Ditulis oleh Rayden Y.
Halo, Changemakers!
Kamu mungkin tiba-tiba mengingat, dinding kamar, pakaian atau bahkan sampai mainan yang orang tua belikan kalau perempuan didominasi dengan warna pink dan laki-laki di dominasi dengan warna biru. Dari sana tanpa sadar kita mengetahui ada sekat-sekat yang membedakan semua itu. Seperti bagaimana budaya patriarki membentuk dunia menjadi hitam dan putih.
Menurut penulis feminis Bell Hooks, “Patriarki adalah sistem politik-sosial yang menegaskan bahwa laki-laki secara inheren mendominasi, lebih unggul dari segalanya dan semua orang dianggap lemah, terutama perempuan. Dalam dunia patriarki, laki-laki diberkahi dengan hak untuk mendominasi dan memerintah atas yang lemah dan untuk mempertahankan dominasi itu melalui berbagai bentuk terorisme dan kekerasan psikologis.” Jika dunia hanya hitam dan putih, banyak yang berasumsi bahwa perempuan nggak memiliki hak yang sama seperti laki-laki.
Norma-norma yang dipengaruhi oleh patriarki dipaksakan oleh dua alam ini, misalnya pada tahap awal masa anak-anak, menjadi sangat sulit untuk melepaskan nilai-nilai patriarki karena nilai-nilai itu secara konsisten didukung, baik secara eksplisit maupun implisit di keseharian. Melalui stereotip gender, generalisasi yang terinternalisasi dari perempuan dan laki-laki, norma-norma patriarki didukung melalui bagaimana orang tua mengasosiasikan mainan tertentu atau bagaimana perilaku ditangani pada jenis kelamin tertentu. Sementara perilaku mengganggu dari anak perempuan dalam keluarga dapat dicap sebagai 'murung' atau 'sembrono', kesulitan yang sama dari anak laki-laki dalam keluarga dapat menerima pujian untuk 'mengambil risiko' dan 'menunjukkan keberanian'.
Gagasan gender dapat bervariasi antara latar belakang sosiokultural, seperti bagaimana harapan gender tradisional dapat didukung terutama di kalangan minoritas. Dalam dunia patriarki, banyak orang percaya bahwa laki-laki secara tradisional dipandang sebagai 'pencari nafkah'. Sebaliknya, seorang ibu diharapkan untuk memikul tanggung jawab pekerjaan rumah tangga, penyediaan, dan perawatan. Sehubungan dengan ini, contoh kontemporer mencakup bagaimana 82% posisi menteri global dipegang oleh laki-laki, perempuan memiliki kekuasaan yang sangat kecil hanya, karena patriarki dianggap sebagai standar dunia saat ini.
Namun, narasi yang menantang patriarki tidak dimaksudkan untuk menentang laki-laki atau menciptakan kembali efek sebaliknya. Hal ini untuk mengatasi dan secara bertahap memperbaiki ketidaksetaraan yang mengakar akibat pandangan patriarki. Agar perempuan dan laki-laki diperlakukan secara adil, mereka harus setara terlebih dahulu. Perempuan juga bisa memegang posisi yang dipegang laki-laki saat ini, dan memiliki hak dan suara yang sama. Seandainya, jika narasi patriarki tidak pernah dikaitkan dengan informasi dari ribuan tahun lalu, kita bisa mengubahnya secepat yang kita inginkan.
Meramaikan Hari Perempuan Internasional tahun ini, kita semua bisa menciptakan dunia yang setara dengan mematahkan bias! Dengan menyelesaikan tantangan di aplikasi Kampanye #ForChange, kamu bisa bergabung bersama We The Genesis dalam mendukung dunia yang berjalan bebas dan setara. Lihat artikel terkait lainnya di Hari Perempuan Internasional, termasuk siaran pers yang bekerja sama dengan Campaign.com di https://www.wethegenesis.id/id.