Hai, Changemakers!
Kemarin Champ menghadiri acara Matchmaking antara Sponsor dan Organizers, nih! Wah, ternyata banyak banget permasalahan sosial yang harus dihadapi oleh teman-teman kita. Untungnya, para Organizers di acara kemarin pada sangat tanggap menghadapi permasalahan-permasalahan tersebut, Champ sampai terpukau dan jadi optimis!
Champ belajar banyak banget dari para Organizers dari pitching session kemarin! Champ merasa tips-tips ini bakal berguna banget buat kamu yang mau mengembangkan jiwa sociopreneurship, atau usaha yang mendukung penambahan manfaat terhadap masyarakat sekitar. Penasaran nggak, apa aja yang bisa dipelajari dari Organizers-Organizers yang keren-keren banget? Baca di bawah!
1. Cari isu yang belum ada aksi nyatanya, dan jadilah aksi nyata dari isu tersebut!
Sejak lama, Yayasan Peduli Kemanusiaan Bali (YPK BALI) udah melihat berbagai organisasi yang mengakui kalau peningkatan aksesibilitas dan kualitas hidup bagi kawan-kawan disabilitas di pedesaan itu dibutuhkan banget. Masalahnya cuma satu: kebanyakan dari organisasi ini cuma menggaungkan aja, tapi nggak melakukan aksi nyata terhadap isu tersebut.
Makanya, YPK BALI memutuskan untuk menjadi aksi nyata dari isu tersebut. Mereka membuat program untuk menyediakan fisioterapi di desa untuk memenuhi gap antara realita dan gaungan yang udah dibuat sedari dulu. Dari mereka, kita bisa belajar untuk meneliti permasalahan yang belum ada perubahannya, dan menjadi bagian dari perubahannnya!
2. ceritakan perjalanan hidup yang relate sama isu kamu biar lebih menggambarkan usahamu!
HayVee mengambil cerita nyata dari salah satu pendirinya yang mengidap HIV dan kerap mengalami diskriminasi. Mereka juga menceritakan kalau berdasarkan data dari Kemenkes pada tahun 2018, cuma 1% orang Indonesia yang memiliki pengertian komprehensif terhadap HIV, sehingga semakin memperparah perlakuan diskriminatif yang dialami penyintas HIV. Padahal, penyintas HIV juga memiliki hak yang sama untuk diperlakukan dengan baik, sama seperti orang lain. Penyintas HIV juga memiliki perjalanan hidup yang layak untuk diapresiasi sebagai manusia.
Oleh karena itu, HayVee mengangkat topik “perjalanan hidup” dalam kampanye mereka, #JadiRuangAman, dan mengajak Changemakers agar menceritakan perjalanan hidup masing-masing. Harapannya, dengan saling memahami perjalanan hidup satu sama lain, sebuah ruang aman bisa terbentuk dimana semua orang, termasuk penyintas HIV, bisa tumbuh menjadi versi terbaik masing-masing tanpa diskriminasi. Selain lebih menyentuh, penggunaan cerita untuk menggambarkan usahamu juga memudahkan audiens untuk relate dan mengerti sama usahamu, loh!

Contoh salah satu Social Entrepreneurship, Du Anyam (foto milik Du Anyam)
Ingat, usahamu harus membangkitkan masyarakat sekitarmu!
Aliansi Remaja Independen menyadari kalau banyak banget remaja Indonesia yang kurang percaya diri, terutama dalam fisik mereka. Biasanya, mereka mendengar banyak keluhan tentang fisik - “gingsul, terlalu hitam, terlalu putih, terlalu pendek, terlalu tinggi, terlalu gemuk, terlalu kurus, hidung terlalu mancung, hidung terlalu pesek, dsb.” - yang dikeluarkan oleh remaja terhadap dirinya sendiri.
Padahal, semua ciri fisik ini spesial dan berharga. Dari persoalan itu, Aliansi Remaja Independen berusaha untuk mengajak remaja Indonesia agar mencintai diri sendiri melalui kampanyenya, #PedeAja. Harapannya, remaja Indonesia akan lebih mencintai diri sendiri dengan mengubah persepsi mereka terhadap “kekurangan” mereka menjadi “keunikan” mereka. Wah, kita bisa belajar dari mereka, kalau usaha kita harus bisa membangkitkan masyarakat tanpa mengeksploitasi kekurangan mereka, ya!
Pastikan usahamu bisa menjawab permasalahan langsung dari komunitas di sekitarmu!
Samalas Foundation, sebuah organisasi humaniter yang berbasis di Lombok, melihat kalau masalah stunting akibat nutrisi buruk masih menjadi permasalahan zona merah dalam komunitasnya di NTB. Menyadari permasalahan tersebut yang masih ada di komunitas mereka secara langsung, Samalas Foundation memulai aksi mereka agar bisa mengurangi angka stunting di sekitar mereka. Wih, kalau begitu, kita bisa belajar kalau sebagai sociopreneur, usaha yang kita sediakan harus bisa membantu menjawab permasalahan di sekitar kita!

Foto diambil dari Glints
Singkat, padat, jelas!
Inti dari pitching session adalah menjelaskan usahamu secara singkat, padat, dan jelas. Makanya, sebelum sesi pitching, sebaiknya kamu latihan presentasi usahamu secara ringkas! Tips dari Champ, coba deh latihan presentasi sambil direkam biar kamu bisa belajar dari kekuranganmu.Nah, itu dia tips buat mengembangkan kemampuan sociopreneurship dari para Organizers di acara Matchmaking bulan April lalu! Sekarang kan, kamu udah ngerti kiat-kiat suksesnya nih, makanya Champ mau mengundang kamu buat…
YUK, IKUTAN MATCHMAKING BULAN MEI!
Buat kamu yang ingin memperbaiki kondisi di komunitasmu, kamu bisa banget daftar menjadi Organizer dan ikutan acara Matchmaking bulan Mei 2022 ini!
Dalam acara ini, teman-teman kita di Team Campaign bakal mempertemukan kamu dengan Sponsor yang akan membuka donasi untuk usahamu, salah satunya Yayasan Dunia Lebih Baik. Tema buat bulan Mei ini adalah #EducationMatters, jadi buat kamu, individu, atau organisasi sosial yang bergerak dalam memajukan pendidikan, bisa banget daftar ya 😉. Tersedia jumlah donasi sebesar Rp30 juta buat Organizers, loh!
Kamu bisa daftar di https://bit.ly/MatchmakingMay
Tunggu apalagi, Changemakers? Yuk, pakai kiat-kiat yang udah kamu pelajari dari Organizers bulan April lalu dan daftar sekarang!
Kamu punya tips-tips lain nggal? Yuk, bagikan sama Changemakers lain di kolom komentar!