Halo, Changemakers!
Siapa sih, yang nggak suka dengan lelucon? Selain dapat menghilangkan stress, kita kerap kali saling melempar lelucon buat menghibur orang-orang. Lelucon tanpa disadari melekat dalam kehidupan sehari-hari, lewat media sosial atau dilontarkan langsung oleh orang di sekitar. Namun, terkadang kita sering mendengar lelucon yang terkesan merendahkan, melecehkan, dan nggak pantas untuk ditertawakan sama sekali, lho. Emangnya ada ya Champ? Ada dong! Salah satunya adalah Rape Jokes.
Rape jokes adalah lelucon yang menggunakan pemerkosaan atau pelecehan yang dilontarkan oleh bukan penyintas sebagai bahan candaan. Banyak kejadian rape jokes yang tanpa kita sadari beredar sejak lama. Beberapa rape jokes yang sering kita dengar: “Cantik, mau tidur bareng gak?” atau “Itu cewek agresif banget, ya? Tipe relaxa kayaknya”, dan masih banyak lelucon dengan nada merendahkan lainnya.
Langgengnya budaya rape jokes ini bukanlah sebuah kebetulan, melainkan muncul dari budaya patriarki yang mengakar kuat di masyarakat. Dari zaman dulu hingga sekarang, perempuan sering dijadikan objek sasaran dari berbagai bentuk kekerasan seksual.
Terlebih di zaman digital seperti sekarang yang semakin menjamurnya lelucon atau bercadaan di dunia maya, ternyata lelucon berkonten seksis makin menjadi-jadi. Mirisnya lagi, pelakunya berasal dari berbagai kalangan mulai dari artis, komedian, sampai politikus. Hal ini sangat berbahaya dan harus segera dihentikan.
Banyak sekali alasan-alasan mengapa rape jokes harus dihentikan. Dikutip dari Magdalene.co, kita nggak boleh menoleransi rape jokes karena pada dasarnya lelucon ini memiliki power yang kuat. Jika rape jokes dianggap sebagai hal yang biasa, maka akan semakin melanggengkan pelecehan seksual dan menormalisasikan segala jenis pelecehan terhadap perempuan dengan mengubahnya menjadi guyonan. Efeknya, semua orang akan terbiasa dengan rape jokes dan perempuan semakin terdiskriminasikan.
Nggak hanya itu, rape jokes juga berdampak besar bagi penyintas kekerasan seksual. Dengan mendengar rape jokes, bisa aja memberikan dampak buruk bagi kondisi fisik, mental, dan sosial bagi penyintas.
Paparan rape jokes pada diri seseorang juga bisa mempengaruhi perilaku orang tersebut. Hal ini diungkapkan dalam sebuah penelitian dari Western California University yang menunjukkan bahwa orang yang kerap mendengar rape jokes atau lelucon seksis lainnya dapat menyebabkan orang tersebut menoleransi perilaku tersebut dan bisa ikutan mendiskriminasi perempuan.
Jadi, stop jadikan rape jokes sebagai hal yang wajar. Nggak kebayang kan, kalau di masa depan, negara kita dipimpin oleh generasi-generasi yang menganggap rape jokes sebagai hal yang wajar? Tolak dan jangan tertawakan segala lelucon berbau seksis. Champ percaya, kita semua bisa berubah dan saling bekerja sama melindungi perempuan dari berbagai bentuk kekerasan seksual, termasuk rape jokes.
Jadi, Champ pengen ajak kamu ikutan Challenge No More Silence, Let’s Stop The Violence #NoMoreSilence dari Ignite Indonesia. Dengan menyelesaikan Challenge ini, kamu sudah membuka donasi sebesar 10 ribu rupiah yang nantinya akan digunakan untuk memberikan psikoedukasi di sekolah-sekolah, pendampingan pemulihan, serta pemberdayaan korban kekerasan.
Eitsss… Nggak hanya itu, bagi 3 Changemakers yang paling aktif dan unik, serta menyelesaikan Challenge dengan benar, berkesempatan mendapatkan e-money sebesar 50 ribu rupiah per orang. Keren, kan! Tunggu apa lagi? Champ tunggu partisipasi kamu, ya!