Hai, Changemakers! Pernah nggak sih, kamu dengar kata-kata kalau orang miskin itu karena malas bekerja? Baik di percakapan sehari-hari maupun di sosial media, kita sering ketemu stigma negatif ke kelompok miskin. Misalnya, mereka dianggap malas bekerja, terlalu punya banyak anak dan nggak peduli dengan pendidikan.
Emang kemiskinan itu, karena malas bekerja? Menurut kamu gimana? Boleh bagikan pendapat kamu di kolom komentar, ya! Tapi, sebelum menuju ke sana, kita bahas bareng dulu nih, mengenai apa itu kemiskinan dan kemiskinan struktural.
Kemiskinan bisa dimaknai sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi standar hidup minimum, seperti kebutuhan dasar pangan, sandang dan papan. Nah, Sejumlah pakar malah melihat kemiskinan bahkan bisa muncul karena ada masalah di dalam struktur kebijakan. Jadi, kemiskinan itu ada, nggak melulu karena sikap malas dalam bekerja, yang dinamakan kemiskinan struktural.
Terus, apa itu,kemiskinan struktural? Kemiskinan struktural adalah tatanan sosial, politik, dan ekonomi yang ada membuat orang tetap hidup dalam kemiskinan. Orang yang terjebak dalam kemiskinan struktural tetap bekerja keras, membanting tulang, dan menabung, tapi dia tetap hidup dalam kemiskinan. Seolah, kemiskinan adalah takdir yang nggak bisa berubah.
(sumber: conversation.com)
Contohnya nih, petani miskin karena dalam tatanan struktural sistem perekonomian ia menjadi pihak terlemah, misalnya kebutuhan beras di Indonesia tinggi, tetapi kebijakan pemerintah masih lebih banyak mengimpor beras dari luar negeri, belum lagi harga jual beras lokal yang rendah. Ini menyebabkan petani yang sudah bekerja keras, bangun pagi-pagi untuk bekerja akan tetap miskin. Selain itu, kemiskinan struktural juga bisa disebabkan oleh dominasi, diskriminasi, eksploitasi, konflik, dan bencana alam.
Dari contoh tadi kita tau nih ternyata kemiskinan nggak melulu karena kemalasan, melainkan kebijakan struktural suatu negara yang membuat kemiskinan justru malah tumbuh subur. Banyak sistem dan kebijakan yang nggak memihak lapisan kelas bawah, membuat sebagian masyarakat mengalami kesulitan untuk menafkahi keluarganya. Akhirnya timbul deh kesenjangan dalam segala lini kehidupan, mulai dari akses ke pendidikan, pekerjaan, sistem peradilan, kesehatan, dan transportasi.
Jadi menuding orang-orang miskin sebagai pemalas bukanlah tindakan yang tepat. Hal itu sama saja merendahkan harkat serta martabat mereka yang selama ini telah bekerja keras siang malam dalam menghidupi keluarga mereka. Ya, mungkin memang benar, salah satu pemicu adanya kemiskinan adalah rasa malas. Tapi, nggak setiap orang miskin adalah pemalas. Sebagai orang yang lebih beruntung dari mereka, sebaiknya kita menghindari menyebut orang miskin sebagai pemalas. Alih-alih memberi stigma buruk kepada mereka, mending kita sama-sama bantu mereka yuk! Lewat ikutan Challenge A Day at Work for Decent Work, dengan menyelesaikan Challenge ini kamu udah bisa membuka donasi untuk mendanai murid mendirikan usaha mandiri yang bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan dan kewirausahaan dalam program Street Smart Society. Yuk, tunggu apalagi? Mari bantu perekonomian Indonesia lewat Challenge ini!