Hai, Changemakers!
Champ dengar, katanya ada seorang ibu hamil di Depok yang rela menjual ginjalnya demi melunasi utang. Waduh, apa yang terjadi sampai ibu ini ingin menjual organnya sendiri?
Ternyata, utangnya berawal dari bisnis minyak goreng miliknya yang enggak berjalan lancar. Kesulitan mengelola keuangan karena baru pertama kali menjalani bisnis pun menjadi salah satu faktor mengapa utang ibu ini terus bertambah. Nah, untuk melunasi utangnya tersebut, beliau mencoba menggunakan aplikasi pinjaman online. Dari sana, bunga yang diberikan cukup banyak, padahal, uang pinjaman yang diterima enggak sesuai dengan pinjaman yang diajukan. Ibaratnya, ketika ibu ini meminjam sebesar 10 juta rupiah, yang diterima hanya 8 juta, sedangkan akibat adanya bunga, beliau harus mengembalikan sebesar belasan juta.
Bahkan, ibu ini udah menjual sejumlah asetnya seperti motor, surat, dan yang lainnya untuk melunasi utang yang udah menumpuk hingga 1 miliar rupiah. Akibat udah enggak memiliki apapun lagi, ia pun memutuskan untuk menjual ginjalnya sebagai jaminan apabila enggak sanggup membayar utang-utangnya. Bener-bener kacau, ya! Seakan-akan kamu harus menggali lubang untuk menutup lubang yang lain.
Fenomena pinjol memang cukup banyak terjadi di Indonesia. Kamu harus waspada agar enggak terjerat pinjol ilegal di luar sana. Untuk menghindari kejadian yang sama, kamu perlu memahami pentingnya Literasi Keuangan! Literasi keuangan adalah rangkaian kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan masyarakat agar mampu mengelola keuangan pribadi dengan lebih baik. Manfaat literasi keuangan ada banyak, loh! Kamu akan semakin bisa mengambil keputusan keuangan dengan lebih baik sesuai kebutuhan finansial dan terhindar dari aktivitas investasi yang enggak jelas.
Berdasarkan survei oleh OJK, tingkat literasi keuangan penduduk Indonesia dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
1. Well literate (21,84%): Kelompok yang memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan, memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.
2. Sufficient literate (75.69%): Kelompok yang memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan, tapi enggak memiliki keterampilan penggunaan produk dan jasa keuangan.
3. Less literate (2,06%): Kelompok yang hanya memiliki pengetahuan tentang jasa keuangan, produk, dan jasa keuangan.
4. Not literate (0.41%): Kelompok yang enggak memiliki pengetahuan dan keyakinan terhadap lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, dan enggak memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.
Dilihat dari survei tersebut, masih banyak sekali penduduk Indonesia yang belum memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan. Hal ini yang menyebabkan pada kehidupan nyata, masih banyak yang terjerat utang ataupun kasus pinjaman online. Selain itu, kamu juga bisa-bisa enggak memiliki tabungan atau dana darurat untuk kejadian enggak diinginkan yang bisa terjadi di masa depan. Nah, Champ mau bagi-bagi tips untuk mengelola keuangan nih, biar kamu yang baru dapet uang jajan bisa langsung praktek manajemen keuangan!
1. List barang yang kamu butuhkan
Dengan menulis list barang, kamu akan mudah menentukan prioritas barang yang harus kamu beli dengan segera.
2. Atur budget sesuai kebutuhan
Kamu perlu mengatur budget agar semua kebutuhanmu terpenuhi dan enggak melebihi uang yang kamu miliki.
3. Beli barang yang kamu butuhkan
Belilah barang yang benar-benar kamu butuhkan, dan jangan sampai sekadar lapar mata, ya!
4. Catat pemasukan dan pengeluaran
Cara ini efektif untuk evaluasi setiap hari, minggu, ataupun bulannya terkait barang-barang yang kamu beli karena keinginan ataupun kamu beli karena kebutuhan.
5. Sisihkan uang jajanmu
Jangan lupa untuk menyisihkan uang jajanmu tiap harinya untuk ditabung. Meskipun hanya 500 rupiah, 1000 rupiah, ataupun 2000 rupiah, lama-lama tabunganmu akan semakin banyak kalau kamu konsisten melakukannya.
Nah, setelah menyimak tips mengelola keuangan, semoga kamu terhindar dari jeratan utang ataupun pinjaman online, ya! Daripada uangnya dipakai untuk hal yang kurang penting, mending digunakan untuk hal yang baik, contohnya donasi. Eits, kalau di Campaign #ForChange sih, donasi bisa dilakukan tanpa uang, ya. Cuss, langsung aja selesaikan Challenge-challenge terkait literasi di bawah ini!