Sini Aku Bantu is a social project that helps funding for Orphanages and the development of Entrepreneur Skills for children in Orphanages. Based on our analysis of the problem that occur in orphanage. We conclude that a common problem that still exist in orphanage is there's no fixed income for orphanage and the lack for operational cost of education for children in orphanage, because of that we took the initiative to provide a solution that consists of 2 programs, first is Education programs and the second is Entrepreneur Skill to solve the problem. For the education program, we consider that education is important for all children in Indonesia, but currently there are many children who have been able to study in formal education. Our goal is provide teaching team for the children in orphanage and be able to send them to a formal school. The mechanism to run this program is we will look volunteers to be teaching team and fund for the education operational cost the children in orphanage. This program will giving the volunteers an experience to have an adopted little brother/sister in orphanage then the volunteer should defray their adopted younger brother/sister in order to fulfill the operational cost in education. For the second program called Entrepreneur Skills, we analyze the common problem that occur in the orphanage is there's no fixed income for the orphanage, the funds that go to the orphanage are funds from donations, and we all know that the funds from donations is not certain, when the fund is receive and how much will receive, and not all the orphanage have " Donatur Tetap ". We want to solve this problem by giving entrepreneur skill for the teenagers in orphanage then push and mentoring them to create their own business , the profit of their business can go into funding for the orphanage itself. 

WeHelpOrphans

Membantu panti asuhan untuk memiliki pendapatan dengan melakukan bisnis

Episode 2 dari Projek Sini Aku Bantu : " Jangan Kalah Sama Masalah " dimulai dengan kehadiran dzikry sebagai teaching team SAB yang kebetulan pada episode 1 beliau belum bisa hadir. Episode kedua ini akan membahas tentang Entrepreneur Skills yang dibawakan langsung oleh teaching team SAB, harapannya mengambil topik Entrepreneur Skills agar adik adik di Panti Asuhan Kuncup Harapan dapat mempunyai jiwa jiwa wirausaha sejak dini, dan menyadarkan bahwa " Make your own income " itu sangat penting dilakukan. Pada episode kali ini, dihadiri oleh beberapa anak dengan kurun usia 16-19 tahun. 

Materi yang disampaikan berupa bagaimana menjadi seorang reseller. Kami memilih topik ini karena menurut kami, reseller adalah cara yang paling mudah untuk melakukan bisnis dengan resiko yang sangat kecil atau bahkan tidak ada, kami menjelaskan step by step untuk melakukan bisnis reseller, setelah mereka mendapatkan materi, kami langsung memberikan mereka sebuah tugas yaitu menjual kotak first aid. Kotak first aid itu, kami terima dari sumbangan volunteers SAB lalu kami gunakan produk tersebut sebagai penunjang dari materi Entrepreneur Skill. Tak perlu waktu lama, setelah kami memberikan materi di hari minggu, di hari rabunya team SAB menerima kabar jika anak anak di Panti Asuhan Kuncup Harapan telah menjual habis semua produk first aid kit yang berjumlah 12buah. Setelah mereka berhasil menjual semua produk, kami memberikan 100% hasil penjualan produk kepada mereka, alhasil mereka sangat senang sekali karena mereka mendapat uang tambahan untuk di tabung. Ridho salah satu anak yang berhasil menjual produknya menyampaikan sebuah pesan yang membuat saya sangat tergugah, beliau menyampaikan jika " setiap masalah yg kita hadapi pasti selalu ada jalan keluarnya yang penting jangan sampai kalah sama masalah " (memberikan maksud jika masalah yg mereka hadapi adalah tentang uang) kata kata yg terucap dari anak 16 tahun itu membuat saya tegar dengan masalah yg bakal saya hadapi dikemudian hari. Ridho menyampaikan jika uang yg diterimanya akan dia tabung untuk modal usaha masa depannya. Sampai saat ini anak anak masih melanjutkan bisnis reseller mereka dengan cara menjual kerudung, case hp dan jersey bola. 

Program ini sangatlah penting untuk dilakukan kepada anak anak usia remaja di Panti Asuhan dikarenakan masalah yang terjadi di panti asuhan sendiri adalah tidak adanya pendapatan tetap karena dana yg diterima dari panti asuhan adalah dana yg berasal dari sumbangan, sedangkan kita semua tahu jika sumbangan itu tidak selalu tetap kapan dan berapa. Oleh karena itu program seperti ini penting untuk di aplikasikan demi kesejahteraan yg dirasakan oleh orang orang yg berada di panti asuhan, dampak yg diterima dalam menjalankan program ini juga sangat terasa yaitu selain mendapatkan uang yg bisa jadi pendapatan untuk panti asuhan, program ini juga memberikan dampak kepada para pelaku Entrepreneur Skills di panti asuhan yang bisa menjadi bekal mereka di masa depan. Jika program ini bisa terlaksana secara cakupan luas, saya rasa kesejahteraan panti asuhan akan meningkat karena tidak lagi terpaku pada sumbangan.

" jangan Kalah Sama Masalah " ucap Ridho 16 tahun, anak di Panti Asuhan Kuncup Harapan.

Pada Episode 3 Sini Aku Bantu : Berkontribusi, Menginspirasi dan Memberi Arti, SAB berkolaborasi dengan salah satu projek self development bernama " How To Survive Zaman Now " adalah sebuah projek yang mengajarkan hal hal dasar sehari hari seperti mengajarkan softskill serta hardskill dan terkadang life hacks. Kami berpendapat bahwa hal hal terkecil di dalam hidup terkadang masih kurang bisa untuk dikuasai contohnya seperti melipat baju dengan baik dan benar, menjait kancing dan lain lain. Aku menganggap hal ini penting untuk dikuasai sebagai dasar keahlian dalam menjalani hidup. Saat itu yang menjadi pemateri adalah Noviani, seorang mahasiswi aktivis dari Management Institut Teknologi Bandung, beliau menekankan kepada anak anak bahwa tugas tugas sehari hari di rumah adalah hal yang penting untuk dikuasai, selain dapat mengurangi beban orangtua dalam mengerjakan kerjaan rumah, hal tersebut bisa juga membuat anak anak panti asuhan dapat menghadapi sendiri masalah yang terjadi berkaitan dengan tugas rumah. Selain itu Noviani juga memberikan materi tentang public speaking yang diawali dengan pembelajaran " Percaya Diri " dalam menyampaikan sesuatu. Program Kerja dari Sini Aku Bantu cukup flexible tidak harus terikat pada pendidikan formal, tetapi juga pada pendidikan hidup, yang tidak akan pernah diajarkan di sekolah formal.

Berkontribusi, Menginspirasi dan Memberi Arti

Saya adalah seorang manusia yang bergairah akan dunia sosial, amal serta kepedulian. Saya sangat senang jika saya bisa memberikan sebuah kebahagiaan kepada orang lain dan melihat orang lain tersenyum adalah suatu kepuasan tersendiri bagi saya, merasakan kenyamanan hidup karena manusia manusianya bisa damai dan bahagia adalah salah satu tujuan saya dalam menjalani petualangan hidup ini, dan atas dasar itulah saya membuat sebuah projek sosial yang bernama Sini Aku Bantu. 

Sini Aku Bantu lahir karena sebuah masalah yang sangat klasik yang terjadi di Panti Asuhan, yaitu tidak adanya pendapatan tetap serta kurangnya biaya pendidikan bagi anak anak di panti asuhan. Sebagai mahasiswa yang memiliki jiwa sosial yang tinggi, saya dituntut oleh diri saya sendiri untuk menjadi sebuah agen perubahan serta mengabdi kepada seluruh insan yang ada di negeri ini. Agar hidup yang saya jalani ini tidak semata mata untuk diri sendiri dan menutup telinga atas segala permasalahan sosial yang terjadi. 

Motivasi saya untuk mengikuti program ini selain untuk mendapatkan dana agar program kerja dari Sini Aku Bantu dapat berkelanjutan, adalah untuk pembekalan ilmu kepada diri saya sendiri terhadap aspek social charity, yang bisa saya implementasikan di dalam projek Sini Aku Bantu. Ilmu tentang management melakukan suatu projek agar projek itu bisa sustain serta networking adalah menjadi fokus saya dalam mengikuti program ini. 

Hidup Tidak Akan Pernah Habis Jika Kita Bisa Untuk Terus Memberi

Ketika projek ini awal dibentuk, saya mencari orang orang yang bisa memberikan feedback atas apa yang bakal saya kerjakan dalam projek Sini Aku Bantu. Banyak respond positif terhadap projek yang saya buat ini, tetapi banyak juga orang orang yang tidak menyukai projek yang saya lakukan ini, mungkin yang mereka pikir jika projek itu harus berorientasi kepada profit, sedangkan projek ini berorientasi kepada benefit, jelas berbeda dan tentu mereka engga suka. Saya selalu menyimpan dalam diam setiap keresahan yang saya rasakan termasuk respond negatif dari ruang lingkup sosial saya. Oleh karena itu saya memikirkan bagaimana caranya agar projek saya ini bisa dikenal cepat oleh masyarakat dan mempunyai networking yg luas, dan terpikir oleh saya untuk melibatkan banyak orang dalam projek ini dengan skema " Open Recruitment for Kaka Angkat SAB " dengan melibatkan banyak orang, otomatis projek ini semakin banyak dikenal, dan karnanya saya menetapkan sebuah target untuk mencapai 100 kaka angkat untuk periode bulan april-mei 2018, dan ternyata antusias masyarakat terhadap projek ini sangatlah tinggi dan pencapaian terbaik kami adalah bisa mengumpulkan 100 kaka angkat dalam waktu 3 hari dan mengumpulkan 376 kakak angkat dalam waktu 1 bulan. Antusiasme tinggi masyarakat ini membuat saya semakin semangat untuk mematangkan action plan dari SAB dan memberikan experience kepada kaka angkat yaitu bagaimana rasanya mempunyai adik angkat di panti asuhan. Kinerja dari team SAB yang sangat keras dan gigih terbayar dengan terpilihnya Sini Aku Bantu sebagai nominasi best social entrepreneur project di acara innovation festival SBMITB 2018, walaupun gagal untuk menang, tapi hal tersebut membuat team SAB semangat untuk menjalakan setiap program kerjanya.

Terus berjalan untuk membuat sebuah pembuktian

Jika bertanya apa yang bakal saya lakukan ketika saya sudah mengikuti program SDG Young Changemakers, jawabannya adalah merombak projek demi keberlanjutan dan kebaikan projek Sini Aku Bantu. Setelah saya mengikuti program ini, dipastikan saya akan mendapatkan banyak insights dari para expert, yang bakal saya gunakan untuk memperbaiki sistem kerja dan alur kerja dari SAB, dan saya berharap setelah mengikuti program ini saya ingin menciptakan sebuah modul pembelajaran dari Sini Aku Bantu agar semua pembelajaran dapat terskema dengan baik dan tepat pada porsinya. Strategy yang akan saya gunakan untuk membuat modul tersebut adalah dengan cara brainstorming dengan pihak internal Sini Aku Bantu dan volunteers, setelah itu untuk mematangkan konsep dilakukan brainstorming lagi dengan pihal eksternal yg sudah mempunyai pengalaman dalam membuat modul pembelajaran, setelah itu dilakulan uji coba modul dengan objeknya anak anak di panti asuhan, setelah melakukan uji coba, lanjut pada proses terakhir yaitu evaluasi apakah modul yg dibuat bisa mencapai tujuan yang ditentukan dari awal apa tidak? Jika memenuhi modul akan tetap di gunakan untuk episode episode SAB selanjutnya, dan jika tidak kami akan terus membenahi sampai modul itu benar benar layak untuk digunakan dan sesuai dengan porsinya. Target panti asuhan akan lebih di perluas, dengan target Jabodetabek jadi Sini Aku Bantu mempunyai beberapa project chapter dan tidak hanya ada di Bandung. Dampak yang ingin kami beri tetap pada pendirian awal, bahwa kami ingin memberikan dampak berupa membantu panti asuhan untuk mempunyai pendapatan tetap dengan melakukan bisnis serta memberikan pengajaran dalam bidang pendidikan serta pelatihan softskill dan hardskill kepada anak anak di panti asuhan. Untuk lebih jelas kami akan mencoba untuk membuat simple financial projections: 

Pendapatan : 
1. Volunteers 100 kaka angkat : 1.000.000
2. Garage sale baju bekas : 500.000

Pengeluaran :
Biaya operational staff : 100.000
Biaya operational pendidikan anak di panti asuhan : 1.000.000
Biaya modal Entrepreneur Skill : 500.000
Biaya konsumsi per episode : 200.000

Total :
Pendapatan - pengeluaran
1.500.000 - 1.800.000 = - 300.000


Business Model Canvas :

1. Concept Social Business :
Sini Aku Bantu adalah sebuah social projek yang berusaha untuk membantu panti asuhan untuk mempunyai pendapatan lewat bisnis serta pengembangan pembelajaran serta pelatihan anak anak di panti asuhan.  

2. Community 
Panti Asuhan yang tidak mempunyai donatur tetap serta anak anak di panti asuhan yg kekurangan biaya operasional pendidikan di Jabodetabek

3. Benefits
•Memberikan sebuah wadah pembelajaran secara formal dan non formal untuk bekal masa depan anak anak panti asuhan
•Membantu panti asuhan untuk menciptakan bisnis mereka sendiri agar tidak terpaku oleh sumbangan
•Memberikan pelatihan kewirausahaan bagi anak anak panti asuhan

4. Revenue
• 1.000.000 from Volunteers (Kaka Angkat)
• 500.000 from garage sale 

5. Forecasts cost that need
• Biaya operational pendidikan anak : 1.000.000 (tergantung jumlah anak)
• Biaya modal untuk membuka usaha 500.000 - 1.000.000
• Biaya konsumsi per episode 200.000 - 300.00
• Biaya operational Staff - 100.000

6. Organizations 
1. Kitabisa.com
2. Tifa foundation
3. GoglobalIndonesia
4. Bandung Social Entrepreneurship 

7. Value proportion 
• experience mempunyai adik angkat di panti asuhan serta dapat berinteraksi langsung
• experience menjadi teaching team bagi anak anak di panti asuhan

8. Channels
• Media Social
• Sosialisasi
• campaign langsung 

9. Key Resources
• social capital
• funding kalau dapet
• media partner

10. Type of Intervention
• Workshop 

11. Key Activities
• Education
• Entrepreneur Skills 

12. Partners + stakeholders 
• Staff SAB
• Volunteers (Kaka Angkat)
• Orphans
• Media Partner

Masa depan tergantung pada apa yang kita lakukan hari ini - Mahatma Gandhi

Episode pertama dari project Sini Aku Bantu telah terlaksana. Setelah sekian lama mencari target kesana kemari, akhirnya team Sini Aku Bantu menetapkan untuk memberi kontribusi demi memajukan pendidikan di Indonesia dengan mengaplikasikan 2 program dari Sini Aku Bantu, yaitu Edukasi serta Entrepreneur Skill. Pada episode pertama ini, Team Sini Aku Bantu memberikan pengajaran kepada adik adik di panti asuhan untuk persiapan ujian national yang akan mereka hadapi. Saat itu team pengajar dari Sini Aku Bantu terdiri dari 3 orang yaitu Saya sebagai initiator lalu ada Rafif dan Dzikry sebagai staff dari project Sini Aku Bantu sekaligus team pengajar, akan tetapi pada saat digelarnya Episode 1 Sini Aku Bantu : " Berani Untuk Menebar Mimpi " team pengajar hanya ada 2 orang yaitu saya dan Rafif.

Kami membagi kelas pembelajaran menjadi 2, yaitu kelas sosial dan kelas science. Saya sendiri bertugas untuk memberikan pengajaran di kelas sosial karena background saya adalah anak IPS, sedangkan Rafif sebaliknya, beliau mengajar pada kelas science. Walaupun team pengajar hanya terdiri dari 2 orang tapi semangat anak anak untuk belajar sangatlah tinggi, itu dibuktikan dengan keaktifan anak dalam bertanya, apalagi dengan diberikannya buku yang telah kami kumpulkan dari volunteers yang telah menyumbangkan buku buku mereka untuk anak anak di panti asuhan. Buku tersebut berupa buku latihan serta pembahasan soal soal untuk ujian nasional. Mereka sangat bersyukur sekali akan pemberian tersebut karena disaat hari hari menjelang UN mereka sama sekali tidak mempunyai buku penunjang dalam mempersiapkan ujian nasional. 

Anak anak di Panti Asuhan Kuncup Harapan ini, rata rata berumur 12-18 tahun dan alhamdullilah semua anak sudah bisa bersekolah di sekolah formal, akan tetapi biaya operasional pendidikan mereka sangatlah rendah, bayangkan uang jajan yang mereka terima untuk SD adalah 2000, SMP 5000 dan SMA 10000, bagi saya sendiri uang yg mereka terima setiap harinya jauh dari kata cukup, apalagi jarak dari rumah/Panti ke sekolah sangatlah jauh yaitu 13km. Untuk SD dan SMP jarak dari rumah/panti relatif dekat, sedangkan untuk SMA jauhnya adalah 13km, untuk menghemat terkadang siswa/i SMA di Panti Asuhan Kuncup Harapan terkadang berjalan kaki sehabis pulang sekolah ke rumah/panti agar mereka masih bisa menabung uang jajan mereka itu.