Berbagi Berkah dengan #JadiKawanNetra di Bulan Ramadan

#ForABetterWorldID

campaign

Update

09 April 2022

Hai, Changemakers!

Gimana puasamu sampai hari ini? Champ harap, kalian yang menjalankan ibadah puasa bisa tetap semangat, ya! Nah, biasanya apa aja sih, kegiatan kalian sehari-harinya?

Nonton netflix? Berburu takjil? Rebahan? Atau ambil aksi di aplikasi Campaign #ForChange? 🤭

Kalau teman-teman Tunanetra kita punya kegiatan yang produktif dan berpahala nih, Changemakers! Melansir dari iNews.id, teman-teman Tunanetra di Medan menyelenggarakan tadarusan Al-Qur’an yang berlangsung di Kantor DPD Pertuni Sumatera Utara, Kota Medan. Keterbatasan fisik yang dimiliki enggak membatasi keinginan mereka untuk terus berbuat kebaikan di bulan yang suci ini.

Nah, spesial untuk teman-teman Tunanetra, ada Al-Qur’an khusus dengan huruf timbul (braille) yang bisa dibaca dengan sentuhan jari. Dengan meraba ayat-ayat Al-Qur’an berhuruf braille, teman-teman Tunanetra tetap bisa tadarusan dengan hikmat dan lancar. Huruf braille memang penyelamat bagi teman Tunanetra, ya! Tapi, kira-kira kamu tahu enggak sih, asal usul huruf braille?

Huruf braille pertama diciptakan oleh Louis Braille asal Prancis, yang mengalami kecelakaan saat berusia 3 tahun dan menyebabkan dirinya mengalami kebutaan permanen akibat matanya tertusuk benda tajam. Louis membuat huruf braille di usia 15 tahun, yang terinspirasi dari Kapten Charles Barbier, yang menggunakan sandi berupa garis-garis dan titik timbul, agar para tentara dapat membaca ketika gelap. Louis mengadakan uji coba garis dan titik timbul kepada para Tunanetra, tapi ternyata, ujung jari mereka lebih peka terhadap titik daripada garis. Makanya, huruf braille yang kamu temui saat ini lebih didominasi dengan titik timbul.

Meskipun huruf braille kini menjadi pedoman bagi teman Tunanetra, tapi dulu, sistem huruf ini mengalami banyak pertentangan. Braille ditentang karena dianggap sebagai sistem baca dan penulisan yang enggak lazim, dan sulit untuk meyakinkan masyarakat tentang kegunaan huruf braille bagi para Tunanetra. Gerakan anti-braille meningkat, semua buku dan salinan dalam huruf braille disingkirkan dengan penyitaan dan pembakaran. Tapi, karena ternyata perkembangan murid-murid Tunanetra di tempat Louis mengajar mengalami peningkatan begitu pesat, mendekati tahun 1847, sistem braille ini kembali diperbolehkan.

Champ tertarik banget untuk belajar huruf braille dan #JadiKawanNetra. Kalau kamu, gimana? Kamu bisa #JadiKawanNetra dengan ikutan Challenge Wujudkan Pendidikan Inklusif bagi Siswa Tunanetra dengan #JadiKawanNetra oleh @bemyfriends. Selesaikan 8 Aksi dalam Challengenya untuk membuka donasi sebesar 10 ribu rupiah! Donasi yang terbuka akan digunakan untuk mengembangkan 3 program Be My Friends, yaitu program reader, program mentoring, dan program kelas bahasa Inggris bagi siswa Tunanetra di Indonesia.

Supaya makin lengkap, yuk belajar huruf braille bareng Champ! Nih, Champ bawakan list huruf-huruf braille dan angka-angkanya, ya! Cus disimak dan dipelajari bareng!