Dengan jumlah penduduk lebih dari 10 juta jiwa, DKI Jakarta membutuhkan 1,7 juta meter kubik air setiap harinya. Dari angka tersebut, 30 merupakan kebutuhan industri dan komersial. Namun, Pengambilan air tanah oleh sektor komersial ternyata telah melampaui batas dan banyak menyalahi aturan. Banyak gedung-gedung dan industri di ibukota yang memanipulasi laporan penggunaan air tanah hingga tidak memiliki izin penggunaan air tanah. Akibatnya negara harus merugi hingga ratusan miliar rupiah. Kini persediaan air tanah berkurang drastis, Tanah terus amblas sehingga banjir dan rob menjadi keseharian. Jika pemerintah tutup mata, sudah pasti ajal Jakarta segera tiba. Ibu kota republik ini akan tenggelam dan mati.Selengkapnya:http://www.hijauku.com/2013/09/18/menunggu-jakarta-tenggelam/