#ForABetterWorldID

Serba-Serbi Berita Kenaikan Harga BBM

profile

campaign

Update

Hai, Changemakers!



Pada hari Sabtu (3/9), pemerintah akhirnya resmi mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Pertamina, mulai dari penugasan, subsidi, dan non-subsidi. Harga baru BBM mulai berlaku pada Sabtu sore kemarin. Berikut adalah rincian beberapa BBM yang harganya naik:


  • Pertalite, dari harga Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.

  • Solar Subsidi, dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter.

  • Pertamax, dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.



Disebutkan kalau harga BBM subsidi harganya berbeda-beda di tiap daerah, nih. Tapi, yang pasti semuanya mengalami kenaikan. Jelas aja, isu kenaikan BBM menjadi topik pembahasan oleh netizen di media sosial. Masyarakat merasa keberatan dengan kenaikan harga BBM. Banyak yang mengeluhkan harga-harga yang melambung naik, akibat dari kenaikan harga BBM, sementara penghasilan yang didapatkan nggak bertambah. 

image

image

image

Sumber: Twitter


Banyak juga yang merasa ‘di-prank’, karena sempat ada isu kalau harga BBM akan naik di tanggal 1 September, dan akhirnya nggak jadi. Batalnya kenaikan harga BBM di tanggal 1 September membuat masyarakat sempat bernafas lega. Namun, sekarang orang-orang menyayangkan berita naiknya bahan bakar yang dikatakan cukup mendadak.



Harga Minyak Mentah Dunia Lagi Turun, Kenapa BBM Justru Naik?


image

Sumber: m.bisnis.com


Jika dilihat dari bulan Agustus, harga minyak mentah dunia bisa dikatakan terus melandai. Terus, kenapa harga BBM malah naik, ya? Ternyata, disebutkan kalau penurunan harga minyak nggak cukup untuk menekan biaya subsidi BBM. Biaya subsidi yang harus dibayar oleh pemerintah berpotensi akan terus membengkak, apabila harga Pertalite dan Pertamax tetap ditahan oleh pemerintah. Singkatnya, harga BBM subsidi yang naik ini nggak cuma dipengaruhi oleh harga minyak global, tetapi ada hal-hal lain yang juga memengaruhi. 


Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, menyebutkan kalau nilai tukar rupiah dan konsumsi menjadi parameter lain dalam perhitungan subsidi. Ia melihat dengan harga BBM subsidi yang rendah, akan mendorong masyarakat untuk terus menggunakan bahan bakar secara berlebihan dengan menggunakan kendaraan pribadi, dan cenderung nggak memanfaatkan transportasi umum.




 Penggunaan BBM subsidi yang berlebihan ternyata berdampak pada pasokan BBM yang menipis. Kuota Pertalite dan Solar Subsidi diperkirakan hanya cukup sampai bulan Oktober 2022 aja. Dengan tingginya permintaan untuk kebutuhan BBM subsidi, tentu akan menggerogoti anggaran subsidi. Makanya,  kenaikan harga menjadi cara untuk menekan konsumsi BBM subsidi. 


Hmm, rumit juga ya, Changemakers. Di satu sisi, anggaran subsidi akan terus membengkak kalau harga BBM nggak naik. Di sisi lain, banyak orang yang juga terkena dampak akan kenaikan harga BBM. Mulai dari kenaikan harga angkutan darat, hingga lonjakan harga pangan berpotensi menjadi dampak dari kenaikan BBM.


Masyarakat Ramai-Ramai Beralih ke Vivo


image

Sumber: Transonline.com


Tau nggak, sih? Setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi di Pertamina, banyak orang yang ramai-ramai mengantri untuk membeli bahan bakar di SPBU Vivo, karena harganya yang lebih murah dibandingkan dengan Pertamina. Dari beberapa informasi, Vivo menurunkan harga bahan bakarnya, seperti untuk jenis Revvo 89 yang harganya menjadi Rp 8.900 per liter, Revvo 92 dengan harga Rp 15.400 per liter, dan Revvo 95 menjadi Rp 16.100 per liter. Penurunan harga bahan bakar di Vivo merupakan upaya untuk menghabiskan stok bahan bakar jenis Revvo 89 milik mereka. 


Eits, kayaknya masyarakat harus siap-siap kecewa nih, karena Vivo diminta untuk ikut menaikan harga bahan bakarnya! Hal ini disampaikan oleh Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji. Ia mengakui kalau udah ada obrolan dengan pihak manajemen Vivo terkait hal tersebut. Untuk besaran kenaikan harganya, akan menjadi kewenangan dari pihak manajemen.


Bantuan Dari Pemerintah

Usut punya usut, bantuan subsidi BBM yang disalurkan oleh pemerintah selama ini ternyata dialihkan untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang menurut Presiden Joko Widodo, masyarakat lebih menyukai bantuan ini. Pak Jokowi menyampaikan kalau subsidi BBM banyak dinikmati oleh masyarakat yang tergolong mampu. Inilah yang akhirnya mengalihkan subsidi BBM menjadi BLT untuk masyarakat, agar lebih tepat sasaran. Pengalihan ini juga yang menyebabkan kenaikan harga BBM. Masyarakat yang kurang mampu akan menerima BLT sebesar Rp 150.000 per bulan. Pemberian BLT dimulai di bulan September ini, dan akan dilakukan selama 4 bulan. 


Hmm, bingung juga kalau semua harga serba naik. Semoga aja ada jalan keluar terbaik untuk semua pihak, agar nggak ada satu pihak yang merasakan kesulitan karena kenaikan harga BBM ini. Kalau menurut Changemakers gimana? Share pendapat kalian di kolom komentar, ya! Kamu juga bisa bantu membuat perubahan di Indonesia melalui Challenge di bawah ini!


heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone