#ForABetterWorldID

Issue Talk: Generasi Millennial dan Generasi Z Sekarang Jadi Sasaran Diskriminasi Usia?

profile

campaign

Update

Halo, Changemakers!


Champ sering banget melihat anak-anak muda yang diremehkan oleh orang yang lebih tua dari mereka. Anak-anak muda, khususnya generasi millenial dan generasi Z, dinilai sebagai sosok yang belum dewasa, nggak tahu apa-apa tapi banyak bicara, dan lain-lain. Kamu pernah mengalaminya? Kalau pernah, berarti kamu mengalami ageisme. 


Apa itu ageisme? Ageisme merupakan diskriminasi atau prasangka buruk terhadap individu atau kelompok berdasarkan usianya. Bisa dibilang ageisme memiliki kesamaan dengan rasisme, tapi bedanya dari segi usia. Istilah ini awalnya lebih melekat pada lansia atau nenek dan kakek kita. Lansia yang dianggap merepotkan, udah nggak produktif, lemah, dan kesepian. Eitts, nggak hanya lansia aja, tapi ageisme terjadi pada generasi millenial dan generasi Z, seperti kita sekarang. 


Bahkan pada salah satu acara di televisi yang mengundang Gustika Jusuf, Rosi sebagai pembawa acaranya memberikan statement yang meremehkan pemikiran dari Gustika dan menganggap bahwa anak muda ini naif dan harus dibimbing oleh orang dewasa. Namun, kali ini Champ mau membahas tentang ageisme yang terjadi di lingkungan rumah, yaitu keluarga. 


Emangnya ageisme dalam keluarga seperti apa?

Banyak orang dewasa yang melihat bahwa hubungan keluarga merupakan hubungan yang paling lama bertahan. Ageisme dalam keluarga biasanya dilakukan oleh saudara yang lebih tua atau orang tua yang sering meremehkan anak-anaknya. Orang tua yang menggunakan cara asuh helicopter parenting, biasanya sering mengambil tanggung jawab atas pilihan dan perilaku anak mereka. 


Orang tua merasa kalau anak mereka ini belum cukup berpengalaman dalam melakukan banyak hal, atau bisa dibilang nggak mudah percaya dengan anaknya. Mereka merasa diri mereka ini sangat perlu dan punya hak sebagai penentu keputusan dari anak. Hayo, siapa yang merasa kalau segala keputusannya disetir terus dan nggak pernah memutuskan sesuai yang kamu inginkan?


Ageisme punya dampak negatif untuk anak muda

Jika ageisme terus dilakukan kepada anak muda, nantinya akan membuat anak muda menjadi pribadi yang kurang percaya diri, contohnya dengan kalimat, “Emangnya anak muda bisa apa? Nggak usah sok tahu, pengalaman kamu lebih sedikit daripada kami orang dewasa”. Selain itu, ageisme bisa berdampak pada kesehatan mental seseorang juga karena ageisme bisa mengubah cara pandang kepada diri sendiri, dan membatasi kemampuan sebenarnya dari anak muda. 


Ini ada beberapa cara agar bisa melawan ageisme!

Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan agar nggak mudah didiskriminasi berdasarkan usia kamu, khususnya di keluarga. Kamu bisa coba ini agar kamu lebih percaya diri dan menunjukkan kalau kamu itu bisa memutuskan sesuatu sendiri, meskipun kamu masih muda. 


1. Berani untuk berbicara ke orang tua karena kamu nggak boleh membiarkan diri kamu merasa dipojokkan karena dianggap nggak bisa melakukan apa-apa. Kamu bisa ikut berpartisipasi ketika keluarga kamu sedang berdiskusi tentang sesuatu. 


2. Tetap percaya diri dan positif walaupun kamu sering diremehkan karena masih muda. Jangan sampai omongan-omongan dari orang tua atau saudara kamu yang negatif membuat diri kamu jadi minder dan selalu berpikiran negatif. 


3. Coba untuk suarakan pendapatmu tentang anak muda juga bisa melakukan banyak hal agar orang-orang di sekitar kamu, khususnya keluarga menjadi lebih mengerti bahwa anak muda itu nggak seburuk yang mereka bayangkan. Selain itu, kamu juga bisa memberitahu mereka tentang dampak buruk yang dihasilkan dari tindakan diskriminasi usia yang dilakukan. 


Ageisme memang masih dan belum dianggap sebagai masalah yang serius. Padahal kenyataannya ageisme punya dampak buruk dari segi ekonomi, sosial, dan psikologis dari seseorang. Intinya, mulai dari sekarang kamu harus bisa mengubah cara berpikir diri kamu. Jangan menilai orang lain berdasarkan usia karena potensi dari seseorang nggak bisa dinilai dari usianya. 


Referensi:

https://www.lpmprogress.com/post/ageisme-diskriminasi-berbasis-usia 

https://kolomremaja.com/2020/04/09/ageisme-kepada-orang-yang-lebih-muda-senioritas-tanpa-batas/ 

https://www.okemom.com/rizkagusti/o26k23m/mengenal-ageisme-stereotip-dan-diskriminasi-berdasarkan-faktor-usia 

https://www.sehatq.com/artikel/ageism-ageisme-diskriminasi-terhadap-orang-lanjut-usia-yang-harus-dihentikan 

Gordon, Stacey. (2020). Ageism and Age Discrimination in the Family: Applying an Intergenerational Critical Consciosness Approach. Clinical Social Work Journal, 48, 169-178. https://doi.org/10.1007/s10615-020-00753-0
heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone