Hai, Changemakers!
Siapa yang sudah baca novel “Laut Bercerita”? Novel yang kemudian menjadi film ini ditulis oleh Leila S. Chudori, salah satu penulis perempuan terbaik di Indonesia yang karya-karyanya terkenal menyentuh bagi pembacanya. Bagi Leila, menulis bukan hanya sekadar pekerjaan, tetapi sudah menjadi bagian dari kehidupannya.
Berkenalan dengan Sastra Sejak Dini
Leila Salika Chudori merupakan penulis Indonesia yang telah menyabet beragam penghargaan. Lahir 12 Desember 1962, Leila menghabiskan masa kecilnya dengan bermain dan membaca. Sejak kecil, ia bersama kedua kakaknya sudah dibiasakan membaca buku dan dengan sendirinya menjadi terbiasa untuk menulis. Semasa Sekolah Dasar, generasinya memang terbiasa membaca dan menulis untuk media, seperti Si Kuntjung, Kawanku, dan HAI.
Sumber: Marhaenpress.com
Mewariskan Cerita Indonesia Lewat Novel Fiksi Hingga Film
Meluncurkan novel pertama berjudul “Pulang” pada 2012, novel ini menceritakan empat wartawan Indonesia yang tidak bisa pulang akibat tragedi 1965. Diterjemahkan ke bahasa Inggris, Perancis, Italia, dan Belanda, novel ini mendapat penghargaan sebagai Prosa Terbaik dalam Khatulistiwa Award 2013. Selain itu, pada 2017 Leila meluncurkan novel keduanya yang tidak kalah mencuri perhatian, berjudul “Laut Bercerita”. Terinspirasi dari kisah nyata, novel ini bercerita mengenai aktivis yang diculik, disiksa, dan dihilangkan secara paksa selama aksi protes 1998, serta bagaimana dampaknya bagi keluarga aktivis. “Laut Bercerita” kemudian diangkat menjadi film yang diproduksi oleh Yayasan Dian Sastrowardoyo dan Cineria Films.
Dibalik Isu Humaniora dalam Cerita-ceritanya
Bekerja sebagai wartawan Tempo selama 28 tahun, membuatnya memiliki pemahaman yang mendalam mengenai isu-isu politik dan sejarah di Indonesia. Itulah sebabnya dua karya terakhir Leila, yakni “Pulang” dan “Laut Bercerita” mengangkat isu sejarah, politik, dan sosial secara kental.
Sebagai salah satu jurnalis dan penulis Indonesia, Leila ingin anak muda Indonesia dapat melihat buku sebagai kebutuhan bagi mereka.
“Jadikanlah buku sebagai sahabat dan bagian dari kebutuhan, bukan sekadar hobi. Anggaplah buku sebagai sesuatu yang tak bisa dipisahkan dari kehidupanmu, dengan sendirinya secara perlahan kegiatan menulis pun juga menjadi bagian dari kegiatanmu karena menulis dan membaca adalah satu paket kegiatan yang tak terpisahkan.”