Hi, Changemakers!
Belakangan ini banyak banget “konten konyol” yang berseliweran di media sosial. Kamu mungkin pernah melihatnya atau mempertanyakan motif di balik konten viral yang terkadang nggak masuk akal. Misalnya aja konten yang diunggah oleh seorang perawat, di aplikasi TikTok di mana ia seolah-seolah menceritakan fantasinya, saat memasangkan kateter, yaitu alat berupa tabung kecil yang fleksibel dan biasa digunakan pasien untuk membantu mengosongkan kandung kemih, pada pasien laki-laki seumuran.
Ada juga perawat yang memegang pipi bayi hingga terlihat memerah, bahkan ada seorang anak yang mencoba menghentikan paksa sebuah truk hingga tewas.
Nah, sebenernya kenapa sih, orang-orang kebelet viral sampai rela kehilangan reputasi, profesi bahkan juga nyawa? Ternyata ada alasannya, loh. Kita bahas, yuk!
FOMO (Fear of Missing Out)
FOMO adalah kondisi di mana seseorang takut ketinggalan sesuatu, bisa aja gaya hidup, pencapaian orang lain, atau tren yang lagi happening. Sama halnya dengan apa yang dialami para pelaku tren-tren ini. Mereka bakal merasa nggak tenang, kalau belum menjadi bagian dari tren tersebut. Mereka juga kerap membandingkan diri dengan orang lain, sehingga cenderung ingin menyamakan standar hidupnya dengan orang lain.
Butuh validasi
Sebenernya mungkin banyak dari kamu yang sering merasa butuh pengakuan dari orang lain atas apa yang kita lakukan atau pikirkan. Kalau dilakukan dengan wajar nggak apa-apa kok. Tapi kalau udah berlebihan hingga melakukan nekat, lebih baik kamu segera berhenti dan cari hobi lain.
Cuan dan ketenaran
Nggak sedikit loh, kreator dari konten semacam itu yang lebih cepat naik daun hingga muncul di berbagai acara TV nasional. Ya, meskipun mereka terkenal karena kontroversinya, tetap saja banyak pihak yang manfaatin situasi tersebut hingga jadi untung sama untung. Malu belakangan, yang penting cuan tetep jalan~
Hmm, ternyata gitu ya, alasan kenapa mereka ngebet viral. Kalau gitu, kita sebagai netizen budiman harus bijak saat upload konten, ya! Apalagi kalau mengatasnamakan atau menggunakan atribut suatu pihak, kamu berisiko menyalahi kode etik atau bisa-bisa diseret ke jalur hukum, loh!
Eiitss, nggak hanya upload konten, kamu juga harus berhati-hati dalam berkomentar. Jangan sampai seperti komentar-komentar ini nih, yang malah membenarkan tindakan yang salah, ckckck.
Duh, miris, ya! Padahal jejak digital serem dan nggak akan bisa ilang. Walau berniat menghibur, jangan sampai konten yang kita unggah jadi bumerang buat diri kita kedepannya. Ikutan tren boleh kok, tapi nggak semua harus diikuti.
Kalau cara aman main media sosial ala kamu gimana, sih? Tulis di kolom komentar, ya!