Rumah merupakan tempat kita untuk beristirahat, berkumpul bersama keluarga, atau menjadi wadah untuk keluarga saling bertukar pikiran. Seringkah kamu melihat Ibu memasak? Beres-beres rumah? Atau bahkan Ibu sedang melakukan pekerjaan rumah dalam satu waktu? Jika iya, maka itu adalah satu kegiatan yang dinamakan peran domestik. Lebih jelasnya, peran domestik itu sendiri adalah kegiatan atau aktivitas yang terjadi di dalam rumah dalam suatu keluarga, seperti membersihkan halaman rumah, mencuci baju, mengepel, memasak, dan lain sebagainya.
Dalam konteks ini, peran domestik sendiri tentu saja tidak melihat gender, loh! Menurut Listyo Yuwanto dari Fakultas Psikologi Universitas Surabaya peran domestik seharusnya dapat dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan. Sebetulnya siapapun dapat melakukan pekerjaan rumah, tanpa harus memandang gender seperti, “Aku kan cowok, aku nggak perlu belajar masak!” atau, “Cewek nggak usah sekolah tinggi-tinggi, nanti juga kerjanya di dapur!”
Gambar.1 Sumber: Wagers.id
Peran domestik ini awalnya terjadi karena pola asuh orang tua sejak kecil, menurut Sosiolog Ann Oakles dalam bukunya yang berjudul “The Sociology Housework” bahwa peran domestik yang dilakukan oleh perempuan banyak terjadi dikarenakan sejak kecil di rumah anak diperlihatkan seorang Ibu yang mendominasi melakukan aktivitas/pekerjaan rumah dari seorang Ayah. Peran Ayah sendiri juga lebih banyak dilakukan diluar rumah, daripada melakukan pekerjaan rumah. Ternyata hal ini sangat lumrah di budaya kita, ya?
Padahal, lebih baik jika orang tua dapat memberikan contoh bahwa Ayah juga bisa lho untuk membantu Ibu dalam memasak misalnya. Bukannya lebih indah jika kita bisa melihat Ayah dan Ibu di rumah kompak saling membantu pekerjaan rumah? Selain karena pola asuh yang telah dilakukan sejak kecil, peran domestik yang terjadi di Indonesia juga lebih banyak dilakukan oleh perempuan. Ini dikarenakan peran domestik terjadi akibat ruang domestik dan publik berkaitan, contohnya apa sih?
Di Indonesia sendiri, dalam dunia pembagian tugas biasanya seksi sekretaris di suatu kelas lebih banyak dilakukan oleh perempuan dan seksi keamanan lebih dominan oleh laki-laki. Hal ini menyebabkan munculnya sistem patriarki, yang mana perempuan tidak boleh melakukan aktivitas yang biasa dilakukan laki-laki, dan berlaku sebaliknya. Dengan demikian peran domestik ini lebih dominan dilakukan oleh perempuan akibat pola asuh yang dilakukan sejak kecil dan juga ruang domestik dan publik saling berkaitan. Yuk, mulai untuk melakukan segala sesuatu tanpa harus melihat gender, karena peran domestik merupakan tanggung jawab laki-laki dan perempuan!
Penulis: Regina Putri Autria
Referensi:
https://magdalene.co/story/berbagi-peran-domestik-lebih-banyak-dibahas-daripada-dilakukan
Lokasi
