Hai, Changemakers!
Buat kalian yang masih megang teguh stigma negatif, kalau perempuan nggak bisa jadi pemimpin. Yuk! kenalan sama salah satu founder perempuan dari komunitas Be With You yang baru-baru ini berkolaborasi dengan Campaign.com dalam kampanye #GIRLSKUAD. Check it out!
Maya Kornelia Musa – Founder Be With You
Sumber: Instagram Post @mayakmusa, LinkedIn Maya Kornelia Musa
Maya Kornelia Musa, perempuan kelahiran tahun 2000, seorang mahasiswa, sekaligus aktivis sosial di isu gender. Sedikit informasi untuk Changemakers, kalau Maya merupakan salah satu delegasi dari Indonesia di Women Deliver Conference di Vancouver, Kanada tahun 2019. Keren banget ya! Masih muda tapi udah sampai ke Kanada sebagai delegasi dari Indonesia.
Sumber: Kampanye Sosial Be With You di Campaign #ForChange app
Nggak hanya itu, Maya yang emang concern sama isu-isu kesetaraan gender, juga menjadi founder komunitas dengan nama Be With You. Komunitas ini bergerak di bidang kesetaraan gender untuk mengakhiri kekerasan, bias gender, serta mendukung pendidikan perempuan, maupun kepemimpinan perempuan di Indonesia, loh.
Be With You dan kesetaraan di dalamnya
Sumber: Instagram post @bewithyou.idn
Menjadi seorang pemimpin, pastinya nggak mudah. Apalagi, menjadi pemimpin dari suatu komunitas yang arah tujuannya adalah kesetaraan gender. Di kepemimpinannya, Maya selalu menegaskan kalau setiap orang, tuh, setara atau punya kesempatan yang sama.
“Mau dia religius, atau dari keluarga yang konservatif, mau dia dari mana pun atau apa pun, setiap orang berhak belajar menyoal kesetaraan. Mendapatkan akses yang setara untuk ngembangin diri mereka,” Ujar Maya.
Menjadi pemimpin, walau stigma negatif masih terdengar
Ket: Maya di Girl Get Equal, Malawi, Afrika tahun 2020
Sebelum menjadi founder di Be With You, Maya udah membangun jiwa kepemimpinannya sebagai ketua OSIS, loh. Tapi, ada satu cerita yang cukup bikin gerah, nih, Changemakers. Saat itu, Maya satu-satunya perempuan yang nyalonin diri menjadi ketua OSIS di SMA, dan dia mendapatkan omongan seperti,
“Pilih Maya aja, dia cantik.”
Kalimat itu seakan nunjukin, kalau mereka milih Maya sebagai ketua OSIS, bukan karena kemampuan, tapi penampilannya, dan ini cukup bikin seorang perempuan merasa dibatasi untuk berkembang.
Kalau kita flashback, pas di SD, SMP, maupun SMA, kalian ngerasa nggak, kalau perempuan, tuh, selalu mendominasi peringkat kelas? Tapi, pas udah kuliah, seakan jungkir balik jadi didominasi oleh laki-laki. Lalu, kita naik lagi, yaitu ke dunia kerja, perempuan yang jadi pemimpin bisa dihitung jari, semua jabatan tinggi didominasi laki-laki, terlebih politik. Mengapa seperti itu? Mungkin karena stigma yang masih beredar.
“Karena ada stigma perempuan gabisa jadi pemimpin. Semakin tinggi jabatan atau posisi, maka semakin limit akses perempuan untuk mengisi jabatan tersebut,” Ujar Maya.
Surat cinta dari Maya untuk perempuan di luar sana
Suara kamu itu berharga, suara kamu itu patut untuk didengarkan. Kenapa? Kalau bukan kamu yang bersuara, orang lain nggak akan tahu keadaan, dan kondisi perempuan-perempuan saat ini. Dari suara kamu, kamu bisa menolong perempuan-perempuan lainnya untuk bisa mencapai potensi terbaik mereka. Supaya, mereka bisa berkompetisi, mereka bisa berdaya, mereka bisa percaya diri, kalau mereka bisa maju!
Nah, itu dia cerita inspiratif dari Maya. Kamu juga bisa mengikuti jejak seperti Maya untuk mewujudkan dunia yang setara dengan submit ide kampanye sosial komunitas atau organisasimu tentang isu kesetaraan bagi perempuan melalui link https://bit.ly/OpenCallCampaign. Ide kampanye sosialmu berpeluang dapat pendanaan sampai 100 juta rupiah dari Yayasan Dunia Lebih Baik, loh. Pendaftaran dibuka sampai tanggal 25 Maret 2022, ya. Yuk, buruan daftar! Kalau bukan kamu, siapa lagi?!
Referensi:
Musa, M. K. (2022, March 10). Dobrak Stigma Negatif Pemimpin Perempuan, Bersama Founder Be With You. (Yunita, Interviewer)