Hai, Gen-Lest!
Siapa nih yang suka nonton drama korea? Pasti di antara kalian banyak deh yang rela begadang, demi lihat Oppa atau Nuna tercinta. Eh-eh, tapi jangan cuma perhatiin pemerannya aja ya! Coba deh, dari beberapa drama korea yang kalian tonton pasti terdapat scene saat pemerannya lagi membuang sampah. Dan jika kalian perhatikan, mereka nggak sekadar buang sampah aja, alias dipilah-pilah dulu! Di Korea memang terdapat empat atau lebih jenis tempat sampah, yakni tempat sampah untuk plastik, kaleng, kertas, dan kaca. Lengkap banget kan, Gen-Lest? Nah, pengelolaan sampah yang sering kalian jumpai di drakor-drakor, bisa banget nih dijadikan contoh demi terciptanya lingkungan bersih di wilayah kalian!
Sumber: 10mag.com
Seperti yang Gen-Lest tahu bahwa sampah masih menjadi masalah serius di Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengungkapkan total sampah nasional pada tahun 2020 mencapai 67.8 juta ton, yang artinya penduduk Indonesia menghasilkan sekitar 185.753 ton sampah per hari. Wah, banyak banget ya? Kira-kira apa sih, yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir sampah? Yuk, kita intip kiat-kiat mengelola sampah ala warga Korea Selatan!
🍃 Pisahkan antara sampah organik dan anorganik
Setelah Gen-Lest memilah sampah, jika menemukan banyak sampah daur ulang dan anorganik jangan bingung ya harus diapakan. Di Indonesia terdapat perusahaan bernama Waste4Change dengan servis Send Your Waste yang bisa mengolah sampah kalian. Buat yang kepo bisa kunjungi link ini ya! https://waste4change.com/service
🍃 Jangan menyisakan makanan
Di Korea Selatan terdapat kebijakan bernama Pay as Your Trash yang mengharuskan masyarakatnya untuk lebih bijak dalam mengelola sampah makanan. Semakin banyak sampah yang dibuang, semakin banyak pula jumlah uang yang harus dibayar kepada pemerintah. Wah-wah, meskipun di Indonesia belum ada kebijakan seperti ini, namun Gen-Lest tetap bisa mencontohnya lho! Yaitu dengan menghabiskan setiap hidangan yang kalian makan.
🍃 Gunakan tas belanja
Untuk kiat yang satu ini, di Indonesia juga sudah ada ya, Gen-Lest. Bedanya, masyarakat Indonesia masih suka lupa nih untuk membawa tas belanja saat pergi ke pasar maupun supermarket. Selain itu, masih banyak supermarket yang tetap sukarela memberikan plastik kepada pembeli. Di Korea Selatan, minimarket atau supermarket yang kedapatan menyediakan plastik kabarnya akan didenda sebesar 3 juta won! Wah-wah, nggak kebayang kan kalau kebijakan itu juga diterapkan di Indonesia? Makanya, yuk kita tumbuhkan kesadaran dari dalam diri masing-masing untuk selalu menggunakan tas belanja!
Nah, Gen-Lest, salah satu wilayah Indonesia yang masih memiliki masalah mengenai sampah adalah Provinsi Riau. Pada tahun 2020 timbulan sampah di Riau meningkat hingga 4 kali lipat yang dihasilkan dari sampah rumah tangga dan pasar dengan jenis sampah paling banyak berupa sampah sisa makanan sebesar 27% dan plastik 23%. Selain menyebabkan pencemaran lingkungan, masalah timbulan sampah ini turut mengakibatkan kebakaran hutan dan banjir yang terjadi setiap tahun. Hal ini disebabkan oleh banyaknya masyarakat Riau yang masih membuang sampah sembarangan akibat ketidakpedulian mereka, selain itu di beberapa kota terdapat titik TPS yang jarang diurus sehingga menimbulkan tumpukan sampah.
Dengan adanya masalah tersebut, Riau Menggugat Sampah mengajak Gen-Lest untuk ikut meningkatkan rasa peduli terhadap lingkungan dengan mengikuti Challenge Riau Menggugat Sampah #RiauBersih yang disponsori oleh Akademi Generasi Lestari. Dengan mengikuti dan menyelesaikan Challenge ini kalian sudah membuka donasi sebesar 20 ribu rupiah yang akan digunakan oleh Riau Menggugat Sampah untuk upaya edukasi demi menyadarkan masyarakat dampak membuang sampah sembarangan. Jadi tunggu apalagi Gen-Lest? Yuk, jadi bagian Generasi Lestari selanjutnya dengan menyelesaikan Challenge Riau Menggugat Sampah #RiauBersih! 💙