#ForABetterWorldID

Issue Talk: Di mana Ruang Aman Bagi Penyintas Kekerasan Seksual?

profile

campaign

Update

Hai, Changemakers!

Kamu tahu tweet yang sempat viral beberapa hari lalu? Itu loh, tweet yang isinya liputan tentang membuka kasus pelecehan seksual di salah satu universitas.

image

image

​(Sumber: atmago.com)

Lalu, ada di mana ruang aman atau safe place bagi para korban kekerasan seksual? Bagi Changemakers yang mungkin ada temannya yang menjadi korban kekerasan seksual dan takut untuk melaporkannya, kita pelan-pelan ajak, yuk, untuk melaporkannya ke Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) dan call center Sahabat Perempuan dan Anak milik Kemen PPPA SAPA129 atau hotline Whatsapp 08211-129-129. Selain itu, kita juga bisa bantu mereka dengan support secara psikis dengan menemani mereka dan mendengarkan cerita mereka ya!


​(Sumber: kumparan.com)

Pasti Changemakers sering, nih, nemu statement dari orang-orang untuk para korban kekerasan seksual. Contohnya, “Kok baru bilang sekarang? Dulu ke mana aja?”, “Yakin? Kok kamu malah melaporkan pacar kamu?”, “Kalo nggak ada buktinya, bohong dong berarti”, dan masih banyak statement lainnya. 

Nah, statement kayak gini sebenarnya yang bikin para korban jadi enggan untuk speak up dan melaporkannya. Mereka merasa bahwa nggak ada pihak yang bisa dipercaya karena seharusnya pihak berwenang sebagai ruang aman bagi mereka, justru nggak mau membantu para korban. Selain itu, masih banyak orang yang justru melakukan victim blaming kepada korban, padahal hal itu justru membuat korban menjadi semakin tertekan. Aneh ya memang, pihak yang harusnya jadi benteng bagi korban, malah menjadi pihak yang menusuk kembali luka kita? 


image

image

(Sumber: suara.com)

Sebenarnya siapa saja yang sering mengalami kekerasan seksual dan alasannya kenapa masih banyak yang nggak mau lapor ke pihak yang berwajib? 

Jika dilihat dari data-data yang sudah Champ dapatkan, kekerasan seksual ternyata masih lebih sering mengarah pada perempuan, terutama anak-anak. Kenapa ya korbannya didominasi oleh anak-anak? Ternyata anak-anak bisa dikatakan sebagai kelompok yang sangat rentan terhadap kekerasan seksual karena anak-anak selalu dipandang sebagai sosok yang lemah, memiliki ketergantungan dengan orang dewasa di sekitarnya. Nah, hal ini yang akhirnya membuat anak menjadi nggak berdaya ketika diancam untuk nggak kasih tahu tentang kekerasan yang dia alami. 


​(Sumber: twitter.com/CharlenneKayla)

Setelah Champ baca, ternyata pelecehan seksual memang nggak mengenal tempat, bahkan yang seharusnya tempat itu bisa memberikan ruang aman bagi korban, justru nggak membuka ruang aman bagi mereka. Sekarang, Champ mau ngajak kamu untuk lihat-lihat data dari kekerasan seksual di Indonesia sampai ke alasan kenapa masih banyak korban kekerasan seksual belum bisa untuk speak up.

Data Kasus Kekerasan Seksual Indonesia 

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mencatat bahwa kekerasan seksual pada anak dan perempuan di Indonesia sudah mencapai di angka tertinggi pada tahun 2020, yaitu sekitar 7.191 kasus. Sedangkan di tahun 2021, dilihat dari data per 3 Juni 2021, kekerasan seksual pada anak dan perempuan telah mencapai 3.122 kasus. Kasus ini terus menaik sejak Maret 2021 lalu yang awalnya berada di angka 426 kasus. Kalau kita coba pikirkan, nih, kasus yang mencapai 7 ribu, sebenarnya belum mencakup kasus-kasus yang belum dilaporkan, loh! Jadi, bisa saja kasusnya mencapai di angka yang lebih tinggi lagi dibandingkan dengan yang sudah dilaporkan. 


heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone