Halo, Changemakers!
Kamu sadar nggak, kalau semenjak pandemi berlangsung, kita jadi lebih sering menggunakan internet dalam melakukan aktivitas sehari-hari? Meskipun internet memudahkan pekerjaan kita tapi ternyata ada dampak buruk dari internet yang nggak bisa kita anggap sepele yaitu a meningkatnya kasus kekerasan gender berbasis online (KBGO) di Indonesia. Biar lebih paham tentang kekerasan gender berbasis online, kita coba cermati penjelasannya dulu ya!
Apa itu kekerasan gender berbasis online (KBGO)?
Kekerasan ini sama seperti kekerasan berbasis gender di dunia nyata yang membedakan hanya di teknologi. Ada 8 bentuk KBGO yang udah dilaporkan kepada Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) di tahun 2017 lalu, yaitu:
Pendekatan untuk memperdaya (cyber grooming)
Pelecehan online (cyber harassment)
Peretasan (hacking)
Konten ilegal (illegal content)
Pelanggaran privasi (infringement of privacy)
Ancaman distribusi foto / video pribadi (malicious distribution)
Pencemaran nama baik (online defamation), dan
Rekrutmen online (online recruitment)
(Sumber: komnasperempuan.go.id)
Selain itu, kamu juga harus hati-hati, karena kekerasan berbasis gender online juga mencakup penguntitan (stalking), ujaran kebencian, dan eksploitasi. Berdasarkan data dari Komnas Perempuan, mulai dari tahun 2017 sampai 2020, kasus KBGO ini terus meningkat. Data pada tahun 2019 terdapat 281 kasus KBGO yang dilaporkan, dan di tahun 2020 mengalami peningkatan mencapai 942 kasus. Kasus KBGO didominasi oleh ancaman penyebaran video asusila yang terjadi di ranah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) atau relasi personal dan di komunitas.
Kamu harus tahu upaya untuk mencegah KBGO!
Jika KBGO terjadi, biasanya solusinya nggak hanya dari penegakan hukum aja, tapi juga adanya intervensi yang mampu mengubah cara pandang dari pelaku mengenai relasi gender dan seksual dengan korban. Kalau nggak melakukan hal tersebut, pelaku akan tetap memiliki cara pandang yang bias terhadap gender.
Selain itu, ada hal penting yang bisa kita pahami agar bisa mencegah KBGO, yaitu perlindungan privasi. Adanya perlindungan privasi akan membuat para pengguna menjadi aman ketika beraktivitas di dunia maya. Ketika kamu menggunakan media sosial atau aplikasi untuk mengobrol kamu harus menghindari dan sangat nggak dianjurkan untuk mengumbar data-data pribadi kamu.
Ada 7 tips yang kamu bisa lakukan untuk melindungi privasi di media sosial dan aplikasi untuk mengobrol kamu!
Pisahkan akun pribadi kamu dengan akun publik di media sosial. Buat beberapa akun agar kamu bisa memisahkan hal-hal bersifat pribadi dan hal-hal yang bisa dibagi ke publik, sehingga ini bisa jadi alternatif untuk melindungi diri kamu di dunia maya.
Cek dan atur ulang pengaturan privasi. Kamu bisa mulai sesuaikan pengaturan privasi senyaman kamu, terutama dalam berbagi data pribadi, seperti nama, foto, nomor hp, lokasi, aplikasi yang kamu berikan akses atas akun media sosial atau aplikasi ngobrol yang kamu punya. Intinya, kamu harus bisa kendalikan siapa atau apa aja yang dapat mengakses data pribadimu.
Buat kata sandi / password yang kuat dan aktifkan verifikasi login. Agar nggak mudah diretas, kamu harus punya password yang kuat dan aktifkan verifikasi login, seperti 2-Step Verification yang bisa kamu temukan di beberapa platform. Lakukan hal ini untuk email pribadi kamu juga, ya!
Jangan gampang percaya dengan aplikasi pihak ketiga. Maksud dari pihak ketiga kalau kamu melihat kuis di Facebook, biasanya mereka akan meminta akses akun media sosial kamu. Nah, aplikasi pihak ketiga ini nggak akan bertanggung jawab dan bisa aja menyalahgunakan informasi atau data pribadi kamu.
Hindari kasih real time location sharing. Hal ini akan berbahaya karena informasi ini dianggap berharga bagi orang-orang yang ingin berniat jahat ke kamu, misalnya penguntit.
Hati-hati kalau melihat URL yang dipendekkan. URL yang dipendekkan punya potensi yang berbahaya karena bisa berasal dari akun yang mencurigakan dan mengarahkan kamu ke situs-situs berbahaya yang bisa mengambil data pribadi kamu.
Selalu jaga kerahasiaan password atau pin di handphone atau laptop pribadi kamu. Dari berbagai kasus KBGO, para pelaku biasanya adalah orang-orang terdekat kamu. Oleh karena itu, kamu harus memasang dan menjaga kerahasiaan semua password pada handphone dan laptop pribadi kamu, terutama yang menyimpan banyak data pribadi.
Harus menghubungi siapa kalau jadi korban dari KBGO?
Kamu bisa cari tahu individu, lembaga, organisasi, atau institusi terpercaya yang dapat memberikan bantuan terdekat dari lokasi kamu tinggal.
Selain itu, Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) juga menyediakan saluran khusus pengaduan melalui telepon di 021-3903963 dan 021-80305399, atau mengirim email ke [email protected]. Untuk tahu lebih lanjut sistemnya, kamu bisa membaca sistem penerimaan pengaduan Komnas Perempuan di https://komnasperempuan.go.id/instrumen-modul-referensi-pemantauan-detail/sistem-penerimaan-pengaduan-komnas-perempuan
Yuk, mulai jaga privasi kamu dan bantu para korban kekerasan berbasis gender online menerima keadilan. Kita bisa mulai membantu mereka dengan mengikuti Challenge #GirlsKuad to Build Online Safe Place dari BeWithYou yang disponsori oleh Yayasan Dunia Lebih Baik. Selesaikan Challenge tersebut dan buka donasi sebesar 10 ribu rupiah untuk membantu pembiayaan penuh 3x sesi konsultasi psikologis bagi 10 orang terpilih yang merupakan korban atau penyintas dari KBGO. Kita buat dunia jadi yang lebih baik=�