Gubernur Anies Baswedan mengumumkan bahwa Jakarta resmi menjadi tuan rumah balap mobil listrik Formula E 2022, Jakarta resmi menjadi tuan rumah balap ABB FIA Formula E pada tanggal 4 Juni 2022. Dituturkan Anies Baswedan bahwa keputusan terkait Jakarta yang akan menjadi tuan rumah Formula E itu, ditetapkan melalui FIA World Motor Sport Council di Paris, pada 15 Oktober 2021 yang sekaligus meratifikasi kalender balapan musim ke-8 tahun 2021/2022. Gubernur Anies juga bilang hadirnya Formula E di Jakarta sejalan dengan upaya Presiden Jokowi untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada energi konvensional, dan beralih pada energi ramah lingkungan.

Emang, apa itu Formula E?

Formula E merupakan ajang balap mobil listrik kursi tunggal dengan daya yang telah diatur. Kejuaraan ini pertama kali digagas pada 2011 oleh Jean Todt dan musim perdananya digelar di Beijing, China pada September 2014. Sejak kali pertama digelar, Formula E berstatus sebagai Kejuaraan Dunia atau setara dengan Formula 1. Ajang ini juga telah disetujui dan masuk dalam kalender Federasi Otomotif Internasional (FIA).

Balapan ini digelar untuk bisa mengangkat industri mobil listrik sekaligus sebagai usaha untuk mendukung pengurangan emisi karbon dioksida dan menggantinya dengan listrik yang dianggap lebih hemat bahan bakar. Saat ini, Kejuaraan Formula E diperebutkan oleh dua belas tim dengan masing-masing diisi dua pembalap. Keren, bgt ya!

Tuan rumah penyelenggara kadang menggelar balapan di jalan utama yang disulap menjadi sirkuit dengan panjang lintasan bervariasi mulai 1,9 km sampai 3,4 km. Dalam pelaksanaannya, Formula E digelar selama dua hari termasuk dengan dua kali latihan bebas sebelum balapan. Dalam sesi kualifikasi, peserta balap dibagi menjadi empat kelompok yang masing-masing terdiri dari enam orang. Kalau sirkuit Formula E di Jakarta nanti memiliki panjang lintasan berapa kilometer, ya? Ini dia spesifikasinya!

Setelah tahu spesifikasi sirkuit Formula E di Jakarta, kira-kira apa sih, perbedaan antara Formula E dengan F1? Simak informasi berikut ini:

Suara mobil Formula E tak sebising seperti mobil F1. Sebab, mobil Formula E menggunakan tenaga ramah lingkungan yang bersifat memakai baterai.

Dari segi kecepatan, kedua mobil dari Formula E dan F1 sangat jauh berbeda. Formula E tidak benar-benar dirancang untuk menjadi mobil tercepat di dunia. Mobil dibatasi pada 250 kW (335 HP). Sementara, F1 lebih mudah mencapai kecepatan 100 km/jam, hanya membutuhkan waktu 2,1 detik. Kekuatan mesin yang luar biasa membuat mobil F1 menjadi lebih cepat. Dengan kecepatan tersebut, mobil F1 dijuluki jet darat.

Awalnya pembalap wajib melakukan pit stop untuk mengganti mobil. Dengan diperkenalkannya mobil Gen2, hal ini tidak diperlukan lagi, karena baterai mobil dapat bertahan sampai akhir balapan.

Karena Formula E menggunakan ban yang dirancang untuk bertahan sampai balapan selesai, pit stop normalnya hanya dilakukan untuk mengganti ban yang pecah atau memperbaiki badan mobil. Dalam balapan, daya maksimal dibatasi menjadi 200 kW (268bhp).

Berdasarkan catatan BUMD DKI Jakarta, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku pelaksana ajang balap mobil listrik itu, konstruksi untuk sirkuit hingga Jumat sudah mencapai 87,9 persen. Dengan realisasi itu, optimistis awal April 2022 pengerjaan sirkuit atau lintasan sudah rampung meski mundur dua hingga tiga hari karena ada peninjauan ulang dari panitia. 

Hayooo, kira-kira kamu nanti bakal nonton balapan Formula E di Jakarta nggak, nih? Kalau kamu nonton langsung ke sirkuitnya, jangan lupa untuk menjaga ketertiban yang berlaku ya, agar sirkuit baru kebanggan Indonesia ini, tetap terjaga hingga nanti!

Sumber:

https://oto.detik.com/otosport/d-5759315/formula-e-vs-formula-1-apa-saja-perbedaannya-siapa-lebih-cepat/amp

https://otomotif.tempo.co/amp/1574926/pembangunan-sirkuit-formula-e-ancol-diperkirakan-selesai-awal-mei-2022