Hai, Changemaker!
Kamu pasti percaya dengan kekuatan kolaborasi, kan? Dengan berkolaborasi kita bisa membuat perubahan apapun masalahnya. Salah satunya adalah organizer Masyarakat Dan Perikanan Indonesia Foundation atau MDPI Foundation yang saat ini berkolaborasi dengan Campaign.com untuk menciptakan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan.
MDPI Foundation juga berusaha untuk menciptakan sistem perikanan Indonesia yang ramah lingkungan sekaligus memberdayakan nelayan-nelayannya. Hemmm, gimana tuh, caranya, ya? Daripada penasaran yuk kita kenalan lebih jauh bersama MDPI Foundation, dengan menyimak hasil interview Champ dengan Kak Prisillia Morley Loijens, Communications Officer di MDPI.
Q: Punten..Kak Prisillia nya ada kah? Champ mau nge-interview nih! (emot happy)
A: Halo Champ! Yuk kita mulai interview hari ini.
Sebelum kita mulai, bisa perkenalan singkat nggak Kak, tentang apa sih, sebenernya MDPI Foundation itu?
MDPI adalah organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 2013 untuk mewujudkan mata pencaharian yang berkelanjutan di masyarakat pesisir dan pengelolaan perikanan yang efektif di Indonesia. Fokus program MDPI mencakup data perikanan dan tata kelola, juga pengorganisasian masyarakat. Saat ini MDPI menjalankan program kerja di 7 provinsi di wilayah Indonesia timur: Maluku Utara, Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Wahh ternyata MDPI Foundation sudah beroperasi di 7 provinsi di Indonesia Timur ya, keren banget! Oiya, berbicara mengenai pengelolaan perikanan, sebenernya seberapa penting sih, peran ikan dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut? Mengapa harus terpaku pada permasalahan ikan? Nggak biota laut yang lain?
Indonesia menjadi salah satu negara produsen ikan dunia, beberapa di antaranya jenis ikan yang memegang peranan penting dalam perikanan nasional seperti tuna, cakalang, dan tongkol. Dalam cakupan pekerjaan MDPI, selain menjadi sumber mata pencaharian masyarakat pesisir, ikan juga merupakan salah satu kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.
Demi dapat terus memenuhi kebutuhan ini dan tetap menjaga keberlangsungan stok ikan, MDPI turut mendukung upaya pengelolaan perikanan berkelanjutan, terlebih khusus di sektor perikanan skala kecil yang mayoritas kontributornya adalah nelayan kecil.
Nelayan kecil kita begitu bergantung pada sumber daya perikanan sebagai sumber pendapatan sehari-hari mereka, baik melalui pasar lokal, nasional maupun internasional. Oleh karena itu, selain memfokuskan program pada perbaikan tata kelola perikanan, MDPI juga mendampingi nelayan kecil untuk terus meningkatkan kesadaran dan membangun kepedulian mereka terhadap pengelolaan perikanan berkelanjutan.

Sumber: https://www.instagram.com/p/COcShcNFly2/
Oke, berarti karena kebutuhan pangan lebih banyak berfokus pada ikan gitu ya Kak. Selanjutnya, gimana sih pendapat Kak Prisillia tentang “Semakin banyak manusia, semakin banyak kebutuhan atau permintaan terutama kebutuhan pangan, salah satunya ikan”? Apakah dengan adanya permintaan ikan di pasaran sangat tinggi dapat menjadi salah satu alasan terjadinya overfishing? Dengan alasan tersebut apakah bisa masih dibenarkan atau tidak?
Salah satu masalah terbesar di sektor perikanan dan penyebab terjadinya overfishing adalah illegal, unreported and unregulated fishing (IUUF). Penangkapan berlebih kerap terjadi bila kegiatan perikanan tidak dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku, hasil tangkapannya tidak dilaporkan atau laporannya tidak sesuai dengan hasil tangkapan yang sebenarnya, dan tidak diatur landasan hukum yang melindungi keberlanjutan sumber daya perikanan.
Dengan adanya rencana pengelolaan yang tepat, didukung rancangan yang mengedepankan perlindungan sumber daya perikanan, saya rasa permintaan ikan di pasaran dapat terus terpenuhi. Jadi, rasanya tidak perlu ada pembenaran atau permakluman bila terjadi peningkatan demand di pasaran, bahkan nelayan kita harus didorong untuk bisa memanfaatkan peluang pasar tersebut, sehingga mereka dapat terus mendapatkan manfaat ekonomi, konsumen bisa terus makan ikan, while at the same time menjaga kondisi stok ikan di laut.

Sumber: https://www.instagram.com/p/CNW7dYZFP8G/
Faktanya memang benar, overfishing telah terjadi, tapi inilah alasan kenapa kita semua harus bergerak untuk memperbaiki keadaan perikanan kita; bukan hanya dari sisi pemerintah yang harus berbenah peraturan dan kebijakan, tapi bagaimana kita juga bisa membantu nelayan agar menjadi lebih aktif terlibat dalam perancangan kebijakan tersebut, dan mematuhi kebijakan yang diberlakukan, berhubung mereka lah yang terlibat langsung dalam kegiatan perikanan.
When we hear about fishing, kebanyakan narasi bercerita tentang big-scale fishing dan overfishing, jadi terkesan perikanan itu tidak baik dan jadi muncul juga dorongan untuk stop makan ikan. Kita jadi lupa bahwa mayoritas masyarakat kita sudah hidup berdampingan dengan laut dan melakukan kegiatan penangkapan ikan secara turun-temurun. Tidak seharusnya kita menghentikan kegiatan perikanan, karena musuh kita bukan perikanannya, tapi orang-orang yang melakukan praktik perikanan yang tidak bertanggung jawab.

Sumber: https://www.instagram.com/p/Cd718SILOGd/
Ohh gitu, terus apa sih indikator ketika seseorang telah melakukan overfishing?
Overfishing mengacu pada situasi di mana tingkat penangkapan ikan lebih besar dari jumlah stok maksimum yang dinyatakan lestari atau sehat. Misal: hasil asesmen stok 2021 menyatakan jumlah stok lestari adalah 1000 ton/tahun, sementara jumlah penangkapan yg tercatat mencapai >1000 ton.
Ada juga istilah "growth over-fishing" di mana ikan yang belum dewasa (immature) terlalu banyak tertangkap sehingga jumlah ikan yang tersisa tidak mampu tumbuh untuk mendukung tercapainya jumlah stok yang lestari.
Selain itu ada "recruitment overfishing" akibat terlalu banyak tertangkapnya ikan dewasa (matured) sehingga jumlah ikan dewasa yang tersisa tidak mampu bereproduksi untuk mendukung tercapainya jumlah stok yang sehat.
Sedangkan overfished mengacu pada situasi di mana jumlah stok ikan tidak lagi mampu bereproduksi untuk mencapai jumlah stok sehat.
Catatan: ada kemungkinan stok ikan terjadi over-fished, namun tidak terjadi over-fishing.
Ciri-ciri umum keadaan perikanan mengalami overfishing dan overfished: terjadi penurunan rata² jumlah produksi perikanan secara berkala dan/atau terus menurunnya ukuran ikan yang tertangkap.

Sumber: https://www.instagram.com/p/Ceu3647LD0L/
Kalau gitu, gimana sih cara terbaik untuk mengelola sumber daya laut tersebut?
Pengelolaan perikanan yang efektif membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan di bidang perikanan, termasuk para nelayan kecil dan pemeran industri, bahkan akademisi hingga LSM. Setiap stakeholder memiliki kapasitas masing², contohnya melalui penyusunan kebijakan yang berpihak pada keberlanjutan, menjalankan aktivitas perikanan tangkap yang bertanggung jawab, hingga mendukung penelitian demi mencari solusi terbaik. Upaya peningkatan kesadaran juga penting dilakukan di tingkat masyarakat, termasuk untuk mengajak konsumen agar lebih aktif memastikan bahwa produk perikanan yang mereka konsumsi tidak berasal dari IUU fishing.

Sumber: https://www.instagram.com/p/CcHxKT-LOsb/
Bekerja sama dengan Lingkar Madani, MDPI Foundation membuat kampanye #MancingSatusatu dengan mengajak sebanyak mungkin Changemakers ikutan Challenge Mengenal Perikanan Skala Kecil. Dengan menyelesaikan Challenge, kita pun membuka donasi sebesar Rp50 ribu. Nantinya donasi tersebut akan digunakan untuk apa, dan siapa saja penerima manfaatnya?
Donasi akan digunakan untuk produksi ragam media informasi dalam mendukung upaya edukasi dan peningkatan kesadaran di masyarakat pesisir dampingan MDPI
Ada nggak sih Kak, pengalaman personal Kak Prisillia yang menginspirasi adanya kampanye sosial ini?
Sejak kecil saya tinggal di kota yang berdekatan dengan laut, sehingga ikan menjadi salah satu makanan utama yang disajikan di rumah. Makin kesini makin sering mendengar isu perikanan yang disebabkan oleh praktik penangkapan yang tidak ramah lingkungan, padahal sebenarnya banyak nelayan kecil yang masih menggunakan alat tangkap ramah lingkungan seperti pancing ulur. Kampanye ini bertujuan untuk menjangkau generasi muda dan teman-teman lainnya di luar lingkaran perikanan untuk meningkatkan pengetahuan tentang perikanan skala kecil, khususnya yang menggunakan metode pancing satu-per-satu seperti handline, dan kontribusi nelayan kecil dalam upaya pengelolaan perikanan berkelanjutan di Indonesia.

Sumber: https://www.instagram.com/p/CNbv7JTlqJW/
Wahh ternyata terinspirasi dari pengalaman Kak Prisillia sebagai anak pesisir ya. Kalau gitu, Adakah closing statement yang ingin kakak sampaikan ke audiens kita?
Saya harap melalui kampanye #MancingSatuSatu makin banyak generasi muda yang mengenal tentang perikanan dan nelayan skala kecil serta metode tangkap ramah lingkungan yang masih mereka terapkan turun-temurun hingga sekarang. Sebagai masyarakat Indonesia, penting juga untuk mendukung upaya pengelolaan perikanan berkelanjutan di negara kita agar selain sumber daya perikanan kita tetap terjaga, perekonomian nelayan kita bisa terus berlanjut, dan kita pun bisa terus makan ikan 😁

Sumber: https://www.instagram.com/p/CR-c-vKltED/
Nah itu dia perkenalan singkat tentang organizer MDPI Foundation. Sangat progresif ya, Changemaker! Nggak disangka, perikanan skala kecil dengan menggunakan metode tradisional justru dapat menciptakan perikanan yang berkelanjutan sekaligus memberdayakan nelayan-nelayan kita. Nggak cuma itu, penangkapan ikan juga harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai IUUF, untuk menghindari terjadinya overfishing atau penangkapan ikan berlebih. Kamu juga bisa mendukung, MDPI Foundation untuk terus menciptakan perikanan Indonesia yang maju dan berkelanjutan dengan ikut dan selesaikan Challenge Mengenal Perikanan skala kecil dengan #MancingSatuSatu bersama MDPI.