Komunitas perempuan lintas iman berbasis di Yogyakarta yang aktif berdialog & bekerja sama dalam isu perdamaian, keragaman, dan kesetaraan, khususnya terkait perempuan dan anak.

Kampanye Yuk Menjadi Teman Difabel berawal dari pengalaman & interaksi dengan teman-teman difabel. Stigma sosial mengenai difabel dan akses informasi yang belum inklusif menyebabkan sejumlah kebutuhan difabel akan layanan kesehatan, pendidikan, dan kesempatan kerja tidak terakomodasi dengan baik. Kampanye ini hadir sebagai pengingat kita atas dasar kemanusiaan. Difabel masih jarang dilibatkan dan memiliki kerentanan di ruang publik. Keberadaan mereka seolah belum sepenuhnya diterima. Jumlah penyandang disabilitas di Indonesia tercatat sebanyak lebih dari 30 juta jiwa atau sekitar 11,5% penduduk menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional 2019. Jumlah penyandang disabilitas yang masuk usia kerja mencapai 17,7 juta tetapi yang bekerja hanya 7,8 juta.  

Ketidaktahuan mengenai difabel dan cara berinteraksi sering menjadi penyebab keengganan melibatkan difabel hingga muncul gap dan stigma. Yuk Menjadi Teman Difabel adalah cara untuk memperkecil gap dan mengikis stigma terhadap difabel. Bahwa mereka sama dan setara dengan nondifabel. 

Dengan ini kami berharap masyarakat lebih peka lagi terhadap kaum rentan difabel di sekitar untuk ikut bersama-sama berpartisipasi merangkul mereka dalam kegiatan masyarakat. Kita juga bisa memulai dengan melibatkan mereka dalam setiap kegiatan untuk memulai komunikasi dengan mereka. Mari merangkul difabel di sekitar kita dan mewujudkan masyarakat inklusif dengan penuh empati dan kasih sayang.

SrikandiLintasImanTemanDifabel

Kampanye ini bertujuan meningkatkan kesadaran & kepedulian terhadap teman-teman difabel.

Melalui aksimu, kamu telah berkontribusi untuk dunia yang lebih baik bersama

Challenge Yuk Menjadi Teman Difabel bersama #SrikandiLintasImanTeman Difabel hendak mengajakmu mengambil aksi sebagai bagian untuk mengenal lebih dekat dan mendukung teman-teman difabel untuk berkarya & menjadi bagian masyarakat yang inklusif.

Ketidaktahuan dan ketidakpedulian sering menjadi pemicu diskriminasi. Banyak stigma bahwa penyandang disabilitas patut dikasihani hanya karena memiliki keterbatasan. Mereka kerap tidak dilibatkan dalam kegiatan di masyarakat. Aksi challenge ini mengajakmu untuk mengenal lebih dekat dan lebih peduli dalam memahami teman-teman difabel. Bahwa mereka juga memiliki elan, kebutuhan yang sama dengan masyarakat umumnya. Bahwa mereka juga bisa berdaya jika masyarakat dan lingkungannya mendukung dan menjadi inklusif. 

Aksi-aksi challenge yang bisa kamu lakukan dalam mendukung dan menjadi teman difabel melalui 4 aksi sederhana, di mana kita turut mendukung, mempelajari, dan memahami teman difabel memiliki hak dan kesempatan yang sama.

Donasi yang didapatkan akan digunakan untuk mengadakan webinar “Difabel 101” untuk memberi pengetahuan mengenai macam difabel, dan bagaimana cara yang tepat untuk berinteraksi dengan teman difabel. Pengetahuan itu untuk memperkecil gap ketidakpahaman mengenai difabel yang kerap kali membuat kita melupakan keberadaan teman-teman difabel. 



Yuk Menjadi Teman Difabel!

Yuk Menjadi Teman Difabel

Usia 12-18 tahun merupakan usia krusial bagi perkembangan mental anak. Di Indonesia, satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah dengan kesehatan mental dan satu dari dua puluh remaja Indonesia memiliki gangguan mental. I Am Okay mengajak kamu untuk bisa turut andil dalam edukasi pentingnya kesehatan mental bagi remaja! Dengan mengikuti aksi challenge ini, kamu telah menjadi partisipan dalam edukasi pentingnya kesehatan mental dengan dimulai dari diri sendiri. Kamu yang ikut mengikuti challenge dan menyebarkan hasil challengenya sosial media dengan tag @iamokay.id telah membantu serta mendukung misi Indonesia Emas 2045. Dapatkan hadiah spesial dari kami!

Self-Awareness #ForChange : Ubah Pandangan Kamu Tentang Kesehatan Mental

SelfAwareness ForChange Ubah Pandangan Kamu Tentang Kesehatan Mental

action video type

Sedang Diperiksa

action photo type

Yuk ikut buat video kamu setara sebagai bentuk dukungan terhadap teman teman difabel

dibalik kekurangannya dia tetap mengajari orang lain terkait dengan make up

Indonesia

Kampanye Yuk Menjadi Teman Difabel berawal dari pengalaman & interaksi dengan teman-teman difabel. Stigma sosial mengenai difabel dan akses informasi yang belum inklusif menyebabkan sejumlah kebutuhan difabel akan layanan kesehatan, pendidikan, dan kesempatan kerja tidak terakomodasi dengan baik. Kampanye ini hadir sebagai pengingat kita atas dasar kemanusiaan. Difabel masih jarang dilibatkan dan memiliki kerentanan di ruang publik. Keberadaan mereka seolah belum sepenuhnya diterima. Jumlah penyandang disabilitas di Indonesia tercatat sebanyak lebih dari 30 juta jiwa atau sekitar 11,5% penduduk menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional 2019. Jumlah penyandang disabilitas yang masuk usia kerja mencapai 17,7 juta tetapi yang bekerja hanya 7,8 juta.  

Ketidaktahuan mengenai difabel dan cara berinteraksi sering menjadi penyebab keengganan melibatkan difabel hingga muncul gap dan stigma. Yuk Menjadi Teman Difabel adalah cara untuk memperkecil gap dan mengikis stigma terhadap difabel. Bahwa mereka sama dan setara dengan nondifabel. 

Dengan ini kami berharap masyarakat lebih peka lagi terhadap kaum rentan difabel di sekitar untuk ikut bersama-sama berpartisipasi merangkul mereka dalam kegiatan masyarakat. Kita juga bisa memulai dengan melibatkan mereka dalam setiap kegiatan untuk memulai komunikasi dengan mereka. Mari merangkul difabel di sekitar kita dan mewujudkan masyarakat inklusif dengan penuh empati dan kasih sayang.

Terpublikasi

Kesetaraan

Bagikan challenge kamu dan ajak supporter untuk berbagi kebaikan!

Donasi disetujui

Valid

Yayasan Dunia Lebih Baik hadir sebagai menjadi wadah untuk komunitas/organisasi akar rumput untuk melakukan penggalangan dana berbasis online

#SrikandiLintasImanTemanDifabel

Kampanye ini bertujuan meningkatkan kesadaran & kepedulian terhadap teman-teman difabel.

srikandilintasiman

Tentang Kampanye Sosial

Kampanye Yuk Menjadi Teman Difabel berawal dari pengalaman & interaksi dengan teman-teman difabel. Stigma sosial mengenai difabel dan akses informasi yang belum inklusif menyebabkan sejumlah kebutuhan difabel akan layanan kesehatan, pendidikan, dan ...