Wonosobo menjadi salah satu dari 100 kabupaten prioritas penanganan masalah stunting nasional. Stunting merupakan kondisi kurang gizi kronis yang ditandai dengan tinggi badan lebih rendah dari usia seumurannya (pendek). Sekitar empat dari sepuluh balita di Wonosobo mengalami stunting (SSGB 2019). Ada sekitar 5.597 balita stunting yang banyak tersebar di 13 desa dengan angka stunting tertinggi di Wonosobo. 

Permasalahan stunting di Wonosobo disebabkan oleh faktor multi dimensi: pola asuh, akses pangan, kurang gizi 1000HPK, rendahnya akses layanan kesehatan dan sanitasi. Wonosobo termasuk kabupaten termiskin di Jawa Tengah dengan angka kemiskinan sekitar 17, 58% tahun 2018. Sebagian besar masyarakat Wonosobo (64,3%) hanya memiliki tingkat pendidikan SD/MI (Dinkes Wonosobo 2017). Selain itu, sekitar 26% jumlah mempelai wanita di kabupaten Wonosobo berusia di bawah 20 tahun (Kemenag 2019). Kondisi kesiapan gizi dan kesehatan calon ibu sebelum, saat dan setelah kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin. BPS Wonosobo (2019) melaporkan lebih dari 30% atau sebanyak 9573 rumah tangga miskin di Wonosobo tidak memiliki jamban sendiri akibatnya akses sanitasi layak di Wonosobo paling rendah di Jawa tengah sekitar 58,2% (Dinkes Jateng 2018). Rendahnya sanitasi juga berkaitan dengan kasus diare di Wonosobo sekitar 73, 8% lebih tinggi dari rata-rata di Jawa tengah (Dinkes Jateng 2018) sehingga akan mengganggu penyerapan gizi. Ada hubungan antara kejadian diare dalam 7 hari terakhir dengan kejadian stunting pada balita usia 6-59 bulan terutama di pedesaan.

Melalui kampanye #WonosoboSehat, kami ingin mengajak semua orang untuk menjadi bagian penyelesaian masalah gizi dan kesehatan di Wonosobo dengan melakukan praktek-praktek makan gizi seimbang berbasis pangan lokal dan gaya hidup sehat.

WonosoboSehat

Mengajak masyarakat untuk peduli kesehatan & menjadi bagian penyelesaian masalah gizi di Wonosobo

Terpublikasi

​Kamu tahu kan kalau isu sosial di Indonesia banyak banget. Mulai dari isu kesehatan, pendidikan, lingkungan, hingga kekerasan seksual. Dan belum semuanya diperhatikan. Butuh suatu wadah untuk mengenalkan isu sosial di Indonesia kepada masyarakat, terutama anak muda yang memiliki semangat berkontribusi untuk bangsa.&nbsp; Satu wadah untuk mengenalkan isu ini ialah melalui Social Fair Day yang diinisiasi oleh Campaign dan berkolaborasi dengan institusi pendidikan. Pada kegiatan hari ini, tepatnya 2 Oktober 2020, Campaign berkolaborasi dengan SMA Budi Cendekia Islamic School. Kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas XI dan&nbsp; 4&nbsp; komunitas sosial di Indonesia, yang meliputi, Wonosobo Sehat, Thirst Indonesia, Tata Muda, dan Front Santri Melawan Kekerasan Seksual. Kegiatan Social Fair Day dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi Zoom.Kegiatan Social Fair Day dimulai dengan pembukaan, pemaparan mengenai Campaign sendiri, Fun Games, Community Talkshow, dan Community Booth. Masing-masing komunitas memperkenalkan aksi yang sedang dicanangkan sesuai dengan ranah pergerakannya. Pada kesempatan ini, Wonosobo Sehat mengangkat aksi “Aksimu untuk Bebas Stunting”. Aksi ini diangkat mengingat&nbsp; urgensi dari permasalahan stunting sendiri yang bukan hanya tentang masalah kesehatan. Namun, stunting juga berdampak pada penurunan kualitas generasi di masa mendatang. Dalam jangka panjang, stunting mengakibatkan penurunan daya kognitif. Selain itu, penderita stunting akan lebih mudah terserang penyakit. Dan tentu ini kabar buruk untuk kita. Kita pasti menginginkan generasi masa depan yang unggul dan mumpuni.&nbsp;Pemaparan dilanjutkan oleh komunitas Thirst Indonesia. Thirst Indonesia merupakan komunitas lingkungan yang saat ini fokus pada permasalahan air di Indonesia. Mungkin kita masih menikmati aliran air yang lancar dan bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, beberapa wilayah belum memeroleh akses aliran air yang baik. Komunitas berikutnya yang memberikan pemaparan adalah Tata Muda dengan slogannya “Yang Muda yang Menata”. Saat ini, Tata Muda fokus pada bidang pendidikan. Kita tahu sendiri, tidak semua siswa memiliki akses pendidikan yang layak sejak masa pandemi. Misalnya kendala jaringan dan tidak memiliki smartphone. Komunitas terakhir yang memperkenalkan diri ialah Front Santri Melawan Kekerasan Seksual.&nbsp;Setelah pemaparan dari masing-masing komunitas, siswa diarahkan untuk memasuki Community Booth yang diinginkan. Di dalam Community Booth, siswa menggali lebih banyak informasi tentang komunitas yang dipilih. Siswa juga mengikuti tantangan yang diberikan oleh masing-masing komunitas.

Kenalan Yuk Dengan Isu Sosial Sejak Sekarang

Dana menjadi salah satu kebutuhan primer dan menjadi nafas dari komunitas. Dana dibutuhkan dalam berbagai kepentingan terlebih ketika menjalankan sebuah program. Tidak hanya itu, kebutuhan dana juga berkaitan dengan kebutuhan operasional komunitas untuk bertahan. Namun, tidak dapat dipungkiri sebagai komunitas sosial mencari dana atau dapat dikatakan fundraising masih menjadi kendala dan sebuah tantanga.&nbsp; Pada wokshop terakhir yang diadakan oleh campaign, kami diberikan informasi terkait dengan pencarian dana dan pengelolaan dana untuk komunitas. Ilmu ini menjadi ilmu yang sangat kami butuhkan terlebih di usia Wonosobo Sehat yang bisa dikatakan masih muda. Ibu Nor Hiqmah memberikan kami informasi bahwa saat ini, mencari dana bagi komunitas bukanlah hal yang susah.&nbsp;&nbsp;Fundraising saat ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Terlebih dengan kemajuan jaman dan keterbukaan informasi, kita akan dengan mudah untuk mencari akses dana dan mencari informasi terkait hal tersebut. Kerjasama dengan perusahaan (corporate fundraising) menjadi salah satu pencarian dana yang banyak diincar oleh komunitas. Oleh karena itu, kita perlu untuk mencari koneksi untuk dapat mendapatkan informasi terkait kegiatan sosial yang menjadi tema perusahaan, sehingga kita dapat menjadi salah satu kolaboratornya.Penggalangan dana adalah salah satu kegiatan yang sudah sering dilakukan oleh komunitas-komunitas sosial. Wonosobo Sehat pernah melakukan kegiatan penggalangan dana pada saat awal terjadinya pandemi covid-19. Sangat bersyukur karena ternyata antusiasme dari masyarakat untuk ikut membantu sesama cukup besar.&nbsp;Tantang dari fundraising ini adalah bagaimana kita mampu memilih cara dan metode fundraising yang tepat bagi komunitas kita. Oleh karena itu, penting sekali bagi kita untuk mengenal lebih dahulu terkait komunitasnya. Menganalisa berbagai kebutuhan komunitas kaitannya dengan rencana kegiatan komunitas. Sehingga kita mamou mengenali tipe fundraising yang optimal dan cocok bagi komunitas kita.&nbsp;Program kampanye yang kami lakukan bersama campaign.com juga merupakan salah satu kegiatan penggalangan dana yang sedang kami lakukan. Yuk join bareng kami untuk memberikan dunia lebih baik dengan mengikuti program ini. Selesaikan program kami dengan begitu kalian sama dengan menyumbang 10k untuk mengurangi angka prevelensi stunting melalui Wonosobo Sehat.&nbsp;Salam sehat dan tetap semangat yaa Konco Sehat !!!

​Keuangan dan Mencari Dana, Antara Tantangan dan Peluang!

​Hi Konco Sehat! Salam sehat semua! Kembali kami akan membagikan insight terbaru yang kami dapatkan melalui workshop yang diadakan oleh Campaign.id. Workshop kali ini sungguh menarik karena membahas terkait Monitoring dan Evaluasi yang dipandu oleh kak Emilia Tiurma Savira dari Indika Foundation.&nbsp;Monitoring dan Evaluasi atau mungkin kita sering menggabungkan kedua istilah tersebut menjadi Monev. Monev perlu dilakukan supaya kita dapat belajar untuk memperbaiki kesalahan, mengetahui pula trek atau jalur yang digunakan dalam menjalankan sesuatu sudah benar atau belum, dan yang terpenting adalah posisi langkah yang kita lakukan, apakah masih jauh dari tujuan atau sudah hampir mencapai tujuan.&nbsp;Monitoring dan Evaluasi sendiri adalah dua hal yang berbeda, Monitoring dilakukan untuk memberikan penilaian awal, menilai langkah-langkah yang dilakukan sudah tepat atau belum. Akan tetapi Evaluasi akan dilakukan dengan frekuensi jarang. Evaluasi akan memberikan hasil akhir yang akan menjadi pertimbangan keputusan terkait program yang dijalankan. Posisi monitoring dan evaluasi sendiri merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam penyusunan program. Metode monitoring dan evaluasi akan ditentukan melalui bagian planning suatu program.&nbsp;Kak Emil juga memberikan tips salah satu tools yang dapat dilakukan untuk melakukan monitoring dan evaluasi. Salah satu tools Logic Model. Logic Model adalah diagram visual yang menunjukkan bagaimana program / aktivitas dapat mencapai tujuannya. Pengisian bagan logic model setiap program akan berbeda tergantung infividu yang akan mengisi. Namun, Kak Emil menyarankan dan banyak juga yang berpendapat untuk kita mulai mengisi dari bagian objective. Mengetahui target atau sering juga kita menyebutnya sebagai konsumen kita siapa. Hal ini akan memudahkan kita dalam menganalisi langkah kita selanjutnya.&nbsp;

Monitoring and Evaluation, How We Do it? With Emilia Tiurma Savira 

Hi Konco Sehat!&nbsp; Kembali kami akan membagikan insight menarik dari workshop community mengenai “Hukum Korporasi”. Sepertinya berat ya dilihat dari temanya. Tema kali ini benar-benar membuka mata bagi kami khususnya para pendiri komunitas sosial. Kadangkala ketika kami mendirikan sebuah komunitas aspek hukum tidak kami pertimbangkan sebagai aspek yang utama.&nbsp;&nbsp;Sebagai sebuah komunitas sosial ternyata penting memperhatikan aspek hukum, terlebih negara kita merupakan negara hukum. Legalitas menjadi penting karena dibutuhkan untuk membatasi hak dan kewajiban pendiri/pengurus secara individu serta hak dan kewajiban komunitas sebagai sebuah kelompok.&nbsp;Ketika komunitas akan memiliki payung hukum ada beberapa pilihan jenis badan hukum yang dapat kita pilih. Pada kesempatan workshop kali ini Kak Louise dari Socolas memberikan kami beberapa pilihan badan hukum yang dapat kita pilih sebagai identitas diri. ada empat jenis badan hukum yang diakui oleh hukum pemerintah, yaitu ada Perseroan Terbatas (PT), Yayasan, Perkumpulan, dan Koperasi.&nbsp;Selain diberikan jenis-jenis dari badan hukum kami juga mendapatkan informasi kebutuhan yang harus disiapkan untuk melangkah maju membentuk badan hukum sehingga akan menjadikan komunitas lebih profesional.&nbsp;Topik kali ini benar-benar membuka mata kami sebagai komunitas dari daerah untuk melangkah mengembangkan komunitas kami. Selain itu, kami semakin paham bahwa sangat penting untuk membuat analisa identitas kelompok kami serta harapan kami terhadap komunitas kami kedepan.&nbsp;Kembali kami mengucapkan terimakasih bagi Campaign.id dan Kak Louise Patricia dari Socolas yang mengajak kami untuk kembali brainstorming mengenai pentingnya hukum dan unsur legalitas bagi komunitas.&nbsp; Salam Sehat ya Konco Sehat!Mari lakukan perubahan kecil untuk menciptakan dunia lebih baik :)

Ternyata Hukum Penting Untuk Komunitas Sosial 

​Hi Konco Sehat! Salam Sehat ya!&nbsp;Kali ini kami akan berbagi kisah terkait kesempatan yang diberikan oleh tim Campaign.id. Senang rasanya kami dapat ikut serta dalam workshop bersama Qaris Tajudin. Jum’at (11/09) lalu kami belajar bersama untuk membuat cerita yang hidup bagi kampanye sosial yang memang menjadi kegiatan Wonosobo Sehat.&nbsp;Setelah mengikuti workshop kemarin, kami semakin menyadari bahwa cerita adalah sebuah nilai yang perlu untuk kita masukkan dan kita kembangkan. Pesan akan mudah tersampaikan dan akan semakin menarik ketika disalurkan melalui sebuah cerita. Banyak sekali pesan yang akhirnya tersampaikan dengan baik melalui cerita yang dibuat dengan epic dan menarik.&nbsp;Untuk mengangkat sebuah isu sosial menggunakan cerita kita perlu melibatkan permainan emosi dan data pendukung. Data pendukung akan semakin memperkuat kebenaran cerita yang kita angkat. Pembaca akan semakin tertarik ketika kita libatkan emosi dalam penulisan cerita sehingga akan membangunkan empati pembaca.&nbsp;Qaris Tajudin juga mengingatkan kita hal yang sering kita lupakan dalam menyusun cerita. Kita sering melupakan untuk adanya tokoh atau karakter yang akan menghidupkan cerita. Alur penyusunan cerita juga perlu diperhatikan sehingga akan membuat kita menemukan konflik yang membuat cerita semakin menarik dan hidup. Penyusunan cerita juga perlu untuk ditambahkan kutipan dari tokoh, atau biasa disebut dialog. Unsur yang perlu diperharhatikan selanjutnya adalah deskripsi. Menceritakan secara detail kondisi ataupun situasi akan semakin membuat pembaca seperti masuk kedalam cerita tersebut.&nbsp;Inilah sekelumit insight yang kami dapatkan kembali terkait penulisan cerita yang disampaikan Qaris Tajudin, seorang Wartawan Tempo dan Direktur Tempo Institute. Tak lupa kami ingin mengajak kalian untuk ikut serta menjadi tokoh dalam sebuah cerita penanggulangan stunting melalui program “Aksimu Untuk Bebaskan Stunting”. Langkah kecil kita akan membuat perubahan besar bagi Indonesia&nbsp;

Kunci Membuat "Cerita" Untuk Masalah Sosial 

​Hi Konco Sehat! Kamis, 10 September 2020 Wonosobo Sehat mengadakan Webinar “Investasi 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk Sang Buah Hati” melalui Zoom Meeting dan Live Streaming Youtube. Acara ini menghadirkan 3 pembicara yang sangat menarik, yakni bapak Win Kurniyanto, SKM, MM selaku Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Kabupaten Wonosobo, Dr. Arif Sabta Aji, S.Gz selaku presiden @millennialvoice_id, dan Citra Ayi Safitri, M.Psi., Psikolog yang merupakan Psikolog @rumahkonsul.id. Acara ini ternyata mengundang antusiasme yang besar dari pelosok Indonesia, tidak hanya Wonosobo saja. Dalam waktu sosialisasi yang terbilang cukup singkat, lebih dari 200 pendaftar dan ± 144 peserta yang hadir dalam Webinar ini.

"Investasi 1000 HPK Untuk Sang Buah Hati" 

​Hi Konco Sehat! Para Changemaker yang akan merubah dunia menjadi lebih baik.&nbsp;Kembali lagi, kami Wonosobo Sehat akan membagikan ilmu yang kami dapatkan dari kelas workshop yang difasilitasi oleh Campaign.id. Jum’at 4 September 2020 kemarin kami diberikan kesempatan yang luar biasa untuk belajar bersama 39 komunitas lainnya yang tergabung dalam program A Better Word Prize mengenai topik yang cukup seksi. William Sudhana Co-founder dari Vos Foyer memberikan kita semua insight baru terkait “Amplify Your Social Media Campaign”.&nbsp;Yaps topik kemarin benar-benar seksi terlebih kaitannya dengan kampanye yang kami sedang lakukan dan mostly karena sedang di masa pandemi seperti ini, kami melakukan kampanye melalui dunia digital dan harus memanfaatkan media sosial yang ada.&nbsp;Namun, kami banyak terkendala untuk memaksimalakan konten kampanye yang kita lakukan. Ternyata, hal ini pula yang dirasakan oleh sebagian besar komunitas yang lain. So, topik kemarin sangat membantu kami dalam membuat konsep sebuah konten untuk “memasarkan” kampanye kami.&nbsp;Kak William disini memberikan tips untuk memaksimalkan sosial media komunitas yang dapat kita gunakan untuk community building. Sosial Media akan menjadi salah satu tempat masyarakat mengenal produk kita. Oleh karena itu penting banget bisa membuat sosial media yang bisa menarik audience.&nbsp;Ada satu poin yang kami highlight yaitu pentingnya target audience, karena kita tidak bisa menyediakan konten yang dapat diterima oleh semua kalangan. So, target audience penting banget untuk ditentukan. Hal ini agar, konten dan produk yang kita berikan benar-benar tepat sasaran.&nbsp;Oleh karena itu, yuks kunjungi campaign page kami serta instagram Wonosobo Sehat www.instagram.com/wonosobosehat. Berikan masukan dan kritik kalian terkait konten kami yaa agar kami dapat terus berkembang dalam memberikan informasi kesehatan kepada Konco Sehat semua.&nbsp;Serta tidak bosan kami mengajak kalian untuk ikut serta dalam program kami yaitu “Aksi Bebas Stunting” untuk menanggulangi angka prevelensi Stunting di Indonesia.&nbsp;Salam Sehat Semua&nbsp;&nbsp; &nbsp;

Content Creator ternyata penting loh 

Insight baru nih dari Kak Gita Syahrani

​Hi, Konco sehat.&nbsp;Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Masalah stunting masih menjadi permasalah global termasuk di Indonesia menempati peringkat ke-5 dengan jumlah balita stunting tertinggi di dunia dengan prevalensi &gt;37% (Riskesdas 2018). Stunting akan berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunnya produktifitas, meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan, serta menghambat pembangunan negara di masa depan. Masalah stunting ini belum selesai, sekarang muncul pandemi Covid 19 yang diprediksi meningkatkan kasus stunting.&nbsp; Nah, bagaimana dampak pandemi Covid19 terhadap gizi balita di Indonesia?&nbsp;Bagaimana mempersiapkan asupan gizi yang optimal selama 1000 HPK untuk generasi yang unggul?&nbsp;Bagaimana mempersiapkan mental &amp; pola asuh bagi orang tua dan atau calon orang tua? Yuk ikuti webinar “Investasi 1000 HPK untuk Sang Buah Hati” . GRATIS &amp; Terbuka untuk UMUM.&nbsp;&nbsp;Speakers :Win Kurniyanto, SKM.MMDinas Kesehatan Kab. Wonosobo Dr. Arif Sabta Aji, S.GzPresident @Millennialsvoice_id Citra Ayi Safitri,M.Psi.,PsikologPsikolog @Rumahkonsul.id&nbsp; Moderator :Laeli Nur Hasanah, S.Gz., M.Si Save the date&nbsp;Webinar akan dilaksanakan pada :🗓Kamis,10 September 2020⏰ 13.00-15.00 WIB📱 Via Zoom Include :FREE E- Certificate3 Hadiah menarik untuk 3 orang beruntung&nbsp; Segera daftar di link berikut ini :bit.ly/ABWP_WonosoboSehat

Webinar : Investasi 1000 HPK Untuk Sang Buah Hati 

​Sangat beruntung 14 Agustus lalu dapat kesempatan untuk mengikuti workshop bersama Kak Ayu Kartika Dewi yang memiliki pengalaman hidup maupun pengalaman berorganisasi yang tidak usah diragukan lagi. Okedeh lanjut...Menjadi leader di sebuah komunitas ataupun organisasi sendiri saat ini adalah sebuah panggilan yang sungguh menantang, apabila kita kutip kata-kata dari Kak Ayu itu, “kurang kerjaan banget”. Menurut Kak Ayu, memilih menjalankan komunitas sosial disaat seperti ini merupakan salah satu panggilan mulia dan tidak dimiliki oleh semua orang.&nbsp;Menjadi istimewa bagi kita yang terpanggil untuk menjalankan sebuah komunitas atau organisasi sosial. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa menjadi seorang leader adalah tantangan dengan segala permasalahannya. Oleh karena itu, sebagai leader kita perlu beberapa tools untuk menjalankan komunitas kita.&nbsp;Sebelum menjadi leader untuk komunitas, kita harus mampu menjadi leader untuk diri sendiri. Bertambahnya beban maka kita harus memperluas kapasitas kita, dengan mengurangi beban yang tidak penting dan hanya membuat kita semakin stres. Dalam beban-beban yang kita hadapi, diperlukan sikap yang bijaksana dalam memilih berbagai permasalahan yang muncul di pikiran kita.&nbsp;Lalu gimana sih caranya menjadi leader yang baik?&nbsp;Kita dapat menggunakan tools kaizen untuk mengevaluasi pada setiap kegiatan yang kita lakukan. Membangun hubungan profesional kepada setiap anggota/relawan sangat diperlukan, namun kita juga perlu membangun hubungan personal antar anggota/relawan karena ada sebuat ungkapan “the only relationship is personal relationship”. Jauhkanlah perasaan 3P (personalization, pervasiveness, permanence) secara mudah kita mengenal dengan sebutan “menyalahkan diri sendiri” ketika terjadi kegagalan komunitas.&nbsp;Perlu perhatikan pula beberapa poin sehingga akan membuat komunitas semakin berkembang ke arah yang lebih baik, hal-hal ini sangat perlu untuk didiskusikan dalam komunitas kita,&nbsp;Setiap aspek dalam komunitas perlu menentukan OKR (Objectives-Key Result), poin ini akan sangat membantu untuk menentukan tujuan dari komunitas sehingga akan membuat arah kerja dari komunitas semakin jelas.&nbsp;Komunitas perlu membuat Business Canvas Model, yang akan membantu komunitas dalam menganalisis dan mengidentifikasi berbagai resource yang ada sehingga akan membantu perkembangan dari komunitas tersebut.&nbsp;Stop membuat struktur organisasi/struktur komunitas yang mainstream (ketua, sekretaris, bendahara, dll). Buatlah struktur organisasi yang mencerminkan identitas komunitas.&nbsp;Dan terakhir dapat quotes yang sangat menarik dan sangat mengena sebagai penutup dari workshop kali ini&nbsp;“God, grant me the serenity to accept the things I cannot change,courage to change the things I can, and wisdom to know the difference”

Kak Ayu "Leadership Skills For Organization Sustainability"

​Perjalanan Wonosobo Sehat di mulai pada pertengahan tahun 2019. Penggerak kami berasal deri berbagai latar belakang bukan hanya dari praktisi kesehatan namun ada juga akademisi, mahasiswa, dan pekerja kantoran. Latar belakang pendidikan? jangan tanya sudah jelas bermacam-macam mulai dari kesehatan sampai pertanian pun ada, yang jelas kami adalah pemuda Wonosobo yang ingin berkontribusi bagi kota kelahiran kami ini.&nbsp;Kami adalah komunitas di kota kecil Wonosobo yang bergerak di bidang kesehatan. Edukasi kesehatan menjadi salah satu fokus kami. Kenapa edukasi? yaa karena belum semua masyarakat mendapatkan edukasi terkait kesehatan. Kesadaran masyarakat khususnya masyarakat Wonosobo akan pentingnya menjaga kesehatan masih kurang.Harapan kami, kami mampu meningkatkan kesadaran masyarakat Wonosobo dalam menjaga kesehatan dengan memberikan literasi kesehatan yang tepat.&nbsp;Siapa saja penggerak Wonosobo Sehat? Sudah melakukan apa saja Wonosobo Sehat? Apalagi yang akan dilakukan Wonosobo Sehat?&nbsp;Penasaran? tunggu update-an kami selanjutnya yaa&nbsp;