Hai Changemakers!
Siapa yang kemarin ikutan talk show panel keseteraan di A Better World Prize FUNthering Day and Awarding Night? Di sesi pertama acara kemarin, banyak sekali insights yang disampaikan oleh ketiga narasumber kita yaitu Kak Marthella Rivera dari Founder Koneksi Indonesia Inklusif yang saat ini menjadi bagian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kak Irfan Ramdhani penulis buku Tabah Sampai Akhir sekaligus teman Daksa, dan Kak Fadly Rachmani yaitu seorang Community Engagement Manager di Tenoon. Tentunya, perbincangan ini diramaikan oleh moderator yang keren abis, yaitu Kak Pandu Nuge, co-founder dari komunitas Pandulisane. Nah, buat kamu yang kelewatan sesi panel isu kesetaraan tadi, cuss langsung cek recap-nya di bawah ini:
Talk show ini dibuka dengan cerita Kak Irfan tentang perjuangan menjadi teman Daksa dan mengeluarkan buku Tabah Sampai Akhir di tahun 2015. Kak Irfan mengalami kejadian jatuh dari ketinggian kurang lebih 10 meter saat climbing dalam kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) di kampusnya. Ia bercerita, ia sempat terpuruk sekali saat menyadari bahwa karena mau nggak mau, tubuhnya kini nggak seperti dulu. Butuh kurang lebih dua tahun untuk Kak Irfan bisa mengembalikan semangatnya. Kini, ia bekerja di salah satu perusahaan kesehatan mental. Dan yang membuat dirinya tetap bisa menginspirasi sampai saat ini adalah atas dukungan Ibu Kak Irfan dan teman-teman pecinta alamnya.
Ruang Inklusif yang Tak Terbatas
Semangat Kak Irfan juga sama seperti tim Tenoon yang diwakilkan oleh Kak Fadly melihat keadaan di Makassar yang minim pekerjaan untuk teman-teman Disabilitas. Oleh karena itu Tenoon ingin memberdayakan teman-teman Disabilitas untuk bergabung bersama Tenoon.
Dari tahun 2017 saat Tenoon dimulai sampai saat ini, Tenoon berusaha untuk mempelajari kebutuhan teman-teman Disabilitas saat bekerja bersama. Menurut Kak Fadly, itu bukan sebuah kesulitan, karena berinteraksi dan bekerja bersama teman-teman Disabilitas mudah kalau sudah memahami gaya bahasa sehari-hari. Contohnya saat berkomunikasi dengan teman tuli. Fadly menambahkan ketakutan itu hanya ada di pikiran kita saat ingin berinteraksi dengan mereka.
Kak Marthella Rivera dari pihak pemerintahan dan penggiat isu disabilitas dari Konekin.id menegaskan banyaknya teman Disabilitas yang kurang terlihat di ruang publik, menjadi PR sendiri untuk kita semua. Karena ini menjadi pertanyaan besar: apakah ada isu lainnya yang harus kita pecahkan dari pemangku kebijakan dan juga teman-teman penggiat isu disabilitas lainnya? Oleh karena itu, Kak Marthella memberi saran untuk membantu teman-teman Disabilitas terdekat kita nggak melulu harus menyelesaikan masalah yang besar. Kita bisa mulai dari interaksi teman-teman tuli atau membantu kebutuhan teman-teman Disabilitas saat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Kamu bisa melihat kembali Panel Diskusi Isu Kesetaraan dari ketiga narasumber di atas melalui https://youtu.be/h9RfI8TzU18. Bersama untuk dunia yang lebih baik 💙