Sejak kecil, kita telah dikenalkan tentang semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu juga. Namun, hingga kini masih terlihat tindakan intoleransi yang tidak menggambarkan pengamalan makna semboyan tersebut. 
Survei Komnas HAM tahun 2012-2018 menyebutkan bahwa kurangnya pengajaran toleransi dan pluralisme di sekolah menyebabkan intoleransi di antara generasi muda yang meningkat melebih 50 persen. Bahkan sejumlah penelitian dalam beberapa tahun terakhir (2015-2018) menyebutkan bahwa bibit intoleransi mulai mewabahi sekolah-sekolah di Indonesia.
Oleh karena itu, kami ingin mengajak masyarakat untuk kembali mengingat bahwa perbedaan identitas yang kita miliki seharusnya menjadi kebanggaan yang dapat membentuk kita sebagai bangsa yang lebih utuh dan penuh potensi. Yuk sama-sama #meRangkulkeRagaman karena #KeberagamanituIndonesia