Sepanjang pandemi, baik pengajar dan pelajar menghadapi tantangan yang besar karena mengalami perubahan dari sistem belajar mengajar. Nah, ini juga yang diakui oleh tiap narasumber di panel pendidikan. Tapi isu pendidikan nggak melulu pendidikan di kota loh ya!
Sebagai inisiator The Floating School di pulau Pangkep, Sulawesi Selatan, Kak Rachmat bercerita tentang banyak sekali tantangan yang harus dihadapi oleh pelajar di sana. Contoh, mereka harus menempuh jarak yang sangat jauh dari tempat tinggal mereka ke pulau besar demi bersekolah. Kebanyakan guru-guru yang disediakan oleh pemerintah juga guru-guru yang berasal dari kota, yang menyebabkan permasalahan pendidikan yang kompleks.
Belajar dimana saja
Di pulau juga nggak ada sinyal telepon dan juga internet, jadi memang sangat sulit bertahan kalau nggak terbiasa seperti itu. Faktanya, kebanyakan anak pulau diberi materi pembelajaran yang sangat ke kota-kotaan, bukan tentang pulau mereka. Inilah yang sangat disayangkan oleh kurikulum sekarang. Jadi The Floating School atau sekolah terapung, hadir untuk menyediakan pelajaran kontekstual yang dibutuhkan anak-anak di sana. Contoh, ilmu dan keahlian tentang hal-hal kemaritiman, kekayaan laut, dan sebagainya.
Kak Nissa Felicia dari Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan juga mengatakan pendidikan di tengah pandemi sangat mengandalkan teknologi dan memperlihatkan kesenjangan. Tapi menariknya, daerah mana saja, status sekolah apa saja, semua mengalami permasalahan yang beragam dan semuanya sama-sama “kaget”, termasuk guru-gurunya! Mulai masuk semester pertama di pertengahan masa pandemi, baru kelihatan sekolah mana saja yang cepat beradaptasi dengan keadaan ini.
Situasi pandemi ini menurut Kak Nissa adalah kesempatan untuk kita refleksi banyak banget hal mengenai pendidikan. Yang pertama adalah back to basic. Kurikulum saat ini, seperti yang dibilang Kak Rahmat, sangat memukul rata semua daerah di Indonesia. Ini membuat siswa yang ada di daerah terpencil melihat bahwa pendidikan akan menjauhkan dirinya dari kehidupan sehari-hari. Konsep Pembelajaran Jarak Jauh juga dikritik sebenarnya oleh tim Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) karena seolah-olah pusat tempat belajar adalah sekolah. Padahal, kita bisa belajar dari mana saja tanpa harus di sekolah.
1001 Kendala PJJ
Kendala perihal PJJ juga sangat dirasakan oleh Pak Sastro Kepala Sekolah SDN Bubutan IV Surabaya. Banyak sekali kejadian miskomunikasi kepada guru dan juga orangtua. Karena pesan pembelajaran disampaikan melalui orang tua masing-masing pelajar. Masalah besar lainnya adalah orang tua yang harus melakukan pendampingan untuk tugas-tugas siswa di tengah kesibukan mereka. Tapi menurut Pak Sastro, di sekolahnya nggak menekankan pengumpulan tugas terburu-buru, karena tahu kendala tiap siswanya dan juga kesibukan setiap orang tua.
Kamu mau menyaksikan kembali sesi panel pendidikan ini? Cek di https://youtu.be/uVxjOYaEt1s ya. Bersama untuk dunia yang lebih baik. 💙