Hai, Changemakers! 

Sudah menjadi pengetahuan umum kalau pencemar lingkungan paling besar adalah sampah, terutama sampah rumah tangga, dari sisa makanan, kemasan, hingga produk menstruasi seperti pembalut sekali pakai. Nah, untuk para perempuan yang menstruasi, pernah nggak kalian berpikir ada berapa banyak sampah pembalut yang menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA) dan menunggu untuk terurai? 

Nyatanya, pembalut itu sulit untuk terurai. Dalam laman Friends of the Earth dijelaskan bahwa komponen dari pembalut adalah 90% plastik, dan satu pak pembalut sama saja dengan empat kantong plastik. Sampah ini akan dibiarkan ditumpuk begitu saja di TPA, lalu bisa mengeluarkan gas metana yang bisa berkontribusi dalam pemanasan global. Membakar sampah pembalut pun nggak akan menyelesaikan masalah, karena asap yang dikeluarkan akan menghasilkan senyawa kimia berbahaya seperti dioksin.

Rata-rata perempuan yang menstruasi bisa menggunakan pembalut 4 sampai 5 kali dalam sehari dan kalau dihitung-hitung, satu orang bisa menggunakan sekitar 300 pembalut setiap tahunnya. Jadi, perubahan harus mulai dari kita, nih!

Apa, sih, yang bisa kita lakukan? Kita bisa mulai mencari pilihan produk menstruasi yang lain yang lebih ramah lingkungan, seperti menggunakan reusable pad atau pembalut yang dapat dicuci lalu digunakan kembali. Pilihan yang lain adalah menstrual cup atau cawan menstruasi. Apapun caranya, seenggaknya kita tahu kalau sampah pembalut sekali pakai ini bisa jadi bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Kalau nggak diatasi dengan baik, ini akan menjadi suatu masalah yang lebih besar, jadi sudah saatnya bersama-sama kita perbaiki. 

Eh, jangan lupa sambil menyelam minum air, dong! Untuk membantu mengurangi sampah produk menstruasi, kalian bisa ikuti Challenge Aksimu untuk Mengurangi Sampah oleh Rumah Relawan Remaja. Tinggal foto selama 7 hari tentang Aksi mengurangi sampah plastik kalian, kalian sudah berkontribusi terhadap perubahan. 💙