#OurLocalWisdom

Berwisata Kuliner di Peru / Tour de gastronomía en Perú

profile

kbrilimaperu

Update

​Hai, Indonesians!


Apa yang biasanya kalian lakukan saat sedang mengunjungi negara asing? Mencari lokasi wisata? Menonton atraksi yang ada? Mengunjungi lokasi bersejarah? Mempelajari bahasa dan budaya yang baru? Atau berwisata kuliner dengan berbagai macam makanan khas negara tersebut? Kalian yang punya hobi makan pasti akan langsung memilih untuk wisata kuliner. Apalagi kalau kalian sedang berlibur ke Peru, wisata kuliner adalah hal yang tidak boleh kalian lewati!


Peru memiliki berbagai macam kuliner khas yang menarik dan menggugah selera. Bahkan menurut BBC Good Food, Peru menjadi salah satu dari Top 10 Destinations for Food Lovers to Visit pada tahun 2019. Makanan-makanan di bawah ini wajib kalian coba kalau sedang berwisata di Peru! 


¡Hola Indonesios!


¿Qué hace usted normalmente cuando visita un país extranjero? ¿Buscar lugares turísticos? ¿Observar las atracciones existentes en el país? ¿Visitar sitios históricos? ¿Aprendiendo un nuevo idioma y cultura? ¿O un tour de gastronomía con una variedad de especialidades del país? Aquellos que tienen la pasión de comer, definitivamente elegirán hacer un tour de gastronomía. Especialmente si está de vacaciones en Perú, el turismo culinario es algo que no debe perderse.


Perú tiene una gran variedad de interesantes y apetitosas especialidades culinarias. De hecho, según la BBC Good Food, Perú se convirtió en uno de los 10 mejores destinos para los amantes de la comida para visitar en 2019. ¡Las comidas que te presentamos a continuación son imprescindibles si viajas a Perú!


1. Tiradito

image

Sumber: seriouseats.com


Tiradito adalah hidangan ikan mentah yang diiris seperti sashimi. Hidangan ini merupakan pengembangan resep dari orang Peru keturunan Jepang. Koki biasanya menyebut hidangan ini dengan ‘estiradito’ yang memiliki arti ‘membentang’ seperti potongan ikan yang begitu tipis dan memanjang di piring. Nama itu kemudian disingkat menjadi Tiradito. Tiradito disajikan dengan sedikit bumbu, karena fokus dari hidangan ini adalah rasa ikan mentahnya. Tiradito sering disajikan dengan ikan tuna, bass, salmon, atau corvina. 


Tiradito dianggap sama seperti Ceviche, hidangan ikan mentah yang dipotong dadu. Namun sebenarnya, Tiradito dan Ceviche merupakan hidangan yang berbeda. Ikan mentah yang digunakan untuk Tiradito tidak diawetkan seperti Ceviche tradisional. Potongan ikan pun diiris tipis bergaya sashimi yang mencerminkan akar masakan Jepang, tidak seperti Ceviche yang dipotong dadu.


El tiradito es un plato de pescado crudo cortado en rodajas como el sashimi. Este plato es una receta desarrollada por peruanos de ascendencia japonesa. Los cocineros se refieren normalmente a este plato como " estiradito " que significa " estirado " como trozos de pescado muy finos y alargados en un plato. El nombre se abrevió posteriormente a Tiradito. El tiradito se sirve con un poco de picante, ya que el objetivo de este plato es el sabor del pescado crudo. El tiradito se sirve a menudo con atún, lubina, salmón o corvina.


El tiradito se considera lo mismo que el ceviche, un plato de pescado crudo cortado en dados. Pero en realidad, el tiradito y el ceviche son platos diferentes. El pescado crudo utilizado para el Tiradito no se conserva como el Ceviche tradicional. Además, las rodajas de pescado se cortan finamente al estilo sashimi, que refleja las raíces de la cocina japonesa, a diferencia del ceviche en dados.


2. Causa


image

Sumber: eatperu.com


Causa yang dikenal juga dengan nama Causa Rellena adalah hidangan mashed potato yang sederhana namun mengenyangkan. Causa dapat dibuat dengan menggunakan kentang kuning yang dihaluskan, ayam atau tuna yang dimasak, telur rebus, zaitun, tomat, dan alpukat. Asal nama Causa adalah dari kata lama Inca Quechua ‘kawsay’, yang memiliki arti “rezeki yang diperlukan”, yang merupakan nama lain untuk kentangnya. Rellena merupakan bahasa Spanyol untuk ‘diisi’. Causa sering dikonsumsi sebagai hidangan pembuka sebelum makanan utama oleh orang Peru. 


La Causa, también conocida como Causa Rellena, es un plato de puré de patatas sencillo pero que llena. La Causa puede prepararse con puré de papas amarillas, pollo o atún cocido, huevos duros, aceitunas, tomates y paltas. El origen del nombre Causa proviene de la antigua palabra quechua inca 'kawsay', que significa "sustento necesario", que es otro nombre de la papa. Rellena es el nombre de la español que significa "lleno". Los peruanos acostumbran a consumir la Causa como aperitivo antes de la comida principal.


3. Arroz con Pollo


image

Sumber: quebuenasazon.com 


Sudah pernah mencoba nasi goreng Indonesia? Peru ternyata punya hidangan yang cukup sama dengan nasi goreng Indonesia yang disebut Arroz con Pollo, hidangan nasi goreng dengan potongan ayam di atasnya. Potongan ayam pada Arroz con Pollo biasanya memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan nasi goreng Indonesia. Selain ayam, Arroz con Pollo juga dilengkapi dengan tomat, paprika, bawang bombai, kacang polong, dan zaitun untuk menambah cita rasanya. 


Arroz con Pollo berasal dari Spanyol dan dibawa ke Amerika Latin bersamaan dengan beras. Sampai saat ini, ada banyak versi Arroz con Pollo di negara-negara lainnya yang memiliki versi unik masing-masing untuk hidangan Arroz con Pollo, salah satunya Peru. 


¿Has probado alguna vez el arroz frito indonesio? En Perú existe un plato bastante parecido al arroz frito indonesio llamado Arroz con Pollo, un plato de arroz frito con trozos de pollo por encima. Los trozos de pollo del Arroz con Pollo suelen ser más grandes que los del arroz frito indonesio. Además del pollo, el Arroz con Pollo lleva también tomates, pimientos, cebollas, guisantes y aceitunas para darle más sabor.


El Arroz con Pollo es originario de España y fue traído a América Latina junto con el arroz. Hasta ahora, hay muchas versiones de Arroz con Pollo en otros países que tienen su propia versión única para el plato de Arroz con Pollo, Perú es uno de ellos.


4. Papa A La Huancaina


image

Sumber: anninthekitchen.com


Seperti Causa, Papa A La Huancaina ini menggunakan kentang sebagai bahan dasar hidangannya. Kentang yang disiram dengan saus huancaina yang menciptakan cita rasa pedas, asin, pahit, dan creamy seringkali menjadi hidangan untuk makanan pembuka. Meskipun nama hidangan ini berasal dari Huancayo, sebuah kota di dataran tinggi Peru, hidangan ini sebenarnya berasal dari Lima. Papa A La Huancaina biasa dinikmati sebagai makanan pokok sehari-hari orang Peru, terutama pada masa liburan. 


Al igual que Causa, Papa A La Huancaina utiliza las papas como ingrediente principal de su plato. Las papas bañadas en salsa huancaína, que crea un sabor picante, salado, amargo y cremoso, sirven a menudo de aperitivo. Aunque el nombre de este plato proviene de Huancayo, una ciudad de la sierra peruana, en realidad este plato es originario de Lima. La Papa A La Huancaina es un plato básico para los peruanos, especialmente durante las fiestas.    


5. Nikkei Chicken Pollo a la Brasa


image

Sumber: healthy-magazine.co.uk


Berbicara tentang ayam panggang berarti berbicara tentang hidangan yang paling banyak dikonsumsi di Peru. Rasanya yang juicy dan harganya yang terjangkau adalah beberapa variabel yang menjelaskan kesuksesannya di kalangan pengunjung. Tapi mereka bukan satu-satunya.


Yang benar adalah bahwa ada lebih dari 13 ribu toko ayam di seluruh negeri. Rata-rata 130 juta ayam dikonsumsi per tahun. Dan seolah-olah ini belum cukup, ada "Día del Pollo a la Brasa", yang dirayakan setiap tanggal 21 Juli.


Ada apa di balik tren ayam bakar yang telah menjajah Peru dan beberapa negara di dunia ini? Mari kita selidiki sedikit sejarah hidangan ini.


Asal usul tradisi

Awal mula Pollo a la brasa seperti yang dikonsumsi hari ini di Peru dimulai pada tahun 1949, ketika Roger Schuller, seorang imigran Swiss yang berdedikasi untuk memelihara ayam, mulai memasak burung-burung ini ditusuk pada batang besi -yaitu, "al espiedo "- untuk menjualnya ke publik. Namun, metode ini sangat lambat dan tidak cocok untuk memasak dalam jumlah banyak.

 

Saat itulah Don Roger, bersama seorang teman, merancang sistem memasak baru yang lebih cepat dan lebih efisien, menggunakan seperangkat batang yang diputar di dalam oven. Setiap hari, semakin banyak pengunjung yang datang untuk mencari ayam kampung yang enak dari Mr. Schuller.


Akhirnya, kentang goreng dan salad ditambahkan sebagai lauk. Hidangan mulai menyebar ke seluruh negeri dan segera menetap selamanya dalam selera keluarga. Saat ini, Pollo a la brasa diakui sebagai Warisan Budaya Bangsa.


"Ayam yang, memang benar, ada di seluruh dunia, masing-masing dengan bumbu, hiasan, dan tradisinya sendiri, tetapi tidak ada tempat yang begitu mengakar dalam sentimen populer seperti di Peru, di mana Anda bahkan dapat menemukan restoran ayam. di desa-desa terkecil yang jauh dari kota-kota besar", jelas koki Peru yang prestisius, Gastón Acurio.


Hablar del Pollo a la brasa es hablar del plato más consumido del Perú. Su jugoso sabor y su costo accesible son algunas de las variables que explican su éxito entre los comensales. Pero no son las únicas.


Lo cierto es que existen más de 13 mil pollerías en todo el país. Un promedio de 130 millones de pollos se consume al año. Y por si esto fuera poco, existe el Día del Pollo a la Brasa, celebrado mordisco a mordisco cada 21 de julio.


¿Qué hay detrás de esta fiebre por el Pollo a la brasa que ha colonizado tanto al Perú como a diversos países del mundo? Ahondemos un poco en la historia de este plato.


Origen de la tradición

Los inicios del Pollo a la brasa tal como se consume hoy en Perú se remontan al año 1949, cuando Roger Schuller, un inmigrante suizo dedicado a la crianza de pollos, comenzó a cocinar estas aves atravesadas en una vara de hierro -es decir, ‘al espiedo’- para venderlas al público. Sin embargo, esta modalidad era muy lenta y no servía para cocinar en grandes cantidades.


Fue entonces que don Roger, junto a un amigo, diseñó un nuevo sistema de cocción más rápido y eficiente, a través de un conjunto de varillas que giraban dentro de un horno. Cada día, acudían más y más comensales en busca del sabroso pollo de granja del señor Schuller.


Con el tiempo, se agregó como guarnición una porción de papas fritas y ensalada. El plato empezó a difundirse en todo el territorio nacional y pronto se instaló para siempre en el gusto de las familias. Hoy, el Pollo a la brasa es reconocido como Patrimonio Cultural de la Nación.


"Un pollito que es cierto, existe en todo el mundo, cada uno con su sazón, sus guarniciones, sus tradiciones, pero que en ningún lugar ha calado tanto en el sentimiento popular como lo ha hecho en el Perú, donde se puede encontrar una pollería hasta en los pueblitos más pequeños y alejados de las grandes ciudades", explica el prestigioso chef peruano Gastón Acurio.


Selain makanan di atas, Peru masih punya banyak makanan khas daerah yang hanya bisa kalian temui di Peru. Bagaimana dengan daerah kalian? Kalian bisa membagikan informasi menarik terkait makanan khas daerah asal di kolom komentar. Selain membagian informasi makanan khas daerah, kalian juga bisa membagikan kearifan lokal lain dari daerah kalian melalui Challenge Celebrando #OurLocalWisdom con KBRI Lima. Yuk, selesaikan Challengenya dan tunjukkan ke seluruh dunia kearifan lokal di daerah kalian!


Además de la comida mencionada, Perú sigue teniendo muchas especialidades regionales que sólo se pueden encontrar en Perú. ¿Qué te parece tu zona? Puedes compartir información interesante relacionada con las especialidades locales en la columna de comentarios. Además de compartir información sobre especialidades regionales, también puedes compartir otra sabiduría local o saberes ancestrales de tu zona a través del Challenge Celebrando #OurLocalWisdom con la Embajada de Indonesia en Lima. ¡Anímate, completa el Challengge y muestra al mundo la sabiduría local o saberes ancestrales de tu zona!


Referensi/referencia:

https://www.peru.travel/pe/masperu/esta-es-la-historia-y-receta-del-pollo-a-la-brasa

https://www.peruforless.com/blog/tiradito-recipe/

https://www.foodrepublic.com/2017/10/04/know-spuds-causa/

https://www.gotravelly.com/blog/makanan-khas-peru/

https://carlsbadcravings.com/arroz-con-pollo/

https://www.bbcgoodfood.com/howto/guide/top-10-destinations-foodies-2019


heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone