Hai, Changemakers!
Kamu pernah denger tentang isu food waste, nggak? Itu loh, isu tentang limbah dari makanan sisa. Isu ini dilabel oleh Vox sebagai salah satu isu lingkungan terbodoh di dunia, karena perbuatannya yang cukup “sepele”, namun menghasilkan dampak yang setara dengan emisi gas karbon dari kendaraan! Kaget nggak?
Sumber: pewtrusts.org
Food waste terjadi ketika hasil produksi makanan terbuang secara cuma-cuma, contohnya bisa dari hasil panen yang buruk, penyimpanan makanan yang kurang baik, kurangnya demand produk di pasar, dan makanan yang nggak kita habiskan. Padahal, di luar sana banyak sekali orang yang kesusahan untuk mendapatkan makanan, eh kita justru menyia-nyiakannya. Akhirnya, semua ini akan berujung pada penumpukan sampah makanan yang menghasilkan gas metana dan karbondioksida berlebih. Dampaknya nggak main-main loh, Changemakers!
Ketika food waste terjadi, kita nggak cuma membuang-buang makanan, tapi juga menyia-nyiakan seluruh energi yang digunakan untuk memproduksi makanan tersebut, contohnya: energi air, tanah, tenaga kerja, bahan bakar minyak, dan masih banyak lagi. Sedangkan, gas metana dan karbondioksida yang dihasilkan dari penumpukan sampah makanan itu akan meningkatkan gas emisi rumah kaca. Dampak nyata yang sekarang terjadi di sekitar kita adalah meningkatnya suhu bumi, naiknya air permukaan laut, dan bencana alam di mana-mana.
Sumber: livescience.com
Isu ini lah yang menjadi kekhawatiran Kak Steven Nurak (@snurak22) , Changemakers of the Month edisi Agustus. Dalam mengatasi permasalahan food waste, Kak Nurak menyelesaikan Challenge Kosongkan piringmu untuk mengisi piring mereka #EmptyYourPlate - SOS Bali. Menurutnya, masih banyak orang di luar sana yang lebih membutuhkan ataupun nggak bisa mendapatkan makanan satupun. Maka dari itu, ia selalu menghabiskan makanannya tanpa sedikit pun tersisa.
“Saya ingin membantu orang - orang yang lebih membutuhkan bantuan dan semoga dengan aktif mengikuti challenge banyak orang bisa terbantu, terlepas dari kesusahan dari masalah. Untuk alasannya,memang dari dulu saya udah aware. Selalu, ketika saya keluar rumah, sendiri atau bareng keluarga atau teman, pasti saya selalu melihat seorang diri tidur di jalanan, atau sekeluarga bersama anak membawa gerobak yang digunakan sebagai tempat tidurnya, ketika saya melihat mereka, saya selalu berimajinasi dan berpikir, “bisa saja ketika saya lahir, takdir saya seperti mereka, bukan yang sekarang ini” Selalu, pemikiran tersebut melewati pikiran saya ketika saya melihat orang kesusahan. Hal tersebut membuat saya menjadi bersyukur atas segala hal yang saya miliki dan juga menjadi dorongan kepada saya untuk membantu orang - orang tersebut”
Location
