimom for YCSE Academy

Hal penting yang perlu diperhatikan sejak sebelum pembuatan proposal adalah mengenal sasaran dan target dari proposal tersebut. Hal ini dikarenakan isi dari sebuah proposal akan berbeda tergantung dari tujuan proposal tersebut dibuat. Tujuan pembuatan proposal antara lain untuk menggalang dana dari investor, melakukan pitching ide, dan mencari sponsor atau rekanan.

Sebuah proposal dibuat berdasarkan outline dari sebuah pitch deck. Hal-hal yang perlu terdapat di dalam pitch deck adalah deskripsi umum bisnis, masalah yang ingin diatasi oleh bisnis, model bisnis, inovasi yang kita tampilkan, analisis pasar, analisis SWOT, rencana operasi (bagaimana mengimplementasi ide yang dimiliki), rencana marketing, proyeksi dampak sosial (beserta perhitungannya), prestasi yang sudah dicapai, anggota-anggota tim, dan proyeksi keuangan untuk 1 – 5 tahun ke depan.

Ada beberapa kunci untuk penyusunan proposal yang baik, antara lain pengenalan yang baik akan bisnis atau proyek yang kita miliki, penggunaan bahasa dan penyampaian pesan yang jelas dan menarik, serta desain visual yang baik. Penting juga untuk meminta pendapat dan masukan dari orang lain terhadap proposal yang telah kita buat.

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan adalah pentingnya melakukan riset yang sesuai untuk mengenal target proposal. Kemudian, kita juga dapat mengambil ide atau referensi dari proposal bisnis / proyek lain yang sudah diketahui sukses. Hal yang penting juga untuk mengecek deadline dengan teliti dan memastikan untuk tidak melewatinya.

Pada saat mengirimkan proposal melalui surat elektronik / email, penting untuk memperhatikan isi dan subyek dari email tersebut agar dapat menarik perhatian investor atau target proposal. Jangan lupa juga untuk melakukan follow up dengan tekun terhadap calon investor. Pastikan bahwa di dalam proposal, tercantum dengan jelas bagaimana proyek kita dapat memenuhi sasaran atau kebutuhan dari pemegang dana.

Untuk memulai sebuah bisnis, kita perlu menarik anggota tim dan mencari modal. Ini dapat kita lakukan dengan membuat business plan. Business plan dapat membantu kita menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dapat dilontarkan oleh investor. 

Kanvas model bisnis terdiri dari:
1.	Customer segment
2.	Value propitiation
3.	Channel untuk berjualan dan customer relation
4.	Revenue
5.	Key resources (siapa dan apa)
6.	Key activities
7.	Key partnerships (bekerjasama dengan siapa saja)
8.	Costs (apa yang dibutuhkan, bagaimana ini bisa digunakan dengan baik, dan bagaimana pengembaliannya)

Pitch deck adalah poin yang harus ada dalam proposal, bukan proposal itu sendiri. Contoh pitch deck dari Evoware:
1.	Visi misi, gambaran besar produk yang ditawarkan
2.	Permasalahan utama: masalah lingkungan dan dampak terhadap petani rumput laut
3.	Model bisnis: evoware sebagai perusahaan sosial, harus mencantumkan dampak (harus bisa diukur dan bisa dibuktikan)
4.	Inovasi: spesifikasi dan fitur yang sederhana dan detil
5.	Analisis pasar: seberapa banyak pasar yang sudah dimiliki dan bisnisnya seberapa besar
6.	Kompetitor: yang juga menyediakan biodegradeable packaging dengan bahan lain, dan menunjukkan bahwa produk kita lebih baik dibanding yang sudah ada
7.	Rencana operasi-pengembangan produk
8.	Rencana operasi-pemasaran
9.	Dampak yang akan dihasilkan-seberapa besar dan bagaimana cara mengukurnya
10.	Pernyataan penutup (berisi visi yang dibawakan oleh perusahaan kita)

Coaching class 1: Business plan, cause if u fail to plan u are plan to fail

Proyek sosial seringkali menjadi hidup segan mati tak mau. Ada banyak alasan yang membuat proyek sosial menjadi jalan di tempat bahkan cenderung turun, baik itu dari sumber daya manusianya atau pun juga dari sumber pendanaan. Sustainibility atau keberlanjutan menjadi salah satu issue yang dibahas dalam coaching class kali ini.

Sebagaimana sebuah bisnis, bisnis sosial akan dapat bertahan atau memiliki efek berkelanjutan dengan inovasi. Inovasi tidak sama dengan invention atau temuan. Sebuah temuan belum tentu memiliki nilai tambah yang berpengaruh kepada masyarakat (calon konsumen). Sebuah inovasi harus memberikan solusi terhadap masalah yan ada di masyarakat.
 
Bagan 1 Salah satu contoh inovasi yang dilakukan oleh Google, perusahaan IT yang besar

Mendapatkan inovasi bukanlah seperti ritual relijius untuk mendapatkan ilham. Ada beberapa tahapan untuk menemukan dan menentukan inovasi yang dapat dikerjakana oleh para entrepreneur. Inovasi dapat dibagi menjadi tiga bagian besar:
1.	Konfigurasi	: Fokus pada profit,network, structure, dan proses dalam berbisnis
2.	Offering	: Fokus pada product performance, system
3.	Experience	: Service, channel (pendistribusikan barang), brand, cara melibatkan (engaging) customer

Perusahaan atau bisnis dapat melakukan inovasi di semua bagian atau di beberapa bagian. Proses inovasi ini sangat berkaitan dengan Business Model Canvas yang telah dibuat oleh para founder.

Inovasi juga perlu disampaikan dengan tim dan juga dengan orang lain yang mungkin tertarik dengan inovasi bisnis yang sedang dikerjakan. Ayu menjelaskan Lean Canvas sebagai sarana untuk menata pikiran kita untuk bisa pitching tentang gagasan dan inovasi bisnis yang sedang dikerjakan.
Lean Pitching merupakan salah satu alat untuk membantu kita bisa menjelaskan, tapi the great pitching is the story of your business. Sebuah cerita yang baik, perlu juga untuk dilengkapi data, respon dari calon konsumen, dan apa saja yang sudah dikerjakan dalam membangun bisnis tersebut. Diakhir cerita yang kita sampaikan, bisa ditambahkan call to action agar orang yang mendengar dan tersentuh dengan cerita yang disampaikan bisa ikut berpartisipasi dengan apa yang kita kerjakan. Cerita yang kita kemas harus disesuaikan dengan lawan bicara kita dan berapa waktu yang ada untuk meceritakan ide bisnisnya.
Salah satu yang dibutuhkan dari sebua bisnis sosial adalah soal pendanaan, sehingga perlu untuk dilakukan pitching dengan para investor. Biasanya investor akan menanamkan modalnya jika mereka tahu latar belakang dari orang yang bertanggung jawab mengerjakan proyek tersebut. Ide bisnis bisa jadi gagal, tapi orang-orang yang bertanggung jawab akan melakukan inovasi dan terus berusaha agar bisnisnya bisa berjalan dan bertahan.
 
Bagan 2 Cara melakukan pitching dipaparkan oleh Ayu
Keberlanjutan sebuah usaha tidak hanya membutuhkan profit tapi juga harus growth and scalable. Profit hanya berbicara tentang keuntungan dan masih relevan dengan bisnis skala yang kecil. Growth atau pertumbuhan dalam suatu usaha diperlukan suatu investasi agar usaha tersebut tetap bertahan. Pertumbuhan yang dimaksud adalah dampaknya menjadi lebih besar dan meluas.
Cara membuat bisnis sosial dapat bertahan dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama dan yang paling utama adalah dengan inovasi. Kedua, dibutuhkan pemodalan yang dapat bersumber dari profit ataupun dari investor.
 

Coaching class 3, innovation is a must for a sustainable business

Di coaching class 2 ini, saya sangat tertarik dan belajar banyak dari lika liku kak Helga membangun Burgreens. Selain itu, saya merasa diingatkan untuk rajin self-improvement, salah satunya dengan membaca buku (banyak buku keren yang direkomendasikan!).
Di awal, kita belajar mengenai 5 areas to learn as Social Entrepreneur:
1.	People - bagaimana orang-orang didalam tim yang membangun bisnis adalah yang terpenting!
2.	Strategy – cara mengukur apakah strategi kita tepat atau tidak dapat dilihat dari apakah pendapatan kita meningkat
3.	Execution – execution yang baik dapat dilihat dari apakah kita menghasilkan profit yang baik
4.	Cash -pentingnya cashflow yang memadai baik untuk operasional atau perkembangan bisnis
5.	Purpose& impact – keistimewaan dari Social Entreprise adalah adanya sense of fulfillment
Selain 5 hal diatas, kak Helga juga menjelaskan tentang pre-work yang praktis untuk kita. Beberapa highlight saya terkait materi pre-work:
1.	Finding the why give us energy
2.	Many heads don’t mean better. Disini Burgreens menceritakan adanya partnership break up yang ga pernah saya sangka bisa terjadi, serta pentingnya ada co-founder dan pembagian tugasnya. 
3.	Tell the story walaupun jangan berharap pada pity buying
Setelah itu, kak Helga juga menjelaskan mengenai framework untuk membantu kita menganalisis bisnis kita, yang setelah itu dikerjakan bersama dengan tim untuk mendefine model bisnis kita.

Coaching class 2 seru bgt! It's not easy to become a social entrepreneur, but it's worth it!!

#MoriMom2Mom created

Updates:
1st: Our initiative and our team

Morimom is a social enterprise #Mom2Mom. We realize that nutritional intake during pregnancy moment is so crucial, for poor nutritional intake may cause stunting for the newborn. We produce Moringa Oleifera's processed product to make sure that pregnant can meet their nutritional needs. Morimom products are Moringa tea, Moringa Cinnamon tea, and Moringa oats. We only use the best quality of Moringa oleifera that grow in East Nusa Tenggara

Our team are alumni of University of Indonesia that came from different background with one mission, to eliminate stunting by empowering Mom for Mom:
1. Goei Diana S, as Co-founder /Chief Executive Officer. She leads the team to make sure Morimom achieve its purpose.
2. Rae Sita, as Co-founder/ Head of Creative and Marketing. She is responsible to promote and market Morimom.
3. Nadya, as Nutrition Advisor. She gives advisory about nutritional matters for Morimom.

2nd: Our initiative and impacts

Why we do what we do:
Stunting issue:
1. More than 35% of child below 5 years old in Indonesia are stunting survivor.
2. Indonesia is labelled as country with malnutrition by WHO
3. One of the most reasons for stunting in Indonesia is caused by poor nutritional intake since the fetus still in the womb (during pregnancy), newborn until the child is two years old. 

Mother issue:
1. In middle-low income families, the only source of income is from father
When we empower mother, we empower family
2. Mother from middle-low income usually has a lot of free time which hasn't been used maximally.

Add: Indonesia has great potential source of Moringa oleifera that can be solution for pregnancy nutritional problem

3rd: our success story
Success story:
In one year, we have expanded our collaboration with 9 mothers - 4 mothers first, in West Java to provide the best Moringa's processed product for Morimom customers. We only use the best quality of Moringa leaves that are sent from East Nusa Tenggara. Currently, we already have 3 featured product:
1. Moringa tea
2. Moringa Cinnamon tea
3. Moringa oats

4th: why we have to participate in this Academy

With Morimom development, we believe that it will become a blessing for Indonesia not only in the present and future. In the present, this mother empowerment program gives benefit for mothers by increasing their income, which also means increased family welfare. 
From the customers side, mothers get the best choice to meet their nutritional need during pregnancy by consuming Morimom products. We hope it may help to eliminate stunting for children in Indonesia.
In the future, less stunting means every child has the opportunity to achieve their full growth potential. We may not see the future yet, but we now have the confidence that less stunting also means brighter future for Indonesia.

Right now, we are on our development stage for our enterprise and our products. With the number of pregnant mothers and babies which continue to grow in Indonesia, we believe this Academy will help us to change the future of Indonesia.
