Menurut Barilla Center for Food & Nutrition, Food Sustainability Index Indonesia berada pada Bottom Quartile yang artinya masih sangat rendah dalam pengelolaan Pangan Berkelanjutan, hal ini tentu memiliki dampak ke berbagai bidang yaitu Food Safety dan juga dampak lingkungan. Food Sustainability Index (FSI) bertujuan untuk menyoroti masalah yang menjadi perhatian di tiga pilar yaitu Food Waste; pertanian berkelanjutan; dan tantangan nutrisi. Selain itu, menurut Pakar Gizi dan Keamanan Pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD, ditemukan bahwa sebanyak 870 juta orang di seluruh dunia menderita kekurangan gizi kronis, termasuk di Indonesia. Food Sustainability sangat menyoroti bagaimana makanan tersebut dihasilkan dan diolah. Peningkatan kualitas pertanian ini secara tak langsung akan berdampak pada perekonomian negara berkembang, mengingat sebagian besar negara berkembang bergantung pada hasil pertanian. Selain itu, hal ini sangat melindungi konsumen sekaligus dapat menjaga kelestarian bumi secara bersamaan dengan cara memperhatikan bahan makanan, proses pembuatannya, serta limbah yang dihasilkan. Dengan memahami makanan yang kita konsumsi, kita telah menerapkan sistem pangan berkelanjutan dan kita dapat memastikan bahwa bahan pangan yang dikonsumsi melalui proses pengolahan yang baik serta berdampak baik pada lingkungan.

Masyarakat Indonesia sudah seharusnya sadar dengan makanan yang mereka makan baik itu prosesnya maupun asal makanan tersebut. Makanan yang kita konsumsi seharusnya dapat memberikan nutrisi yang baik, menggunakan proses yang berkelanjutan serta tidak merusak lingkungan. Namun, masyarakat banyak yang merasa bahwa dalam menerapkan konsep Food Sustainability sangatlah sulit. Padahal sangatlah mudah untuk mengenali makanan yang dikonsumsi dengan cara lebih memahami proses atau asal makanan kita. Beberapa contoh yang dapat dilakukan untuk menerapkan konsep Food Sustainability ini yaitu dengan mengenali jenis makanan yang telah dikonsumsi atau dibeli.

Melalui kampanye #UnderstandYourMeal, kami mengajak teman-teman semua untuk lebih memahami serta peduli terhadap apa yang kita konsumsi, karena dengan ini kita secara tidak langsung kita berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan serta keberlanjutan pangan.

UnderstandYourMeal

Mengajak masyarakat memahami proses  makanan yang dikonsumsi dalam mendukung Food Sustainability

Jumat 4 September 2020, IAAS Indonesia mengikuti rangkaian workshop A Better World Prize (ABWP) bersama William sudhana. Kak William merupakan Founder dan Managing Editor dari vosFoyer yaitu sebuah menejemen yang mewadahi kreatifitas digital. Kak William membawakan materi tentang Amplify Your Social Campaign on Social Media dan berikut reviewnya :Social media merupakan kanal digital yang sangat dekat dengan keseharian kita. Wadah ini dapat dimanfaatkan lebih untuk community building karena praktis dan mudah dijangkau dari seluruh dunia yang sangat baik untuk menjalin relasi atau network. Banyak hal yang dapat dilakukan pada social media yaitu branding, publikasi acara dan melakukan online campaign.Campaign merupakan serangkaian narasi dan aktivitas yang dirancang sedemikian rupa untuk mencapai tujuan komunitasTujuan yang dimaksud disini dapat ditentukan dari masalah atau isu yang diresahkan komunitas. Tujuan yang diangkat ini juga perlu dianalisis dengan cermat, berasal dari isu yang penting agar dapat menjangkau audience atau massa yang luas.Kenali latar belakang campaign yang dibuatDengan megenali latar belakang atau isu yang kita angkat, kita bisa membawa audience lebih dekat melalui narasi dari latar belakang yang kita sampaikan. Hal tersebut juga dapat membangun citra komunitas dimata public. ”Campaign adalah milestone untuk mencapai visi kita” Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat online activity di social media :Brand Awareness, Bagaimana orang-orang tau tentang komunitas kita?Product trial, Bagaimana campaign atau online activity lainnnya mendapat respon?Sales conversion, meyakinkann followers untuk mengikuti campaignReferal, mencari feedback tentang program atau campaign kita Gunakan metode AISAS :Aware-&gt;&gt;Interest-&gt;&gt;Search-&gt;&gt;Action-&gt;&gt;Share Kondisi pandemik seperti saat ini, banyak orang mencari cara untuk menghasilkan konten secara online. Online campaign adalah salah satu upaya yang baik yang dapat dilakukan komunitas dalam membuat konten. Tips memulai campaign di sosial media :Berfikir secara simple, cari yang masyarakat mau (demand)Open mind to multiple brand, jangan ragu untuk kolaborasi. Kesempatan yang baik untuk membuka relasi.Express interest in trying new ones, banyak campaign dan online acivity yang dapat di eksplore dan diterapkan strateginya. Jangan ragu juga untuk mencoba berbagai aplikasi sosial media.Engage in comparison shopping, buat audience engage dengan campaign. Salah satu cara adalah dengan mengaitkan kondisi masyarakat (relate).&nbsp;Workshop dari Kak Willian Sudhana ini sangat membuka wawasan kita untuk mengembangkan social campaign dan online activity di social media IAAS Indonesia.&nbsp;Terima Kasih tim @Campaign dan #ABetterWorldPrize yang telah memberikan kesempatan ini.

Summary Workshop "Amplify Your Social Campaign on Social Media"

​Monitoring and Evaluation for Your Social Campaign IAAS Indonesia mengikuti rangkaian Workshop A better World Prize (ABWP) yang ke-5, kali ini membahas tentang “Monitoring and Evaluation for Your Social Campign” bersama Emilia Tiurma Savira yang merupakan Senior Officer for Monitoring and Evalution at Indika Foundation. Berikut review Workshop dari kami: Pada workshop kali ini memiliki beberapa menu yang dijabarkan beliau.Pertama, Why We Need M&amp;E?? Monitoring and Evaluation memiliki 3 point yang membuat mereka sangat penting untuk suatu kegiatan. Tiga point penting itu adalahLearning yaitu pembelajaran agar kita kedepannya lebih baik seperti pola pikir “How can we do better?”Making sure that you are in the Right Track.&nbsp; M&amp;E membantu kita untuk mengingat apakah kita masih di track yang benar/ track yang kita inginkan. Bisa dibilang apakah kita masih dijalan menuju tujuan yang kita inginkan.Know where you are. M&amp;E membantu kita menganilisis How good is good? Yang memiliki arti gimana impactnya kegiatan ini, apakah ini efektif untuk kita?.Kedua, What is Monitoring and Evaluation?? Monitoring dan Evaluation itu tidak sama dan memiliki perbedaan yang jelas.Monitoring memiliki beberapa ciri yaitu1. Belum adanya judgement akhir2. Secara frekuensi lebih sering3 Ditujukan untuk mengetahui apakah program masih berada ditrack yang tepat. Evaluation memiliki beberapa ciri yaitu :1.Perlu adanya judgement akhir2.Secara frekeunsi lebih jarang3. Ditujukan untuk tahu apakah program efektif atau tidak.4. Monitoring and evaluation merupakan bagian akhir dari siklus program. Ketiga, How to Design? Dalam monitoring and evaluation sering menggunakan Logic Model. Logic Model merupakan diagram yang menunjukkan bagaiman suatu aktivitas atau program dilakukan. Logic model dibuat sejak awal M&amp;E atau sejak planning. So, How to draw logic model??&nbsp;Berikut urutan yang diberikan beliau :Objective : “Apasih yang harus diubah?”Activity :&nbsp; apa yang mau kita lakukan?Output : Apa yang mau kita hasilkan?Outcome : apa akibatnya?Input : apa input yang diberikan?&nbsp;

Summary Workshop "Monitoring and Evaluation for Your Social Campaign"

​​Pada hari Minggu, 27 September 2020 lalu IAAS Indonesia bekerjasama dengan WWF Indonesia serta Campaign.com telah melaksanakan&nbsp;activation event&nbsp;dalam rangkaian program A Better World Festival.&nbsp;Activation event&nbsp;berupa webinar ini mengangkat tema "The Role of Food Sustainability in Supporting SDGs" dengan tujuan untuk meningkatkan&nbsp;awareness&nbsp;masyarakat akan pentingnya konsep pangan berkelanjutan serta mempromosikan program "Tunjukkan Aksimu Untuk Pangan Berkelanjutan" yang telah diusung oleh IAAS Indonesia.&nbsp;Webinar silaksanakan pada pukul 10.00-12.00 WIB via Zoom Meeting dan YouTube Live. Acara diawali dengan MC&nbsp;performance&nbsp;kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Vice Director of Partnership sekaligus mempromosikan program A Better World Festival dan campaign yang telah kita buat.&nbsp;Setelah itu dilanjutkan dengan penyampaian materi yang pertama oleh kak Brigita E. K. Sidharta (National Director of IAAS Indonesia) tentang pentingnya memahami SDGs Number 2 (Zero Hunger) dan SDGs Number 12 (Responsible Consumption and Production) serta bagaimana peran kita dalam mewujudkan SDGs tersebut.&nbsp;Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi yang kedua oleh Ibu Cristina Eghenter (Governance and Social Development Leader at WWF Indonesia) tentang bagaimana sumber pangan dan nutrisi bergantung pada kemampuan manusia dalam memelihara keanekaragaman hayati dan bagaimana peran kita dalam mendukung SDGs melalui sistem pangan yang bijak. Beliau juga menyampaikan tentang cara mengoptimalkan sumber pangan tanpa merusak ekosistem, lho! Dan yang paling penting yaitu beliau juga memberitahu bagaimana pentingnya peran Social Media Campaign dalam mendukung SDGs!Menarik bukan? Kalian dapat menyaksikan rekaman dari kegiatan ini di YouTube IAAS Indonesia! Jadi tunggu apa lagi? Mari kita menerapkan konsep pangan berkelanjutan dengan mengikuti program "Tunjukkan Aksimu Untuk Pangan Berkelanjutan" di bawah ini yaa!&nbsp;

Resume Webinar "The Role of Food Sustainability in Supporting SDGs" 

​Pada tanggal 25 September 2020, Perwakilan dari IAAS Indonesia mengikuti rangkaian Workshop A Better World Prize (ABWP) yang terakhir. Workshop ini membahas terkait “Managing Finance for Social Communities” Bersama Ibu Nor Hiqmah. Ibu Nor Hiqmah merupakan Executive Director of PIRAC sebuah lembaga non profit yang bergerak dalam pengelolaan dana CSR dan CSOs perusahaan untuk membantu funding komunitas dan NGO berbagai bidang. Berikut merupakan review dari materi workshop beliau:

Workshop Summary "Financial Management for Your Social Community"

​Jumat 28 Agustus 2020, IAAS Indonesia mengikuti rangkaian workshop A Better World Prize (ABWP) bersama Louise Patricia Esmeralda. Kak Louise merupakan Co-Founder dari Socolas yaitu lembaga legalitas untuk badan sosial, usaha sosial dan socioentreprise.&nbsp;Kak Louise membawakan materi tentang Legal Aspect for Your Social Community dan berikut reviewnya :

Summary Workshop "Legal Aspect for Your Social Community"

​How to Write a Storytelling for Social CauseIAAS Indonesia mengikuti rangkaian Workshop A Better World Proze (ABWP) pada tanggal 11 September 2020. Workshop kali ini membahas “How to Write a Storytelling for Social Cause” bersama Qaris Tajudin yang merupakan Direktur TEMPO Institute dan Wartawan TEMPO. Berikut merupakan review dari materi workshop beliau:Story telling bisa menjadi story yelling or selling. Story dan message memiliki perbedaan yang berasal dari isinya. Story memiliki 3 point yaitu attraction, engagement dan action. Engagement yang diartikan keterlibatan emosi disetiap cerita seperti ketika kitaa menceritakan suatu makanan pada oranglain lalu orang itu menjadi tertarik dan ingin mencoba makan yang kita ceritakan. Berbeda dengan message yang hanya memberikan suatu infomasi tanpa menaruh keterlibatan suatu emosi didalamnya.

Summary Workshop "How to Write a Storytelling for Social Cause"

​Pada tanggal 27 Agustus 2020, IAAS Indonesia mengikuti rangkaian Workshop A Better World Prize (ABWP) yang ke-3. Workshop ini membahas “Convening Collective Action” Bersama Gita Syahrani. Kak Gita Syhrani merupakan Executive Director at Lingkar Temu Kabupaten Lestari. Berikut merupakan review dari materi workshop beliau:

Summary Workshop "Convening Collective Action" 

​[Webinar for Food Sustainability] Hi Changemakers!🖐Hari minggu gini bingung mau ngapain dirumah aja?&nbsp; ✨Yuk Join Webinar kita tentang "The Role of Food Sustainability in Supporting SDGs" dengan pembicara yang keren banget pastinya!😍✨ 📢SAVE THE DATE📢📅&nbsp; Minggu, 27 September 2020🕗 10.00 - 12.00 WIB💻 ZOOM 🗣 Pembicara :1.&nbsp; Christina Eghenter(Governace and Social Development Leader of WWF Indonesia)2. Brigita E K Sidharta(National Director of IAAS Indonesia) 📍Benefit :▪️E-Sertifikat▪️Pengetahuan Baru Link Pendaftaran 👇bit.ly/WebinarFoodSustain p.s : LIMITED SEATS! AND FREE HTM🎟---------------------------------------For more information :087832898431 (Aurelio Gunajaya)IAAS, Think Globally, Act Locally!

The Role of Food Sustainabillity in Supporting SDGs

​Halo, semuanya!Jadi pada tanggal 14 Agustus 2020 kita telah mengikuti workshop yang diadakan oleh tim campaign.com yang dibawakan oleh Kak Ayu Kartika Dewi dengan tema "Leadership Skills for Organization Sustainability". Kak Ayu Kartika Dewi merupakan Co-Founder dari komunitas SabangMerauke serta salah satu Staff Khusus Presidenan RI, lho! Pasti pada ngga sabar kan materi seperti apa yang dibawakan oleh kak Ayu? berikut review dari materi workshopnya

Summary Workshop "Leadership Skills for Organization Sustainability" 

Siapa sangka ada&nbsp; berbagai macam penyebab dari tindakan membuang sisa makanan kita ke tempat sampah akan menimbulkan berbagai efek di kehidupan kita! Dari produksi makanan hingga konsumsi, pemborosan makanan terjadi di setiap tingkatnya.&nbsp;Kita tidak menyadari dan sering mengganggap sepela tindakan membuang makanan, padahal hal tersebut berpotensi merugikan kita semua.&nbsp;&nbsp;Sebagai contoh:&nbsp;

What Are The Cause and Effects of Food Waste? 

​International Association of Students in Agricultural and Related Sciences (IAAS) Indonesia merupakan bagian dari IAAS World yang berpusat di Belgia. IAAS Indonesia didirikan oleh Prof. Dr. Arif Satria, SP, MSi , pada tanggal 29 Desember 1992. Hingga saat ini, IAAS Indonesia telah memiliki 11 Local Commitee yang tersebar di 11 Universitas dari berbagai daerah di Indonesia dengan jumlah anggota lebih dari 1200 member.IAAS Indonesia berfokus pada pertanian, pengembangan kepemudaan pada bidang pertanian, serta pengembangan masyarakat di pedesaan. Selain itu, kami telah melakukan berbagai macam program dan kampanye sosial (Social Campaign) yang memiliki dampak terhadap keberlanjutan pertanian.&nbsp;IAAS Indonesia memiliki beberapa core value, diantaranya yaitu Striving for Excellence, Innovative, Leadership, Team Focused, Diversity, serta Sustainable Action. Core value inilah yang menjadi dasar organisasi kami.&nbsp; IAAS! Think Globally, Act Locally

Glance of IAAS Indonesia

Menurut Barilla Center for Food &amp; Nutrition, Food Sustainability Index Indonesia berada pada Bottom Quartile yang artinya masih sangat rendah dalam pengelolaan Pangan Berkelanjutan, hal ini tentu memiliki dampak ke berbagai bidang yaitu Food Safety dan juga dampak lingkungan. Food Sustainability Index (FSI) bertujuan untuk menyoroti masalah yang menjadi perhatian di tiga pilar yaitu Food Waste; pertanian berkelanjutan; dan tantangan nutrisi. Selain itu, menurut Pakar Gizi dan Keamanan Pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD, ditemukan bahwa sebanyak 870 juta orang di seluruh dunia menderita kekurangan gizi kronis, termasuk di Indonesia. Food Sustainability sangat menyoroti bagaimana makanan tersebut dihasilkan dan diolah. Peningkatan kualitas pertanian ini secara tak langsung akan berdampak pada perekonomian negara berkembang, mengingat sebagian besar negara berkembang bergantung pada hasil pertanian. Selain itu, hal ini sangat melindungi konsumen sekaligus dapat menjaga kelestarian bumi secara bersamaan dengan cara memperhatikan bahan makanan, proses pembuatannya, serta limbah yang dihasilkan. Dengan memahami makanan yang kita konsumsi, kita telah menerapkan sistem pangan berkelanjutan dan kita dapat memastikan bahwa bahan pangan yang dikonsumsi melalui proses pengolahan yang baik serta berdampak baik pada lingkungan.

Masyarakat Indonesia sudah seharusnya sadar dengan makanan yang mereka makan baik itu prosesnya maupun asal makanan tersebut. Makanan yang kita konsumsi seharusnya dapat memberikan nutrisi yang baik, menggunakan proses yang berkelanjutan serta tidak merusak lingkungan. Namun, masyarakat banyak yang merasa bahwa dalam menerapkan konsep Food Sustainability sangatlah sulit. Padahal sangatlah mudah untuk mengenali makanan yang dikonsumsi dengan cara lebih memahami proses atau asal makanan kita. Beberapa contoh yang dapat dilakukan untuk menerapkan konsep Food Sustainability ini yaitu dengan mengenali jenis makanan yang telah dikonsumsi atau dibeli.
 Melalui kampanye #UnderstandYourMeal, kami mengajak teman-teman semua untuk lebih memahami serta peduli terhadap apa yang kita konsumsi, karena dengan ini kita secara tidak langsung kita berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan serta keberlanjutan pangan.