#ForABetterWorldID

Kasus Kekerasan Seksual di Indonesia: “Pasti yang Salah Perempuan!”, Katanya

profile

campaign

Update

Halo, Changemakers! 


Kasus kekerasan seksual dalam keluarga di Indonesia kembali bermunculan. Salah satunya ada kasus kekerasan seksual oleh seorang ayah kepada 3 anaknya yang berumur di bawah 10 tahun di Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Sang Ibu sudah melakukan pengaduan kepada polisi, namun aduan tersebut diabaikan dan dihentikan. Nggak hanya itu aja, ibu ini dituding punya motif balas dendam melaporkan mantan suaminya dan dianggap sebagai orang yang mengalami gangguan jiwa. 


Kasus yang udah berjalan dari tahun 2019 ini, masih belum membuahkan hasil yang baik bagi anak-anak yang menjadi korban dan ibunya yang justru dituduh dengan dugaan banyak hal oleh pihak kepolisian, serta dianggap nggak punya cukup bukti agar nggak bisa mengusut kasus ini. 


Menurut data yang diberikan oleh Komnas Perempuan, kekerasan terhadap anak perempuan mencapai 218 kasus di tahun 2020. Sebanyak 51% merupakan kasus pencabulan/incest, 24% penganiayaan, 25% kasus lain, seperti perdagangan manusia, pencabutan hak asuh, dan lain-lain. Jika kita hitung, berarti dari 218 kasus, terdapat kurang lebih 111 kasus pencabulan/incest di Indonesia. 


Banyaknya kasus kekerasan seksual terhadap perempuan yang sangat banyak, membuat kita menjadi miris ketika mendengarnya. Hal ini diperparah dengan masyarakat Indonesia yang cenderung menolak untuk membuka mata dan telinga tentang masalah ini. Apalagi, banyak sekali orang yang justru menyalahkan perempuan yang jelas menjadi korban. 


Sekarang, kita coba lihat beberapa kesalahan akan pemahaman tentang kasus kekerasan seksual terhadap perempuan. 


1. SALAH: Perilaku dan penampilan perempuan harus diatur

Setiap ada kasus kekerasan seksual kepada perempuan, netizen selalu berkomentar, “halah, pasti ceweknya pake baju yang ketat dan mengundang cowok”. Padahal salah besar. 


Masih banyak banget orang yang menganggap bahwa penampilan dari perempuan adalah pemicu munculnya kekerasan seksual. Kenyataannya, banyak perempuan yang mengalami pelecehan dan kekerasan seksual  ketika mereka menggunakan baju yang sopan. Jika, kita lihat dari kasus sebelumnya, korbannya adalah anak-anak yang umurnya di bawah 10 tahun. Apakah mereka juga akan disalahkan karena berpakaian yang nggak pantas? 


Semua kejadian kekerasan seksual yang terjadi pada perempuan karena laki-laki nggak bisa mengontrol pikiran negatif mereka. Padahal kita semua juga punya hak untuk berpakaian senyaman kita. 


2. SALAH: Laki-laki nggak perlu bertanggung jawab ketika merasa terpancing hasrat seksualnya. 

Ini pemahaman yang sangat salah, karena laki-laki sepatutnya harus bisa mengontrol hal tersebut. Sayangnya, beberapa masyarakat masih membenarkan tentang laki-laki terlahir agresif, menganalogikan kucing dan ikan, dan masih banyak lagi. 


Karena adanya pemahaman itu, akhirnya menyetujui anggapan yang pertama tadi kalau perempuan yang berpakaian provokatif bisa menggoda laki-laki. Jika, pendapat dari masyarakat salah, kadang mereka berpendapat kalau laki-laki tersebut punya masalah psikologis.  Pernyataan ini juga salah karena berdasarkan penelitian Violence Against Women,  jarang sekali ada kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang yang menderita gangguan mental. 


3. SALAH: Jika perempuan mendapatkan kekerasan seksual dari orang asing, baru bisa disebut sebagai korban

Seringkali penyelidik dari kasus kekerasan seksual menentukan status ‘korban’ dengan melihat hubungan antara korban dan pelaku. Jika pelaku merupakan orang asing, maka bisa disebut sebagai korban. 


Banyaknya pemahaman seperti ini, memiliki kesan bahwa perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual oleh laki-laki yang dikenal ‘boleh’ disalahkan. Padahal, kebanyakan kasus kekerasan seksual yang dialami perempuan, dilakukan oleh orang terdekat dan yang dikenal oleh korban. 


Setelah membaca tentang kasus dan beberapa pemaham yang salah dengan menyalahan korban di atas, semoga membantu kita untuk lebih bijak menyikapi suatu kasus pelecehan hingga kekerasan seksual. Eittss, tapi emang perempuan aja yang menjadi korban? Tunggu konten lainnya dari Champ ya! 


Selalu ingat dan pahami, kalau pelaku tindak kriminal, apapun itu bentuknya, harus mendapatkan hukuman yang setimpal atas apa yang diperbuatnya. 


heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone