Hai, Changemakers!
Kalau kamu kuliah di luar negeri, pasti sering dong cari informasi dan tips-tips buat dapet beasiswa? Nah, content creator satu ini sepertinya sering muncul di beranda Instagram kalian, deh. Yep, Solah Ayubi!
Masih berstatus sebagai mahasiswa Hubungan Internasional, Solah Ayubi sudah menunjukkan sisi kreatifnya melalui konten Instagram dengan followers mencapai lebih dari 19 ribu orang. Solah Ayubi sering sharing terkait kiat lolos beasiswa luar negeri dan suka ngasih rekomendasi buku-buku yang sudah ia baca.
Champ sempat ngobrol dengan Solah Ayubi beberapa waktu yang lalu dan membahas pentingnya literasi dalam berkreasi, terutama untuk anak muda Indonesia. Yuk, kita simak ya!
Hai, Solah! Makasih ya, udah bersedia untuk diwawancarai oleh Champ. Boleh perkenalan diri kamu dong: apa profesi kamu dan lagi sibuk apa saat ini?
Halo, nama lengkapku Muhamad Solahudin Al-Ayubi, biasa dipanggil Solah atau Ayub ataupun Muhamad. Aku menjadi satu-satunya di keluarga yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi dari 6 bersaudara yang ada. Aku memiliki background bersekolah di Pesantren di daerah Bogor. Aku sendiri sekarang masih meniti karir hehe berstatus sebagai Mahasiswa tingkat akhir jurusan Hubungan Internasional di Universitas Muhammadiyah Malang.
Kesibukan aku saat ini bergabung di organisasi non profit PPI Dunia, jadi konten kreator di Instagram, narasumber di beberapa Webinar nasional, dan mempersiapkan kelulusan, persiapan kerja dan beasiswa S2. Nah, aku juga sedang mempersiapkan diri buat hadir di acara UN Korea Selatan tepatnya di Jeonju, Korea Selatan sebagai delegasi Indonesia di bidang International Youth Day Forum. Doain ya semoga lancar, aman, sehat dan bisa membawa nama baik Indonesia. 🙏😊
Wah, kegiatan kamu cukup padat ya sebagai mahasiswa! Keren banget! Oh iya, salah satu kesibukan kamu kan menjadi content creator nih, melalui postingan di Instagram, kamu sering share juga terkait buku-buku yang recommended. Nah, menurut kamu seberapa penting membaca buku dibutuhkan oleh anak muda saat ini?
Menurut aku membaca penting banget untuk generasi muda saat ini. Tapi yg lebih penting adalah mendefinisikan apa itu membaca. Bagi aku, membaca memiliki dua konteks pengertian.
Pertama membaca secara tekstual:
Membaca secara tekstual berarti kemampuan kita sebagai anak muda dalam membaca dan menganalisis sebuah bacaan seperti buku, jurnal artikel, berita dll. Kemudian memahami secara komprehensif melalui proses analisa dan proses berpikir kritis, sehingga apa yg kita baca bukan hanya menjadi bahan bacaan saja namun juga menjadi tambahan ilmu yg dapat kita filter dan implementasikan.
Kedua, membaca secara kontekstual:
Artinya kemampuan kita sebagai anak muda dalam membaca situasi (masalah, konflik, tantangan). Kemampuan ini, menurut aku juga penting karena kita dapat lebih sadar dengan masalah di sekitar kita dengan bersmubangsih untuk memberikan solusi, dan kontribusi nyata dalam mengatasi masalah tersebut baik secara ide, riset, teknis, atau praktis.
Jadi aku bener-bener ngajak anak muda lainnya untuk bisa dan gemar membaca bukan hanya tekstual namun juga kontekstual.
Bener banget nih apa yang udah kamu sampaikan. Terus apa sih yang buat kamu suka baca buku? Pernah malas atau bosan gak sih membaca buku ataupun teks panjang seperti jurnal/artikel ilmiah gitu? Share tips & tricks membaca buat changemakers dong!
Yang buat aku gemar membaca adalah simple yaitu karena aku merasa bodoh. Aku selalu yakin bahwa buku adalah jembatan untuk melihat dunia lebih luas. Kita bisa melihat perspektif berbeda dengan gaya pemikiran dan tulisan yg beda dari setiap penulis. Kemudian yg buat aku lebih gemar membaca adalah karena setiap kali membaca aku suka menemukan hal baru. Kadang di pertengahan baca jurnal misal, aku kadang bilang "Ohhhh gini toh, wah gila ya, wah ternyata selama ini... “
Sesuatu yang baru itu membuat aku selalu penasaran dengan pemikiran dari para penulis. Membaca memberikan aku kepuasan tersendiri khususnya untuk makanan otak dan pengetahuanku.
Sering sih ngerasa males. Aku juga manusia. Jujur, aku juga suka bau kertas, agak aneh sih. Alasan itu juga yang buat aku suka baca buku. Dibanding baca online, aku lebih suka baca di buku. Dulu, kadang sulit beradaptasi dengan e-book ataupun e-journal. Namun seiring berjalannya waktu, aku mulai terbiasa.
Aku gak punya tips yg partikular sih kalo lg males baca. Tapi, sewaktu aku malas aku suka ganti kegiatan membaca dengan kegiatan lain yg hasilnya sama-sama baik (produktif) misalnya berdiskusi dengan teman, membaca webtoon, menonton, beresin kamar atau edit video.
Intinya jangan buat kegiatan harian menjadi monoton dan akhirnya kita malas. Itulah kenapa aku suka ganti kegiatan namun dengan catatan hasil nya adalah sama untuk kebaikan dan growth diri aku.
Kamu juga sering share terkait tips beasiswa luar negeri, kenapa sekolah di luar negeri menjadi hal yang patut dicoba? Apa yang membedakan pendidikan dalam negeri dengan luar negeri dari segi literasi?
Ketika aku masuk jurusan HI, aku belajar dari kata-kata Seymour Martin Lipset, seorang politikus asal Amerika yang pernah berkata "Those who only know one country, knows no country" siapa yg cuma tahu satu negara, maka dia sesungguhnya tidak tau negara sama sekali. Imam Syafii juga pernah bersyair "Saafir tajid iwadon aman tufariquhu" yang artinya pergi lah, maka kamu akan menemukan hal yg baru dari apa yg kamu tinggalkan.
Syair Imam Syafi'i yang aku pelajari ketika mondok inilah yang memotivasi aku untuk mencoba kuliah dengan beasiswa luar negeri. Kiai aku juga sering cerita di setiap Apel hari senin tentang alumni yang berhasil kuliah di luar negeri.
Faktor tersebut yang membuat aku selalu excited untuk kuliah di luar negeri. Ada banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan baik dari ilmu pengetahuan atau pengalaman. Aku juga belajar banyak tentang keberagaman dan sense of tolerance. Aku belajar untuk menghormati perbedaan dan menghargai setiap pertemuan. Aku juga belajar budaya baru baik dari segi sosial, kehidupan dan pendidikan. Belajar di luar negeri juga memberikan aku semangat nasionalisme yang lebih tinggi. Aku belajar untuk lebih mensyukuri hidup serta belajar untuk lebih mandiri. Belajar beradaptasi dengan budaya pendidikan yang cukup berbeda dengan Indonesia dan tentunya berbagi ide dan gagasan lintas negara.
Terlebih, mendapatkan beasiswa ke LN adalah mimpi aku sejak kecil. Hal itu juga adalah mimpi almarhum ayah aku. Sejak mondok, almarhum ayah aku suka bilang "Kamu harus kuliah dengan beasiswa" dan keinginan tersebut alhamdulillah sedikit demi sedikit terwujud.
Bagi aku, pendidikan di luar negeri dan Indonesia memiliki beberapa perbedaan yg cukup signifikan khususnya dalam bidang literasi. Hari pertama aku belajar di Inggris, aku sempat merasakan culture shock karena teman-teman kelas benar-benar fokus pada iPad dan laptop mereka.
Mereka membaca bahan bacaan yg disediakan untuk persiapan kelas. Belum lagi, tidak ada yg akan menyudutkan kita ketika kita berpendapat. Hanya ada diskusi dengan saling menghargai pendapat, kritik dan masukan. Dosen di sana juga sangat kooperatif, jika kita mengalami kesulitan kita dapat email mereka dan mereka akan menjawab pertanyaan kita.
Hebatnya lagi, dosen di sana tidak gengsi jika mereka tidak dapat menjawab pertanyaan. Mereka akan meminta izin untuk menanyakannya kepada yang lebih expert. Pernah satu kali aku bertanya, kemudian dosen menjawab di email dengan panjang lebar bahkan memberikan beberapa bahan bacaan yang dapat membantu aku memahami apa yang aku tanyakan, dan memberikan beberapa rekomendasi seminar umum tentang topik pertanyaanku untuk diikuti! What a great answer I ever had!
Dengan memperbanyak literasi, mendorong kreatifitas kamu secara signifikan gak, terutama dalam berkreasi melalui media sosial?
Tentu, literasi amat sangat membantu aku untuk lebih kreatif dalam membuat konten. Ada banyak konten yang hasilnya adalah dari bahan bacaan aku, pengalaman aku, dan beberapa hal yang mudah-mudahan bermanfaat untuk yang lain. Aku rasa, media sosial saat ini adalah platform yang dapat menjadi ruang untuk meningkatkan literasi juga. Oleh karenanya, aku berusaha untuk ikut memanfaatkan hal tersebut dengan menyebarkan nilai positif dan bermanfaat.
Kedepannya, rencananya konten kreatif apa yang bakalan kamu bagikan dan apa alasannya?
Selain konten tentang beasiswa, aku juga berencana untuk share tips tentang penulisan jurnal atau penelitian, kisah inspiratif dan beberapa tips tentang self development untuk anak muda dan Mahasiswa.
Terakhir nih, apakah memperbanyak literasi membantu kamu untuk mencapai mimpi-mimpi kamu sebagai anak muda Indonesia? Ceritain berdasarkan pengalaman kamu ya
Sangat amat membantu. Literasi menurut memiliki arti yang syarat makna. Orang-orang sekarang memahami literasi hanya sebatas membaca buku. Padahal maknanya luas. Literasi merupakan sebuah kemampuan untuk memahami secara keseluruhan baik secara tekstual dan kontekstual saat membaca dan menulis. Artinya kita paham informasi dan data yang terkandung di dalam bacaan dan dapat mencerna serta mengolahnya menjadi pengetahuan bermanfaat. Kemampuan literasi ini sangat membantu aku saat kuliah, karena dengan demikian aku juga belajar untuk berpikir lebih kritis serta build up argumentasi dan gagasan. Kemampuan tersebut juga membantuku untuk mendapatkan berbagai kesempatan yg sangat luar biasa seperti menang di perlombaan nasional/internasional, menjadi speaker muda, riset dan penelitian hingga berbagai beasiswa luar negeri baik berupa konferensi, relawan, short course, student mobility program dan youth exchange program.
Salah satu contohnya, tahun 2021 kemarin aku diterima di program Indonesian International Students Mobility Awards dari Kemdikbud dan LPDP. Sebuah beasiswa untuk mahasiswa Indonesia belajar 1 semester di salah satu dari 300 PTLN (Perguruan Tinggi Luar Negeri) terbaik dunia. Aku belajar di University of Glasgow dengan bidang study social sciences. Menurutku salah satu hal yang menjadi kompetensi yang dibutuhkan adalah kemampuan literasi. Begitu pula dengan kegiatan lain yang aku ikuti, literasi menjadi salah satu kemampuan krusial yang membantu aku lulus dalam kegiatan tersebut.
Dari wawancara di atas, Champ jadi tahu pentingnya literasi untuk anak muda Indonesia. Ternyata memperbanyak literasi menjadi kunci untuk memahami berbagai hal. Yuk mulai perbanyak literasi dari sekarang ya, Changemakers!
Pada momen peringatan Hari Kemerdekaan ini kita tunjukkan dengan aksi nyata mendukung pendidikan dengan mengikuti Challenge di bawah ini!