Hai, Changemakers!
Beberapa hari ini, nama “Wirda Mansur” sempat jadi trending topic di Twitter, loh. Bukan karena masalah crypto-nya yang anjlok, tapi data LinkedIn yang katanya dipalsuin.

Sumber: akun Twitter @strawbeelly
“Sorry, I have to say this, Wirda Mansur is totally a liar.” - @strawbeelly
Ada netizen dengan akun Twitter @strawbeelly bikin thread, terkait riwayat pendidikan Wirda Mansur. Akun ini ngasih beberapa screenshot yang nunjukin kalau Wirda Mansur bohong, dia nulis lulusan Oxford University di akun LinkedIn-nya, yang ternyata ia bukan lulusan Oxford University, hanya ambil kelas summer program. Waduh, gimana, tuh?
Bagaimana sih, tanggapanmu atas fenomena identitas palsu?
Menurut Indah Aprianti, People Manager di Campaign.com, saat ini kemudahan membuat akun social media, termasuk untuk kebutuhan professional LinkedIn membuat fenomena identitas palsu makin nggak terkontrol.
“Seseorang dapat membuat persona melalui profil yang menjanjikan, seperti bergabung ke perusahaan dan menduduki posisi tertentu. Untuk itu, yang harus dilakukan adalah menjadi pribadi yang lebih kritis dengan melakukan double check, bahkan triple check untuk mastiin informasi yang didapatkan itu valid.” Ujar Indah,
Alasan utama kenapa seseorang memalsukan data, ya, supaya makin dilirik recruiter. Tapi, bukannya dilirik, malah jadi masalah kedepannya! Duh, ngeri. Daripada bohong, mending maksimalin profil LinkedIn yang kamu miliki.
Tips supaya profil LinkedIn kamu dilirik recruiter, no drama!
1. Headline

Sumber: akun LinkedIn Indah Aprianti
Tulislah headline yang informatif dan efektif, kamu bisa tulis profesi terakhir atau tempat kamu bekerja. Kalau kamu mahasiswa, kamu bisa tulis jurusan dan nama kampusmu.
2. Pasang foto profil yang profesional

Sumber: ruangguru.com
Nggak harus masang foto wisuda sambil pakai jas, tapi cukup perlihatkan seluruh wajahmu yang jelas. Jangan tampilin foto keluarga apalagi foto kamu sama binatang kesayanganmu 😆
3. Jelaskan career objective kamu dengan singkat padat & jelas di bagian "About"

Sumber: akun LinkedIn Indah Aprianti
It’s time for storytelling, tuliskan pesonamu, cantumkan kelebihanmu! Dengan memperjelas ketertarikan, kemampuan, dan keunikanmu di bagian “About”, bikin kamu makin dilirik recruiter.
4. Jangan hanya tulis jabatanmu, tapi juga jelaskan tugas, tanggung jawab, dan pencapaianmu

Sumber: akun LinkedIn Indah Aprianti
Point ini yang bakal nunjukin perbedaan kamu sama orang lain yang seprofesi sama kamu. Tampilkan secara metric-based, ya!
5. Education, Licenses, Certification, Skills Rate

Sumber: akun LinkedIn Indah Aprianti
Masukin riwayat pendidikanmu, formal maupun non-formal. Ini nggak hanya nunjukin kemampuanmu, tapi ketertarikan dan concern-mu.
6. Koneksi dan apresiasi
Masukin riwayat pendidikanmu, formal maupun non-formal. Ini nggak hanya nunjukin kemampuanmu, tapi ketertarikan dan concern-mu.
6. Koneksi dan apresiasi
Jangan ragu bahkan gengsi untuk membagikan, komentar, dan like postingan koneksimu yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang kamu jalani. Soalnya, ini akan meningkatkan kemungkinan akun kamu dilihat oleh recruiter. Gini, nih contohnya,
“Hai, selamat, ya, atas pencapaianmu dan tetap semangat!”
Cukup dengan kata-kata positif sederhana, kamu telah menciptakan personal branding yang baik.
7. Testimoni dan rekomendasi

Sumber: akun LinkedIn Indah Aprianti
Koneksi udah, profil juga udah lengkap, selanjutnya apa, ya? Cari dan minta rekomendasi skill! Kamu bisa minta rekomendasi ke teman kerja, atasan, mentor, bahkan dosen. Ini bakal ningkatin kepercayaan atau validasi atas apa yang kamu tulis di profil LinkedIn.
8. Maksimalkan fitur “Job”

Sumber: akun LinkedIn Yunita Indriyani
Maksimalkan fitur ini, aktifkan notifikasi lowongan yang sesuai dengan kualifikasimu.
Nah, itu dia tips supaya akun LinkedIn kamu dilirik recruiter. Tapi, ingat! mau se-perfect apa pun riwayat profilmu, kejujuran tetap nomor satu, loh. Nikmati setiap proses yang lagi kamu jalanin dan percantik profil LinkedIn. Ngomong-ngomong soal proses, Champ mau tahu, kamu lagi sibuk apa, nih? Terus, kamu pernah nemuin kasus orang yang malsuin profil LinkedIn, nggak? Tulis di kolom komentar, ya.