Survei Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Litbang Kompas mengatakan bahwa 81,9%
masyarakat Indonesia lebih nyaman hidup dengan
keturunan yang sama. Sedangkan 82,7% dengan ras
dan 83,1% dengan etnis yang sama.

Survei ini membuktikan bahwa masyarakat merasa
nyaman berada dalam ‘bias bubble’ tertentu dan terjadi
sedikit interaksi dengan kelompok, ras, dan etnis lain.
Kekurangan dalam interaksi antar kelompok yang
bersebrangan menjadi ‘bom waktu’ terhadap kemajukan
Indonesia. Ditambah algoritma media sosial sekarang
cenderung memberi saran konten pada pihak yang sama
sehingga jembatan antar kelompok yang bersebrangan
sangat jarang. Jika tidak ada penghubung, maka tidak
ada interaksi dan tidak ada kompromi yang dapat
menyebabkan ketimpangan di masyarakat.

Yuk dukung kampanye #ToleransiDenganSolusi sekarang dan bantu kami yang ingin menciptakan kesetaraan tanpa adanya diskriminasi! Yuk ikut sekarang!

ToleransiDenganSolusi

Membudayakan solution-oriented tanpa konflik, mendengar isu secara utuh dan mendorong toleransi.

Terpublikasi

​Hai Dissoi,Dengan adanya pandemi Covid-19, Tingkat stress di masyarakat semakin meningkat. Isu isu kecil dapat memprovokasi masyarakat apalagi dengan adanya media sosial. Diluar itu, konflik sering digunakan masyarakat untuk mencari atensi terhadap suatu isu tetapi tidak menimbulkan solusi. Hal ini menjadi berbahaya bagi masyarakat Indonesia dalam menjaga kesatuan dan persatuan. Dissoi ingin membudayakan fokus pada solusi dalam penyelesaian isu dan menjaga persatuan Indonesia tanpa konflik. Sehingga akan sejalan dengan visi dissoi untuk mengajak lebih banyak orang untuk lebih mendengar daripada berbicara. Dissoi akan mengkampanyekan pentingnya mendengar dan berfokus pada solusi. Dan mendorong kampanye penting nya toleransi dengan media sosial di masa pandemi ini. Untuk seluruh #ChangeMakers bisa ikut challenge kami dan membantu kami untuk mewujudkan visi kami.&nbsp; Akan ada Giveaway sebesar Rp.25.000 untuk pemenang terpilih. Yuk Selesaikan Program kami sekarang!