Garuda Baru menggunakan pendekatan olahraga sepakbola untuk mempromosikan pemenuhan hak anak Indonesia dengan cara: membentuk sikap mental dan perilaku positif pada anak-anak, membangun jejaring perlindungan anak dan mengembangkan kapasitas sumber daya manusia lembaga mitra dan keluarga, dan mengedukasi masyarakat untuk turut serta menjamin pemenuhan hak dan perlindungan anak. 

Garuda Baru adalah program kolaborasi kerjasama antara Yayasan KDM, Sahabat Anak, dan Transmuda Energi Nusantara. Partisipan Garuda Baru adalah anak-anak berusia 8-16 tahun (laki-laki dan perempuan) dari lingkungan pra sejahtera dan rentan atau aktif terkoneksi dengan kehidupan jalanan. Garuda Baru bekerja sama dengan komunitas relawan atau lembaga yang mempunyai fokus isu anak-anak pra sejahtera dalam penyelenggaraan kegiatan mingguan di setiap area binaan.

Garuda Baru memiliki tiga nilai yang ditanamkan pada setiap yang terlibat yaitu rasa hormat, kesetaraan, dan komitmen. Tiga nilai ini mencakup sikap untuk menghargai dan menerima perbedaan, kerjasama tim, perilaku yang santun, tidak diskriminatif pada gender dan latar belakang, serta konsisten pada pilihan yang sudah diambil. 

Kami menggunakan sepakbola sebagai media menyampaikan nilai dan mempromosikan hak anak karena olahraga ini paling banyak diminati oleh anak-anak dan mudah dilakukan. Sebagai olahraga kelompok sepakbola dapat melibatkan banyak anak dan menyampaikan berbagai pembelajaran mengenai keterampilan hidup. 

Saat ini kami sudah memiliki 17 titik binaan dan menjangkau 500 anak di wilayah Jakarta-Bekasi. Latihan rutin dilakukan setiap minggu sekali di 17 titik tersebut. Kami juga memiliki kegiatan mini festival yang dilakukan setahun 4 kali, futsal camp setahun 2 kali, dan Jambore Futsal Anak setahun sekali. Pada Mei 2018 lalu, kami mengirimkan 9 anak yang tergabung dalam tim putra untuk mewakili Indonesia dalam Street Child World Cup di Moscow, Rusia. 

Dalam kegiatan Jambore Futsal Anak, kami tidak hanya menyelenggarakan turnamen futsal, tetapi kami juga mengadakan konferensi anak untuk menjaring suara anak dalam menanggapi isu pemenuhan hak dan perlindungan anak.

garudabaruuntukhakanakindonesia

Mempromosikan dan memperjuangkan pemenuhan hak dan perlindungan anak Indonesia melalui sepakbola.

Setelah program ini #SDGPipe, di tahun 2019 mendatang Garuda Baru akan tetap melakukan kegiatan yang sudah pernah dijalani berupa: 
-	Latihan regular
-	Mini festival/coaching clinic
-	Futsal camp
-	Jambore Futsal Anak

Di tahun mendatang kami juga akan mulai menginisiasi kegiatan,
-	Penguatan sistem database peserta dan jaringan, sistem monitoring dan evaluasi untuk mengukur dampak program. 
-	Forum anak Garuda Baru yang bertujuan sebagai wadah aspirasi suara anak dan meningkatkan kapasitas anak untuk memperdalam wawasan mengenai hak dan perlindungan anak serta isu anak lainnya. 
-	Forum orang tua Garuda Baru yang bertujuan sebagai wadah komunikasi antara pembina lembaga anggota, pengurus program Garuda Baru, serta media peningkatan kapasitas orang tua dalam pengasuhan dan perlindugan anak. 
-	Lokakarya/pelatihan sepakbola dan pembangunan karakter anak bagi pelatih dan asisten pelatih
-	Pelatihan Perlindungan Anak bagi pendamping lembaga

Target program kami:
-	Primary target: Anak laki-laki dan perempuan usia 8 - 17 tahun (merupakan komunitas prasejahtera di wilayah perkotaan/pinggiran kota yang berada di bawah pembinaan lembaga/kumpulan relawan). Pada 2018 kami telah bekerja sama dengan 12 lembaga/komunitas. Kami ingin mengembangkannya menjadi 15 lembaga/komunitas di area Jabodatabek.
-	Secondary target: orang tua peserta latih dan SDM lembaga/komunitas anggota jaringan sebagai support environment anak-anak peserta latih.     

Strategi yang kami gunakan untuk pengembangan program:
-	Kolaborasi dengan lembaga yang bekerja di komunitas prasejahtera baik dalam bentuk rumah singgah/taman baca/tempat les/sekolah non formal. 
-	Kolaborasi dengan lembaga yang bergerak di bidang pengembangan olahraga untuk keterampilan hidup/perubahan sosial sebagai bentuk pengayaan program.
-	Kolaborasi dengan institusi pemerintah atau pun swasta yang dapat menyediakan bantuan pendidikan atau akses magang/pelatihan kerja untuk anak-anak yang sudah menginjak usia dewasa (youth 17-20 tahun).  
-	Tergabung dalam jaringan internasional seperti Street Child United atau Street Football World (direncanakan) untuk menguatkan kampanye di masyarakat dalam atau pun luar negeri.
-	Rekrut relawan untuk aktivasi forum anak dan orang tua atau acara tahunan sebagai bagian dari edukasi dan pelibatan masyarakat dalam upaya perlindungan dan pemenuhan hak anak.
-	Mendorong inisiasi komunitas untuk aktivitas pendukung lainnya yang mengarah pada pemberdayaan anak dan orang tua.  
-	Menguatkan kapasitas orang tua anak, lembaga mitra, dan pelatih komunitas dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak. 
-	Menyelenggarakan acara tahunan untuk mendengungkan kampanye dan menjadi goal jangka menengah bagi anak-anak untuk mendorong konsistensi mereka berlatih. 
-	Implementasi sistem monitoring dan evaluasi berkala untuk dapat mengukur dampak program.
-	Pemanfaatan media sosial untuk menyuarakan kampanye dan pesan pada publik. 
-	Merintis sumber pendanaan mandiri melalui sports event organizing atau sport apparel and merchandising (rencana jangka menengah 3-5 tahun) 

Garuda Baru secara garis besar ingin berkontribusi dalam mendorong upaya pemenuhan hak anak Indonesia khususnya anak-anak prasejahtera di lingkungan perkotaan. Upaya ini kami lakukan melalui penguatan kapasitas pada anak, orang tua, dan pendamping di lembaga/komunitas melalui media yang disesuaikan.   

Ada pun anggaran yang biasanya kami butuhkan selama 1 tahun (perhitungan 17 titik latihan) adalah sebagai berikut:
1.	Penyelenggaraan latihan mingguan (peralatan, pelatih, lapangan) Rp 243.400.000
2.	Mini festival Rp 20.000.000,-
3.	Futsal Camp Rp 7.500.000,-
4.	Jambore Futsal Anak Rp 100.000.000,-
5.	Workshop pendamping	Rp 2.500.000,-
6.	Workshop pelatih Rp 5.000.000,-
7.  Forum anak Rp 6.000.000,-
8.	Forum Orang Tua Rp 6.000.000,-

Total anggaran Rp 397.900.000,-
(1 tahun untuk 17 titik latihan dengan 500 peserta latih).


#SDGPipe #GarudaBaru2019 

Program Garuda Baru telah menjalankan beberapa kegiatan. Pertama, latihan futsal reguler (seminggu sekali) di setiap titik binaan. Saat ini kami memiliki 17 titik latih tersebar di wilayah Bekasi dan Jakarta. Persebaran tersebut antara lain Jakarta Pusat: 2 titik, Jakarta Barat: 1 titik, Jakarta Utara: 5 titik, Jakarta Selatan: 3 titik, Jakarta Timur: 2, dan Bekasi: 4. Dalam latihan regular ini, kami dibantu oleh 7 pelatih komunitas yang melatih tiap minggunya di beberapa titik. Pemilihan futsal sebagai media karena akses lapangan yang lebih mudah dijangkau di tengah komunitas/lingkungan tinggal anak. Hingga Juni 2018, jumlah anak binaan kami sudah mencapai 500 anak di mana 25% adalah anak perempuan. 

Selain, latihan regular kami juga menyelenggarakan mini festival bagi setiap kategori usia. Pada mini festival, anak-anak mendapatkan coaching clinic dengan tema keterampilan hidup tertentu. Setelah sesi coaching clinic anak-anak akan digabung dari setiap area latih dan membentuk satu tim, kemudian mereka melakukan pertandingan. Mini festival dilakukan periode tertentu sebagai bentuk apresiasi bagi anak-anak yang sudah konsisten mengikuti latihan. Tujuan dari kegiatan mini festival adalah untuk menjalin persahabatan antara anak dari berbagai area binaan sekaligus menyampaikan keterampilan hidup.

Dalam program Garuda Baru, kami juga menyelenggarakan futsal camp. Futsal camp adalah kegiatan 2 hari 1 malam yang diikuti oleh anak berusia 13-16 tahun (putra dan putri) dalam kelompok yang lebih kecil (20-25 orang). Dalam kegiatan ini, anak-anak tidak hanya akan mendapat sesi coaching clinic, tetapi juga mendapat sesi kelas mengenai beberapa tema dan keterampilan hidup. Tujuan dari futsal camp ini hampir sama dengan mini festival, hanya lebih intensif karena anak-anak menginap.  

Aktivitas lainnya adalah Jambore Futsal Anak yang merupakan ajang kompetisi, persahabatan, dan kampanye hak anak. Kegiatan ini diselenggarakan setahun sekali sebagai wadah untuk anak-anak menyuarakan aspirasinya dalam konferensi anak, ajang unjuk kemampuan futsal dalam turnamen, dan mengekspresikan diri dalam kolaborasi seni. Kegiatan ini kami adopsi dari konsep Street Child World Cup yang pernah kami ikuti. Jambore Futsal Anak selalu memiliki tema yang berbeda-beda setiap tahunnya dengan pesan kampanye yang sesuai. Tujuannya adalah untuk melibatkan publik menjadi relawan sebagai salah satu cara untuk mendengungkan isu anak. 

Kami juga menginisiasi pertemuan dengan orang tua untuk mengkomunikasikan mengenai kegiatan yang kami selenggarakan. Pertemuan ini menjadi ajang silaturahmi bagi pelatih, pengurus lembaga anggota, dan pengurus program Garuda Baru.

Dalam periode 4 tahun kami juga menyelenggarakan seleksi untuk keikutsertaan tim Indonesia dalam Street Child World Cup (2014 dan 2018). Anak-anak yang terpilih kemudian akan menjalani camp pelatihan intensif selama beberapa bulan sebelum berangkat. 

Kami juga telah beberapa kali menyalurkan bantuan pendidikan berupa dana beasiswa atau pun peralatan sekolah bagi peserta latih yang membutuhkan, baik dari pemerintah atau pun pihak swasta. Sejauh ini (2014-2018) sudah ada 85 anak yang sudah pernah menerima bantuan pendidikan ini. 

Kegiatan kami di masa mendatang tentunya disesuaikan dengan perkembangan waktu dan kebutuhan dari peserta latih.      


#SDGPipe #GarudaBarudalamKeseharian

Tujuan dari program Garuda Baru
1. Membangun kedisiplinan diri dan sikap mental positif pada seluruh peserta program Garuda Baru.
2. Melakukan pemenuhan hak identitas, pendidikan, akses jaminan sosial, dan perlindungan anak dengan melakukan advokasi.
3. Membangun kemitraan dan meningkatkan kapasitas lembaga/komunitas dalam upaya pemenuhan hak dan perlindungan anak. 

#garudabaruuntukhakanakindonesia 

Pada tahun 2014, Garuda Baru untuk pertama kalinya mengikuti Street Child World Cup yang ke-2 di Rio De Jeneiro, Brazil. Kami mengirimkan 2 tim yang terdiri 9 putra dan 9 putri. Saat itu kami tidak menjuarai pertandingan karena tim putra terhenti di perempat final, sementara tim putri harus puas berada di peringkat buntut dalam babak penyisihan group. Namun, kami membawa pulang piala fairplay untuk tim putri karena semangat persahabatan yang ditunjukkan saat pertandingan melawan tim Zimbabwe dan Brazil. Sementara tim putra meraih gelar best team spirit karena menunjukkan semangat bermain hingga menit terakhir di babak perempat final dengan kalah dalam adu penalti melawan Tanzania (yang saat itu berhasil menjadi keluar sebagai juara dunia).

Empat tahun kemudian, kami kembali mengikuti ajang Street Child World Cup 2018, kali ini di Moscow, Rusia. Kali ini kami hanya membawa 1 tim putra yang terdiri dari 9 anak. Meski kami belum juga berhasil keluar menjadi juara, kami berhasil mencapai 4 besar setelah harus tunduk dari Pakistan di semi final melalui adu pinalti dan berada di peringkat 4 setelah kalah dari Burundi di perebutan peringkat 3. Goalkeeper tim Garuda Baru pun mendapatkan penghargaan the best goalkeeper. 

Namun, sekali lagi Garuda Baru tidak hanya bicara soal sepakbola. Kami juga bicara soal hak anak. Ajang Street Child World Cup sendiri terdiri dari 3 bagian besar yaitu sepakbola, kolaborasi seni dan budaya, dan kongres anak. 

Tahun 2014 mereka menggunakan #iamsomebody sebagai tema besar yang bicara mengenai bahwa anak yang terkoneksi dengan jalan banyak sekali terlanggar haknya. Mereka kemudian bersama-sama menyuarakan permintaan mereka pada pemerintah dan publik dalam Rio Resolution untuk tidak mendiskriminasi pemenuhan hak mereka sebagai warga negara.

Di tahun 2018 SCWC mengambil tema #thefuturedependsonyou tim Indonesia juga terlibat dalam deklarasi Moscow Manifesto pada majelis umum yang menuntut kepada pemerintah dan publik untuk memberikan akses dan kesempatan kepada mereka agar dapat menentukan masa depan yang lebih cerah.

Kami juga turut menampilkan kebudayaan Indonesia, yaitu kesenian angklung di tahun 2014 di mana kami diberi kesempatan untuk ambil bagian dalam penutupan. Sementara di tahun 2018 kami menampilkan medley tarian nusantara pada late night show. Dalam camp persiapan anak-anak tidak hanya dibekali dengan peningkatan keahlian sepakbola, tetapi juga kelas pengembangan softskills dan art. Pandai bermain bola saja tidaklah cukup, namun anak-anak juga perlu memiliki sikap dan karakter yang baik.

Perlu diketahui bahwa sebelum SCWC 2018 pun kami telah menyelenggarakan beberapa kali Jambore Futsal Anak di tahun 2014, 2016, 2017, dan 2018 ini. Dengan konten acara yang serupa dengan SCWC. Setiap tahunnya ada penambahan jumlah tim dan peserta, dimulai dari 126 peserta di tahun 2014, 224 peserta di tahun 2016, 256 peserta di tahun 2017, dan 350 peserta di tahun 2018. Kategori usia pun berkembang dari tahun ke tahun. Jambore Futsal Anak merupakan milestone bagi anak-anak untuk mengukur dan mengasah kemampuan sepakbola mereka sekaligus wadah belajar mengemukakan pendapat dalam konferensi anak dan mengekspresikan diri melalui kegiatan kolaborasi seni. 

Konsistensi program kami terbukti dari 9 orang yang mewakili tim Indonesia ke Street Child World Cup 2018, 5 di antaranya sudah lebih dari 3 tahun mengikuti program latihan rutin, sementara 4 lainnya setidaknya sudah menjalani 1 tahun program latihan. Ini membuktikan bahwa prestasi diraih melalui pembinaan yang berkesinambungan. Ke-9 anak ini pun tetap bersekolah di jalur formal atau pun non formal. Mereka juga mendapatkan beasiswa untuk tetap melanjutkan pendidikan. 

Hal ini yang membedakan program Garuda Baru dari sekolah sepakbola, karena pada dasarnya kami bukan sebuah akademi. Kami menggunakan sepakbola sebagai sebuah metode untuk membangun nilai diri positif pada anak. 

Teman-teman sekalian dapat mengunjungi link ini untuk lebih banyak tahu tentang kami:
https://youtu.be/yzucQPUfj6o
https://youtu.be/bUK9oerNDXA
www.streetchildunited.org

#SDGPipe #MilestoneGarudaBaru

Saya percaya bahwa olahraga adalah salah satu media alternatif yang efektif untuk edukasi dan menyampaikan nilai-nilai kehidupan kepada anak-anak. Sepakbola adalah salah satu yang paling populer di kalangan mana pun. Sebagai olahraga beregu pembelajaran yang bisa didapat cukup beragam, baik dari level intrapersonal hingga interpersonal. 

Mulai dari pembelajaran kesadaran diri melalui keunggulan dan kekurangan keterampilan sepakbola yang dimiliki, penguasaan diri yang dapat dipelajari dari penguasaan bola (dribbling dan control), komunikasi dan kepercayaan melalui teknik operan, menentukan tujuan dari teknik shooting, atau kerjasama dari penerapan taktik dan strategi bermain. 

Anak-anak dapat belajar mengenal diri hingga mengenal orang lain, juga berempati dengan kawan atau lawan saat menjalani pertandingan. Di luar itu tentu anak-anak juga belajar soal disiplin, sportivitas, dan fairplay. Mereka belajar menerima kekalahan dan tidak jumawa pada kemenangan. Belajar untuk konsisten berlatih demi meningkatkan kemampuan diri. Menariknya anak-anak bisa belajar hal-hal tersebut bukan dengan metode pengajaran layaknya perkuliahan, namun mereka belajar dengan metode bermain. Salah satu yang tentunya disenangi anak-anak. 

Garuda Baru tidak berdiri sendiri, kami berkolaborasi dengan berbagai lembaga dan komunitas yang ada di wilayah Jabodetabek untuk bisa menjangkau anak-anak prasejahtera lebih banyak lagi. Kami menekankan bahwa untuk melakukan perubahan dan membangun kapasitas anak, diperlukan sinergi dan keterlibatan banyak pihak. 

Sama seperti pepatah, butuh 1 desa untuk menumbuhkan 1 anak. Artinya, setiap orang dewasa bertanggung jawab pada setiap anak yang berada di sekitarnya. Garuda Baru berupaya untuk menanamkan kesadaran sosial ini dalam rangka pemenuhan hak dan perlindungan anak. Semangat kolaborasi menjadi salah satu engine yang membuat Garuda Baru terus berjalan. Semakin banyak pihak yang terlibat, maka semakin banyak anak yang mendapatkan akses dan kesempatan untuk bisa berada di titik terbaik hidupnya. 

Melalui Garuda Baru pun kami dapat menjangkau anak-anak yang belum terpenuhi hak sipilnya (akta kelahiran). Advokasi identitas anak adalah salah satu hal yang kami usahakan. Melalui pemenuhan hak identitas ini, maka anak menjadi warga negara yang diakui keberadaannya, sehingga mereka bisa mengakses sekolah dan juga jaminan kesehatan. Edukasi kepada orang tua mengenai pentingnya kepemilikan identitas juga kami lakukan sebagai bentuk pengembangan kapasitas di tingkat komunitas. 

Garuda Baru juga memberikan akses beasiswa kepada beberapa anak yang konsisten mengikuti latihan dan bersekolah formal agar dapat terus melanjutkan pendidikan. Kami selalu mendorong anak-anak untuk tidak hanya baik di lapangan, namun juga baik dalam bersekolah. Jika ada adik-adik yang tidak bersekolah pun kami akan memberikan akses untuk bisa mengikuti kejar paket. Kesempatan untuk magang pun terbuka bagi adik-adik dengan usia menjelang dewasa (di atas 16 tahun).

Garuda Baru pun concern terhadap isu kesetaraan gender di mana kami membuka kesempatan kepada anak-anak perempuan untuk ikut berlatih secara rutin. Kami berharap dengan membuka akses kepada anak perempuan kami dapat membantu mengurangi angka pernikahan usia anak. Melihat beberapa fakta di komunitas binaan kami ada beberapa kasus pernikahan usia anak yang kami temui baik karena faktor kehamilan yang tidak direncanakan atau pun budaya. Dengan melibatkan anak perempuan setidaknya kami memberikan wawasan bahwa mereka punya kesempatan yang sama untuk meraih cita-cita dan prestasi. 

Garuda Baru menempatkan diri sebagai suplemen dari kegiatan yang belum banyak disentuh oleh lembaga/komunitas yang bekerja untuk anak prasejahtera. Kami berkomitmen memberikan warna yang berbeda bagi anak-anak, sehingga kami lebih mudah diterima. Sebagian besar lembaga menggunakan pendekatan bimbingan belajar dan belum banyak yang menggunakan media olahraga. 

Sejauh ini Garuda Baru telah menginspirasi inisiasi baru di beberapa komunitas seperti arisan sepatu bola, tabungan/uang kas kegiatan bola, dan kelas mimpi kecil yang diselenggarakan pada saat latihan berlangsung. Semuanya berasal dari komunitas/lembaga. 

Maka sebagai pendekatan baru, inovasi kami bisa diduplikasi untuk gerakan perubahan sosial. 

#SDGPipe Sepakbola sebagai Inovasi Perubahan Sosial

Sebagai bagian dari kaum muda di Indonesia, saya sedang berusaha melanjutkan tongkat estafet pembangunan yang telah dilakukan oleh generasi terdahulu. Nilai-nilai baik yang sudah ditanamkan harus dilanjutkan untuk generasi masa depan. Saat ini saya adalah jembatan bagi generasi mendatang untuk merawat hal-hal yang baik dan melakukan perubahan seiring dengan perkembangan jaman. Melalui program SDG Pipe ini, ada beberapa hal yang ingin saya raih dan kontribusikan untuk bangsa ini. 

Pertama, SDG Pipe tentu akan memberikan kesempatan kepada saya untuk mengembangkan program Garuda Baru. Melalui kesempatan mentoring dan belajar di lembaga sosial lain, saya ingin belajar membuat program menjadi sebuah gerakan berkelanjutan dan memiliki dampak yang terukur. Dengan adanya sejumlah pendanaan yang mungkin didukung oleh SDG Pipe, akan membantu keberlangsungan Garuda Baru menjangkau anak-anak pra sejahtera di wilayah Jabodetabek (dan mungkin di kota lain) untuk mengakses hak bermain yang aman dan kesempatan mengaktualisasikan diri melalui pembinaan sepakbola.

Kedua, dengan memperoleh kesempatan untuk presentasi pada saat pitching nanti. Artinya kami bisa membagikan praktik baik yang sudah dilakukan kepada publik dan peserta yang hadir, bahwa olahraga bisa menjadi alternatif baru untuk menyampaikan nilai-nilai kehidupan (keterampilan hidup) kepada anak dan remaja melalui cara yang menyenangkan. Kami pun bisa belajar untuk bisa belajar dari penggerak perubahan yang lain bagaimana mereka mengembangkan komunitas yang diampu.  

Ketiga, dengan berbagi cerita praktik baik program, maka kami akan mendapatkan kesempatan untuk berjejaring dengan penggerak perubahan yang lain untuk berkolaborasi dan saling memperbesar dampak bagi komunitas yang kami kembangkan. Kolaborasi adalah kunci keberhasilan untuk penguatan kapasitas komunitas dan para penggerak, karena kami akan dapat saling mengisi ranah yang tidak bisa dijangkau. 

Keempat, SDGs adalah tujuan bersama komunitas di dunia yang menjadi mandat bagi setiap negara untuk mengarahkan segala bentuk pembangunan demi menuntaskan 17 capaian yang ditentukan. Setiap elemen masyarakat yang ingin berkontribusi untuk pembangunan di negaranya, sebaiknya juga mengarahkan gerak kerjanya pada capaian SDGs tersebut. Program Garuda Baru dapat berkontribusi dalam beberapa capaian SDGs yaitu, kesehatan fisik dan mental untuk anak dan remaja dan menciptakan masyarakat inklusif (sosial ekonomi - gender) dengan mengurang ketidaksetaraan.

Kelima, mulai tahun 2019, Garuda Baru ingin meningkatkan program dengan memperdalam dampak pada komunitas yang kami bina melalui kegiatan forum anak dan pertemuan orang tua. Melalui SGD Pipe, kami berharap Garuda Baru bisa mendapatkan amunisi baru untuk rencana ini. 

Jika disimpulkan, dengan adanya keikutsertaan program Garuda Baru pada SDG Pipe, alur motivasi saya adalah to improve – to learn – to colaborate – to contribute – to scale deep.

Saya berharap dengan ikut serta dalam program SDG Pipe, Garuda Baru bisa semakin berkontribusi untuk pencapaian SDGs setidaknya di ruang lingkup Jabodetabek khususnya bagi anak-anak pra sejahtera yang jarang mendapatkan kesempatan untuk berprestasi dan menunjukkan bakatnya. Saya percaya dengan pemikiran bahwa jika kita ingin anak binaan kita berkembang maka orang-orang yang bekerja bagi mereka pun harus menunjukkan perkembangan. Sebagai orang dewasa saya adalah role model bagi anak-anak. Jika kita anak-anak melihat kita berkembang, maka mereka akan punya semangat yang sama untuk terus belajar dan bertumbuh. Sebagai jembatan saya harus mempersiapkan generasi pembangun jembatan berikutnya untuk siap meneruskan tongkat estafet pembangunan di masa mendatang.                       


Motivasi Ikut Serta SDG Pipe

#garudabaruuntukhakanakindonesia created

Pendekatan kepada anak yang terkoneksi dengan jalan melalui olahraga mulai diinisiasi oleh Yayasan KDM pada November 2012 sebagai bentuk pendekatan bagi anak-anak yang masih aktif turun ke jalan dengan tujuan mengurangi waktu mereka di jalan hingga menarik mereka dari kehidupan jalan dengan memberikan pilihan untuk tinggal dan bersekolah di asrama dan sekolah kami. 

Dalam kurun waktu 2013, dari 120 anak yang kami jangkau melalui kegiatan futsal dan berenang, 30 anak memutuskan untuk keluar dari kehidupan jalan dan tinggal di asrama KDM. Saat itu kami masih menggunakan nama Ranggon Futsal Academy. 

Pada April 2013, kami kemudian merekrut pelatih untuk melakukan pembinaan secara rutin di asrama kami. Pada Juli 2013 kami mulai membuka area binaan non asrama di Stasiun Bekasi dan pemukiman pinggir rel Tanah Abang untuk latihan setiap minggu. Kedua area tersebut merupakan kantong berkumpulnya anak-anak yang turun ke jalan. Dalam waktu tersebut kami menyelenggarakan 3 kali mini turnamen untuk anak-anak yang sudah pernah mengikuti latihan. Dalam setiap mini turnamen 40 anak bertanding layaknya bintang street soccer. 

Masih di tahun yang sama kami juga turut serta dalam liga yang diselenggarakan oleh Asosiasi Akademi Futsal Indonesia (AAFI) di bawah nama Ranggon Futsal Academy (RFA). Tim RFA kategori Under 13 berhasil meraih peringkat 3 regional Jakarta. 

Pada akhir 2013 Yayasan KDM bertemu dengan Transmuda Energi Nusantara (TEN) yang sedang mencari mitra untuk keikutsertaan Indonesia dalam Street Child World Cup (SCWC) 2014 di Rio De Jeneiro, Brazil. Lalu mereka juga menggandeng Sahabat Anak untuk turut membantu jalannya proyek ini. Saat itu, kami menyeleksi 500 anak yang terhubung dengan jalan (laki-laki dan perempuan) dari 7 kota di Indonesia. Dari 500 anak tersebut, akhirnya terbentuklah 1 tim putra dan 1 tim putri yang masing-masing terdiri dari 9 anak berangkat ke Brazil untuk bertanding sepakbola dan menyuarakan hak anak Indonesia di kancah dunia. Sebelum berangkat 18 anak ini melalui masa karantina dan pembinaan intensif selama 1 bulan.

Pasca kepulangan dari SCWC 2014, ketiga lembaga ini kemudian sepakat untuk menindaklanjuti kolaborasi di Indonesia melalui kegiatan Jambore Futsal Anak pertama yang diselenggarakan pada Desember 2014. Saat itu kami mengundang 120 anak dengan komposisi 12 tim putra dan 6 tim putri. Tema yang kami ambil saat itu adalah Ayo Kejar Mimpimu. Jambore Futsal Anak (JFA) adalah perkemahan 2 hari 1 malam yang mengkombinasikan turnamen futsal, kegiatan kolaborasi seni, dan soft skill/capacity building. Konsep kegiatan ini kami adopsi dari SCWC. 

Pada November 2014, KDM kemudian membuka 2 area baru di komunitas pemulung Bintara Jaya dan pemukiman pinggiran kali Bekasi. 

Nama Garuda Baru sendiri dipilih oleh tiga lembaga konsorsium pada Oktober 2015 setelah kami menandatangani kesepakatan kerjasama. Di tahun tersebut pula inisiasi menyelenggarakan futsal camp pun terjadi. Futsal Camp adalah kombinasi antara kegiatan coaching clinic dan kelas keterampilan hidup dengan topik-topik tertentu. Kegiatan ini diikuti oleh anak usia 13-16 tahun untuk kategori putra dan putri. Topik yang kami ambil saat itu tentang kesadaran diri, rasa hormat diri, dan rasa percaya diri. Dalam setiap camp kami melibatkan 20 anak terpilih dari setiap area binaan. 

Pada Februari 2016, kami kembali menyelenggarakan Jambore Futsal Anak yang kedua dengan mengambil tema Futsal for Respect. Tahun ini jumlah tim yang terlibat semakin banyak, ada 12 tim putra U-13, 12 tim putra U-16, dan 4 tim putri. Total peserta yang ikut saat itu 224 peserta. Pada bulan September 2016 kami berhasil menggandeng 6 lembaga/komunitas untuk bergabung dalam program kami. Saat itu dari 4 area binaan, jumlah kami berkembang menjadi 12 area. Di tahun ini kami juga memulai kegiatan advokasi hak identitas anak (akta kelahiran) di salah satu area binaan. 

Pada April 2017, kami kembali menyelenggarakan JFA ke-3 yang mengambil tema Futsal for All untuk memberikan kesempatan yang sama kepada anak perempuan bisa berprestasi dalam futsal. Tahun ini JFA juga membuka kelas profesi dan konferensi anak dengan pembahasan isu kekerasan anak. Jumah peserta yang hadir terdiri dari 256 anak yang terdiri dari 12 tim putra U-13 dan U-16, serta 8 tim putri. Di tahun ini juga 6 lembaga baru bergabung sehingga jumlah area mencapai 17 titik. 

Pada September dan November 2017 kami melakukan seleksi pada 92 anak yang sudah rutin mengikuti latihan untuk persiapan Street Child World Cup 2018 di Rusia. 17 anak terpilih menjadi calon duta Garuda Baru dan ikut dalam pelatihan intensif akhir pekan dan 9 anak terpilih untuk berangkat ke Moscow. 

Januari - April 2018, kami menyelenggarakan pelatihan intensif akhir pekan untuk calon duta Garuda Baru. Dalam pelatihan ini kami mengkombinasikan latihan sepakbola dan beragam kelas keterampilan yaitu tari tradisional, lukis, pengetahuan hak anak, public speaking, bahasa Inggris, nasionalisme, team building, dan kedisiplinan diri. Pada Mei 2018, 9 anak terpilih berangkat ke Rusia untuk SCWC. 8 anak yang lain kami turut sertakan dalam kegiatan peace train ke Wonosobo. 

Pasca SCWC 2018, 17 duta tetap mendapatkan pembinaan lanjut dan berbagai penghargaan hingga masa tugasnya berakhir di akhir Maret 2019. Saat ini kami sedang menyelenggarakan JFA yang ke-4 sebagai legacy program pasca SCWC. Kali ini JFA terdiri dari 3 rangkaian kegiatan yaitu, turnamen futsal, konferensi anak, dan kolaborasi seni. Kategori usia pun semakin banyak, U-10 mixed team, U-13 mixed team, U-16 female, dan U-16 male. Total anak yg terlibat pun makin banyak yaitu 350 anak. Dalam final nanti anak-anak akan membacakan deklarasi tentang kota layak anak di mata mereka. Tema tahun ini mengambil tema SCWC 2018, The Future Depends on You. 