Selama ini kota lebih dilihat sebagai pusat konsumsi, tempat dimana berbagai bahan pertanian diangkut dari daerah kawasan pedesaan sekitarnya untuk didistribusikan hingga kemudian sampai ke meja makan kita. Hasil panen yang diangkut ke kota, membawa serta gizi tersebut ke dalam dirinya, sehingga secara konsisten kesuburan lahan-lahan pertanian di pedesaan terus berkurang.  Belum lagi jejak karbon yang harus dikeluarkan selama proses distribusi dari desa ke kota, atau limbah-limbah konsumsi organik yang sebenarnya bisa digunakan untuk nutrisi tanaman atau tanah namun menjadi tidak terpakai karena saking banyaknya.

Hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir ketergantungan tersebut dan/atau dampak-dampak dari pola tersebut adalah dengan praktik ‘gerilya’ menanam, mulai dari ruang-ruang terdekat: pekarangan menggunakan pot/polibag/hidroponik, maupun di lahan-lahan yang lebih luas seperti lahan-lahan hijau di sekitar perumahan (taman perumahan atau taman toga).

Melalui #TanamSaja kami mengajak siapapun untuk terlibat aktif dalam rantai produksi-konsumsi yang ternyata selama ini kurang efisien, malah cenderung merugikan karena menghasilkan jejak karbon dan limbah. Yaitu dengan mulai menanami lahan-lahan sekitar rumah dengan tanaman konsumsi. Selain untuk mengurangi ketergantungan akan pasokan (terutama sayuran) dari pedesaan dan meminimalisir limbah, kegiatan #TanamSaja juga memungkin siapa saja untuk memiliki pengetahuan akan apa yang dikonsumsi sehingga  dapat menjaga dan/atau mengaturnya. 