“Youth Coalition for Sustainable Peace” atau Koalisi Pemuda untuk Perdamaian yang Berkelanjutan adalah program yang digagas sebagai bentuk peningkatan kapasitas pelajar tentang nilai-nilai perdamaian, keterampilan mentransformasikan konflik untuk perubahan sosial, pembangunan karakter dan strategi mewujudkan mimpi masa depan.

YouthCoalitionForSuistanablePeace

Mempersiapkan pelajar untuk menjadi aktor yang berperan aktif dalam mempromosikan nilai perdamaian

Rencana yang akan dilanjutkan setelah mengikuti program adalah mengembangkan program ini lebih luas ke daerah-daerah di Aceh yang rawan akan konflik  dan kekerasan baru terutama di daerah yang berbatas dengan provinsi Sumatera Utara yang masyarakatnya lebih beragam. 10 Kota/Kabupaten di Aceh akan menjadi pelaksanaan Youth Coalition for Suistanable Peace (YCSP) dengan berkolaborasi bersama mitra-mitra/organisasi kepemudaan di daerah-daerah dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dengan menjangkau peserta yang lebih dari 50 orang siswa dan siswi terbaik di setiap daerahnya. Perkiraan biaya yang akan diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan ini mencapai Rp. 50.000.000 yang digunakan untuk operasional kegiatan seutuhnya.

Selanjutnya dari YCSP!

Langkah awal pelaksanaan YSCP yaitu dimulai dengan merancang kurikulum pengembangan diri yang digabungkan dengan pengembangan sosial. Pengembangan diri dimulai dengan materi seputar potensi pada diri dan merancang mimpi, pada pengembangan sosial yaitu dengan menggunakan isu perdamaian dan toleransi yang dirancang sangat aplikatif. Langkah kedua yaitu dengan mencari pendanaan dari berbagai sumber untuk mendanai kegiatan ini. Langkah ketiga yaitu dengan mencari lokasi yang cocok dengan tema kegiatan, lokasi yang dipilih yaitu daerah yang menjadi basis konflik dahulu karena metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu live in, dimana para peserta tinggal langsung di rumah warga dan berbaur selama kegiatan. 

Selanjutnya, rekrutmen narasumber yang sudah berpengalaman dalam bidangnya dan rekrutmen peserta YSCP dari seluruh kota/kabupaten di Aceh terutama di daerah yang rawan terjadi kembali potensi konflik. Lalu dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan selama 5 hari dan evaluasi program untuk mencari temuan-temuan yang nantinya bisa diupgrade kembali pada kegiatan YSCP selanjutnya. Lalu dilanjutkan dengan pembentukan post project kepada seluruh peserta untuk dilaksanakan di masing-masing sekolah dengan dimentoring oleh para narasumber.

 Selanjutnya pada partisipan YCSP melaporkan kegiatan mereka dan seluruhnya didokumentasikan dalam sebuah buku “Melestarikan Perdamaian dari Sekolah ke Komunitas.


Apa yang YCSP lakukan ?

Inovasi YCSP ini adalah perpaduan program dreammakers yang menjadi andalan The Leader dan non violent study circles (NVSC), andalannya Inspiring Development. Kedua program ini telah memberikan dampak yang luar biasa bagi alumninya di berbagai provinsi. Program dreammakers sendiri yang dimulai sejak 2013 telah menghasilkan 4000 alumni sedangkan NVSC sendiri dimulai sejak 2011 telah menghasilkan lebih dari 700 alumni dari 33 perguruan tinggi se indonesia yang sebagian besar terus aktif mempromosikan nilai-nilai perdamaian dan nir kekerasan, baik di kampus dan di masyarakat yang tergabung dalam jaringan nasional Indonesia Non Violent Study Circles Network (INVSCN) 

Alumni YCSP - Aceh generasi pertama yang berasal dari 22 pelajar sekolah menengah atas dari 8 kabupaten di Aceh mengakui bahwa program ini telah meningkatkan rasa percaya diri mereka, menjadi orang yang lebih bertanggung jawab, lebih menghargai sesama, open minded, lebih mengenal diri dan potensinya untuk berkembang, dan siap untuk bekerjasama dalam aksi-aksi sosial yang bermanfaat bagi masyarakat lingkungannya. 

Saat ini para alumni tergabung dalam komunitas YCSP Aceh yang baru terbentuk dan aktif berbagi ide dan aksi yang mereka coba lakukan di sekolah dan masyarakat untuk mempromosikan nilai-nilai nirkekerasan dan perdamaian. Dalam prosesnya mereka akan terus mendapatkan pembinaan dari senior aktivis yang terafiliasi dengan The Leader dan InDev.

30 Siswa dan Siswi Terbaik dari 8 Kabupaten/Kota di Aceh Berkumpul di YCSP

Youth Coalition for Suistanable Peace (YCSP) ini sangat penting karena pelajar yang terlibat dalam kegiatan ini akan menjadi aktor yang mampu mengambil peran aktif dalam mempromosikan nilai-nilai perdamaian dan nirkekerasan dari sekolah ke komunitas secara berkelanjutan. 

 Mereka akan ditanamkan nilai-nilai cinta damai, menghargai keberagaman dan sikap yang positif/nir kekerasan dalam menghadapi konflik, serta memahami perannya untuk mempromosikan nilai-nilai perdamaian. Mereka akan dibekali dengan konsep-konsep, tools, dan ketrampilan untuk mentransformasikan konflik, menginisiasi perubahan sosial yang konstruktif serta mewujudkan mimpi masa depan.

 Mereka akan diperkuat ketrampilannya dalam hal kepemimpinan, strategi pengorganisasian dan pemanfaatan media untuk mempromosikan perdamaian, serta didorong untuk mengambil peran aktif sebagai agen perdamaian baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat secara umum dengan dukungan rekan-rekan muda lintas sekolah dan pemuda lainnya melalui aksi-aksi yang inovatif. 

Mengapa Inovasi YSCP Penting?

Saya yakin dan percaya partisipasi saya di #SDGPIPE akan mampu meningkatkan kesadaran saya untuk lebih berpartisipasi adalam proses pembangunan masyarakat Aceh paska konflik dan tsunami melalui pengetahuan dan wawasan yang saya dapatkan. Saya sadar bahwa :

1. Akses pemuda Aceh terhadap informasi telah dibatasi karena konflik dan bencana tsunami yang terjadi. Hal ini mengakibatkan rendahnya tingkat partisipasi pemuda Aceh dalam arena publik seperti kompetensi, konferensi  dan forum baik dalam atau luar negeri.

2. Kurangnya kesadaran di kalangan pemuda Aceh betapa pentingnya berpartisipasi dan bergabung dalam proses perdamaian yang sedang berlangsung.

3. Kurangnya wadah untuk mendengar, memahami dan memfasilitasi pemuda Aceh yang tertarik pada isu pembangunan perdamaian yang berkelanjutan di Aceh.

Di #SDGPIPE, saya akan belajar bagaimana memperbesar jaringan pemuda dalam masalah dan solusi pembangunan masyarakat melalui diskusi dan mentoring yang akan dilakukan. Ini akan memperluas perspektif saya dan juga memperkuat motivasi saya untuk meningkatkan kesadaran pemuda Aceh dan untuk memberikan kontribusi positif melalui Youth Coalition for Suistanable Peace.

Motivasi dan #SDGPIPE

Dalam tiga puluh tahun terakhir, konflik kekerasan yang berlatarbelakang SARA terjadi di berbagai wilayah propinsi di Indonesia, termasuk Aceh, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan. Dalam kurun waktu 1998 – 2005 saja, insiden kekerasan di negeri ini mencapai 200.000 kasus.

Kelompok pemuda berusia 15 – 25 tahun, yang jumlahnya mencapai seperlima penduduk Indonesia, sangat rentan untuk terlibat dalam berbagai aksi kekerasan,terutama di daerah pasca konflik. Menyaksikan atau bahkan menjadi korban tindak kekerasan, membuat kaum muda terbiasa menggunakan pendekatan kekerasan dalam penyelesaian konflik baik antar individu maupun kelompok tak terkecuali di lingkungan sekolah.

Survey ICRW tahun 2015 menunjukkan 84% anak usia sekolah pernah mengalami tindak kekerasan baik fisik maupun mental termasuk pembunuhan, penyerangan, pelecehan seksual dan perundungan. Disebutkan juga 40 % korban perundungan akhirnya memilih bunuh diri. Berbagai tindakan kekerasan ini mengakibatkan terganggunya proses belajarmengajar dan rusaknya reputasi sekolah sebagai institusi pendidikan yang diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang positif bagi tumbuh kembangnya peserta didik.

Sebagai bentuk kepedulian,  The Leader bersama Inspiring Development pada tahun 2017 menginisasi kegiatan peningkatan kapasitas pemuda “Youth Coalition for Sustainable Peace” atau Koalisi Pemuda untuk Perdamaian yang Berkelanjutan. Sebanyak 30 pelajar sekolah menengah atas di Provinsi Aceh dibekali dengan nilai-nilai perdamaian, ketrampilanmentransformasikan konflik untuk perubahan sosial, pembangunan karakter dan strategi mewujudkan mimpi masa depan yaitu dengan membawa satu misi bersama yaitu: Melestarikan Perdamaian dari Sekolah ke Komunitas.

Tujuannya yaitu menanamkan nilai-nilai cinta damai, menghargai keberagaman dan sikap yang positif/nir kekerasan dalam menghadapi konflik, serta memahami perannya untuk mempromosikan nilai-nilai perdamaian dan meningkatkan ketrampilan peserta dalam hal kepemimpinan, strategipengorganisasian dan pemanfaatan media untuk mempromosikan perdamaian di sekolah masing-masing.
